Anda di halaman 1dari 4

Nama: LINGGA FADHIL ATILLA

NIM: 2010522008
Matkul: Pengantar Ekonomi Makro
Jurusan: Manajemen
Semester: 2/M4 Padang

1. Apa yang dimaksud keseimbangan umum perekonomian

=Pengertian Keseimbangan Umum (General Equilibrium)

Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terhadap harga jual,


seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang, juga keseimbangan antara
pengeluaran uang dengan pemasukan dan juga keseimbangan antara pendapatan
dengan pengeluaran yang terjadi.

2. Apa yang dimaksud dengan kurva IS(investasi saving),bagaimana


menurunnya
=IS berasal dari investasi (Investment)dan tabungan (Saving).Kurva IS adalah kurva
yang menggambarkan keseimbangan antara pendapatan nasional (Y) dan tingkat
bunga (i) pada pasar barang.
Ketika tingkat bunga (r) naik maka investasi akan berkurang, dan sebaliknya saat
tingkat suku bunga (r) turun maka investasi (I) akan naik.Kurva IS akan bergeser oleh
adanya perubahan pengeluaran otonom. Kenaikan pengeluaran otonom termasuk
pengeluran pemerintah akan menggeser kurva IS ke kanan.

3. Apa yang dimaksud dengan kurva LM(Likuiditas Money),bagaimana


menurunnya
=LM berasal dari permintaan akan uang (Liquidity Preference) dan penawaran uang
(Money Supply).Kurva LM adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan antara
pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) pada pasar uang.
Penurunan/pergeseran kurva LM diakibatkan oleh perubahan kebijakan
moneter.Dalam hal ini peningkatan jumlah uang beredar dan penurunan jumlah uang
yang beredar

4. Dengan menggunakan kurva IS dan LM jelaskan terjadinya


keseimbangan umum,kapan terjadinya kurva pendapatannya,tingkat
bunga,syaratnya?
=Kurva IS-LM merupakan kurva yang menggambarkan bagaimana interaksi antara
pasar barang (IS) dan pasar uang (LM). Kurva IS LM merepresentasikan model IS-
LM yang menunjukkan keseimbangan antara tingkat suku bunga dan pendapatan
nasional (output) dalam jangka pendek (short-run equilibrium).
Keseimbangan terjadi apabila kurva IS berpotongan dengan Kurva LM
Jika pasar uang dalam kondisi keseimbangan maka jumlah penawaran
uang riil akan sama dengan permintaan uang riil.
Kurva IS memiliki kemiringan negatif yang menunjukkan kombinasi antara
suku bunga dan output yang menjamin terjadinya keseimbangan di pasar barang.
Perubahan suku bunga akan menyebabkan perubahan output keseimbangan dipasar
barang sehingga terjad iperubahan kombinasi antara suku bunga dan output
disepanjag kurva IS yang sama.
Kurva LM memiliki kemiringan positif yang menunjukkan kombinasi antara
suku bunga dan output yang menjamin terjadinya keseimbangan di pasar uang.
Perubahan output akan mendorong perubahan permintaan uang riil sehingga
menyebabkan perubahan suku bunga keseimbangan di pasar uang. Hal ini
ditunjukkan oleh perubahan kombinasi suku bunga dan output di sepanjang kurva
LM yang sama.

Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika


pendapatan tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih
banyak transaksi yang mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak
menunjukkan permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi
permintaan uang sebagai berikut : (M/P)d = L(r,y) Kurva LM menggambarkan
hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat
pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin
tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas. Penurunan
dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang
menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser
kurva LM ke atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan
uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke
atas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke
bawah.
Kurva IS adalah kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan
nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga, dimana dipenuhi syarat
keseimbangan pasar IS
Kurva LM adalah kurva yang menghubungkan tingkat pendapatan nasional
pada berbagai kemungkinan tingkat bunga dimana dipenuhi syarat keseimbangan
pasar uang.

5. Pengaruh kebijakan fiskal terhadap keseimbangan perekonomian


=Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dengan menggunakan belanja negara
dan perpajakan dalam rangka menstabilkan perekonomian. Dari sudut ekonomi
makro, kebijakan fiskal dibagi menjadi dua yaitu ; kebijakan fiskal ekspansif dan
kebijakan fiskal kontraktif.
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan untuk mengendalikan keseimbangan
makroekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempengaruhi sisi permintaan
agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakan ini dapat pula
mempengaruhi sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang, melalui
peningkatan kapasitas perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas makroekonomi,
kebijakan fiskal akan berinteraksi dengan kebijakan moneter.
Pengaruh kebijakan fiskal yang signifikan terhadap perekonomian dikemukakan
olehKeynes. Sebelum Keynes, operasi keuangan pemerintah dipandang tidak
memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja dan
permintaan agregat.Peran pemerintah pada saat itu hanya sebatas merelokasi sumber
daya finansial dari sektor swasta ke pemerintah.Pandangan ini diantaranya
dikemukakan oleh Say»s Law bahwa dalam kondisi full employment, setiap
tambahan pengeluaran pemerintah akan menyebabkan penurunan pengeluaran swasta
(crowd-out) dalam jumlah yang sama dan pengeluaran tersebut tidak akan mengubah
pendapatan agregat.
n mengubah pendapatan agregat. Pandangan tersebut kemudian diubah oleh Keynes
dan sejak saat itu ekonom mulai menekankan dampak makro atas pengeluaran dan
pajak pemerintah.Keynes menekankan bahwa kenaikan pengeluaran pemerintah tidak
hanya memindahkan sumber daya dari sektor swasta ke pemerintah. Selain itu,
Keynes juga mengemukakan adanya dampak berganda (multiplier effect) dari
pengeluaran tersebut

6. Pengaruh kebijakan Moneter terhadap keseimbangan perekonomian


=Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah
kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kerja
ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan
kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (Base Money) sebagai sasaran
kebijakan moneter.
Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflasi
kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Untuk mencapai sasaran inflasi, kebijakan
moneter dilakukan secara forward looking, artinya perubahan stance kebijakan
moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan inflasi ke depan masih
sesuai dengan sasaran inflasi yang telah dicanangkan. Dalam kerangka kerja ini,
kebijakan moneter juga ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas kebijakan kepada
publik. Secara operasional, stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan
suku bunga kebijakan ( BI Rate ) yang diharapkan akan memengaruhi suku bunga
pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Perubahan
suku bunga ini pada akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7
tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain
adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan
kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter
(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga
menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang
berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan
kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar
atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut
menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang
baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan
wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat
melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang
berasal dari sisi permintaan aggregat (demand management) relatif terhadap kondisi
sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon kenaikan inflasi
yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan yang bersifat sementara (temporer)
yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu

Anda mungkin juga menyukai