Anda di halaman 1dari 2

5.

Kisah si Kancil dan Siput

Si kancil merasa kalau dirinya paling hebat. Kancil yakin paling cerdik dan pandai di antara
semua binatang hutan. Saking yakinnya, suatu hari Kancil menyombongkan diri di depan
binatang lainnya.

“Kalian tidak akan menemukan binatang secerdik dan sepintar aku!” serunya sambil
melompat-lompat di depan teman-temannya yang sedang mencari makan.

Si Kancil berseru-seru terus dengan penuh semangat menyombongkan diri. Semua temannya
merasa kesal dengan kelakuan Kancil yang mendadak jadi sombong. Mereka memang
mengakui kecerdikan si Kancil, tapi tidak suka dengan tingkahnya hari ini.

Siput juga mendengar tentang kesombongan Kancil. Ia menunggu-nunggu Kancil lewat di


depannya.

“Hai, Kancil. Kamu kelihatan senang sekali hari ini,” tegur Siput ketika Kancil lewat.

Kancil menghampiri Siput dengan penuh percaya diri. “Tentu saja, kawan. Karena aku adalah
binatang paling cerdik!” serunya.

Siput mendengus kesal. “Kamu salah, Kancil! Akulah yang paling cerdik!” bantah Siput
tegas. “Untuk membuktikannya aku menantangmu lomba lari,” ucap Siput.

Kancil tertawa keras. “Mana mungkin kamu lebih cerdik dari aku. Mana mungkin juga kamu
yang sekecil itu menang lomba lari,” hinanya sambil tertawa.

Tapi Siput bersikeras untuk lomba lari. Akhirnya Kancil menyanggupi tantangan itu sambil
tak henti tertawa. Si Siput membiarkan Kancil tertawa senang. Padahal ia telah merencanakan
sesuatu yang cerdik. Siput mengumpulkan saudara dan teman siputnya. Kemudian ia
meminta agar besok mereka berbaris sepanjang jalur lomba lari.

“Ingat. Setiap Kancil memanggil aku, kalian yang harus menjawab!” perintahnya pada semua
siput.

Keesokan harinya si Kancil berlomba dengan senang hati. Pada saat hitungan ketiga
diteriakkan oleh wasit, si Kancil dan siput langsung berlari kencang. Tentu saja larinya siput
tidak akan mungkin kencang. Kancil pun meyakini hal itu. itu sebabnya ia berlari kencang
dengan gembira.

Kancil berhenti ketika yakin sudah jauh meninggalkan Siput. “Hei, Siput kamu di mana?”
teriaknya ke arah belakang.

“Aku di sini!” jawab Siput dari arah depan.

Kancil terkejut ketika mendengar jawaban Siput dari arah depan. Kemudian bergegas berlari
secepat mungkin lagi. Padahal ia yakin kalau Siput ada di belakangnya tadi. Setelah berlari
cukup jauh, si Kancil berhenti lagi.

“Hei, Siput! Kamu pasti di belakang, ‘kan?” teriaknya memanggil-manggil.


“Tidak. Aku di depan!” jawab Siput lagi.

Kancil terkejut, bagaimana mungkin Siput ada di depannya terus? Kancil lalu berlari lagi
sekuat tenaga. Ia sama sekali tidak menyadari kalau yang menjawab adalah siput-siput yang
lain. Kejadian itu berulang beberapa kali, sampai akhirnya garis finish terlihat.

Kancil berlari sekencang mungkin untuk melewati garis finish. Ia yakin Siput telah kalah.

“Lihat aku menang!” Si Kancil berseru-seru kegirangan.

Tiba-tiba terdengar suara Siput yang membuat Kancil jatuh terduduk karena kaget. “Kamu
salah! Aku sudah dari tadi di sini.” Si Siput menghampiri Kancil yang tengah terkejut.

“Kamu mengalahkanku!” seru Kancil tak percaya.

“Tentu saja. Jadi aku lebih cerdik darimu bukan?” tanya Siput, senang melihat Kancil yang
tengah kecewa.

“Iya, kamu lebih cerdik dari aku,” jawab Kancil sedih dan malu.

Kancil kemudian meminta maaf pada Siput karena telah sombong. Siput memaafkannya, dan
berkata pasti ada yang lebih cerdik dari mereka berdua. Itu sebabnya sombong itu tidak baik.
Karena setiap binatang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai