Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 4 :

Intan Nurmaya ( 1810104069 )


Fauziah Ayu Setyaning Tyas ( 1810103077 )
Tugas Resume Materi
KLASIFIKASI PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Teori dan Praktek Akuntansi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mendefinisikan akuntansi,sehingga dihasilkan
pengertian yang sederhana bahwa akuntansi adalah “ apa yang dilakukan oleh akuntan”
misalnya, American Institute of Certified Publik Accountan (1953) menyebutkan akuntansi
adalah “ seni (art) mencatat,mengklasifikasikan dan meringkas transaksi atau peristiwa yang
dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan
menginterpretasikan hasilnya.”
Menurut American Accounting Association mendifinisikan “ proses
mengidentifikasi,mengukur dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai
dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar” Sedangkan Accounting
Proinciples Board menyatakan bahwa
“ akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi
kuantitatif,terutama yang bersifat keuangan,tentang entitas ekonomi yang diharapkan
bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi.”
Dari ketiga definisi diatas dapat dilihat bahwa akuntansi pada dasarnya dirancang untuk
memenuhi kebutuhan praktik. Artinya teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat
definitive dengan praktik akuntansi.
Teori memiliki karakteristik sebagai berikut
1. Memiliki body of knowledge
2. Konsisten secara internal
3. Menjelaskan dan atau memprediksi fenomena
4. Menyajikan hal-hal yang ideal
5. Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik
6. Membahas masalah dan memberikan solusi
Klasifikasi Perumusan Teori Akuntansi
A. Klasifikasi Teori Akuntansi Menurut Metode Penalaran
1. Pendekatan Deduktif
Secara umum langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan pelaporan keuangan
b. Memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi,politik,dan
sosiologi.
c. Menentukan prinsip akuntansi
d. Mengembangkan teknik akuntansi
Keuntungan pendekatan deduktif ini adalah kemampuan untuk merumuskan
struktur teori yang konsisten,terkoordinasi,lengkap dan setiap tahapan berjalan secara
logis.
2. Pendekatan Induktif
Littleton (1953), menyatakan bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan secara
induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi. Dalam
akuntansi, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan
yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut kemudian
dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai hubungan
yang ada. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mencatat semua observasi
b. Menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi,sehingga dapat dirumuskan
berbagai kesamaan dan ketidaksamaan.
c. Hasil observasi kemudian digeneralisasi.
d. Pengujian terhadap generalisasi.
Keuntungan utama pendekatan ini adalah pihak observasi memiliki kebebasan
untuk mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan tujuan yang
akan dicapai. Sedangkan kelemahannya yaitu seringkali observer dipengaruhi oleh
ide-ide yang tidak didasari tentang jenis hubungan yang diamati.
3. Pendekatan Etika
Pendekatan etika, didasarkan pada konsep kebenaran,keadilan dan kewajaran.
Meskipun pendekatan etika memiliki manfaat, pendekatan tersebut tidak mampu
menghasilkan standar yang dapat dijadikan pedoman dan diterapkan dalam praktek.
4. Pendekatan sosiolgi
Pendekatan ini menekankan pada pengaruh sosial yang timbul dari teknik-teknik
akuntansi terhadap kesejahteraan sosial di kingkungan tempat akuntansi akan
dioperasionalkan. Oleh karena itu, nilai-nilai sosial dianggap sebagai kriteria utama
dalam merumuskan akuntansi.
5. Pendekatan Ekonomi
Kriteria yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :
a. Kebijakan dan teknik akuntansi harus dapat merefleksikan realita ekonomi.
b. Pemilihan teknik akuntansi tergantung pada konsekuensi ekonomi yang timbul
dari penerapan teknik tersebut.
6. Pendekatan Eklektik
Pendekatan eklektrik bertujuan untuk mengembangkan akuntansi dengan cara
menggabungkan berbagai pendekatan yang selama ini digunakan.
7. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Bahasa
1) Teori Sintaktik
Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan
memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau
bagaimana mereka melaporkan peristiwa.
2) Teori semantic
Teori semantic berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena dan
istilah atau symbol yang mewakilinya.
3) Teori Pragmatik
Teori ini dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh
ekonomi,psikologi dan sosiologi pemakai terhadap alternative prosedur akuntansi
dan media pelaporannya.
a. Pendekatan Pragmatik-Deskriptif
Atas dasar metode ini,perilaku akuntansi diamati terus-menerus dengan tujuan
untuk menitu prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi.
b. Pendekatan Pragmatik-Psikologis
Pendekatan ini dilakukan dengan memantau reaksi pemakai laporan
keuangan.
Dari aspek Bahasa kerangka teoritis diperlukan untuk mengembangkan praktik
akuntansi yang sehat harus mempertimbangkan faktor berikut :
1. Pernyataan tentang sifat entitas akuntansi dan lingkungannya
2. Pernyataan tentang tujuan dasar akuntansi keuangan
3. Evaluasi terhadap kebutuhan pemakai dan batasan kemampuan pemakai dalam
memahami ,menginterpretasikan,dan menganalisis informasi yang disajikan.
4. Pemilihan tentang apa yang seharusnya disajikan
5. Evaluasi terhadap proses pengukuran untuk mengkomunikasikan informasi
6. Evaluasi terhadap batasan yang berkaitan dengan pengukuran dan gambaran
perusahaan
7. Pengembangan prinsip atau proposisi umum yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam merumuskan prosedu dan aturan.
8. Perumusan struktur dan format pencarian dan pemrosesan data, peringkasan dan
pelaporan informasi yang relevan.
8. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan
1) Teori Normatif ( Preskriptif )
Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan
1960an. Teori normative pada periode ini berkonsentrasi pada :
a. True income
Teoritis true income berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang
unik dan benar untuk aktiva dan laba.
b. Decision-usefulness
Pendekatan Decision-usefulness menganggap bahwa tujuan dasar dari
akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan dengancara
menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat.
2) Teori akuntansi Positif
Teori positif menguji 3 hipotesis sebagai berikut :
a. Hipotesis rencana Bonus
b. Hipotesis Hutang/ekuitas
c. Hipotesis Cost Politik
Tiga hipotesis tersebut menunjukan bahwa PAT mengakui adanya tiga hubungan
keagenan
1. Antara manajemen dengan pemilik
2. Antara manajemen dengan kreditor
3. Antara manajemen dengan pemerintah
Teori akuntansi positif dikelmpokkan menjadi 2 tahap :
1. Penelitian akuntansi dan perilaku dalam pasar modal
2. Penelitian dalam tahap kedua dilakukan dengan maksud menjelaskan dan
memprediksi praktik akuntansi antar perusahaan yang difokuskan pada dua
alasan.

Tugas Resume Artikel


Artikel 5 : PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI BERBASIS FILSAFAT ILMU
Artikel ini menunjukkan fungsi filsafat ilmu sebagai dasar untuk mengembangkan teori
akuntansi. Secara historis, ada beberapa filosofi cabang berkembang. Saat ini salah satu cabang
filsafat yang banyak digunakan pengembangan teori akuntansi adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu
sering digunakan oleh ahli akuntansi untuk membangun teori akuntansi. Perkembangan
pemikiran dan teori akuntansi (accounting thought) sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi dasar
yang digunakan, di lain pihak pemikiran akuntansi juga dipengaruhi oleh cara pengklasifikasian
pemikirnya. Sama seperti empat paradigma realitas sosial: Fungsionalis, Interpretatif, Humanis
Radikal dan Strukturalis. Klasifikasi pemikiran ini didasarkan pada penelitian dan praktik
akuntansi yang akan datang. Hal ini disebut pendukung akuntansi kontemporer. Dalam filsafat
sains, teori dibangun dengan menggunakan preposisi positif dan hipotesis. Dimulai dengan
pengamatan dan kemudian melalui proses induksi, hasilnya positif preposisi. Setelah itu,
preposisi positif dan proses asumsi apriori deduksi sehingga memunculkan preposisi hipotesis.
Langkah selanjutnya adalah memeriksa file hipotesis untuk menghasilkan teori yang dapat
digunakan sebagai landasan membuat aturan, prosedur, metode dalam melaksanakan praktek
akuntansi. Mestinya teori akuntansi dibangun berdasarkan pada prosedur seperti ini, sehingga
kita tidak berdebat pada aspek teknis akuntansi, namun harus dipandang dalam spektrum yang
lebih luas yaitu pada landasan filsafat yang digunakan oleh teori akuntansi.
Artikel 6 : MAINSTREAM ACCOUNTING AND ITS PARADIGM: A CRITICAL
ANALYSIS
Artikel ini menjelaskan tentang metodologi yang dominan digunakan dalam akuntansi
penelitian, yaitu metodologi penelitian akuntansi arus utama. Ini metodologi yang mengandalkan
metodologi ilmu alam yang disebut pendekatan deduktif-hipotetis mengasumsikan bahwa
manusia ada objek pasif dan tidak memiliki kekuatan untuk menciptakan realitas sosial. Hasil
dari, akuntansi cenderung dilihat sebagai informasi objektif yang terpisah dari lingkungan
sosialnya. Keyakinan ini telah menimbulkan banyak kerugian bagi perkembangan praktek
akuntansi dan penelitian akuntansi itu sendiri. Riset akuntansi cenderung lepas dari praktik
akuntansi. Akibatnya, banyak temuan penelitian tidak dapat diterapkan dalam praktik akuntansi.
Asumsi bahwa orang memiliki tujuan tunggal dari kecenderungan memaksimalkan utilitas
mengabaikan kompleksitas hubungan sosial antara orang-orang di dalam organisasi dan
lingkungan sosial di luar organisasi. Diyakini bahwa tujuan kosensual dari maksimisasi utilitas
bias terhadap tujuan investor dan pemegang saham. Tersirat dari asumsi ini adalah keyakinan
bahwa konflik selalu dapat dikelola melalui sistem akuntansi yang tepat. Kondisi ini akan
melahirkan fakta bahwa objektivitas informasi akuntansi merupakan masalah yang kontroversial
dan perlu diperhatikan ditinjau. Jadi, penelitian akuntansi dan teori akuntansi mungkin tidak
menghasilkan jawaban yang nyata untuk masalah akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai