Anda di halaman 1dari 5

PEMUSNAHAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

Dalam praktik, terbitnya keputusan penghapusan Barang Milik Negara terjadi melalui
prosedur yang seringkali menjadi sesuatu yang dikatakan sangat sulit dan rumit dan
membutuhkan waktu yang relatif sangat lama. Sesuatu yang dianggap rumit atau sulit karena
banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat persetujuan penghapusan dan
pemusnahan. Proses otorisasi dan kewenangan dari tindakan penghapusan dan pemusnahan
aset negara juga tidak cukup dari pejabat di level operasional saja. Kerumitan persyaratan dan
proses otorisasi tersebut selanjutnya berdampak pada lamanya waktu penyelesaian
penghapusan Barang Milik Negara. Proses penghapusan Barang Milik Negara ini tidak
sederhana bagi institusi pemerintah. Karena konsekuensi tindakan penghapusan dan
pemusnahan tersebut merupakan sebuah kebebasan dari pengelola barang, pengguna barang,
dan/atau kuasa pengguna barang dari sebuah tanggung jawab administrasi dan fisik atas suatu
barang yang berada dalam penguasaannya. Melihat dampak yang begitu penting dari
penghapusan dan pemusnahan tersebut maka seyogyanya tindakan tersebut harus didasari
oleh sebuah keputusan resmi dari pejabat yang memilki kewenangan untuk tindakan
tersebut.1

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang kemudian diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, mengartikan bahwa
pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan Barang Milik
Negara/Daerah. Sesuai dengan Pasal 78 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang
perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah, pemusnahan dilaksanakan oleh :

a. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang, untuk Barang


Milik Negara yang berada pada Pengguna Barang;
b. Pengelola barang, untuk Barang Milik negara yang berada pada Pengelola Barang;
c. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, untuk
Barang Milik Daerah yang berada pada Pengguna Barang; atau

1
Masriyani, Vira Sekar Ningrum, Ketentuan dan Akibat Hukum terhadap Penghapusan dan Pemusnahan
Barang Milik Negara (ASET) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, Wajah Hukum, Volume 4 (2), 2020,
(Jambi : Universitas Batanghari Jambi), hal. 477-478
d. Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, untuk
Barang Milik Daerah yang berada pada Pengelola Barang.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Pemusnahan Barang Milik Negara
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara.

A. Pemusnahan Barang Milik Negara


Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Pemusnahan yang termasuk ke dalam rangkaian dari pengelolaan Barang Milik Negara
atau Daerah sebagaimana dimaksud pada peraturan perundang-undangan yang ada,
hendaknya dilakukan dengan :
1. Dibakar;
2. Dihancurkan;
3. Ditimbun;
4. Ditenggelamkan;
5. Dirobohkan; atau
6. Cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Terhadap BMN yang tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak
dapat dipindahtangankan; atau terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pemusnahan yang dilakukan terhadap Barang Milik Negara ini
merupakan pemusnahan yang dilakukan terhadap objek berupa bangunan serta selain
tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang/Pengguna Barang. Berikut
akan dijelaskan mengenai bagaimana tata cara pelaksanaan antara keduanya berdasarkan
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83 Tahun 2016.

1. Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan BMN Yang Berada Pada Pengelola Barang
Berdasarkan Pasal 9 PMK Nomor 83 tahun 2016, maka tata cara dalam
pelaksanaan pemusnahan BMN yang berada pada pengelola barang ialah sebagai
berikut :
a. Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap BMN yang akan dilakukan
pemusnahan.
b. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian administratif yang meliputi penelitian
data dan dokumen BMN. Selain itu ialah penelitian fisik, untuk mencocokkan
fisik BMN yang akan dimusnahkan dengan data administratif yang ada apakah
sudah sesuai.
c. Penelitian yang dilakukan harus dituangkan dalam laporan hasil penelitian
d. Apabila laporan hasil penelitian mengatakan bahwa layak dan memenuhi syarat
untuk dimusnahkan, maka Pengelola Barang menetapkan keputusan pemusnahan
BMN.
e. Berdasarkan keputusan pemusnahan BMN, Pengelola Barang melakukan
pemusnahan BMN paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal keputusan
Pemusnahan BMN ditetapkan.
f. Pelaksanaan Pemusnahan BMN dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan.
Penyusunan Berita Acara Pemusnahan disusun sesuai format yang telah tercantum
dalam lampiran PMK Nomor 83 Tahun 2016.
2. Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan BMN yang Berada Pada Pengguna Barang
Berdasarkan Pasal 10 sampai Pasal 13 PMK Nomor 83 Tahun 2016, untuk
pelaksanaan pemusnahan BMN yang berada pada Pengguna Barang ialah dimulai dari
persiapan, permohonan pemusnahan BMN, Persetujuan Pemusnahan BMN, dan
kemudian Pelaksanaan Pemusnahan BMN, ialah sebagai berikut :
a. Persiapan
Pengguna barang melakukan persiapan pengajuan permohonan Pemusnahan
BMN dengan melakukan penelitian administratif yang meliputi penelitian data
dan dokumen BMN. Kemudian melakukan penelitian fisik, guna mencocokkan
kesesuaian fisik BMN yang akan dimusnahkan dengan data administratif yang
ada. Setelah itu hasil penelitian yang ada dituangkan dalam laporan hasil
penelitian. Dalam rangka pelaksanaan pemusnahan BMN, pengguna barang juga
dapat membentuk tim internal.
b. Permohonan Pemusnahan BMN
Permohonan mengenai pemusnahan BMN ini harus disertai dengan dokumen-
dokumen sebagai berikut :
a. Surat pernyataan dari pengguna barang/kuasa pengguna barang yang
sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang;
2. Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
3. Pernyataan bahwa BMN tidak lagi dapat digunakan, dimanfaatkan,
dan/atau dipindahtangankan atau BMN harus dilakukan Pemusnahan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Fotokopi dokumen kepemilikan, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan
dokumen kepemilikan. Apabila dokumen yang dimaksud tidak ada, maka
dapat digantikan dengan :
1. Dokumen lainnya seperti dokumen kontrak, akte jual beli, perjanjian jual
beli, dan dokumen setara lainnya yang dipersamakan dengan itu; atau
2. Surat Pernyataan bermeterai cukup ditandatangani oleh pejabat struktural
yang yang berwenang pada Kementerian/ Lembaga bersangkutan yang
menyatakan bahwa BMN yang akan dimusnahkan tersebut merupakan
BMN pada Kernen terian / Lembaga bersangkutan.
c. Kartu identitas barang, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan kartu
identitas barang.
d. Laporan kondisi barang; dan
e. Foto terkini BMN
c. Persetujuan Pemusnahan BMN
Persetujuan Pemusnahan BMN didahului dengan Pengelola Barang yang
melakukan penelitian terhadap permohonan Pemusnahan BMN. Penelitian yang
dimaksud ialah meliputi :
a. Penelitian kelayakan pertimbangan dan alasan permohonan Pemusnahan
BMN;
b. Penelitian data BMN dan kelengkapan dokumen persyaratan; dan
c. Penelitian fisik guna mencocokkan fisik BMN yang akan dimusnahkan
dengan data dan kondisi BMN jika diperlukan.

Apabila hasil penelitian mengatakan bahwa permohonan pemusnahan BMN tidak


disetujui, maka pengelola barang memberitahukan kepada Pengguna Barang yang
mengajukan permohonan disertai dengan alasannya. Atau apabila disetujui, maka
Pengelola Barang menerbitkan surat persetujuan Pemusnahan BMN. Surat
Persetujuan Pemusnahan BMN sekurang-kurangnya memuat :

1. Pertimbangan dan alasan disetujuinya Pemusnahan BMN;


2. Data BMN yang disetujui untuk dimusnahkan, sekurang-kurangnya memuat
tahun perolehan, identitas barang, dan nilai perolehan dan/atau nilai buku; dan
3. Kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan Pemusnahan
BMN kepada Pengelola Barang.
d. Pelaksanaan Pemusnahan BMN
Apabila persetujuan Pemusnahan BMN telah disetujui, maka Pengguna
Barang melakukan Pemusnahan BMN. Pemusnahan BMN dilakukan paling lama
1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan Pemusnahan BMN, dengan pengecualian
bagi BMN tertentu yang ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan pemusnahan BMN kemudian dituangkan dalam Berita Acara
Pemusnahan yang sekurang-kurangnya ditandatangani oleh Pengguna Barang atau
Kuasa Pengguna Barang yang kemudian disusun sesuai format yang telah
ditentukan.
B. Pemusnahan Barang Milik Daerah
Pemusnahan Barang Milik Daerah dilakukan dalam hal Barang Milik Daerah
tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat
dipindahtangankan; atau terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Tidak jauh berbeda dengan Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan
Barang Milik Negara, bagi Barang Milik Daerah dapat dilakukan pemusnahan apabila
Pengguna Barang telah mendapat persetujuan dari Gubernur/Bupati/Walikota. Yang
kemudian pelaksanaannya dituangkan dalam berita acara dan dilaporkan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota. Mengenai rangkaian pelaksanaan lainnya ialah sama
halnya dengan rangkaian dan tata cara pelaksanaan pemusnahan terhadap Barang
Milik Negara.

Sumber :

masriyani, V. S. (2020). Ketentuan dan Akibat Hukum terhadap Penghapusan dan


Pemusnahan Barang Milik Negara (ASET) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Wajah Hukum, 477-478.

PP Nomor 27 Tahun 2014

PP Nomor 28 Tahun 2020

PMK Nomor 83 Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai