Anda di halaman 1dari 4

INISIASI VI

1 KONSEP NILAI TUNAI

Konsep nilai tunai timbul karena orang lebih suka memiliki uang pada saat
sekarang daripada memiliki sejumlah uang pada masa yang akan datang. Oleh
sebab itu sejumlah uang yang sama dimasa akan datang akan mempunyai nilai lebih
rendah bila dihitung nilainya pada saat sekarang. Nilai tunai dari sejumlah uang
tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Po = Pn

(1 + i)n
Dimana, Po = nilai tunai (nilai sekarang)
Pn = nilai uang pada akhir periode ke n
i = tingkat bunga yang diperhitungkan

Untuk menghitung nilai tunai dapat menggunakan tabel bunga yang berisi nilai dari
1
Dengan tabel tersebut kita dapat dengan mudah
(1 + i) n
menghitung nilai tunai.
Contoh Soal :
Berapakah nilai tunai dari Rp. 2.500.000,00 yang akan diterima pada akhir tahun
kelima, bila diketahui tingkat bunga sama dengan 15 % per tahun ?
Penyelesaian :
P5 = Rp.2.500.000,00 , n = 5 dan I = 15 %
P0 = Rp. 2.500.000,00
+ 0,15)5
= Rp. 1.243.162,6

TUTEL/Pengantar Akuntansi/EKMA4115 1
2. UTANG JANGKA PANJANG

Utang Obligasi
Perusahaan dalam mengembangkan dan membiayai usahanya memerlukan dana
yang cukup besar. Dana yang cukup besar ini tidak dapat berasal dari satu sumber
saja, karena tidak ada satupun pemberi pinjaman yang berani mengambil resiko
besar. Dengan demikian perusahaan akan mengeluarkan obligasi yang akan dijual
kepada masyarakat umum, cara seperti ini mengakibatkan perusahaan memiliki
Utang obligasi.
Utang Obligasi adalah sekelompok wesel bayar yang dikeluarkan untuk
berbagai pihak pemberi pinjaman. Obligasi merupakan wesel bayar jangka panjang
yang akan menghasilkan bunga dan Perseroan yang mengeluarkan obligasi wajib
membayar pokok pinjaman pada tanggal tertentu di masa yang akan datang kepada
pemegang obligasi. Pemegang obligasi meminjamkan uangnya ke perseroan karena
memperoleh bunga dari pokok pinjaman.

Akuntansi untuk utang obligasi


Pada prinsipnya utang obligasi dicatat sebesar harga pokoknya (costnya) yaitu
harga yang terjadi pada saat transaksi. Bila harga pokok utang obligasi berbeda
dengan nominalnya, maka selisihnya dicatat dalam akun tersendiri, yaitu akun
diskonto atau premium obligasi. Akun ini adalah bagian dari akun utang obligasi.
Diskonto obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih kecil daripada
tingkat bunga efektif pada saat obligasi tersebut dikeluarkan. Dan sebaliknya
premium utang obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih tinggi daripada
tingkat bunga efektifnya. Diskonto dan premium ini harus diamortisasi san
dibebankan sebagai beban bunga selam umur obligasi. Dalam hal ini perusahaan
dapat menggunakan salah satu dari dua metode amortisasi yaitu garis lurus dan
bunga efektif.
Utang obligasi dapat dilunasi sebelum jatuh temponya (ditebus). Bila harga
tebusan tidak sama dengan nilai bukunya, maka penebusan utang obligasi ini akan
menimbulkan laba atau rugi penebusan utang obligasi. Bila laba atau rugi
penebusan utang jangka panjang ini jumlahny cukup tinggi , maka jumlah tersebut
dalam laporan laba rugi disajikan dalam pos-pos luar biasa. Jumlah yang disajikan
adalah jumlah bersihnya, dikurangi pajak penghasilan.

TUTEL/Pengantar Akuntansi/EKMA4115 2
Contoh Soal :
Data utang dan modal PT. Andini dan PT. Aditama untuk periode 2004
Keterangan PT Andini (Rp) PT Aditama (Rp)
Utang obligasi, bunga 15% 65.000.000,00 90.000.000,00
Modal saham prioritas, 10% 110.000.000,00 120.000.000,00
Modal saham biasa @ Rp. 2.500,00 225.000.000,00 175.000.000,00
(nominal)
Pajak penghasilan 35% dari laba
bersih
Laba kotor Rp. 100.000.000,00 Rp. 385.000.000,00

Hitunglah laba saham prioritas dan laba saham biasa untuk masing-masing
perusahaan?

Penyelesaian :
PT Andini (Rp) PT Aditama (Rp)
Laba kotor 100.000.000,00 100.000.000,00
Bunga obligasi 15 % (a) 9.750.000,00 13.500.000,00
Laba sebelum pajak penghasilan 90.250.000,00 86.500.000,00
Pajak Penghasilan 35 % (b) 31.587.500,00 30.275.000,00
Laba setelah pajak penghasilan 58.662.500,00 56.225.000,00
Dividen saham prioritas (c) 11.000.000,00 (c)
12.000.000,00
Dividen saham biasa 47.662.500,00 44.225.000,00

(a) PT Andini = (15 % X 65.000.000 = 9.750.000)


PT Aditama = (15 % X 90.000.000 = 13.500.000)
(b) PT Andini = (35% X 90.250.000 = 31.587.500)
PT Aditama = (35% X 86.500.000 = 30.275.000)
(c) PT Andini = (10% X 110.000.000 = 11.000.000)
PT Aditama = (10% X 120.000.000 = 12.000.000)

3. INVESTASI

Investasi dapat dibedakan menjadi investasi jangka panjang dan investasi


jangka pendek. Untuk membedakannya investasi jangka pendek dicatat dalam akun
surat-surat berharga atau efek, sedangkan investasi jangka panjang dicatat
dalam akun investasi. Bentuk investasi dapat berupa deposito, obligasi atau saham
dari perusahaan lain.
TUTEL/Pengantar Akuntansi/EKMA4115 3
Dalam investasi jangka panjang, bila jumlah saham yang dibeli dari suatu
perusahaan 20% atau lebih, maka perusahaan harus menggunakan metode
pencatatan pemilikan (equity method). Dalam metode ini saldo akun investasi akan
berfluktuasi, yaitu didebet untuk bagian laba yang diperoleh perusahaan anak dan
di kredit untuk bagian dividen yang diumumkan perusahaan anak. Selain itu juga
dikredit bila ternyata perusahaan anak mengalami kerugian. Metode pencatatan
yang lain, adalah metode harga pokok perolehan (cost method). Dalam metode ini
jumlah atau saldo akun investasi akan tetap sama besarnya. Akun investasi hanya
berubah bila terjadi pembelian atau penjualan investasi saja. Untuk menentukan
besarnya amortisasi setiap bulan atau setiap enam bulan, perusahaan dapat
menggunakan salah satu dari dua metode yang ada yaitu: metode garis lurus dan
bunga efektif.

Contoh soal investasi saham :


Pada tanggal 1 April 2004 PT. Bogasari membeli 3.500 lembar saham biasa PT.
Surya dengan nilai nominal sebesar @ Rp. 12.500,00, harga kurs 110% dan biaya
materai sebesar Rp.75.000,00. Berapakah harga pokok saham biasa tersebut dan
bagaimana pencatatannya?
Kurs : 110% X 12.500 X 3.500 lmbr = Rp. 48.125.000,00
Materai = Rp. 75.000,00
Harga Pokok = Rp. 48.050.000,00

Dicatat dengan jurnal :


Investasi Saham– PT. Surya …………. Rp. 48.050.000,00
Kas …………………………………………Rp. 48.050.000,00

REFERENSI :

Horngren, Charles.T. and Walter T. Harrison.Jr (1997), Akuntansi di Indonesia.


Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Sunyanto. Drs (1999). Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Essa Group, Jakarta.
Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan
Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing
dan Akuntansi, Yogyakarta.
Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S, Reeve.James M and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth
Edition, Erlangga, Jakarta.

TUTEL/Pengantar Akuntansi/EKMA4115 4

Anda mungkin juga menyukai