(Skripsi)
Oleh
AHMAD SYARIF FATHUR ROHMAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH VARIASI DIAMETER DAN TINGGI RUANG BAKAR
TERHADAP UNJUK KERJA TUNGKU PEMBAKARAN
Oleh
Ahmad Syarif Fathur Rohman
Generally, this stove is made of clay or red brick. The major problem in this
conventional stove is less efficiency in burning process. The effort that can be
made is by improving the furnace design and furnace building material so that
maximum combustion efficiency can be obtained and can reduce the duration of
cooking time. Therefore, in this study, the making and testing of redesign of
double chambers furnace using SK-32 type refractory bricks were carried out. The
aim of this study is to determine the effect of comparison of the diameter and
height of the main combustion chamber on the double chambers furnace on the
stove with height variation of the combustion chamber 35 cm, 40 cm, 45 cm and
the variation of the combustion chamber diameter 53 cm, 59 cm and 65 cm. After
that an analysis of the factors that influencing the value of the thermal efficiency
of the furnace and the thermal efficiency calculation of the furnace are carried out.
The results of this study are obtained that the highest value of thermal efficiency
40 cm high by 34% for 32 minutes. The fastest testing time occurs for 21 minutes
furnace of 29%.
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
اﻟﺮ ﺣﯿﻢ
ؔ اﻟﺮ ﺣﻤﻦ
ؔ ﺑﺴﻢ ﷲ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
(Q.S Al-Insyirah : 5)
(Imam Malik)
iv
RIWAYAT HIDUP
pertama dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Supriyadi dan Ibu
Siti Patoyah.
Negeri (MAN) 1 Lampung Timur tahun 2008 - 2011. Tahun 2011, penulis
sebagai Anggota Muda Baru periode 2011 - 2012, Anggota Muda Forum
Silaturahmi dan Studi Islam Fakultas Teknik (FOSSI FT) periode 2011-2012,
v
Sekretaris Bidang Minat dan Bakat HIMATEM periode 2012 – 2013, Sekretaris
Bidang Dana dan Usaha HIMATEM periode 2013-2014 dan Wakil Kepala Biro
PERKASA, Kab. Mesuji, dengan judul laporan “Analisa Keausan Nozzle pada
Lampung”. Pada awal tahun 2016, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang. Sejak bulan Oktober 2017
bimbingan Bapak Ir. Herry Wardono, M.Sc., selaku Pembimbing utama dan
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
2. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung.
3. Bapak Ir. Herry Wardono, M.Sc., selaku pembimbing I yang telah banyak
bimbingan kepada penulis sebelum, saat, dan setelah penelitian hingga skripsi
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Tenik Mesin Universitas Lampung yang telah
8. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, membiayai
9. Adikku Ahmad Bagus Fahrur Rizani (Bejok) dan Ahmad Qodaria Nur
Syamsu (Nung), terima kasih atas nasehat, doa, motivasi serta sabar
10. Sahabat Partner penelitian Ryan “Enggruk” dan Wahyu “embek” Gautama
penelitian
Fadly, Febri, Hari, Dedek, Ali, Purga, Ikhwan, Gembul yang telah menjadi
12. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas rasa kekeluargaan dan dukungan yang telah
Teknik Mesin Unila, Terimakasih banyak atas dukungan, bantuan dan saran-
14. Terima kasih kepada Lili Adiningsih yang telah memberikan semangat,
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu secara tulus memberikan
kalian berikan. Akhir kata, penulis memohon maaf kepada semua pihak apabila
skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oeh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR SIMBOL.............................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
B. Tujuan penelitian………………………………………………….……5
1. Kayu Karet………..................................................................…….15
5. Semen …………………………………………………………….24
6. Bata Merah.....…………………………………………………….25
1. Alat ………………………………………………………….……31
b. Meteran ……………………………………………………….31
c. Cangkul ……………………………………………………….32
d. Ember …………………………………………………………32
e. Cetok ........................................................................................32
h. Stopwatch ……………………………………………………..34
i. Termokopel …………………………………………………...34
j. Termometer …………………………………………..………35
k. Wajan …………………………………………………………35
2. Bahan ……………………………………………………………..36
e. Air …………...........…………………………………………..38
g. Kayu Karet…………………………………………………….39
B. Pembahasan ………………………………………………………......49
Lanjutan) ........................................................................................49
A. Kesimpulan …………………………………………………………...62
B. Saran ………………………………………………………………….63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 33. (atas) Variasi pengujian dengan tinggi 35 cm, 40 cm, dan 45 cm, (bawah)
Gambar 34. grafik rata - rata temperatur ruang bakar utama dan ruang bakar lanjutan
Gambar 35. grafik rata - rata temperatur ruang bakar utama dan ruang bakar lanjutan
Gambar 36. Temperatur maksimum pemanasan air di wajan 1 dan 2 yang dicapai
Gambar 37. Laju pemasakan air di wajan 1 dan 2 pada setiap variasi pengujian
tungku .......................................................................................................………......53
Gambar 38. Pengaruh variasi diameter dan tinggi ruang bakar utama terhadap
Gambar 39. Pengaruh variasi diameter dan tinggi ruang bakar utama (tobong 1)
Gambar 40. Nilai rata - rata efisiensi termal tungku berdasarkan tinggi ruang bakar
utama tungku.........................................................................................................…..57
Gambar 41. Nilai rata - rata efisiensi termal tungku berdasarkan diameter ruang bakar
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 6. Data hasil pengujian pengaruh variasi tinggi dan diameter tungku...............46
Tabel 7. Data hasil perhitungan dengan metode Water Boiling Test (WBT).....…….47
DAFTAR SIMBOL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lain kayu bakar, batok kelapa, serbuk gergaji, ampas tebu, sekam padi, dsb.
maupun industri masih sangat tinggi yaitu 35831 desa dari total 82190 desa
yang ada di seluruh Indonesia, atau sekitar 44% penduduk Indonesia masih
menggunakan kayu bakar sebagai sumber bahan bakar dalam memasak (BPS,
tergantung dengan kayu bakar untuk keperluannya, walaupun sampai saat ini
pemerintah sudah melakukan konversi dari kayu bakar menjadi gas LPG.
terbuat dari bahan tanah liat atau batu bata, namun material-material ini
dinding tungku dan terbuang ke udara luar dengan sia-sia. Selain itu, tanah
2
liat atau batu bata ini dapat menyebabkan kerugian pada ketahanan atau
keawetan tungku. Faktor bentuk tungku dan material yang masih sangat
aliran yang terbentuk ketika fluida (udara dan asap pembakaran) melalui api
unggun kayu bakar. Selain itu bentuk geometri ruang bakar, lubang
dihasilkan.
tahan lama, dapat menampung bahan bakar lebih banyak, serta dengan
lubang dibawah wajan, memperkecil kontak antara api dengan udara luar
lewat lubang kayu, serta mengisolasi dinding tungku yang bermaterial beton
bakar. Penelitian lain oleh Widiarto (2012) menyimpulkan bahwa celah udara
dengan adanya celah udara yang terbuka lebih luas, udara dan oksigen lebih
banyak yang masuk ke ruang bakar dan bereaksi dengan unggun api sehingga
bahan bakar yang digunakan semakin boros c) daya pembakaran dan daya
bersih yang dihasilkan akan semakin besar d) semakin rendah efisiensi (ɳ)
laju alir udara pada tungku menyebabkan bertambahnya suplai udara maka
meningkat. Semakin besar kecepatan aliran udara, maka suhu api yang
bakar.
4
ketebalan bahan untuk tungku dengan menggunakan beton, batu bata dan fire
tentang modifikasi tungku dengan menggunakan bata tahan api tipe SK32 dan
bakar.
udara masuk, kecepatan aliran udara masuk, volume ruang bakar, dan
yang belum dilakukan adalah tentang pengaruh volume ruang bakar terhadap
unjuk kerja tungku. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dilakukan
pembuatan dan pengujian variasi volume ruang bakar pada tungku 2 tobong.
dan tinggi ruang bakar utama pada tungku 2 tobong terhadap unjuk kerja
tungku pembakaran.
5
B. Tujuan Penelitian
C. Batasan Masalah
Batasan masalah diberikan dengan tujuan agar pembahasan dari hasil yang
didapatkan lebih terarah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini, yaitu :
dan variasi tinggi dari dasar tungku ke dudukan wajan sebesar 45 cm, 40
cm, 35 cm.
4. Material dinding tungku yang digunakan adalah lapisan bata tahan api
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan
Bab ini terdiri dari kajian pustaka dari penelitian terdahulu dan dasar teori
yang diambil dari buku serta jurnal yang digunakan sebagai pedoman dalam
penelitian ini.
pembakaran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Teori Pembakaran
Pembakaran adalah proses kimia dengan kehadiran banyak oksigen (Air Fuel
Ratio ≥ 6,25) yang menghasilkan panas yang besar dan merupakan fenomena
sebuah metode yang cukup efektif dan sudah terbukti dalam penanganan
sebagai bahan bakar, dimana karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dan unsur
combustible lainnya yang ada dalam biomassa bereaksi dengan oksigen maka
reaksi oksidasi atau reaksi kimia eksotermis. Panas hasil pembakaran dapat
digunakan sebagai sumber energi dalam siklus pembangkit uap yang dapat
energi listrik dengan emisi polutan yang rendah (ZiaHaq, 2002). Alur proses
bahan bakar, Oksigen (O2) dan sumber panas awal. Proses pembakaran akan
terjadi jika tiga jenis komponen ini dipadukan di dalam lingkungan yang
memadai. Tidak akan terjadi proses pembakaran jika salah satu dari tiga
komponen ini dihilangkan. Bahan bakar yang digunakan yaitu kayu bakar
Oksigen. Selain itu, komponen yang berperan sebagai sumber panas awal
Kayu bakar harus dibakar melewati 3 tahap berikut agar mendapatkan hasil
didalam kayu dikarenakan kayu memiliki kandungan air. Pada saat kayu
mencapai suhu 212oF atau 100oC, kandungan air dalam kayu akan
menguap karena suhu tersebut adalah titik uap air. Dan ketika permukaan
Setelah kandungan air dikeluarkan dari kayu dan suhu kayu mencapai
Gas-gas ini memiliki kandungan 60% dari potensial panas kayu dan
konveksi kalor yang cepat, dan udara masuk yang terlalu sedikit tidak
terbentuklah arang pada kayu (Charcoal). Arang kayu ini dapat terbakar
dalam jangka waktu yang lebih lama pada suhu yang lebih rendah.
Proses pembakaran adalah proses oksidasi cepat pada bahan bakar dengan
hasil akhirnya adalah panas (kalor) dan cahaya. Jika ada pasokan oksigen
jumlahnya yang mencapai 20.9% dari udara, maka Oksigen (O2) merupakan
10
salah satu elemen bumi paling umum dan paling berperan dalam proses
pembakaran.
Beberapa unsur dalam bahan bakar seperti karbon, hidrogen dan sulfur akan
karbon dioksida yang melepaskan kalor 8.084 kkal, uap air yang melepaskan
kalor 28.922 kkal dan sulfur dioksida yang melepaskan kalor 2.224 kkal.
kkal/kg karbon) unsur karbon juga dapat bersatu dengan oksigen sehingga
aliran turbulen di dalam ruang bakar dan sebagai pengatur temperatur selama
C + O2 CO2
S + O2 SO2
2 H2 + O2 2 H2O
11
dalam proses pembakaran dapat dihitung jumlah massa atau volume udara
C. Tungku Pembakaran
masyarakat, baik dalam skala lembaga, industri kecil maupun rumah tangga
(Grace Mulyono, 2009). berbagai jenis material seperti tanah liat, batu cadas,
batu bata-semen digunakan untuk membuat tungku masak serta ada tungku
cetak yang dibuat dengan sistem cor. Pada zaman sekarang tungku mulai
terjadi :
Tungku ini dibuat menggunakan tanah lempung dicampur abu sekam dan
dibakar seperti batu bata. Tungku ini menggunakan bahan bakar kayu,
menjadi arang kemudian diisi dengan kayu bakar selanjutnya. Tungku ini
Tungku yang dibuat dari tanah lempung dan tidak memiliki ruang panas
Tungku ini berbahan bakar arang yang diletakkan di cekungan atas, abu
Tungku yang dibuat dengan bata merah, tanah lempung dan semen.
Tungku ini menggunakan bahan bakar kayu dan memiliki dua tobong
Tungku dibuat dari bata merah yang dilumuri dengan adukan tanah liat
atau semen. Tungku ini menggunakan bahan bakar berupa kayu atau
bambu dan memiliki dua tobong atau lebih. Biasanya tinggi pada lubang
pertama, lubang kedua dan lubang ketiga memiliki tinggi yang berbeda,
ini adalah :
1. Kayu Karet
Kayu bakar adalah salah satu bagian dari biomassa yang merupakan
fosil, seperti kayu bakar yang berasal dari pohon karet, melinjo, akasia,
utama di Indonesia mencapai 280 juta Setara Barel Minyak (SBM) dan
bakar. Hal ini menuntut Kementerian Kehutanan untuk lebih aktif dalam
menurunnya kayu hutan akibat pengambilan kayu secara liar yang tidak
semi keras, dan termasuk kayu jenis lumayan berat dengan massa jenis
termasuk kelas kuat jenis ke-II, dan kelas awet jenis ke-III, sehingga
kayu karet dapat dimanfaatkan sebagai kayu alam alternatif untuk bahan
kadar air, dan persen abu. Analisis ini berguna untuk perancangan
sistem perlakuan abu pada tungku berdasarkan hasil uji dan analisis
oksigen, dll. Analisis ini berguna untuk menentukan jumlah udara yang
18
Untuk penelitian ini digunakan material pembuatan tungku berupa bata tahan
api, semen tahan api, sodium silikat, castable, ceramic wool, bata merah dan
semen.
Bata tahan api adalah material dari unsur alumina dan silika yang
yang terjadi pada saat pembakaran agar kalor tidak banyak keluar dari
adalah penyebutan lain untuk bata tahan api yaitu material yang dapat
suhu tinggi dan kontak langsung dengan material yang bersifat korosi.
diantaranya titik lebur yang tinggi, kekuatan yang bagus pada suhu tinggi
pemasangan, dan harga yang sesuai. Dalam penelitian ini digunakan bata
penghantaran panas)
20
Semen tahan api (fire mortar) berfungsi sebagai perekat batu tahan api.
mm.
21
Semen tahan api memiliki sifat tidak langsung mengeras sebelum terkena
2015).
3. Sodium Silicate
kuarsa. Saat ini sudah mulai berkembang pembuatan sodium silicate dari
Sifat silika pada permukaan logam memiliki daya tarik menarik antar
Ceramic wool blanket atau superwool blanket adalah isolasi tahan panas
yang berfungsi sebagai peredam panas yang bisa menahan panas sampai
temperatur 1200 oC, Ceramic wool terbuat dari alumina, silika, dan
oksida logam lainnya, atau yang jarang digunakan seperti silikon karbida.
23
Sebagian besar ceramic wool terbuat dari alumina dan silika dengan
alumina dan zirkona, terdiri dari setidaknya 80% dari satu oksida,
materialyang lebih kuat dalam meredam panas dan lebih awet dalam
5. Semen
Semen adalah salah satu bahan pelekat yang jika bercampur dengan air
dapat mengikat material padat seperti pasir dan batu menjadi sebuah
Adapun bahan dasar yang ada didalam semen adalah kalsium oksida
6. Bata Merah
Batu bata merah merupakan salah satu material penyusun dinding. Batu
bata merah terbuat dari olahan tanah liat yang dibakar sampai berwarna
rendah dari umumnya dan secara desain lebih indah dipandang. Ada
kalanya terdapat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda
Nilai pemanasan (heating value) merupakan jumlah panas yang dilepas oleh
sejumlah unit massa atau volume bahan bakar dalam reaksi pembakaran
sampai suhu bahan bakar setelah pembakaran sama dengan suhu awal bakar.
Nilai panas bahan bakar biomassa diartikan sebagai energi panas yang
dilepaskan pada saat oksidasi komponen kimiawi yang terdapat pada bahan
bakar. Kalor pembakaran dari suatu bahan bakar adalah kalor yang dihasilkan
dari proses pembakaran sempurna pada bahan bakar saat volume konstan.
Panas pembakaran pada bahan bakar dapat dinyatakan dalam Higher Heating
Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV). HHV adalah nilai kalor
pembakaran dari bahan bakar yang di dalamnya masih terkandung panas laten
uap air produk pembakaran. Sedangkan LHV tidah disertai dengan panas
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian water boiling test yaitu pengujian
seberapa banyak kalor yang digunakan untuk menguapkan air selama waktu
tertentu.
27
2011):
Jumlah karbon tidak terbakar ditentukan besarnya jumlah kayu yang tidak
(Badaruddin,2016):
Efisiensi termal tungku (η) adalah persentase dari jumlah kalor yang keluar/
dibutuhkan (Qout = Qs+Ql) dibagi dengan kalor yang masuk ke sistem (Qin)
(Mulyanto, 2016):
η= × 100%................................................................................(6)
sensibel (Qs) dan persamaan mencari kalor laten (Ql). kalor sensibel (Qs)
adalah jumlah kalor/panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air dari suhu
laten (Ql) adalah jumlah kalor/panas yang dibutuhkan untuk memanaskan air
28
dan mengubah wujud air menjadi uap air. Rumus kalor sensibel dan kalor
Qs = ṁ × ( − )………………………….........…………...(7)
Ql = ℎ ……...................…………………….........…………...(8)
Qin adalah energi panas yang masuk ke sistem (tungku), dalam pengujian ini
energi panas yang masuk ke tungku adalah panas dari pembakaran kayu
Qin = ṁ × …………………………………….......………......(9)
29
waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada Oktober 2017 sampai dengan
Juli 2018. Untuk tabel waktu dan tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat
pada Lampiran.
B. Tahapan Penelitian
Berikut dijelaskan beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
1. Studi Literatur
tahan api SK32, semen tahan api, sodium silikat, ceramic wool, bata
3. Pembuatan Tungku
4. Pengujian
sampai air mendidih dan massa sisa bahan bakar yang digunakan.
utama (tobong 1) sebesar 53 cm, 59 cm, 65 cm, dan 3 variasi tinggi dari
5. Analisis Data
tungku.
6. Penulisan Laporan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat
a. Selang waterpass
b. Meteran
diameter tungku
c. Cangkul
dan pasir.
d. Ember
e. Cetok
f. Gelas Ukur
g. Timbangan Digital
h. Stopwacth
i. Termokopel
j. Termometer
suhu udara lingkungan dan suhu dinding bata api bagian luar.
k. Wajan
terjadinya transfer panas antara api dan air. Wajan yang digunakan
2. Bahan
Adapun bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
Bata tahan api SK32 digunakan sebagai dinding bagian dalam pada
Semen tahan api jika dicampurkan dengan sodium silikat maka dapat
digunakan sebagai perekat batu tahan api dan untuk mencegah panas
c. Sodium Silicate
d. Ceramic wool
e. Air
Pada penelitian ini air digunakan sebagai media penerima kalor dari
g. Kayu Karet
Kayu karet disini digunakan untuk bahan bakar dari proses pengujian
3. Bata tahan api dipasang dengan perekat semen tahan api yang dicampur
4. Mal berbentuk lingkaran dibuat dari triplek untuk tungku tobong pertama
5. Bata tahan api diletakkan dengan perekat semen tahan api yang dicampur
pada bagian luar dinding bata tahan api dan bagian luar cerobong
8. Setelah ceramic wool terpasang di setiap bagian luar dinding bata api,
wajan lalu ditempelkan adukan semen agar api dari proses pembakaran
10. Setelah itu membuat variasi diameter tungku utama (tobong 1) sebesar 53
cm, 59 cm, 65 cm, dan variasi tinggi dari dasar tungku ke dudukan wajan
E. Prosedur Pengujian
cm, 40 cm, 45 cm
pengujian.
3. Bahan bakar kayu karet dengan ukuran panjang ±40 cm. Memastikan
bahan bakar yang akan digunakan tersedia dalam jumlah yang memenuhi
selama proses pengujian dan bahan bakar yang akan digunakan dalam
kondisi kering.
7. Dua buah wajan disiapkan untuk tempat pendidihan air dan wajan
dengan pembagian 10 liter pada wajan tobong 1 dan 10 liter pada wajan
10. Waktu dari dimulainya api menyala dicatat serta temperatur yang ada
dihentikan.
yang lainnya.
F. Analisa Data
metode Water Boiling Test (WBT). Selain itu melakukan pengamatan tentang
Mulai
Studi literatur
Pembuatan tungku
Pengujian
Pengambilan data :
1. temperatur ruang tungku sampai air mendidih
2. waktu yang dibutuhkan sampai air mendidih
3. massa bahan bakar sisa yang tidak ikut terbakar
tidak
Sesuai
?
ya
Kesimpulan
Selesai
SintNaosit
Gambar 32. Alur pengambilan data
44
H. Variabel Pengujian
variabel berubah. Variasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
1. Kayu karet
Qw = 7119 kj
Qf = Qw
mf ∙LHV ∙ η = 7119 kj
mf = , /
mf = 2.13 kg
pengujian.
62
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
5. Laju pemanasan air pada wajan 1 paling besar terjadi pada variasi
1,37 kg/jam.
63
6. Nilai Fuel consumption rate (FCR) terendah terjadi pada variasi diameter
7. Nilai efisiensi thermal tungku dengan nilai paling tinggi terjadi pada
23,701 %.
B. Saran
2. Perlu dilakukan pengujian variasi tingkat kadar air pada bahan bakar
kayu agar dapat diketahui pengaruh kadar air bahan bakar terhadap
efisiensi tungku
tungku.
DAFTAR PUSTAKA
provinsi Lampung. Program hibah PKM lbm 2016 dengan no. kontrak:
391/UN/26/8/LPM/2016.
industri rumah tangga gula aren. Momentum, Vol 12, no 1, April 2016, 60
- 63.
ESDM. 2010. Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia. 7th edn.
Technology Group.
menggunakan bahan bakar kayu karet melalui pengujian variasi flow rate
Mulyono, Grace. 2009. Kajian ergonomi pada tungku masak dapur tradisional
pada beberapa variasi laju alir udara pembakaran. Jurusan Teknik Mesin,
Widiarto, I.H. 2012. Pengaruh luas celah udara pada kompor briket batubara