Permasalahan Pendidikan
Permasalahan Pendidikan
Permasalahan Pendidikan
Dosen Pengampu:
Dra. Yudrik Jahja, M.Pd
Disusun oleh:
KELOMPOK 7
1. Aulia Kautsar Rahmatika (1107620292)
2. Dhiya Ulhaq Tino Putri (1107620289)
3. Naswaa Karimah (1107620293)
4. Nazwa Alyah Putri (1107620291)
5. Silmi H (1107620288)
6. Vivianne Abdullah (1107620290)
Kemudian shalawat serta salam kita selalu haturkan kepada nabi besar kita, sang
penuntun para umatnya dari masa kegelapan hingga masa yang terang-benderang
ini yaitu Nabi Muhammad SAW. Karena ialah yang telah menyampaikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah nya untuk keselamatan umatnya
kelak di dunia maupun di akhirat.
Penyusun Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata Sempurna.Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangatlah dibutuhkan
dalampenyempurnaan makalah ini. Terima kasih, semoga makalah ini
bisamemberikan manfaat yang positf bagi kita semua.
25 Oktober 2020
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN......................................................................5
B. MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN...............................................6
C. MASALAH MUTU PENDIDIKAN..…………………………………...7
D. MASALAH EVISIENSI PENDIDIKAN ………………...…………….8
E. MASALAH RELEVANSI KEHIDUPAN………………………………9
BAB III.........................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Masalah pemerataan pendidikan
3. Masalah mutu pendidikan
4. Masalah efisiensi pendidikan
5. Masalah relevansi pendidikan
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami pengerti dari Pendidikan
2. Mengetahui macam-macam permasalahan pendidikan
3. Mengetahui tentang mutu pendidikan
4. Mengetahui segala relevansi dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau
asal asul kata. Kata pendidikan dalam bahasa Inggris disebut education yang
berasal dari bahas latin yaitu 'educatum' yang tersusun atas dua kata yaitu 'E'
dan "Duco". Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari
sedikit menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau sedang
berkembang. Hal ini secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi
berkembang atau bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain,
pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri (inner
abilities) dan kekuatan individu. Kata Education sering juga dihubungkan
dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan (propulsion) dari dalam
keluar. Artinya untuk memberikan pendidikan melalui perubahan yang
diusahakan melalui latihan ataupun praktik. Oleh karena itu definisi
pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang untuk
menjadi lebih baik.
Pengertian Pendidikan Menurut Beberapa Ahli
1. Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud
menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai
manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Plato
pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang
dimulai dari seseorang lahir hingga kematiannya, yang membuat seseorang
bersemangat dalam mewujudkan warga negara yang ideal dan
mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar. Plato
pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan ilmu
pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina
tingkah laku dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true education),
akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang beradab
dan memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan
mereka yang berada dalam perlindungannya.
3. Comenius
pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu
mengembangkan kualitasnya terhadap agama, ilmu pengetahuan dan
moralnya, yang membuatnya mampu mengklaim dirinya sebagai manusia.
B. MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN
Negara dengan kualitas pendidikan yang baik akan mampu mengantarkan sukses
dalam pembangunan di berbagai bidang.Melalui pendidikan yang
berkualitas,Negara Indonesia akan memiliki bibit-bibit baru yang sehat serta
berkompeten. Sayangnya, untuk mewujudkan itu saat ini masih banyak terdapat
kendala yang dihadapi. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan
mewujudkan pendidikan merata di seluruh Indonesia,beberapa di antaranya adalah
1. Masih minimnya perhatian pemerintah untuk pelosok daerah.Pemerintah dinilai
masih kurang dalam memperhatikan pendidikan yang ada di pelosok daerah.Hal
ini bisa dilihat ketika pihak pemerintah lebih mengutamakan upaya pembangunan
di berbagai sekolahan perkotaan.
2. Kesalahan dalam penilaian kualitas SDM.Selama ini kita sering membedakan
kualitas SDM antara yang ada di kota dengan yang di desa.Penilaian itu sangat
salah.Setiap manusia memiliki kecerdasan yang sama,yang membedakan adalah
ketajaman dalam berpikir.Ketika seseorang dinilai cerdas,itu karena sering
mendapatkan pendidikan yang mumpuni atau bisa dikatakan otak mereka sering
terasah,berbeda dengan mereka yang jarang bahkan tidak mendapatkan
pendidikan yang layak maka akan cenderung tumpul dalam berpikir.
3. Kurangnya sinkronisasi hubungan antara pemerintah pusat dengan pemetintah
daerah.Pemerintah pusat terlalu fokus pada pembangunan pemerintahan yang
ada,sehingga melupakan pembangunan yang ada di pemerintah daerah.
4. Masih minimnya pemerintah dalam memfasilitasi pendidikan di daerah.Dalam
memberikan fasilitas,pemerintah dinilai kurang maksimal sehingga pendidikan
anak di daerah terkesan asal-asalan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga
Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana
bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Ketika semua masalah pendidikan ini dapat ditanggulangi dengan sangat baik
maka tentu akan memberikan sumbangsih secara signifikan dalam pembangunan
sumber daya manusia. Apalagi dengan jumlah masyarakat Indonesia yang saat ini
sangat besar sekitar 254 juta orang, yang akan sangat berpotensi dalam bersaing
dengan penduduk lainnya di dunia.
C. MASALAH MUTU PENDIDIKAN
Masalah mutu pendidikan ini tampaknya dari sejak kita merdeka hingga kini
memasuki era millennium belum juga dapat terselesaikan dengan baik. Menurut
Achmad (1993), mutu pendidikan di sekolah dapat diartikan sebagai kemampuan
sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-
komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. Engkoswara
(1986) melihat mutu/keberhasilan pendidikan dari tiga sisi; yaitu: prestasi,
suasana, dan ekonomi. Dalam hubungan dengan mutu sekolah, Selamet (1998)
berpendapat bahwa banyak masyarakat yang mengatakan sekolah itu bermutu atau
unggul dengan hanya melihat fisik sekolah, dan banyaknya ekstrakurikuler yang
ada di sekolah. Ada juga yang melihat banyaknya tamatan yang diterima di
jenjang sekolah yang lebih tinggi, atau yang diterima di dunia usaha.
Di sisi lain Heyneman dan Loxley dalam Boediono & Abbas Ghozali (1999)
menyimpulkan bahwa kualitas sekolah dan guru nampaknya sangat berpengaruh
pada prestasi akademis di seluruh dunia; dan semakin miskin suatu negara,
semakin kuat pengaruh tersebut. Menurut Penulis, mutu pendidikan merupakan
tolok ukur keberhasilan sebuah proses pendidikan yang bisa dirasakan oleh
masyarakat mulai dari input (masukan), proses pendidikan yang terjadi, hingga
output (produk keluaran) dari sebuah proses pendidikan.
Dalam konteks lain, mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan.
Dalam "proses pendidikan" terlibat berbagai input, seperti; sarana dan fasilitas,
bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), tenaga pendidik dan
kependidikan, manajemen dan tata kelolah dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. baik dalam lingkup subtansi yang akademis
maupun yang non-akademis dalam suasana yang mendukung proses
pembelajaran. Suatu institusi pendidikan dikatakan bermutu, diantaranya jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Peserta didik menunjukkan kadar penguasaan yang tinggi terhadap materi
bidang keilmuan(learning tasks) seperti yang telah dirumuskan dalam
tujuan dan sasaran pendidikan diantaranya hasil belajar akademik yang
dinyatakan dalam prestasi belajar;
2. Hasil pendidikan peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan peserta
didik dalam kehidupannya, sehingga selain mengetahui tentang sesuatu
juga mampu melakukan sesuatusecara fungsional bagi kehidupan;
3. Hasil pendidikan peserta didik sesuai dengan kebutuhan lingkungan
khususnya dengan dunia kerja. Karena itu relevansi menjadi salah satu
indikator mutu.
D. MASALAH EFISIENSI PENDIDIKAN
Pada hakikatnya masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan pengelolaan
pendidikan, terutama dalah memberdayakan sumber daya yang ada unutk
mencapai tujuan pendidikan. Efisiensi artinya menggudanakan seumber daya,
tenaga, dan biaya sekecil-kecilnya dan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga.
Masalah pengangkatan
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok pengangkatan
tenaga dengan jumlah tenaga yang tersedia. Pengangkatan tenaga pendidikan
setiap tahunnya berkisar Sekitar 20% dari kebutuhan tenaga. Sedangkan
persediaan yang ada dilapangan yang siap diangkat (untuk sebagian besar jenis
bidang studi) lebih besar dari kebutuhan yang ada. Dengan kata lain 80% tenaga
yang siap diangkat jadi mubazir.
Penempatan
Masalah pada penempatan guru, khususnya guru bidang studi, sering kali
penempatan di lapangan tidak disesuaikan dengan kebutuhan. Suatu sekolah
menerima guru bidang studi yang sebenarnya sudah cukup bahkan kepenuhan.
Sedangkan guru yang dibutuhkan tidak ada karena keterbatasan pengangkatan
tenaga pendidikan. Dan akhirnya berdampak pada ketidaksesuaian antara
backround pendidikan si pengajar dengan tugas yang harus dilakukan disekolah.
Contohnya tugas guru B&K di sekolah tidak diisi oleh guru yang memiliki
background pendidikian B&K malah tugasnya dilakukan oleh guru-guru lain.
Masalah pengembangan
Masalah pengembangan tenaga kependidikan dilapangan bisa dibilang biasanya
terlambat. Khususnya jika ada perubahan kurikulum pendidikan, dengan
berubahnya kurikulum pendidikan, tenaga kependidikan harus bisa menyesuaikan
diri dengan kurikulum tersebut. Dapat dikatakan penanganan untuk
pengembangan ketenaga pendidikan ( seperti penyuluhan, latihan, lokakarya,
penyebaran buku panduan) terlambat.
Masalah efisiensi dalam sarana dan prasarana pendidikan
Penggunaan sarana dan prasarana yang tidak efisien
Penggunaan sarana dan prasarana yang tidak efisien merupakan akibat kurang
matangnya perencanaan dan juga sering karena perubahan kurikulum. Banyak
gedung SD karena beberapa sebab,lokasi yang kurang tepat. Akibatnya banyak
SD yang kekurangan murid dan gurunya. Jika hal ini terjadi di berbagai provinsi,
hal ini merupakan pemborosan. Sebab bangunan tidak dapat dipindahkan dan
daya tahannya pun terbatas.
Jika peserta didik sebenarnya memiliki potensi yang memadai tetapi mereka tidak
naik kelas, putus sekolah, tidak lulus berarti ada masalah dalam efisiensi
pendidikan. Masalah efisiensi pendidikan juga terjadi di perguruan tinggi.
Masalah tersebut dapat diketahui dari adanya para mahasiswa yang sebenarnya
potensial tetapi putus kuliah dan gagal menyelesaikan pendidikannya pada waktu
yang tepat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau kemajuan yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang
Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan,
keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia.
Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan
nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, ialah: