Anda di halaman 1dari 7

AKIDAH AKHLAK

INDAHNYA ASMA’UL HUSNA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas KI4 Portofolio

Guru Pembimbing : Bu Indah Rakhmawati, S.Pd

Disusun Oleh :

Nilna Shabrina Nur Amila

X MIPA 3

26

MAN 1 KOTA MALANG

2020/2021
RESUME BAB INDAHNYA ASMA’UL HUSNA

I. PENGERTIAN ASMA’UL HUSNA

Asma’ul Husna berasal dari bahasa Arab yang berarti nama-nama Allah yang indah
dan baik. Sedangkan, secara harfiah Asma’ul Husna berarti sebutan, nama, dan
gelar Allah yang sesuai dengan sifat-sifatnya yang sempurna. Asma’ul Husna
berjumlah 99 nama, sesuai dengan hadis yang berbunyi :
َ ‫صاهَا دَ َخ َل ْال َجنَّة‬
َ ْ‫ّلِل تِ ْسعَةً َوتِ ْسعِينَ ا ْس َما مِ ائَةً إِال َّ َواحِ دًا َم ْن أَح‬ ِ َّ ‫أ َ َّن َرسُو َل‬
ِ َّ ِ ‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل « إِ َّن‬
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya bagi Allah 99 nama,
barang siapa yang menghafalnya ia akan masuk surga. Dan sesungguhnya Allah itu ganjil
(tidak genap) dan menyukai akan yang ganjil”. (HR. Imam Baihaqi).

II. MENGKAJI 16 ASMA’UL HUSNA

1) Al- Karim (Maha Mulia)

Al- Karim berarti Yang Maha Mulia. Allah merupakan Dzat yang paling sempurna
dengan kemulian-kemulian Nya. Dengan kemulian-Nya, Allah memuliakan Al-
Qur’an, malaikat, dan manusia. Seperti yang sudah dijelaskan dalam QS. al-
Mukminun ayat 116 :

‫َّللاُ ۡال َم ِلكُ ۡال َحـق ۚ َ ۤال ا ِٰلهَ ا َِّال ه َُوۚ َرب ۡالعَ ۡر ِش ۡالـك َِر ۡي ِم‬
‫فَت َعٰ لَى ه‬

“Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia,
Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia”.

Yang dapat kita pelajari dari makna Asma’ul Husna al-Karim :

 Berusaha memiliki akhlak yang baik


 Menjaga kehormatan diri
 Mau memuliakan semua makhluk ciptaan Allah Swt.

2) Al- Mukmin (Maha Memberi Keamanan)


Al-Mukmin artinya Yang Maha Memberi Keamanan. Allah Swt merupakan satu-
satunya tempat berlindung semua hambanya, baik keselamatan di dunia, maupun
keselamatan di akhirat kelak. Dengan berlindung kepada Allah, hati dan diri kita
akan merasa aman, damai, dan tenang. Seperti yang tercantum dalam QS. al-Hasyr
ayat 23 :
‫ع َّما ي ُۡش ِركُ ۡون‬ ِ ‫َّار ۡال ُمتَك َِب ُرؕ سُ ۡبحٰ نَ ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫س الس َّٰل ُم ۡال ُم ۡؤ ِم ُن ۡال ُم َه ۡي ِمنُ ۡال َع ِز ۡي ُز ۡال َجـب‬
ُ ‫ِى َ ۤال ا ِٰلهَ ا َِّال ه َُوۚ ا َ ۡل َم ِلكُ ۡالقُد ۡو‬
ۡ ‫َّللا ُ الَّذ‬
‫ه َُو ه‬

“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Raja yang Maha Suci, yang Maha
Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha
Perkasa, yang Maha Kuasa, yang Maha Agung, Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan”.
Dengan memahami makna al-Mukmin, seharusnya kita dapat meneladani sifat
Allah, yakni :

 Menjadi pribadi yang amanah dan tak berkhianat


 Memiliki sikap sopan santuin dan ramah
 Memberikan positive vibes bagi sekitar.

3) Al- Wakil (Maha Mewakili)


Al-Wakil berarti Yang Maha Mewakili. Allah Swt merupakan Dzat yang paling
tepat untuk mewakili serta menangani segala urusan makhluk ciptaan-Nya. Allah
Swt juga merupakan tempat bergantung bagi makhluknya. Kita dapat meneladani
Asma’ul Husna Al-wakil dengan cara :
 Selalu bersyukur dan berserah diri kepada-Nya
 Tak mudah putus asa dan terus berdo’a
 Mau berikhtiar dengan mengharapkan keridhaan Allah Swt.

4) Al- Matin (Maha Kukuh)


Allah Swt Maha Kukuh atas kehendak-Nya, dan sifat-sifat Nya. Tiada satupun
makhluk yang dapat mengalahkan dan mampu mempengaruhi Allah Swt. Menurut
Imam Al Khattabi Al-matiin artinya Dzat yang Maha Kuat, yang kekuatannya tak
terbendung, tindakannya tak terhalangi, dan tak pernah merasa lelah. Banyak ayat
Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai nama-nama baik Allah. Diantaranya QS.
adz-Dzariyat ayat 38 yang menjelaskan tentang nama baik Allah al-Matiin :
‫ين‬ َ ٰ ‫ع ْونَ ِبسُ ْل‬
ٍ ‫ط ٍن م ِب‬ َ ‫س ْل ٰنَهُ ِإ َل ٰى ف ِْر‬
َ ‫س ٰ ٰٓى ِإذْ أ َ ْر‬
َ ‫َوفِى ُمو‬
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kukuh”.
Dari nama baik Allah Al-matiin, kita dapat mengambil hikmah :
 Kita harus selalu memegang prinsip kita (kebenaran)
 Memilki tekad dan keinginan yang kuat
 Memiliki kepercayaan diri (tidak boleh rendah diri, kecuali ketika
berhadpan dengan Allah Swt).

5) Al- Jami’(Maha Megumpulkan)


Allah Swt adalah Dzat yang mengumpulkan semua makhluknya pada hari kiamat
kelak. Tujuannya adalah untuk membalas kebaikan dan keburukan yag dilakuka
semua makhluknya. Hal ini sudah di tuliskan dalam QS. al-Jatsiyah ayat 26 :
ِ َّ‫ْب فِي ِه َو ٰلَك َِّن أ َ ْكث َ َر الن‬
َ‫اس َال يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َّللاُ يُ ْحيِيكُ ْم ث ُ َّم يُمِيتُكُ ْم ث ُ َّم يَ ْج َمعُكُ ْم ِإلَ ٰى يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة َال َري‬
َّ ‫قُ ِل‬

Katakanlah “Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu,


setelah itu mengumpulkjan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
padanya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Dengan mempelajari makna dari Asma’ul Husna Al-matin, kita hendaknya :
 Mau bekerjasama dan bersatu
 Menghimpun potensi positif diri
 Mendukung upaya terwujudnya persatuan umat Islam dunia.
6) Al- Hafidz (Maha Memelihara)
Al-Hafidz artinya yang Maha Pemelihara. Allah Swt memelihara seluruh langit dan
bumi beserta isinya. Syaikh Nuniyyah Ibnu Qayyim, mengatakan bahwa Al-hafidz
memilki dua makna, yang pertama Al-hafidz berarti Allah menjaga apa yang
dilakukan oleh hamba-Nya, berupa amal baik atu buruk. Yang kedua, Allah
menjaga hamba-hambaNya dari segala hal yang tidak mereka sukai. Seperti yang
telah dijelaskan didalam Qs. Al-Anbiya ayat 32 :
ِ ‫ع ۡن ٰا ٰيتِ َها ُم‬
‫عۡرض ُۡو َن‬ ً ‫س ۡقفًا َّمحۡ فُ ۡو‬
َ ۡ‫ظا ۖۚ َّوهُم‬ َّ ‫َو َجعَ ۡلنَا ال‬
َ ‫س َما ٓ َء‬

“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya”.
Dengan mempelajari makna yang terkandung dalam asma Allah Al-hafidz, kita
seharusnya dapat :

 Mampu menjaga kuatnya iman kita kepada Allah Swt


 Memelihara kemurnian niat dalam menggapai ridho Allah Swt.

7) Al- Rafi’(Maha Meninggikan)


Allah yang merupakan Dzat Yang Maha meninggikan derajat hamba-hamba-Nya.
Sedangkan Imam al-Ghazali memaknai al-Rafi’ sebagai Dzat yang meninggikan
orang-orang mukmin dengan kebahagiaan surga, serta meninggikan para wali-Nya
dengan mendekatkannya kepada-Nya. Hal ini telah dijelaskan didalam Al-Qur’an
tepatnya dalam QS. al-Mujadalah ayat 11 :
‫ّللا ِب َما ت َعۡ َملُ ۡونَ َخ ِب ۡير‬ ٍ ٰ‫ّللا الَّذ ِۡينَ ٰا َمنُ ۡوا مِ ۡن ُكمۡ ۙ َوالَّذ ِۡينَ ا ُ ۡوتُوا ۡالع ِۡل َم دَ َرج‬
ُ ٰ ‫تؕ َو‬ ُ ‫ش ُز ۡوا فَا ْن‬
ُ ٰ ‫ش ُز ۡوا يَ ۡرفَ ِع‬ ُ ‫َواِذَا ق ِۡي َل ا ْن‬

“Niscaya Allah akan meninggikan orang orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Kita dapat mengamalkan asma’ Allah al-Rafi’ dengan cara :
 Bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh
 Selalu mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing
 Menjunjung tinggi sikap profesionalisme dan tanggung jawab.

8) Al- Wahab (Maha Pemberi)


Allah Swt selalu memberi tanpa diminta, tanpa meminta balasan, dan tanpa batas
terhadap makluk-Nya. Allah Swt adalah Dzat yang memberi kehidupan, memberi
bayak karunia terhadap kita semua. Seperti yang dicantumkan dalam QS. as-Syura
ayat 49 :
‫شا ٓ ُء الذُّ ُك ۡور‬
َ َّ‫شا ٓ ُء اِنَاثًا َّويَ َهبُ ِل َم ۡن ي‬
َ َّ‫شا ٓ ُءؕ يَ َهبُ ِل َم ۡن ي‬ ِ ‫ِلِّـلَّـ ِه ُم ۡلكُ السَّمٰ ٰو‬
ِ ‫ت َو ۡاۡلَ ۡر‬
َ َ‫ضؕ يَ ۡخلُقُ َما ي‬

“Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-


anakperempuan kepada siapa yang Ia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki
kepada siapa yang Ia kehendaki”.
Setelah memahami makna dibalik Asma’ul Husna al-Wahab ini, alangkah baiknya
jika kita :
 Jangan pernah lelah dan bosan untuk selalu memohon dan berdoa kepada
Allah
 Hendaknya kita membantu orang-orang yang membutuhkan
 Membantu tanpa mengharapkan adanya imbalan

9) Al- Raqib (Maha Mengawasi)


Allah Saw menjadikan hamba-Nya selalu dalam pengawasan-Nya. Menurut
pendapat Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah, al-Raqib berarti Dzat yang
maha memperhatikan dan mengawasi semua hamba-Nya ketika mereka bergerak
(beraktifitas) maupun mereka diam, (mengetahui) apa yang mereka sembunyikan
maupun yang mereka tampakkan, dan (mengawas) semua keadaan mereka. Hal ini
sesuai dengan yang telah dicantumkan dalam QS. Yunus ayat 61 :
‫ش ُه ۡودًا ا ِۡذ تُف ِۡيض ُۡو َن ف ِۡي ِؕه‬ َ ‫َو َما ت َ ُك ۡونُ ف ِۡى ش َۡا ٍن َّو َما ت َ ۡتل ُ ۡوا مِ ۡنهُ مِ ۡن قُ ۡر ٰا ٍن َّو َۡل ت َعۡ َملُ ۡونَ مِ ۡن‬
َ ‫ع َم ٍل ا َِّۡل ُكنَّا‬
ُ ۡ‫علَ ۡي ُكم‬

“kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu
diwaktu kamu melakukannya”.

Hikmah yang dapat diambil selepas mempelajari Asma’ul Husna al-Raqib adalah :
 Hendaknya kita selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat, mengingat
segala sesuatu itu diawasi Allah
 Kita semakin taqwa kepada Allah

10) Al- Mubdi’u (Maha Memulai)


Allah telah menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya, Dia pula yang
memulai seluruh kehidupan di alam semesta ini. Misalnya, ketika Allah Swt
menciptakan manusia pertama, yakni Nabi Adam As, hingga berkembangnya
peradaban manusia dengan sedemikian majunya. Hal ini dijelaskan dalam QS. al-
Ankabut ayat 19 :
‫ٱَّلل يَسِير‬ َ َ‫ٱَّلل ْٱلخَلْقَ ث ُ َّم يُعِي ُدهُۥٓ ِإ َّن ٰذَلِك‬
ِ َّ ‫علَى‬ ُ َّ ‫ئ‬ َ ‫أ َ َول َ ْم يَ َر ْو ۟ا َكي‬
ُ ‫ْف يُ ْب ِد‬

“Allah menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian


mengembalikan(menghidupkan) kembali,kemudian kepada-Nya lah kamu
dikembalikan”.
Dengan begitu, kita seharusnya dapat mengambil pelajaran dari nama Allah al-
Mubdi’u yakni dengan :
 Memulai untuk produktif
 Selalu menyiapkan diri terhadap semua hal.

11) Al- Muhyi (Maha Menghidupkan)


Allah Swt menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan, kemudian
menghidupkannya kembali di hari kiamat. Seperti yang terkandung didalam QS.
al-Hajj ayat 66 :
‫سانَ لَ َكفُور‬ ِ ْ ‫َوه َُو الَّذِي أَحْ يَاكُ ْم ث ُ َّم يُمِ يت ُ ُك ْم ث ُ َّم يُحْ يِي ُك ْم ۗ ِإ َّن‬
َ ‫اْل ْن‬

“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu,kemudian mematikan kamu,


kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu,benar-benar
sangat mengingkari nikmat”.
Dengan nama Allah al-Muhyi kita dapat meneladaninya dengan :
 Menghidupkan segala petunjuk dengan perbuatan ta’atnya
 Menghidupkan syi’ar Islam dalam kehidupan
 Menghidupkan semanagat yanga da pada diri untuk memiliki kehidupan
yang jauh lebih maju.

12) Al- Hayyu (Maha Hidup)


Allah adalah Dzat yang tak mungkin mengalami kematian. Allah mutlak dan tidak
mengalami penyusutan, kerusakan, atau peniadaan. Seperti yang telah dijelaskan
didalam QS. al-Furqan ayat 58 :
ِ ‫س ِبِّحۡ بِ َحمۡ دِهؕ َو َك ٰفى بِه بِذُنُ ۡو‬
‫ب ِعبَادِه َخبِ ۡي َر ا‬ َ ‫ِى َۡل يَ ُم ۡوتُ َو‬ ِّ ِ ‫علَى ۡال َحـ‬
ۡ ‫ى الَّذ‬ َ ‫َوت ََو َّك ۡل‬

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya, dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa
hamba-Nya”.

Kita dapat meneladani Asma’ul Husna al-Hayyu dengan cara :


 Meraih mimpi dalam hidup dengan usaha maksimal dan kemandirian
 Menghargai hak hidup orang lain
 Membantu sesama dalam memenuhi hak hidup.

13) Al- Qayyum (Maha Berdiri Sendiri)


Allah merupakan Dzat yang maha mengelola dan tidak pernah membutuhkan
bantuan siapapun. Pengelolaan alam semesta ini dilakukan Allah secara sendirian,
tanpa bantuan siapapun, baik dari para malaikat, penyangga Arsy, maupun seluuruh
penghuni langit dan bumi. Dalam QS. al-Baqarah ayat 255 dijelaskan bahwa Allah
itu kekal dan terus menerus mengurus makhluknya :
‫ى ۡالقَي ُّۡو ُم‬
ُّ ‫ّللا َ ۤۡل ا ِٰلهَ ا َِّۡل ه َُو ۡال َحـ‬
ُٰ

“Allah, tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus makhluk-Nya”.
Kita dapat mengimplementasikan nama baik Allah al-Qayyum dalam kehidupan
sehari-hari:
 Berusaha untuk menjadi pribadi yang mandiri
 Menghargai segala bentuk jerih payah dan kerja keras
 Menghargai segala bentuk kebaikan yang orang lain berikan terhadap kita.

14) Al- Akhir (Maha Akhir)


Asma’ul Husna al-Akhir berarti Allah merupakan Dzat yang mengakhiri segalanya.
Dialah sang pencipta dan penentu seluruh kehidupan di alam semeta ini. Hal ini
telah dicantumkan dalam QS. al-Hadid ayat 3 :
‫الظاه ُِر َو ۡالبَاطِ ُن َوه َُو بِ ُك ِِّل ش َۡىءٍ عَل ِۡيم‬ ٰ ۡ ‫ه َُو ۡاۡل َ َّو ُل َو‬
َّ ‫اۡلخِ ُر َو‬

“Dialah yang awal dan yang akhir yang zhahir dan yang bathin dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu”.

Dengan begitu seharusnya kita dapat mengambil hikmah agar :

 Kembali kepada tujuan utama hidup kita yakni Allah Swt


 Tidak menunda0nunda untuk berbuat kebajikan
 Memperbanyak amal sholih agar menjadi pribadi yang lebih baik.

15) Al- Mujib (Maha Mengabulkan Do’a)


Dari nama baik Allah al-Mujib kita bisa tahu bahwa Allah itu akan mengabulkan
segala permintaan dan permohonan hamba-Nya, apabila permohonan tersebut
memang benar-benar dibutuhkan oleh hambanya. Menurut Imam al-Ghazali al-
Mujib berarti yang menyambut permintaan para peminta dengan memberinya,
menyambut doa yang berdoa dengan mengabulkannya, memberi sebelum dimintai
dan melimpahkan anugerah sebelum dimohonkan. Dalam Al-Qur’an surat Ghafir
ayat 60 juga dijelaskan bahwa :
‫سيَ ۡد ُخل ُ ۡونَ َج َهنَّ َم دَاخِ ِر ۡي َن‬ َ َ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ۡادع ُۡون ِۡۤى ا َ ۡست َِج ۡب لَـكُمۡؕ اِ َّن الَّذ ِۡينَ يَ ۡست َۡكبِ ُر ۡون‬
َ ‫ع ۡن ِعبَا َدت ِۡى‬

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan


Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Kita dapat mengambil hikmah dan meneladani nama baik Allah al-Mujib yakni
dengan cara :
 Menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya
 Tak pernah bosan memohon kepada Allah
 Rajin berdo’a karena do’a adalah sarana dalam mendekatkan diri kepada
Allah Swt.

16) Al- Awwal (Yang Pertama)


Menurut Imam Ali bin Abi Thalib, maksud dari al-Awwal adalah Dia (Allah) yang
awal yang bagi-Nya tiada ‘sebelum’, sehingga mustahil ada sesuatu sebelum-Nya.
Bahkan keberadaan alam semesta ini pun diawali oleh keberadaan-Nya. QS. al-
Hadid ayat 3 telah menjelaskan :
َ ٍ‫الظاه ُِر َو ۡالبَاطِ ُن َوه َُو ِب ُك ِِّل ش َۡىء‬
‫عل ِۡيم‬ ٰ ۡ ‫ه َُو ۡاۡل َ َّو ُل َو‬
َّ ‫اۡلخِ ُر َو‬

“Dialah yang awal dan yang akhir, yang zhahir dan yang bathin, dan Dia
Mahamengetahui segala sesuatu”.
Dengan memahami apa arti dari Asma’ul Husna al-Awwal, kita bisa
meneladaninya dengan :
 Selalu menjalankan amar ma’ruf nahi munkar
 Berusaha menjadi manusia terbaik dari dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai