1. Apa yang dimaksud keseimbangan umum perekonomian
=Pengertian Keseimbangan Umum (General Equilibrium)
Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terhadap harga jual,
seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang, juga keseimbangan antara pengeluaran uang dengan pemasukan dan juga keseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran yang terjadi.
2. Apa yang dimaksud dengan kurva IS(investasi saving),bagaimana
menurunnya =IS berasal dari investasi (Investment)dan tabungan (Saving).Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar barang. Ketika tingkat bunga (r) naik maka investasi akan berkurang, dan sebaliknya saat tingkat suku bunga (r) turun maka investasi (I) akan naik.Kurva IS akan bergeser oleh adanya perubahan pengeluaran otonom. Kenaikan pengeluaran otonom termasuk pengeluran pemerintah akan menggeser kurva IS ke kanan.
3. Apa yang dimaksud dengan kurva LM(Likuiditas Money),bagaimana
menurunnya =LM berasal dari permintaan akan uang (Liquidity Preference) dan penawaran uang (Money Supply).Kurva LM adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar uang. Penurunan/pergeseran kurva LM diakibatkan oleh perubahan kebijakan moneter.Dalam hal ini peningkatan jumlah uang beredar dan penurunan jumlah uang yang beredar
4. Dengan menggunakan kurva IS dan LM jelaskan terjadinya
keseimbangan umum,kapan terjadinya kurva pendapatannya,tingkat bunga,syaratnya? =Kurva IS-LM merupakan kurva yang menggambarkan bagaimana interaksi antara pasar barang (IS) dan pasar uang (LM). Kurva IS LM merepresentasikan model IS- LM yang menunjukkan keseimbangan antara tingkat suku bunga dan pendapatan nasional (output) dalam jangka pendek (short-run equilibrium). Keseimbangan terjadi apabila kurva IS berpotongan dengan Kurva LM Jika pasar uang dalam kondisi keseimbangan maka jumlah penawaran uang riil akan sama dengan permintaan uang riil. Kurva IS memiliki kemiringan negatif yang menunjukkan kombinasi antara suku bunga dan output yang menjamin terjadinya keseimbangan di pasar barang. Perubahan suku bunga akan menyebabkan perubahan output keseimbangan dipasar barang sehingga terjad iperubahan kombinasi antara suku bunga dan output disepanjag kurva IS yang sama. Kurva LM memiliki kemiringan positif yang menunjukkan kombinasi antara suku bunga dan output yang menjamin terjadinya keseimbangan di pasar uang. Perubahan output akan mendorong perubahan permintaan uang riil sehingga menyebabkan perubahan suku bunga keseimbangan di pasar uang. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan kombinasi suku bunga dan output di sepanjang kurva LM yang sama.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika
pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut : (M/P)d = L(r,y) Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva LM ke atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah. Kurva IS adalah kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga, dimana dipenuhi syarat keseimbangan pasar IS Kurva LM adalah kurva yang menghubungkan tingkat pendapatan nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga dimana dipenuhi syarat keseimbangan pasar uang.
5. Pengaruh kebijakan fiskal terhadap keseimbangan perekonomian
=Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dengan menggunakan belanja negara dan perpajakan dalam rangka menstabilkan perekonomian. Dari sudut ekonomi makro, kebijakan fiskal dibagi menjadi dua yaitu ; kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakan ini dapat pula mempengaruhi sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang, melalui peningkatan kapasitas perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas makroekonomi, kebijakan fiskal akan berinteraksi dengan kebijakan moneter. Pengaruh kebijakan fiskal yang signifikan terhadap perekonomian dikemukakan olehKeynes. Sebelum Keynes, operasi keuangan pemerintah dipandang tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja dan permintaan agregat.Peran pemerintah pada saat itu hanya sebatas merelokasi sumber daya finansial dari sektor swasta ke pemerintah.Pandangan ini diantaranya dikemukakan oleh Say»s Law bahwa dalam kondisi full employment, setiap tambahan pengeluaran pemerintah akan menyebabkan penurunan pengeluaran swasta (crowd-out) dalam jumlah yang sama dan pengeluaran tersebut tidak akan mengubah pendapatan agregat. n mengubah pendapatan agregat. Pandangan tersebut kemudian diubah oleh Keynes dan sejak saat itu ekonom mulai menekankan dampak makro atas pengeluaran dan pajak pemerintah.Keynes menekankan bahwa kenaikan pengeluaran pemerintah tidak hanya memindahkan sumber daya dari sektor swasta ke pemerintah. Selain itu, Keynes juga mengemukakan adanya dampak berganda (multiplier effect) dari pengeluaran tersebut
6. Pengaruh kebijakan Moneter terhadap keseimbangan perekonomian
=Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (Base Money) sebagai sasaran kebijakan moneter. Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Untuk mencapai sasaran inflasi, kebijakan moneter dilakukan secara forward looking, artinya perubahan stance kebijakan moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan inflasi ke depan masih sesuai dengan sasaran inflasi yang telah dicanangkan. Dalam kerangka kerja ini, kebijakan moneter juga ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas kebijakan kepada publik. Secara operasional, stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan ( BI Rate ) yang diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Perubahan suku bunga ini pada akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi. Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan aggregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan yang bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu