Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME DAN


STERILISASI”

Nama : Sekar Ayu Dwi Deewanti

NIM : A1C419094

Kelas : Reguler A

Ruangan : R-001

Dosen Pengampu :

1. Dra. Harlis, M. Si.


2. Retni Sulistiyoning B, S. Pd., M. Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yiatu, agar mahasiswa terampil membuat
media pertumbuhan mikroorganisme dan juga dapat mempelajari cara-cara
sterilisasi (pensucihamaan) terhadap bahan dan peralatan baik secara fisik
maupun secara kimia.
II. Landasan Teori
A. Pengertian Media
Menurut Hafsan (2014:75) Medium ialah substrat yang terdiri atas
campuran nutrisi yang diperlukan Mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa
molekul-molekul yang selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel
dan memperbanyak diri sehingga selsel tersebut dapat dimanfaatkan.
Dengan adanya media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme
menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi mikroorganisme yang
didapatkan untuk kepentingan tertentu. kultur media merupakan substansi
dengan kadar tertentu dalam bentuk cair, setengah padat atau padat yang
mengandung bahan alami dan atau buatan untuk mendukung
perkembangbiakan mikroorganisme.
B. Media PDA
Menurut Octavia dan Wantini (2017:626) PDA (Potato Dextrose
Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di laboratorium
karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH
7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30° C. Berdasarkan
komposisinya PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang
merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose
sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar berfungsi untuk
memadatkan medium PDA. Masing-masing dari ketiga komponen tersebut
sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakkan
mikroorganisme terutama jamur.
C. Media NA
Menurut Thohari, dkk (2019:725-726) Salah satu media yang
menggunakan ekstrak daging dan protein sebagai sumber glukosa dan asam
amino serta paling umum digunakan untuk menumbuhkan sebagaian besar
bakteri adalah media NA (nutrientagar). Media NA (nutrient agar)
merupakan media yang berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dan
apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena terdapat kandungan
agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media ini
adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton
sesuai dengan kebutuhan sebagian besar bakteri.
D. Pengertian Sterilisasi
Menurut Istini (2020:42) Sterilisasi adalah proses penghilangan atau
membunuh mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus)
dalam benda/peralatan untuk menjaga peralatan dilaboratorium tetap
bersih/steril, serta mencegah terjadinya kontaminasi. Sterilisasi adalah
proses untuk membunuh semua mikroorganisme yang ada, dan jika
ditumbuhkan pada medium tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dan
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh mikroorganisme yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Menurut Hafsan (2014:62) Pembagian jenis mikroorganisme
berdasarkan ketahanannya terhadap proses steril yaitu pada resistensi
tertinggi endospora: bakteri, Resistensi sedang: cystprotozoa, spora seksual
fungi (zygospora), beberapa virus (virus tanpa kapsul lebih resisten dari
pada virus berkapsul, virus paling resisten adalah hepatitis B dan
poliovirus), beberapa sel vegetatif baketri (sel paling resisten adalah
Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, dan spesies
Pseudomonas). Serta resistensi rendah sebagian besar sel vegetative bakteri,
hifa atau spora fungi umum, virus, yeast dan tropozoit. Terdapat beberapa
teknik sterilisasi yang dapat dilakukan, yaitu: sterilisasi secara fisik, kimia,
mekanik, pasteurisasi dan tyndalisasi.
E. Pengertian Autoklaf
Menurut Syah (2018:61) Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan
berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada
umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 0C (250 0F). Jadi
tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2
(15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121 0C.
III. Metode Kerja
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah :
A. Alat dan bahan media pembiakan jamur
1. Potato Dexstrose Agar (PDA) konvensional
Alat dan Bahan
- Beaker glass Ukuran 1L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
- Kentang 200 g
- Dekstrosa 20 g
- Agar-agar 25 g
- Akuades 1L
2. Potato Dexstrose Agar (PDA) sintetis
Alat dan Bahan
- PDA sintetis 39 gram
- Akuades 1000 mL
- Labu Erlenmeyer 1L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
B. Alat dan Bahan Media Pembiakan Bakteri
1. Nutrient Agar (NA) konvensional
Alat dan Bahan
- Beaker glass ukuran 1L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
- Daging 500 g (beef ekstrak 3 g)
- Pepton 5g
- Ekstrak ragi 1g
- Agar-agar 20 g
- Akuades 1L
2. Nutrient Agar (NA) sintetis
Alat dan Bahan
- NA sintetis 20 gram
- Akuades 1000 mL
- Labu Erlenmeyer 1L
- Pengaduk
- Bunsen
- Autoklaf
C. Sterilisasi dengan Saringan
Alat dan Bahan:
- Autoklaf manual
- Alat dan bahan yang disterilkan
3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan dalam praktikum ini yaitu :
A. Potato Dexstrose Agar (PDA) konvensional
Bahan Potato Dexstrose
Agar (PDA) konvensional
Dikupas dan potong kentang dengan ukuran dadu 1 cm dan
cucilah dengan air bersih.
Direbus kentang dalam 1000 ml/1 liter akuades sampai
masak selama 2 jam sejak mendidih (ditambahkan akuades
jika volumenya berkurang)
Disaringlah kaldu kentang kedalam gelas piala dengan
mempergunakan kain kassa berlapis
Diletakkan filtrat tersebut diatas penangas sehingga suhunya
tetap terjaga dalam keadaan panas. Kemudian dimasukkan
berangsur-angsur dekstrosa dan agar-agar. Diaduklah
campuran tersebut sehingga diperoleh suspensi yang
homogeny
Dimasukkan medium ke dalam beberapa tabung reaksi
sebanyak 12 ml – 15 ml, lalu disumbatlah dengan kapas
ditutup dengan alumunium foil dan ikatlah.
Dimasukkan pula medium sebanyak 5 ml ke dalam beberapa
tabung reaksi, lalu sumbat dengan kapas ditutup dengan
alumunium foil dan ikatlah
Disterilisasikan medium tadi bersama-sama dengan cawan
petri yang sudah terbungkus rapi dengan aluminium foil
kedalam autoklaf selama 15-20 menit pada suhu 1210 C
Dimatikan autoklaf dan keluarkan alat dan bahan yang ada
didalamnya.
Dinginkan dalam suhu ruangan. Untuk bahan yang belum
digunakan simpan dalam lemari es. Untuk mempercepat
pengeringan pada alat yang akan digunakan dapat disimpan
dalam oven dengan suhu 500 C.
Hasil
B. Nutrient Agar (NA) konvensional

Bahan Nutrient Agar


(NA) konvensional
Dibersihkan daging dari kotoran yang melekat dengan air
bersih kemudian potongan kecil-kecil
Direbuslah daging dalam 1 L akuades sampai masak selama 2
jam sejak mendidih (tambahkan akuades jika volumenya
berkurang)
Disaring kaldu daging ke dalam gelas piala dengan
mempergunakan kain kassa berlapis
Diletakkan filtrat tersebut di atas penangas sehingga suhunya
tetap terjaga dalam keadaan panas. Kemudian dimasukkan
beranggsur-angsur seluruh bahan yang telah disiapkan dan
terakhir agar-agar. Diaduklah campuran tersebut sehingga
diperoleh suspensi yang homogen (atur volume agar tetap
dengan menambahkan akuades).
Dimasukkan medium ke dalam beberapa tabung reaksi
sebanyak 12 ml – 15 ml, lalu sumbatlah dengan kapas ditutup
dengan aluminium foil dan ikatlah. Dimasukkan pula
medium sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi, lalu
sumbat dengan kapas ditutup dengan alumunium foil dan
ikatkan
Disterilisasikan medium tadi bersama-sama dengan cawan
petri yang sudah terbungkus rapi dengan aluminium foil ke
dalam autoklaf 15-20 menit pada suhu 1210 C
Dimatikan autoklaf dan keluarkan alat dan bahan yang ada
didalamnya.
Dinginkan dalam suhu ruangan untuk bahan yang belum
digunakan simpan dalam lemari es.
Hasil
C. Potato Dexstrose Agar (PDA) dan Nutrient Agar (NA) sintetis
Bahan Nutrient Agar (NA) dan
Potato Dexstrose Agar (PDA)
sintetis

Dimasukan semua media kedalam erlenmeyer aduk hingga


homogen sambil dipanaskan pada kompor listrik.
Disaat media sudah masak yang ditandai dengan munculnya
gelebung-gelebung kecil dari dasar erlenmeyer.
Ditutup erlenmeyer menggunakan kapas yang telah dilapisi
perban lalu, lapisi dengan aluminium foil pada bagian atas.
Disterilisasi pada autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ºc
dan tekanan 15 lbs atau 1 atm.
Hasil

D. Sterilisasi dengan Saringan

Autoklaf
Diisi autoklaf dengan akuades hingga batas yang
ditentukan.

Dimasukkan medium atau peralatan yang akan


disterilkan.

Ditutup autoklaf rapat-rapat dengan mengunci pada


kunci yang berlawanan.

Dibiarkan klep uap terbuka dengan mendirikannya,


nyalanan autoklaf (on)

Ditutup klep apabila pada klep telah menetes air yang


menandakan suhu sudah jenuh.
Dibiarkan autoklaf menyala hingga tercapai suhu
121oC dan tekanan uap 15 lbs. Bila tekanan 15 lbs
sudah tercapai, pertahankan selama 15 – 20 menit
(bila tekanan berlebih gunakan tombol pengatur pada
bagian bawah autoklaf). Apabila suhu menggunakan
skala suhu farenheit dengan menggunakan rumus.

Dimatikan autoklaf setelah 15 – 20 menit pada


tekanan 15 lbs, tunggu hingga tekanan menurun
selama 5 – 10 menit. Buka klep uap perlahan-lahan,
keluarkan uap sehingga tekanan kembali nol.

Dibuka autoklaf dan ambil barang-barang yang ada


di dalamnya. Jangan sekali-kali membuka tutup
autoklaf bila tekanan uap belum mencapai angka nol.
Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dari praktikum pembuatan media
pertumbuhan mikroorgnisme dan sterilisasi antara lain termuat dalam table
berikut :

No Keterangan Gambar

1.

Media NA

2.

Media PDA

3.

Sterilisasi Autoklaf
Sumber Gambar:

Putri, M., Sukini., Yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

4.2 Pembahasan
Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari
sifat-sifat mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat
pertumbuhan mikroorganisme. Media merupakan sarana pertumbuhan yang
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai
makanannya. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan
baik harus memenuhi persyaratan antara lain: media harus mempunyai pH
yang sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat, media harus
steril, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan
mikroorganisme.
Mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur logam
seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga,
fosfor, cobalt, hidrogen, oksigen dan sulfur. Berdasarkan literature yang
telah dibaca, yaitu menurut Basu dalam (Thohari, dkk. 2019:725) terdapat
enam komponen pertama yang digunakan dalam sintesis adalah karbohidrat,
lipid, protein dan asam nukleat dan dua sisanya ada di dalam sel sebagai
kation dan memainkan berbagai peran. Pada organisme heterotrof,
kebutuhan akan faktor tumbuh sudah dapat terpenuhi oleh ekstrak daging.
Salah satu media yang menggunakan ekstrak daging dan protein sebagai
sumber glukosa dan asam amino serta paling umum digunakan untuk
menumbuhkan sebagaian besar bakteri adalah media NA (nutrient agar).
Media NA (nutrient agar) merupakan media yang berbentuk serbuk
berwarna putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk
padat karena terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang
terpenting dalam media ini adalah karbohidrat dan protein yang terdapat
pada ekstrak daging dan pepton sesuai dengan kebutuhan sebagian besar
bakteri, sehingga bakteri-bakteri tersebut dapat tumbuh di media NA.
Media agar yang umum digunakan untuk mengisolasi jamur di
laboratorium salah satunya adalah PDA (Potato Dextrose Agar ), PDA
(Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur
di laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)
sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan
yang netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-
30° C. Berdasarkan komposisinya PDA termasuk dalam media semi sintetik
karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan
agar). Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi,
dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar
berfungsi untuk memadatkan medium PDA. Masing-masing dari ketiga
komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangbiakkan mikroorganisme terutama jamur.
Untuk membuat media pertumbuhan bagi mikroorganisme, tentunya
semua prosedur harus dilakukan secara steril, agar media yang dibuat tidak
ditumbuhi mikroorganisme lain, selain mikroorganisme yang ingin
ditumbuhkan pada media tersebut.
Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau
praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya
pekerjaan kita di laboratorium. Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan
suatu kondisi bebas mikroorganisme atau setiap proses yang dilakukan baik
secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme. Metode atau cara sterilisasi tergantung
pada jenis, macam dan sifat alat atau bahan yang disterilkan, misalnya
ketahanan terhadap panas, wujud padat, cair, bentuk, ukuran dan sebagainya.
Hafsan (2014:62) berpendapat bahwa pada dasarnya sterlisasi pada
bidang mikrobiologi bertujuan agar alat atau bahan bebas dari
mikroorganisme sebelum digunakan dan mikroorganisme yang ditumbuhkan
pada medium tidak terganggu oleh mikroorganisme lain.
Sterilisasi dengan uap air bertekanan, merupakan cara yang paling
banyak digunakan. Alat yang dipakai adalah otoklaf, umumnya material
yang disterilkan berupa medium, air dan sebagainya. Suhu yang digunakan
1210C, dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit. Sterilisasi dengan otoklaf
merupakan cara yang paling sering digunakan karena; uap air panas dengan
tekanan tinggi memperbesar kemungkinan terjadinya penetrasi uap air ke
dalam sel mikroorganisme, yang menyebabkan koagulasi protein
protoplasma sehingga mengakibatkan kematian sel mikroorganisme.
Berdasarkan literature yang telah dibaca, yaitu menurut Istini
(2020:43) Sterilisasi basah biasanya dilakukan dengan alat autoklaf uap
dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 °C selama 15 menit.
Penggunaan suhu 121 °C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian
permukaan laut. Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah sakit serta
tempattempat lain yang memproduksi produk steril. Waktu yang diperlukan
untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang akan disterilkan, tipe
wadah dan volume bahan. Misal akan mensterilkan 1000 buah tabung reaksi
yang masingmasing berisi 10 ml medium cair membutuhkan waktu 10-15
menit pada suhu 121 °C , sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan waktu
20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang
mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap
air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 Psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 Psi.
Suhu adalah salah satu faktor lingkungan yang terpenting yang
memengaruhi kehidupan pertumbuhan organisme. Abrar (2013:110)
berpendapat bahwa suhu dapat memengaruhi mikroorganisme dalam dua
cara yaitu apabila suhu naik, kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat, dan sebaliknya apabila suhu turun kecepatan metabolisme juga
turun dan pertumbuhan diperlambat. Berdasarkan hubungan antara suhu dan
pertumbuhan, mikroorganisme dapat digolongkan/ dikelompokkan sebagai,
psikrofil, bakteri yang dapat tumbuh pada suhu antara 0-20° C, mesofil,
bakteri yang dapat tumbuh pada pada suhu 25-40° C; dan termofil, bakteri
yang dapat tumbuh pada suhu di atas 50° C. Dari factor suhu tersebut, dapat
diketahui bahwa autoklaf hanya bisa menghilangkang mikroorganisme yang
akan mati jika suhu mencapai 121oC.
Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi memiliki kelemahan maupun
kelebihan, kelemahan pada autoklaf sederhana yaitu perlunya penjagaan dan
pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Autoklaf
yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya
dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan
dengan baik. Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan
lain. Kelemahannya adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka
pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan
kerusakan total pada autoklaf.
V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan praktikum ini, dapat
disimpulkan bahwa untuk menumbuhkan mikroorganisme, dibutuhkan
media yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
mikroorganisme, terdapat dua jenis media yang umum dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme, yaitu media NA dan PDA. Sebelum
membuat media, diharuskan mensterilkan alat, bahan dan juga lingkungan
sekitar tempat praktikum, hal ini bertujuan mikroorganisme yang
ditumbuhkan pada medium tidak terganggu oleh mikroorganisme lain.
Sterilisasi yang umumnya digunakan dalam praktikum mikrobiologi yaitu,
menggunakan autoklaf.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait kegiatan praktikum
pembuatan media dan juga sterilisasi yaitu, setiap sebelum dilakukannya
percobaan harus dipastikan kesterilan dari alat dan bahan, serta lingkungan
tempat praktikum, selama perlakuan percobaan harus dilakukan secara steril.
DAFTAR PUSTAKA

Abrar, M. 2013. ‘’ PENGEMBANGAN MODEL UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH


SUHU PENYIMPANAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI
PADA SUSU SEGAR’’. Jurnal Medika Veterinaria. 7(2):109-112

Hafsan. 2014. ‘’Mikrobiologi Analitik’’. Makassar: Alauddin University Press

Istini. 2020. ‘’ Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium’’. INDONESIAN JOURNAL OF
LABORATORY. 2(3):41-46

Octavia, A., dan Wantini, S. 2017. ‘’ Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus
Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari Singkong
(Manihot esculenta Crantz)’’. Jurnal Analis Kesehatan. 6(2): 625-631

Syah, I.S.K. 2018.’’ PENENTUAN TINGKATAN JAMINAN STERILITAS PADA


AUTOKLAF DENGAN INDIKATOR BIOLOGI SPORE STRIP’’. Jurnal
Farmaka. 14(1): 59-69

Thohari, N.M., Pestariati, dan Istanto, W. 2019. ‘’ PEMANFAATAN TEPUNG KACANG


HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF NA (Nutrient Agar)
UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli. Jurnal ANALIS
KESEHATAN SAINS. 8(2):725-737
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai