Fauziah Ayu Setyaning Tyas ( 1810103077 ) Tugas Resume Materi KLASIFIKASI PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI Teori dan Praktek Akuntansi Berbagai usaha telah dilakukan untuk mendefinisikan akuntansi,sehingga dihasilkan pengertian yang sederhana bahwa akuntansi adalah “ apa yang dilakukan oleh akuntan” misalnya, American Institute of Certified Publik Accountan (1953) menyebutkan akuntansi adalah “ seni (art) mencatat,mengklasifikasikan dan meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasilnya.” Menurut American Accounting Association mendifinisikan “ proses mengidentifikasi,mengukur dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar” Sedangkan Accounting Proinciples Board menyatakan bahwa “ akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif,terutama yang bersifat keuangan,tentang entitas ekonomi yang diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi.” Dari ketiga definisi diatas dapat dilihat bahwa akuntansi pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktik. Artinya teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat definitive dengan praktik akuntansi. Teori memiliki karakteristik sebagai berikut 1. Memiliki body of knowledge 2. Konsisten secara internal 3. Menjelaskan dan atau memprediksi fenomena 4. Menyajikan hal-hal yang ideal 5. Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik 6. Membahas masalah dan memberikan solusi Klasifikasi Perumusan Teori Akuntansi A. Klasifikasi Teori Akuntansi Menurut Metode Penalaran 1. Pendekatan Deduktif Secara umum langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi adalah sebagai berikut : a. Menentukan tujuan pelaporan keuangan b. Memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi,politik,dan sosiologi. c. Menentukan prinsip akuntansi d. Mengembangkan teknik akuntansi Keuntungan pendekatan deduktif ini adalah kemampuan untuk merumuskan struktur teori yang konsisten,terkoordinasi,lengkap dan setiap tahapan berjalan secara logis. 2. Pendekatan Induktif Littleton (1953), menyatakan bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi. Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut kemudian dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai hubungan yang ada. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mencatat semua observasi b. Menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi,sehingga dapat dirumuskan berbagai kesamaan dan ketidaksamaan. c. Hasil observasi kemudian digeneralisasi. d. Pengujian terhadap generalisasi. Keuntungan utama pendekatan ini adalah pihak observasi memiliki kebebasan untuk mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan tujuan yang akan dicapai. Sedangkan kelemahannya yaitu seringkali observer dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak didasari tentang jenis hubungan yang diamati. 3. Pendekatan Etika Pendekatan etika, didasarkan pada konsep kebenaran,keadilan dan kewajaran. Meskipun pendekatan etika memiliki manfaat, pendekatan tersebut tidak mampu menghasilkan standar yang dapat dijadikan pedoman dan diterapkan dalam praktek. 4. Pendekatan sosiolgi Pendekatan ini menekankan pada pengaruh sosial yang timbul dari teknik-teknik akuntansi terhadap kesejahteraan sosial di kingkungan tempat akuntansi akan dioperasionalkan. Oleh karena itu, nilai-nilai sosial dianggap sebagai kriteria utama dalam merumuskan akuntansi. 5. Pendekatan Ekonomi Kriteria yang digunakan dalam pendekatan ini adalah : a. Kebijakan dan teknik akuntansi harus dapat merefleksikan realita ekonomi. b. Pemilihan teknik akuntansi tergantung pada konsekuensi ekonomi yang timbul dari penerapan teknik tersebut. 6. Pendekatan Eklektik Pendekatan eklektrik bertujuan untuk mengembangkan akuntansi dengan cara menggabungkan berbagai pendekatan yang selama ini digunakan. 7. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Bahasa 1) Teori Sintaktik Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan peristiwa. 2) Teori semantic Teori semantic berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena dan istilah atau symbol yang mewakilinya. 3) Teori Pragmatik Teori ini dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi,psikologi dan sosiologi pemakai terhadap alternative prosedur akuntansi dan media pelaporannya. a. Pendekatan Pragmatik-Deskriptif Atas dasar metode ini,perilaku akuntansi diamati terus-menerus dengan tujuan untuk menitu prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. b. Pendekatan Pragmatik-Psikologis Pendekatan ini dilakukan dengan memantau reaksi pemakai laporan keuangan. Dari aspek Bahasa kerangka teoritis diperlukan untuk mengembangkan praktik akuntansi yang sehat harus mempertimbangkan faktor berikut : 1. Pernyataan tentang sifat entitas akuntansi dan lingkungannya 2. Pernyataan tentang tujuan dasar akuntansi keuangan 3. Evaluasi terhadap kebutuhan pemakai dan batasan kemampuan pemakai dalam memahami ,menginterpretasikan,dan menganalisis informasi yang disajikan. 4. Pemilihan tentang apa yang seharusnya disajikan 5. Evaluasi terhadap proses pengukuran untuk mengkomunikasikan informasi 6. Evaluasi terhadap batasan yang berkaitan dengan pengukuran dan gambaran perusahaan 7. Pengembangan prinsip atau proposisi umum yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam merumuskan prosedu dan aturan. 8. Perumusan struktur dan format pencarian dan pemrosesan data, peringkasan dan pelaporan informasi yang relevan. 8. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan 1) Teori Normatif ( Preskriptif ) Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Teori normative pada periode ini berkonsentrasi pada : a. True income Teoritis true income berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba. b. Decision-usefulness Pendekatan Decision-usefulness menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan dengancara menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat. 2) Teori akuntansi Positif Teori positif menguji 3 hipotesis sebagai berikut : a. Hipotesis rencana Bonus b. Hipotesis Hutang/ekuitas c. Hipotesis Cost Politik Tiga hipotesis tersebut menunjukan bahwa PAT mengakui adanya tiga hubungan keagenan 1. Antara manajemen dengan pemilik 2. Antara manajemen dengan kreditor 3. Antara manajemen dengan pemerintah Teori akuntansi positif dikelmpokkan menjadi 2 tahap : 1. Penelitian akuntansi dan perilaku dalam pasar modal 2. Penelitian dalam tahap kedua dilakukan dengan maksud menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi antar perusahaan yang difokuskan pada dua alasan.
Tugas Resume Artikel
Artikel 5 : PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI BERBASIS FILSAFAT ILMU Artikel ini menunjukkan fungsi filsafat ilmu sebagai dasar untuk mengembangkan teori akuntansi. Secara historis, ada beberapa filosofi cabang berkembang. Saat ini salah satu cabang filsafat yang banyak digunakan pengembangan teori akuntansi adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu sering digunakan oleh ahli akuntansi untuk membangun teori akuntansi. Perkembangan pemikiran dan teori akuntansi (accounting thought) sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi dasar yang digunakan, di lain pihak pemikiran akuntansi juga dipengaruhi oleh cara pengklasifikasian pemikirnya. Sama seperti empat paradigma realitas sosial: Fungsionalis, Interpretatif, Humanis Radikal dan Strukturalis. Klasifikasi pemikiran ini didasarkan pada penelitian dan praktik akuntansi yang akan datang. Hal ini disebut pendukung akuntansi kontemporer. Dalam filsafat sains, teori dibangun dengan menggunakan preposisi positif dan hipotesis. Dimulai dengan pengamatan dan kemudian melalui proses induksi, hasilnya positif preposisi. Setelah itu, preposisi positif dan proses asumsi apriori deduksi sehingga memunculkan preposisi hipotesis. Langkah selanjutnya adalah memeriksa file hipotesis untuk menghasilkan teori yang dapat digunakan sebagai landasan membuat aturan, prosedur, metode dalam melaksanakan praktek akuntansi. Mestinya teori akuntansi dibangun berdasarkan pada prosedur seperti ini, sehingga kita tidak berdebat pada aspek teknis akuntansi, namun harus dipandang dalam spektrum yang lebih luas yaitu pada landasan filsafat yang digunakan oleh teori akuntansi. Artikel 6 : MAINSTREAM ACCOUNTING AND ITS PARADIGM: A CRITICAL ANALYSIS Artikel ini menjelaskan tentang metodologi yang dominan digunakan dalam akuntansi penelitian, yaitu metodologi penelitian akuntansi arus utama. Ini metodologi yang mengandalkan metodologi ilmu alam yang disebut pendekatan deduktif-hipotetis mengasumsikan bahwa manusia ada objek pasif dan tidak memiliki kekuatan untuk menciptakan realitas sosial. Hasil dari, akuntansi cenderung dilihat sebagai informasi objektif yang terpisah dari lingkungan sosialnya. Keyakinan ini telah menimbulkan banyak kerugian bagi perkembangan praktek akuntansi dan penelitian akuntansi itu sendiri. Riset akuntansi cenderung lepas dari praktik akuntansi. Akibatnya, banyak temuan penelitian tidak dapat diterapkan dalam praktik akuntansi. Asumsi bahwa orang memiliki tujuan tunggal dari kecenderungan memaksimalkan utilitas mengabaikan kompleksitas hubungan sosial antara orang-orang di dalam organisasi dan lingkungan sosial di luar organisasi. Diyakini bahwa tujuan kosensual dari maksimisasi utilitas bias terhadap tujuan investor dan pemegang saham. Tersirat dari asumsi ini adalah keyakinan bahwa konflik selalu dapat dikelola melalui sistem akuntansi yang tepat. Kondisi ini akan melahirkan fakta bahwa objektivitas informasi akuntansi merupakan masalah yang kontroversial dan perlu diperhatikan ditinjau. Jadi, penelitian akuntansi dan teori akuntansi mungkin tidak menghasilkan jawaban yang nyata untuk masalah akuntansi.