Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FORM ULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

EVALUASI GRANUL

KoordinatorPraktikum
Wintari Taurina, M.Sc., Apt.
NIP.198304212008012007

Asisten Praktikum:
Nur Firdiena Titian Ratu
NIM. I1021171030

DISUSUN OLEH :
Albianus Febri Tarung
NIM. I1022191011

KELOMPOK / KELAS : 6/APK


ANGGOTA : Tyara Jhesica (I1022191006)
Rizty Rahmadilla (I1022191018)
Dea Nur Apriliyanti (I1022191027)
Nadila (I1022191032)
Muhammad Diko Armabar (I1022191037)

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI
BADAN PENGELOLA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Albianus Febri Tarung

NIM : I1022191001

Tanggal Praktikum : Senin, 3 Mei 2021

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan praktikum teknologi dan formulasi sediaan padat
ini benar-benar merupakan hasil tulisan saya sendiri dan dibuat berdasarkan data yang sebenar-
benarnya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa ini bukan tulisan saya
atau hasil plagiat, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pontianak, 22 Maret 2021

Asisten Praktikum Praktikan,

Nur Firdiena Titian Ratu Albianus Febri Tarung

NIM. I1021171030 NIM. I1022191011


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Granulasi adalah proses pembesaran ukuran serbuk dimana suatu campuran


serbuk yang mempunyai daya kohesi kecil dirubah menjadi ukuran partikel yang lebih
besar. Granulasi dimulai dengan pencampuran bahan aktif yang diperlukan, sehingga
dicapai suatu bentuk bahan aktif melalui proses campuran. Dalam proses pencampuran
ini perlu disesuaikan dengan sifat fisika kimia zat aktif agar sediaan yang dihasilkan
dapat memenuhi standar (1).

Granul merupakan gumpalan partikel-partikel kecil umumnya


berbentuk tidak merata. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan
seperti granul terbagi, kapsul dan tablet. Beberapa pengaruh dari proses granulasi
yaitu, keseragaman bobot dalam pembuatan sediaan, kelarutan, dan kerapuhan sediaan.
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi yang sebagian besar dibuat dengan cara pengempaan yang terdiri dari bahan aktif
dan bahan tambahan yang meliputi bahan pengisi, penghancur, pengikat, dan pelicin(2).

Pembuatan suatu sediaan tablet dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya.


Sebelum terjun dalam pemasaran, granul dan tablet yang sudah dibuat atau diproduksi
harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu. Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel
besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Evaluasi granul ini bertujuan untuk
memperoleh massa granul dengan mempunyai karakteristik yang baik, dan memenuhi
persyaratan sesuai dengan literatur.

I.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mahasiswa mengetahui prinsip dasar, metode, dan prosedur uji evaluasi granul.
2. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dan uji
yang digunakan untuk evaluasi granul.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Granulasi Basah

Granulasi basah merupakan metode yang digunakan untuk memperbaiki sifat alir
dan kompresibilitas dari serbuk serta mencegah segregasi pada saat pencampuran bahan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi
basah ialah penimbangan dan pencampuran bahanbahan, pembuatan granulasi basah,
pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, pengeringan, pengayakan kering,
pencampuran bahan pelincir, dan pembuatan tablet dengan kompresi (3).

Keuntungan dari sifat granulasi basah adalah mencegah terjadinya segresi


(pemisahan) komponen dari suatu campuran serbuk homogen selama proses pemindahan
bahan dan penanganan sehingga komposisi dari setiap granul menjadi tetap dan masih
tetap sama pada saat penambahan larutan pengikat. Kelarutan obat dan stabilitasnya
dalam media dan dibawah suhu pengeringan merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan proses granulasi. Halhal yang sangat diperhatikan dalam proses
ini adalah tingkat pembasahan dan pengeringan. Pembasahan yang berlebihan akan
menghasilkan granul yang keras sehingga kompressinya menjadi lebih buruk dan pada
akhirnya menghasilkan tablet yang rapuh sehingga cocok digunakan sebagai pembuata
tablet (3).

2.2 Granulasi kering


Granul adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil
(serbuk), umumnya berbentuk tidak merata atau berbentuk kebulat-bulatan dan menjadi
seperti partikel tunggal yang lebih besar dengan maksud untuk meningkatkan
kemampuan mengalir. Adapun tujuan dari pembuatan granul adalah untuk mencegah
terjadinya segregasi, memperbaiki aliran serbuk, meningkatkan porositas, meningkatkan
kompresibilitas serbuk, menghindari terbentuknya material yang keras dari serbuk,
terutama pada serbuk yang higroskopis. Granulasi adalah proses perlekatan partikel
serbuk menjadi partikel yang lebih besar. Tujuan proses granulasi adalah mencegah
segregasi campuran serbuk, memperbaiki sifat alir serbuk atau campuran, meningkatkan
densitas ruahan produk, memperbaiki kompresibilitas serbuk, mengontrol kecepatan obat
dan memperbaiki penanpilan produk. Metode granulasi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu metode granulasi basah (wet granulation) dan metode granulasi kering (dry
granulation)(4).
Granulasi kering merupakan metode yang biasa digunakan untuk bahan obat yang
tidak tahan pemanasan dan kelembaban. Granulasi kering dilakukan dengan cara
menekan massa serbuk yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Granulasi kering dapat juga
dilakukan dengan meletakkan massa serbuk diantara mesin roll yang dijalankan secara
hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis, selanjutnya diayak atau digiling
hingga diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan(5).
2.3. Mutu Fisik Granul

2.3.1 Kandungan Lengas

Kandungan lengas dalam granul merupakan faktor penting terhadap mutu granul,
stabilitasnya kimia bahan, dan kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba. Granul
yang sudah dikeringkan, masih mengandung kelembapan tertentu. Kandungan lengas
yang terlalu rendah meningkatkan kemungkinan terjadinya capping sedangkan
kandungan lengas yang terlalu tinggi meningkatkan kemungkinan terjadinya picking
pada sediaan. Penentuan kandungan lembab granul ditentukan secara gravimetrik dengan
moisture balance. Kadar air atau lembab merupakan titik kritis yang berpengaruh pada
aliran granul, proses pencetakan, dan kualitas tablet. Penentuan kandungan lengas granul
diukur dengan alat mettler toledo HB 43-S (6).

2.3.2 Kecepatan Alir dan Sudut Diam

Kecepatan alir granul adalah kemampuan granul untuk memasuki matrik tablet
secara merata berdasarkan gaya gravitasi. Teknik pengukuran kecepatan alir antara lain
menggunakan metode corong. Caranya dengan meletakkan granul dalam corong alat uji
kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup. Granul yang keluar dari dari alat tersebut
dihitung kecepatan alirannya dengan menggunakan stopwatch dari mulai dibukanya tutup
bagian bawah hingga semua massa granul mengalir keluar dari alat uji (Rowe R.C. et al,
2009). Kecepatan alir dihitung berdasarkan waktu alir.Timbunan granul dapat digunakan
untuk menghitung sudut istirahat.Diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak
timbunan granul diukur. Untuk 100 gram granul, waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10
detik dan sedangkan sudut diam diperoleh sebaiknya antara 250 sampai 300 (7).
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir granul

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir granul adalah bentuk dan ukuran
partikel granul, distribusi ukuran partikel, kekasaran atau tekstur permukaan, penurunan
energi permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel granul akan menggumpal dan
menghambat kecepatan alirnya (Aulton M.E., 2002) Sudut istirahat adalah sudut tetap
yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut
diam lebih kecil dari 300 biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas,
apabila sudutnya lebih besar atau sama dengan 400 biasanya mengalirnya kurang baik.
Cara menghitung pada sudut diam alan Tan Q = h/r , dengan h adalah tinggi kerucut dan r
adalah jari-jari bidang dasar kerucut. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk
(6)
.

2.5 Macam-macam Evaluasi granul

a.Uji Kelembapan

Sebanyak 1 gram granul, dimasukkan kedalam sample tray dan dianalisis


kelembaban dengan pemanasan pada suhu 105oC. Dicatat kadar air yang terbentuk,
kandungan lembab menurut persyaratan 2-5%(8).

b.Uji Susut Pengeringan

Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk
air.Pengujian susut kering bertujuan untuk menentukan air dan zat yang mudah menguap.
Sebanyak 5 g sampel dihancurkan hingga ukuran partikel tidak lebih dari 3 mm. Bahan
yang telah hancur diletakkan di atas cawan aluminium secara merata. Kemudian sampel
dimasukkan kedalam pengering. Pengeringan dilakukan dengan memanaskan sampel
hingga 100- 105° C(9).

c.Uji Distribusi Ukuran Partikel

100 gram sediaan diayak dengan ayakan bertingkat Elektromagnetic Sieve Shaker
EMS-8 mulai dari mesh 20, 40, 60, 80 dan 100,selama 5 menit, dimana telah diisi sediaan
pada ayakan paling atas. Bobot dari masing-masing ayakan ditimbang dantentukan bobot
sediaan uji padamasing-masing ayakan. Kemudian dilakukan rekonsiliasi bobot sediaan.
Total kehilangan tidak boleh melebihi 5%dari beratspesimen uji asli(8).

d.Uji Waktu Alir

Sejumlah granul ditimbang 100 gram dan dimasukkan ke dalam corong lewat tepi
corong yang ujung tangkainya tertutup. Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir
sampai habis.Waktu alirnya dicatat dengan stopwatch yaitu dari saat dibuka sampai
seluruh granul keluar. Dilakukan uji waktu alir sebelum dan sesudah penambahan pelicin
yaitu(10) :

Keterangan :

V : kecepatan alir granul (gram/detik) m : massa granul (gram)

t : waktu alir granul (detik)

Sifat alir granul dikatakan mempunyai sifat aliryang baik jika 100g serbuk yang
diuji mempunyai waktu alir ≤ 10 detik atau mempunyai kecepatanalir 10g/detik.(8)
Untuk 100 gram granul atau serbuk dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan mengalami
kesulitan pada waktu pentabletan(11).

e.Uji Sudut Diam

Mula-mula granul dimasukkan dalam corong secara hati-hati, kemudian penutup


lubang bagian bawah dibuka. Serbuk akan keluar melalui lubang bagian bawah dan ada
sebagian serbuk atau granul yang tertahan pada penyangga dengan membentuk kerucut.
Sudut diam dapat dihitung dengan mengukur terlebih dahulu tinggi kerucut dan diameter
lempeng penyangga. Sudut diam dihitung dengan rumus(11).

Tan Ø = 2ℎ
𝐷

Keterangan:

Ø = sudut diam

h = tinggi tumpahan serbuk

D = diameter tumpahan serbuk

Sudut diam dinyatakan dalam “°” (derajat). Granul akan mudah mengalir jika sudut diam
antara 20-40o

f.Uji Pengetapan Granul

Sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml hingga volume 100 ml
(V1) kemudian gelas ukur dipasang pada volumenometer dan dihentakkan hingga volume
granul konstan (V2). Indeks tablet (T) dihitung dengan rumus(11) :

(𝑉1−𝑉2)
T =( ) x 100%

Keterangan :

V1 = volume awal granul sebelum perlakuan

V2 = volume granul konstan

Granul mempunyai sifat alir yang baik dengan indeks pengetapan kurang dari 20%.
BAB III

METODOLOGI

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

a. Alat-alat untuk uji evaluasi granul


b. Alat-alat untuk uji evaluasi tablet
c. Ayakan mesh 14 dan 16
d. Kertas perkamen
e. Mesin tablet single punch
f. Timbangan
g. Oven

III.1.2 Bahan

Bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah:

a. Croscarmellose
b. Etanol 96%
c. Magnesium stearate
d. Manitol
e. Mikrokristalin selulosa
f. Piroksikam
g. PVP K30
III.2 Cara Kerja

III.2.1 pembuatan tablet metode granulasi basah

Siapkan alat dan bahan

Dimasukan piroksikam, comprecel, dan PVP K30 kedalam mortar kemudian gerus hingga
homogen

Ditambahkan etanol 96% sedikit sedikit kedalam mortar hingga diperoleh massa yang dapat
dikepal

Diayak masa dengan ayakan mesh 14 untuk membentuk granul kemudian granul dikeringkan
didalam oven pada suhu 60oC selama 2 jam

Diayak lagi granul yang sudah dikeringkan tersebut menggunakan ayakan mesh 16

Ditimbang granul yang diperoleh kemudian dilakukan evaluasi granul

Ditambahkan fase luar yaitu manitol, primellose, dan mg stearate campur hingga homogeny
sampai terbentuk massa siap kempa

Dilakukan evaluasi granul dan massa cetak

Dicetak granul dan massa cetak yang sudah dievaluasi menggunakan mesin tablet single punch
dengan bobot 175 mg dengan jumlah 200 tablet

Dilakukan evaluasi tablet meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, uji kekerasan
tablet, uji kerapuhan tablet dan uji ketahanan tablet
III.2.2 Uji Waktu Alir

Ditimbang sebanyak 100 g granul dan dimasukan kedalam corong lewattepi corong yang ujung
tangkainya tertutup

Dibuka penutup dan granul dibiarkan mengalir sampai habis

Dicatat waktu alirnya dengan stopwatch dari saat baru dibuka sampai seluruh granul keluar

III.2.3 Uji Pengetapan


Dimasukan sejumlah granul kedalam gelas ukur 100 ml hingga volume
100 ml

Dipasang gelas ukur pada volumenometer

Dihentakkan hingga volume granul konstan

III.2.4 Uji Sudut Diam

Ditimbang 100 gram granul, masukkan secara pelan-pelan


lewat lubang bagian atas, sementara bagian bawah ditutup.

Dibuka penutupnya, dan biarkan granul mengalir keluar.


DiUkur tinggi kerucut yang terbentuk dan ulangi percobaan
sebanyak 3 kali
BAB IV

PEMBAHASAN

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan


tertentu. Granul dapat diproses lebih lanut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul maupun
tablet. Umumnya granul dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk yang
digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang
ayakan yang sesuai dengan granul yang diinginkan. Pemeriksaan-pemeriksaan kualitas granul
sangat bermandaat, karena sifat-sifat granul tidak hanya mempengaruhi peristiwa penabletan
saja, tetapi juga kualitas tabletnya sendiri.

Sebelum dilakukan suatu penabletan perlu dilakukan pemeriksaan sifat fisik granul yang
akan dikempa. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah granul dapat mengalir
dengan baik atau tidak. Mempunyai kompresibilitas baik atau tidak. Sifat-sifat fisik berkaitan
dengan proses penabletan antara lain : partikel granul, kerapatan bulk granul, kerapuhan,
kompresibilitas, distribusi ukuran granul dan bentuk partikel granul.Granul yang mempunyai
sifat fisik baik yaitu yang mudah mengalir dengan baik dan mudah dikempa atau
kompresibilitasnya baik, sehingga dapat menghasilkan tablet dengan variasi bobot dan kekerasan
yang lebih stabil.

Evaluasi yang pertama dilakukan adalah uji kelembaban, dari hasil pengukuran kadar air
granul diperoleh kadar air granul tiap formula 3,03; 2,92; dan 3,05 %. Syarat kadar air yang baik
adalah 2-5% (Williams and Allen, 2007). Dari hasil uji kadar air, ketiga formula granul yang di
uji memenuhi syarat kadar air. Uji kelembaban granul dilakukan untuk melihat kandungan air
dalam granul. Kandungan air granul yang terlalu tinggi pada granul dapat
menyebabkan granul tidak dapat mengalir dengan baik pada saat pentabletan atau tablet yang
dicetak dapat melekat pada punch dan die.Uji organoleptis menunjukkan bahwa granul yang
dihasilkan dari ketiga formula memiliki bentuk serpihan bundar dan warna kuning yang seragam
serta aroma khas sehingga dapat dikatakan bahwa granul yang dihasilkan sudah memenuhi syarat
uji organoleptis.

Berikutnya dilakukan evaluasi ukuran partikel, hasil pengukuran distribusi ukuran


partikel menunjukan bahwa granul dari ketiga formulasi memenuhi persyaratan untuk menjadi
granul, karena granul yang melewati ayakan no-20 adalah yang tertinggi, dapat dikatakan granul
lebih banyak memiliki ukuran yang sama dengan 850 µm. Evaluasi distribusi ukuran
partikel bertujuan untuk melihat ketersebaran ukuran partikel granul, apabila ukuran partikel
granul terdistribusi pada tiap mesh maka hal ini akan berpengaruh pada sifat alir granul.

Berikutnya dilakukan uji sudut diam , Laju alir dan sudut diam merupakan parameter
yang dapat mempengaruhi kualitas tablet hisap yang dihasilkan. Keseragaman bobot tablet
dipengaruhi oleh faktor aliran massa tablet. Laju alir yang baik menunjukkan kecepatan alir <10
detik (Depkes 2014). Sementara untuk menyatakan sudut diam yang baik, persyaratan yang
ditentukan adalah berada pada 30-40 (Depkes, 2014). Sudut diam merupakan uji granul yang
penting untuk mengetahui sifat alir dari granul. Serbuk akan membentuk kerucut, semakin datar
kerucut yang dihasilkan maka sudut diamnya makin kecil (Voight, 1995: 161). Laju alir dari
masing – masing formula ternyata tidak memenuhi persyaratan evaluasi granul. Hal tersebut
diduga bahan baku yang digunakan diduga bersifat higroskopis sehingga memperlambat laju alir
granul. Hasil analisis sudut diam untuk semua formula memenuhi persyaratan yang disyaratkan
oleh Kementerian Kesehatan yaitu dalam kisaran 30° - 40°.

Berikutnya dilakukan evaluasi waktu alir granul, Kecepatan alir granul bertujuan untuk
mengetahui sifat granul yang digunakan mempunyai sifat alir yang baik atau tidak. Kecepatan
alir yang baik akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama terhadap
keseragaman bobotnya. Pemeriksaan sifat alir granul perlu dilakukan untuk mengetahui
kemampuan alir campuran saat dikempa. Granul dengan sifat alir yang baik akan mudah
mengalir. Sifat alir campuran juga berperan dalam homogenitas campuran atau serbuk. Sifat alir
yang baik, kemungkinan campuran serbuk untuk bercampur atau mencapai homogenitas semakin
besar. Sifar alir serbuk dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, porositas, densitas, gaya, elektrostatik,
dan gaya gesek partikel serta kondisi percobaan. Semakin besar ukuran partikel menyebabkan
gaya gesek antar partikel menurun, dengan demikian flowability meningkat. Hasil pemeriksaan
granul seperti pada tabel 3 menunjukan bahwa granul formula 2 sebelum dan sesudah
penambahan pelicin memiliki kecepatan alir yang paling lama dibandingkan dari formula
lainnya. Granul formula 2 (75 : 25) sebelum dan sesudah penambahan pelicin tidak memenuhi
persyaratan waktu alir yang baik. Waktu alir dikatakan baik jika pada 100 gram serbuk atau
granul tidak lebih dari 10 detik Waktu alir yang baik menunjukan kecepatan granul mengisi
ruangan kompresi secara konstan, sehingga meminimalkan rongga atau pori dalam tablet
sehingga tablet yang dihasilkan memiliki keseragaman bobot yang sama. Granul pada formula 1
adalah yang paling cepat mengalir. Granul dengan penambahan bahan pelicin memiliki waktu
alir lebih cepat dibanding tanpa pelicin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan pelicin
dapat mempercepat aliran granul melewati corong sehingga dapat memperbaiki sifat alir granul,
dengan mekanisme mengurangi gesekan antar partikel sehingga granul lebih mudah untuk
mengalir. Amilum dapat juga dimanfaatkan sebagai filler, binder, glidant dan disintegrant
tergantung mekanisme penambahan dan jumlah yang dipakai.

Berikutnya dilakukan uji pengentapan granul, Pengetapan merupakan penurunan volume


sejumlah granul/serbuk akibat hentakan (tapped) dan getaran (vibraying) sehingga diperoleh
volume yang konstan. Suatu granul yang mendapatkan hentakan dan getaran akan mengisi atau
menempati sedemikian rupa pada ruang kosong antar granul, sehingga dihasilkan volume yang
mampat. Tujuan pengetapan adalah untuk mengetahui kompresibilitas granul yang dapat
mempengaruhi kekerasan dan kerapuhan tablet. Granul dengan pengetapan kurang dari 20 %
mempunyai sifat alir yang baik. Indeks pengetapan diatas 20 % menunjukkan kemampuan
mengalir yang buruk. Semakin kecil indeks pengetapan (%) maka semakin baik sifat alirnya
begitu juga dengan kompressibilitas pada saat pencetakan tablet. Berdasarkan hasil pemeriksaan
indeks pengetapan , terlihat bahwa ketiga formula telah memenuhi persyaratan yaitu memiliki
harga pengetapan kurang dari 20%. Pengetapan formula 3 lebih baik dibandingkan dengan
formula 1 dan 2. Besar kecilnya indeks pengetapan sangat ditentukan oleh bagaimana campuran
granul dalam mengisi ruang antar partikel dan memampatkan lebih rapat saat terjadinya getaran
volumenometer. Indeks pengetapan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bentuk,
kerapuhan, dan distribusi ukuran partikel.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan kali ini adalah :

a) Hasil pengukuran kadar air granul diperoleh kadar air granul tiap formula 3,03; 2,92; dan
3,05 %. Syarat kadar air yang baik adalah 2-5% . Dari hasil uji kadar air, ketiga formula
granul yang di uji memenuhi syarat kadar air.
b) Hasil pengukuran distribusi ukuran partikel menunjukan bahwa granul dari ketiga
formulasi memenuhi persyaratan untuk menjadi granul.
c) Hasil analisis sudut diam untuk semua formula memenuhi persyaratan yang disyaratkan
yaitu dalam kisaran 30° - 40°
d) Hasil uji waktu alir menunjukkan bahwa penambahan pelicin dapat mempercepat aliran
granul melewati corong sehingga dapat memperbaiki sifat alir granul.
e) Hasil uji pengentapan menunjukan pengetapan formula 3 lebih baik dibandingkan dengan
formula 1 dan 2.

V.2 Saran

Adapun saran dari percobaan kali ini adalah :

a) Perhatikan komponen formulasi agar kondisi granul yang dihasikan baik.


b) Perhatikan proses evaluasi agar berjalan sesuai prosedur dan apa yang disyaratkan.
Daftar Pustaka

1. Musnamar, E. I.Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.


Jakarta.2005.
2. Hano NL. Yamlean P. Suprianti SH. Formulasi Tablet Klorfeniramin Maleat dengan
Bahan Pengikat Getah Kulit Buah Pisang Goroho ( Musa acuminafe L.) Menggunakan
Metode Granulasi Basah. Jurnal Ilmiah Farmasi.2015.4(3):29-33
3. Ansel, H. C., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim, F. Jakarta :
UI Press.2008.
4. Hadisoewignyo L. dan Fudholi A.Sediaan Solida, Yogyakarta ;Pustaka Pelajar: 2013,.
5. Fatmawaty A., dkk. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta; Penerbit Deepublish: 2012.
6. Aulton M.E., Pharmaceutics : the science of dosage form design, 2nd ed., Churchill
Livingstone, Edinburgh ;;New York.2002.
7. U.S. Pharmacopeia. The United States Pharmacopeia, USP 30/The National Formulary,
NF 25. Rockville, MD: U.S. Pharmacopeial Convention, Inc.,2007.
8. Devi LAS, Shodiquna QA, Eni NWSD, Arisanti CIS, Samirana PO. Optimasi
Konsentrasi Polivinil Pirolidon (PVP) sebagai Bahan Pengikat tehadap Sifat Fisik Tablet
Ekstrak Etanol Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb). Jurnal Farmasi Udayana.
2018; 7(2): 45-52 16.
9. Nugroho AF, Wardayanie NIA, Wijaya H. Pembuatan Tablet Hisap Campuran Jambu
Biji Merah (Psidium guajava L.) dan Angkak (Monascus purpureus) Menggunakan
Metode Kempa Langsung dan Granulasi Kering. Journal of Agro-based Industry. 2020;
2(12): 152-161
10. Hilaria M, Oktavia DR. Pengaruh Penambahan Amilum Gewang (Corypha Utan
Lamarck) Secara Intragranular Dan Ekstragranular Terhadap Sifat Fisik Tablet
Paracetamol Dengan Metode Granulasi Basah. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2020; 6(1):
110-121
11. Zulfa E, Prihantini M. Formulasi Tablet Paracetamol dengan Bahan Pengikat Pati Umbi
Gembili (Dioscorea esculenta L). Jurnal Pharmascience. 2019; 6(2): 55-64
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN


PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L)
MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

Lemborano Nugratama Hano1), Paulina Yamlean1), Hamidah Sri Suprianti2)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado,95115
2)
Program Studi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Manado, 95115

ABSTRACT
Goroho’s sap peel has the stongest adhesive force, and also has antiseptic and antioxidant effect.
The aim of this research to formulate chlorpheniramine maleic tablet used Goroho’s sap peel as
a binder substance by wet granulation method . The formulations made by variation of Goroho’s
sap peel concentration at 15% and 25%. The resulting granule evaluation preformulation .further
more granule is compressed into a tablet and be tested evaluation tablet. at the q 25% fulfill all
the assigned qualification consist of Organoleptic test, water content, flow rate, the angle of
respose, the physicalappearance, size and weight uniformity, hardness, friability, disintegration
time of tablet. From this result can be concluded concentration of 25% fulfill the qualification as
binder substance at the chlorpheniramine maleic tablet.

Key words : Banana sap peel Goroho, binder substance of tablet, wet granulation

ABSTRAK
Getah kulit buah Pisang Goroho memiliki daya rekat yang sangat kuat, memiliki efek antiseptik
dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menformulasikan tablet Klorfeniramin maleat
menggunakan getah kulit buah Pisang Goroho sebagai bahan pengikat dengan metode granulasi
basah. Formulasi ini dibuat dengan variasi konsentrasi getah yaitu 15% dan 25%.Granul yang
dihasilkan diuji preformulasi.Selanjutnya granul dikempa menjadi sediaan tablet dan dilakukan
evaluasi pengujian tablet. Pada konsentrasi 25% memenuhi semua persyaratan meliputi,uji
organoleptik, kadar air, sifat alir, sudut diam, penampilan fisik, keseragaman bobot, keseragaman
ukuran, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
konsentrasi 25% memenuhi persyaratan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet
Klorfeniramin Maleat

Kata Kunci: Getah kulit buah Pisang Goroho, bahan pengikat tablet, klorfeniramin maleat

29
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN kulit buah pisang Goroho (Musa acuminafe


L) memiliki daya rekat yang sangat kuat
Dengan berkembangnya teknologi di ketika mengenai kulit, hal ini didasari oleh
bidang farmasi mendorong para farmasis kemampuan dari getah buah pisang dalam
untuk membuat suatu formulasi yang tepat menyembuhkan luka bakar, sebagai
untuk mengolah bahan alam menjadi suatu antiseptik dan antioksidan (Muhabuddin et
bentuk sediaan yang mudah diterima oleh al.,2012). Pemikiran tersebut
masyarakat, selain ditinjau dari kualitas melatarbelakangi dilakukannya penelitian
yang tetap harus dipenuhi.Salah satu bentuk tentang pembuatan bentuk sediaan tablet
sediaan farmasi yang sering dijumpai saat dengan menggunakan getah sebagai bahan
ini yaitu bentuk sediaan tablet. pengikat pada tablet.
Tablet merupakan salah satu sediaan Tanaman pisang Goroho memiliki
yang banyak mengalami perkembangan dari morfologi yaitu pohon dengan batang tegak,
segi formulasi. Beberapa keuntungan akar mempunyai susunan yang kuat, batang
sediaan tablet diantaranya ialah sediaan semuanya tersusun oleh pelepah daun. Daun
lebih kompak, biaya pembuatannya lebih terpencar, bentuk daun seperti meruncing,
murah, dosisnya tepat, mudah ujungnya tumpul, tepi rata, mudah robek
pengemasannya, sehingga penggunaannya dengan tangkai daun agak panjang dan
lebih praktis jika dibandingkan dengan lebar. Memiliki Bunga majemuk dengan
sediaan lain. Tablet dibuat dari bahan aktif tangkai yang panjang dan kuat, bulat, ada
dan bahan tambahan yang meliputi bahan yang berbulu ada yang tidak, bunganya
pengisi, penghancur, pengikat dan banyak. Hampir semua buah pisang Goroho
pelicin(Lachman et al, 1994). memiliki kulit berwarna kuning ketika
Dalam pembuatan komponen matang, meskipun ada beberapa yang
sediaan tablet diperlukan zat tambahan berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan
untuk mendapatkan kualitas sediaan yang hampir hitam(Tasirin, 2011). Getah Pisang
memenuhi persyaratan formulasi. Salah satu mengandung tanin dan asam galat
zat tambahan yang memiliki peran khusus (Kwartiningsih et al.,2010). Getah pisang
dalam formulasi sediaan tablet yaitu bahan banyak digunakan sebagai pengobatan
pengikat. Bahan pengikat dalam formulasi alternatif tradisional yang telah terbukti
tablet digunakan untuk mengikat komponen- cukup ampuh.Bila anggota tubuh terkena
komponen tablet untuk dijadikan granul goresan benda tajam dengan luka yang
dengan ukuran yang sama dan bentuk yang terlalu dalam dan berdarah, maka getah
kompak. Dengan adanya bahan pengikat, pohon pisang dapat dioleskan dengan merata
komponen tablet akan mudah dibentuk pada anggota tubuh yang terkena luka.
menjadi granul, sehingga akan memudahkan Penelitian ini membuat formulasi
pencetakan. Pemilihan bahan pengikat dari tablet Klorfeniramin Maleat dengan
bergantung kepada sifat fisika dan kimia bahan pengikat getah kulit buah Pisang
dari bahan obat, daya ikat yang diperlukan Goroho (Musa acuminafe L). Klorfeniramin
dan tujuan pemakaian obatnya (Soekemi, Maleat ialah obat anti histamin H1 yang
1987). sering digunakan sebagai obat pilihan
Salah satu komponen bahan alam pertama untuk mencegah atau mengobati
yang diharapkan mampu untuk digunakan gejala reaksi alergi. Klorfeniramin maleat
sebagai bahan pengikat sediaan tablet yaitu sebagai AH1 menghambat efek histamin
getah buah Pisang Goroho (Musa acuminafe pada pembuluh darah, bronkus dan
L). Berdasarkan asumsi yang beredar bermacam-macam otot polos. AH1 juga
dimasyarakat dan karakteristiknya getah

30
Devi dkk.

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607


Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 45-52

Optimasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon (PVP) sebagai Bahan Pengikat tehadap


Sifat Fisik Tablet Ekstrak Etanol Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb)
Devi,I.A.S.1 , Q.A. Shodiquna1, N.W.S.D.Eni1 , C.I.S. Arisanti, 1, P.O. Samirana1

1 Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Jalan Kampus Unud,
Jimbaran, 80364
E-mail: iasinthadevi@gmail.com

ABSTRAK
Rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) mengandung senyawa aktif seperti cassumumin A-C,
cassummarin A-C, Phenylbutanoid, dan (E)-4-(3,4-dimethoxyphenyl) but-3-en-1-ol yang memiliki
aktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan agen antialergi sehingga potensial digunakan sebagai anti
alergi. Rimpang bangle dibuat menjadi sediaan tablet karena memiliki beberapa keuntungan yaitu
mudah dikonsumsi, praktis, takarannya tepat, menutupi rasa yang pahit dan bau khas dari rimpang
bangle dan stabilitasnya terjaga dalam penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan tablet
rimpang bangle yang memiliki sifat fisik yang baik dengan menggunakan PVP sebagai bahan pengikat.
Ekstrak rimpang bangle dibuat secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, tablet diformulasi
dengan menggunakan metode granulasi basah.Tablet ekstrak etanol rimpang bangle diformulasikan
dalam 3 formula dengan variasi kadar PVP FI 1%, FII 2,75%, dan FIII 4,5%. Granul dihasilkan diuji
sifat fisiknya meliputi uji kelembaban, distribusi ukuran partikel, waktu alir, sudut diam, bulk density,
dan kompressibilitas, sedangkan tablet yang dihasilkan diuji sifat fisiknya meliputi uji organoleptis,
keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kerapuhan, dan waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi optimum yang didapatkan yaitu pada FIII dengan konsentrasi PVP 4,5%yang telah
memenuhi syarat uji organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, dan kerapuhan tablet.
Kata kunci: Rimpang Bangle, PVP, Tablet

ABSTRACT
Zingiber cassumunar Roxb contains active compounds such as cassumumin AC, cassummarin AC,
phenylbutanoid, and (E) -4- (3,4-dimethoxyphenyl) but-3-en-1-ol which has activities as anti-
inflammatory, antioxidant and anti-allergenic agents so that they are potentially used as anti-allergies.
Zingiber cassumunar Roxb is made into tablet because it has several advantages, which are easy to
consume, practical, the right amount, cover the bitter taste and the distinctive smell and its stability is
maintained in storage. This study aims to produce Zingiber cassumunar Roxb tablets that have good
physical properties by using PVP as a binder. Zingiber cassumunar Roxb extract was made by maceration
using 70% ethanol solvent, the tablet was formulated using wet granulation method. Zingiber cassumunar
Roxb ethanol extract tablet was formulated in 3 formulas with variations in the PVP FI content of 1%,
FII 2.75%, and FIII 4.5%. The resulting granules were tested for physical properties including moisture
test, particle size distribution, flow time, stationary angle, bulk density, and compressibility, while the
tablets produced were tested for physical properties including organoleptic test, uniformity of size,
uniformity of weight, friability, and disintegration time. The results showed that the optimum
concentration obtained was at FIII with 4.5% PVP concentration that complied the organoleptic test
requirements, uniformity of size, weight uniformity, and fragility of tablets.
Keywords: Zingiber cassumunar, PVP, Tablet

45
Devi dkk.

pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607


Jurnal Farmasi Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2018, 45-52

diperoleh ekstrak yang masih mengandung pelarut dengan pemanasan pada suhu 105oC. Dicatat
dalam volume yang kecil. Penguapan pelarut kadar air yang terbentuk, kandungan lembab
ekstraksi dilanjutkan dengan menggunakan oven menurut persyaratan 2-5% (Williams and Allen,
pada suhu 40˚C hingga diperoleh ekstrak kental 2007).
(Padmasari dkk, 2003). b. Uji Distribusi Ukuran Partikel
Formulasi Tablet Ekstrak Rimpang Seratus gram sediaan diayak dengan ayakan
Pada penelitian ini dimulai bertingkat Elektromagnetic Sieve Shaker EMS-8
denganmenyusun 3 formula sediaan tablet dengan mulai dari mesh 20, 40, 60, 80 dan 100,selama 5
variasi konsentrasi PVP yangberbeda seperti menit, dimana telah diisi sediaan pada ayakan
tercantum pada tabel berikut: paling atas. Bobot dari masing-masing ayakan
Tabel 1. Rancangan Formula Tablet Ekstrak ditimbang dantentukan bobot sediaan uji
Rimpang Bangle padamasing-masing ayakan. Kemudian dilakukan
Bahan F1 F2 F3 rekonsiliasi bobot sediaan. Total kehilangan tidak
Ekstrak 40% 40% 40% boleh melebihi 5%dari beratspesimen uji asli
etanol (USP, 2015).
rimpang c. Uji Waktu Alir
bangle Ditimbang 100 gram granul, dimasukkan ke
Laktosa 15 % 12,25 % 11,5 % dalam corong dan diratakan serta ditutup bagian
PVP 1% 2,75% 4,5% bawah corong. Alat flowmeter dinyalakan dan
Avicel 4% 4% 4% waktu yang diperlukan oleh seluruh massa yang
Aerosil 40% 40% 40% mengalir. Laju alir dinyatakan sebagai gram serbuk
Keterangan: yang melewati corong. Laju alir yang baik adalah
F 1: Formula 1 ; F2 : Formula 2 ; F3 : Formula 3 4-10 gram/detik (Aliyah, dkk., 2009). (Gozali,
2008).
Pembuatan Tablet Ekstrak Rimpang Bangle
Dimasukkanekstrak etanol 70% rimpang d. Uji Sudut Diam
bangle kedalam mortar dan ditambahkan aerosil. Granul dimasukkan ke dalam corong uji
Zat aktif (ekstrak rimpang bangle) yang telah waktu alir. Penutup corong dibuka sehingga
dikeringkan dengan aerosol, avicel dan laktosa granul keluar dan ditampung pada bidang datar.
(bahan pengisi) dicampur dengan sampai Waktu alirgranul dicatat , sudut diamnya dihitung
homogen. Ditambahkan bahan pengikat PVP dengan mengukur diameterdan tinggi tumpukan
yang telah dibuat mucilago ke dalam mortar, granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir
selanjutnya pembuatan massa granul. Diayakan no yang dipersyaratkan dengan sudut diam antara 250
10 mesh dan dikeringkan granul pada oven suhu sampai 300 (Depkes RI, 1995).
40°-60°C selama 18 jam sampai granul kering. e. Uji Bulk Density
Granul yang telah kering diayak dengan pengayak Sebanyak 100 gram granul dimasukkan ke
20 mesh sehingga di dapatkan granul dengan dalam gelas ukur, kemudian dicatat volume total
ukuran 850 µg. Selanjutnya dilakukan pengujian
granul, kemudian campuran granul ditablet. Lalu Bulk density = Bobot total granul
tablet yang diperoleh dilakukan evaluasi tablet. Volume total granul
Pengujian Mutu Fisik Sediaan
Uji Granul f. Uji Kompresibilitas
Sebanyak 50 gram granul, diukur volume
a. Uji Kelembaban
total granul, kemudian tabung diketuk sebanyak
Sebanyak 1 gram granul, dimasukkan
500 kali. Catat volum uji sebelum dimampatkan
kedalam sample tray dan dianalisis kelembaban

47
Sitasi: Nugroho, A. F., Wardayanie, N. I. A., & Wijaya, H. (2020). Pembuatan tablet hisap campuran jambu biji merah (Psidium guajava L.) dan angkak
(Monascus purpureus) menggunakan metode kempa langsung dan granulasi kering. Warta IHP, 37(2), 152-161.
Halaman | 152

Pembuatan Tablet Hisap Campuran Jambu Biji Merah


(Psidium guajava L.) dan Angkak (Monascus purpureus)
Menggunakan Metode Kempa Langsung dan Granulasi Kering
Lozenges Production of Red Guava and Angkak Mixture Using Method
of Direct Pressing and Dry Granulation

Adityo Fajar Nugroho *, Ning Ima Arie Wardayanie dan Hendra Wijaya

Balai Besar Industri Agro


Jl. Ir. H. Juanda No.11, Bogor 16122

Riwayat Naskah: ABSTRAK: Jambu biji merah mempunyai kadar vitamin C yang cukup tinggi dan angkak
mengandung lovastatin yang berfungsi sebagai anti-kolesterol. Interaksi antara vitamin C
Diterima: September 2020 dan lovastatin bersifat sinergis sehingga vitamin C dapat meningkatkan penyerapan
Direvisi: Desember 2020
Disetujui: Desember 2020
lovastatin. Penelitian ini bertujuan membuat tablet hisap dari campuran jambu biji merah
dan angkak menggunakan metode kempa langsung dan granulasi kering. Variabel
penelitian adalah jenis formula yang digunakan dan metode pada proses pembuatan tablet.
Evaluasi karakteristik fisik dilakukan baik terhadap granul maupun produk tablet hisap.
Hasil menunjukkan bahwa formulasi campuran 10% serbuk jambu biji merah dan 20%
angkak yang dibuat dengan cara granulasi kering memberikan kualitas tablet hisap terbaik
dalam penelitian ini. Granul formulasi memiliki tingkat kekeringan 3,7%, laju alir 13 detik,
dan sudut diam 31°. Tablet hisap yang terbentuk memiliki ukuran dan bobot yang seragam,
nilai kekerasan 0,5 kp, kerapuhan 0%, waktu 4 menit dan kadar vitamin C sebesar 89,60
mg/100g.

Kata kunci: angkak, granulasi kering, jambu biji, kempa langsung, tablet hisap

ABSTRACT: Red guava have high vitamin C content and angkak (red yeast rice) contains
lovastatin as an anti-cholesterol. There was a synergistic interaction between Vitamin C and
lovastatin so that vitamin C could increase lovastatin absorption. The research aims was
formulating lozenges from a mixture of red guava and angkak using direct compression and
dry granulation methods. The research variables were types of formulation and production
methods of lozenges. The granules and lozenges were evaluated for their physical
characteristics. The results showed that the mixture formulation of 10% red guava powder
and 20% angkak using the dry granulation method gave the best results in this research.
The granules have a 3,7% dryness level, a flow rate of 13 seconds, and a standpoint of 31°.
While the lozenges have uniformly tablet size and weight, hardness value of 0,5 kp, 0%
friability, disintegration time at 4 minutes, and vitamin C content of 89,60 mg / 100g.

Keywords: angkak, dry granulation, guava, direct compression, lozenges

*
Kontributor utama
Email korespondensi: aditya_sadewa99@yahoo.com

© Warta IHP; P-ISSN 0215-1243; E-ISSN 2654-4075; No. Akreditasi: 10/E/KPT/2019; 2020; All rights reserved
Warta IHP/Journal of Agro-based Industry Vol.37 (No.2) 12 2020: 152-161
Halaman | 155

2.3.6 Evaluasi granul 2.3.7.2 Uji keseragaman ukuran

2.3.6.1 Susut pengeringan Cara pengujian keseragaman ukuran yaitu


dengan mengukur diameter sampel tablet
Pengujian susut kering bertujuan untuk menggunakan jangka sorong. Diameter tablet yang
menentukan air dan zat yang mudah menguap. dihasilkan tidak kurang dari satu sepertiga kali dan
Sebanyak 5 g sampel dihancurkan hingga ukuran tidak lebih dari tiga kali dari ketebalan tablet.
partikel tidak lebih dari 3 mm. Bahan yang telah (Depkers RI, 2014).
hancur diletakkan di atas cawan aluminium secara
merata. Kemudian sampel dimasukkan kedalam 2.3.7.3 Uji waktu hancur
pengering. Pengeringan dilakukan dengan
memanaskan sampel hingga 100-105° C. Catat hasil Isi air ke dalam bak kaca hingga batas yang telah
susut kering dalam % (WHO, 2011). ditetapkan. Hubungkan steker alat dengan sumber
listrik, aktifkan saklar pada posisi “On”. Atur
2.3.6.2 Laju Alir temperatur dengan tekan tombol TEMP, sampai
tertera angka 37.0ºC. Setelah temperatur tercapai,
Laju alir yang dinyatakan dalam gram/detik diuji setting pengatur waktu dengan tombol TIME sampai
dengan metode Lachman, et al (1994). Secara tertera angka 90. Sampel sebanyak 6 (enam) tablet
ringkas uji dilakukan dengan cara memasukkan masing - masing dimasukkan ke dalam tabung
sampel serbuk tablet sebanyak ±75 gram ke dalam sampel, dan tutup dengan cakram. Pasang keranjang
corong flowmeter, lalu sampel diratakan. Alirkan sampel pada tempat yang telah tersedia dan
serbuk tablet melalui corong hingga tidak ada lagi posisikan di dalam gelas baker, dan tekan tombol
sampel pada corong. Catat waktu yang dibutuhkan START untuk memulai. Catat waktu yang diperlukan
oleh serbuk tablet mulai dari adanya serbuk tablet masing-masing sampel hingga larut sepenuhnya.
sampai tidak ada lagi serbuk yang berada pada
corong. 2.3.7.4 Uji kekerasan

2.3.6.3 Sudut diam Disiapkan 10 butir tablet. Tekan tombol on-off


pada layar monitor hingga muncul angka 0,00. Pada
Dimasukkan sebanyak ±25 gram serbuk tablet ke ujung alat diletakkan 1 buah tablet dengan posisi
dalam corong alir, lalu permukaanya diratakan. Ukur mendatar. Kemudian pada ujung lain, knob diputar
sudut kecuraman dengan menggunakan penggaris sehingga dapat menyebabkan tablet tertekan. Pada
busur. Sudut diam dinyatakan dalam “°” (derajat). saat tablet pecah maka pemutaran knob dihentikan.
Catat besar kekerasan tablet, dimana kekerasan
2.3.7 Evaluasi tablet tablet yang dapat diterima adalah 6 - 12 kg.

Parameter evaluasi tablet hisap adalah parameter 2.3.7.5 Uji kerapuhan


fisik dan kimia. Parameter fisik yang dilakukan
terdiri dari uji keseragaman bobot, uji keseragaman Diambil sejumlah tablet dengan berat total
ukuran, uji waktu hancur, uji kekerasan tablet, serta mendekati 6,5 g. Buka drum yang akan digunakan
uji kerapuhan. Parameter kimia adalah kadar air dengan memutar kunci pada as hingga terlepas.
dan kadar vitamin C. Bebas debukan tablet dengan angin bertekanan,
timbang tablet secara seksama dalam neraca
2.3.7.1 Uji keseragaman bobot analitik, kemudian masukkan ke dalam drum.
Pengujian dilakukan sebanyak 100 putaran dengan
Ditimbang 30 tablet untuk 1 bentuk formula dan kecepatan 25 ± 1 rpm, tekan tombol STR, tunggu
hitung bobot rata-ratanya. Menurut persyaratan sampai berhenti secara otomatis. Keluarkan tablet
tablet yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dari alat, hilangkan debu yang menempel dan
Republik Indonesia (Depkes RI), tidak boleh timbang. Kerapuhan didapat dengan menghitung
terdapat lebih dari dua tablet yang mempunyai selisih antara berat tablet sebelum dan setelah
bobot menyimpang dari rata-rata, tidak boleh ada pengujian. Kemudian dilanjutkan dengan
satu tabletpun yang menyimpang dari bobot rata- membaginya terhadap berat awal dikali dengan
rata pada kolom A dan B serta tidak boleh lebih dari 100%.
harga pada kolom A (Depkes RI 2014). Pengujian Persamaan dalam menentukan nilai persentase
dilakukan jika tablet ditimbang satu per satu. kerapuhan dapat dilihat pada persamaan berikut :

© Warta IHP; P-ISSN 0215-1243; E-ISSN 2654-4075; No. Akreditasi: 10/E/KPT/2019; 2020; All rights reserved
JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 110-121, 2020 p-ISSN. 2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

PENGARUH PENAMBAHAN AMILUM GEWANG (Corypha utan


Lamarck) SECARA INTRAGRANULAR DAN
EKSTRAGRANULAR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET
PARACETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH
Submitted : 13 Februari 2020
Edited : 15 Juni 2020
Accepted : 25 Juni 2020

Maria Hilaria1, Devi Ristian Octavia2*


1
Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang
2
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan
*Email : devioctavia1987@gmail.com

ABSTRACT
Gewang (Corypha utan Lamk) is a member of a palm tree that grows wild in most parts
of Indonesia. The gewang plant is rich in starch which is thought to be used as an additional
ingredient in making Paracetamol tablets with wet granulation methods. This study aims to
determine the effect of starch supplementation on the physical properties of Paracetamol
tablets. This research is a type of experimental research. Tablets are made in three formulas
based on variations in the ratio of starch gewang intragranular and extragranular. Comparison
of three formulas intragranular and extragranular, namely: FI (100%: 0%), FII (75%: 25%),
FIII (0%: 100%). Tablets are made in wet granulation method with starch binder.
Homogeneous dry granules then tested for physical properties of granules include: flow time,
stationary angle, and tapping. Furthermore, pressing and tablets obtained were tested for the
physical and chemical properties of tablets including weight uniformity and hardness.
Statistical analysis of the physical quality of tablets was carried out by the Kolmogorov-
Smirnov data normality test, followed by the dendan One Way Anova. The results showed that
the use of starch gewang intragranular, extragranular and intragranular and extragranular
combinations affected the physical properties of tablets. The method of adding extragranular
starch starch to formula 3 produced tablets with effective tablet fragility, which was to meet the
physical properties of tablets.

Keywords : Corypha utan Lamk, Paracetamol, Amilum

PENDAHULUAN Lapisan luar batangnya (2-5 cm) lebih keras


Gebang (Corypha utan Lamk) adalah dan lebih padat dibandingkan bagian dalam
anggota pohon palem yang tumbuh liar di batang dan sudah dicoba dimanfaatkan
sebagian besar wilayah Indonesia. Di sebagai lantai (parket) rumah. Pelepah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, tanaman ini Gewang biasa dimanfaatkan sebagai dinding
memiliki banyak peran penting bagi rumah sederhana dengan input teknologi
kehidupan masyarakat setempat(1) . yang sangat rendah(2).
Gewang atau tune (Corypha utan Tablet merupakan salah satu jenis
Lamk.) merupakan tumbuhan dari famili obat dalam bentuk sediaan padat yang
Palmae yang banyak terdapat di provinsi biasanya dibuat dengan penambahan bahan
Nusa Tenggara Timur. Satu batang pohon aktif dan bahan tambahan yang sesuai. Salah
gewang memiliki biomassa sekitar 2,8 ton. satu bahan tambahan yang digunakan dalam

110 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 110-121, 2020 DEVI RISTIAN OCTAVIA

Alat dan bahan waktu alir sebelum dan sesudah penambahan


Bahan yang digunakan dalam pelicin yaitu :
penelitian ini adalah Paracetamol kualitas V=
farmasi (Brataco), laktosa kualitas farmasi Keterangan :
(Brataco), amilum Gewang, Mg Stearat V : kecepatan alir granul (gram/detik)
kualitas farmasi (Merck), Aquadest, Larutan m : massa granul (gram)
FeCl3 (Merck), Larutan HNO3 (Merck), HCl t : waktu alir granul (detik)(10).
pekat p.a (Merck), K2Cr2O7 (Merck),
Pereaksi Fehling (Rofa Lab Center), Larutan Uji Sudut Diam Granul
NaOH Merck). Alat yang digunakan dalam Sudut diamnya diukur dengan cara
penelitian ini adalah : Oven (Memert), menggunakan jangka sorong untuk
Mesin pencetak tablet single punch (seri mengukur diameter granul dan tingginya
TDP 1), ayakan mesh 16, jangka sorong, diukur dengan menggunakan penggaris.
klem, statif, Hardness tester, Friabilator Sejumlah granul ditimbang 100 gram
(Erweka), Termometer, Gelas bekker dan dimasukkan ke dalam corong lewat tepi
(pyrex), Neraca Analitik (kern type EW 220- corong yang ujung tangkainya tertutup.
3 NM). Penelitian ini dilakukan dalam 3 Penutup dibuka dan granul dibiarkan
tahapan yaitu : Pembuatan amilum gewang, mengalir sampai habis.Waktu alirnya dicatat
Pembuatan tablet Paracetamol, Evaluasi dengan stopwatch yaitu dari saat dibuka
granul dan tablet Paracetamol. sampai seluruh granul keluar. Dilakukan uji
Tablet Paracetamol dibuat dengan waktu alir sebelum dan sesudah penambahan
dosis 300 mg per tablet. Tablet dibuat dalam pelicin yaitu :
tiga formula berdasarkan variasi
perbandingan bahan penghancur secara
V=
intragranular dan ekstragranular.
Perbandingan tiga formula secara Keterangan :
intragranular : ekstragranular yaitu = FI V : kecepatan alir granul (gram/detik)
(100%:0%), FII (75%:25%), FIII m : massa granul (gram)
(0%:100%). Tablet dibuat dalam metode t : waktu alir granul (detik) [10].
granulasi basah dengan bahan pengikat
amilum. Granul kering yang homogen Uji Pengetapan
kemudian diuji sifat fisik granul meliputi : Sejumlah granul (telah mengandung
waktu alir, sudut diam, dan pengetapan. bahan pelicin) dimasukkan ke dalam gelas
Granul yang telah diuji selanjutnya dikempa ukur secara perlahan dan hati-hati sampai
dan tablet yang diperoleh diuji sifat fisika volume 100 ml. Kemudian diketuk 100 X,
kimia tablet meliputi keseragaman bobot dan 500 X, perubahan volume akibat perlakuan
kerapuhan. getaran dicatat. Pengamatan dilakukan
setelah volume serbuk tidak mengalami
Uji Waktu Alir perubahan lagi (volume konstan) yang
Sejumlah granul ditimbang 100 gram besarnya diungkapkan dalam persamaan
dan dimasukkan ke dalam corong lewat tepi berikut :
corong yang ujung tangkainya tertutup. T = ((V0-Vt)/V0 ) X 100%
Penutup dibuka dan granul dibiarkan Keterangan :
mengalir sampai habis.Waktu alirnya dicatat V0 = volume awal granul sebelum perlakuan
dengan stopwatch yaitu dari saat dibuka Vt = volume granul konstan(10).
sampai seluruh granul keluar. Dilakukan uji

112 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


55
Jurnal Pharmascience, Vol. 06 , No.02, Oktober 2019, hal: 55 - 64
ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pharmascience
Research Article

Formulasi Tablet Paracetamol dengan Bahan


Pengikat Pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L)

Elya Zulfa*, Malinda Prihantini

Faculty of Pharmacy, Wahid Hasyim University, Semarang


*Email: elya@unwahas.ac.id

ABSTRAK

Pati umbi gembili (PUG) memiliki kandungan utama amilopektin sebesar 75,7%.
Amilopektin bersifat lekat dan dapat membentuk gel bila disuspensikan dengan air,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui sifat fisik tablet paracetamol dengan penambahan PUG sebagai bahan
pengikat. Proses pembuatan pati dari umbi gembili dilakukan dengan cara basah.
Tablet Parasetamol dibuat dengan metode granulasi basah dengan variasi kadar
mucilago PUG FI 5%, FII 10%, FIII 15%. Tablet yang dibuat, diuji sifat fisik
(keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur) dan dianalisis secara
deskriptif. Hasil uji sifat fisik tablet menunjukkan bahwa seluruh formula yang
dibuat memenuhi syarat yang ditetapkan dalam kompendial.

Kata Kunci : Parasetamol, pati umbi gembili, bahan pengikat, granulasi basah

ABSTRACT

Gembili tuber (PUG) starch has a major component of amylopectin of 75.7%.


Amylopectin is sticky and can form a gel when suspended with water, so that it can be used
as a tablet binding agent in the form of PUG mucilago. The purpose of this study was to
determine the physical characteristics in paracetamol tablets of adding PUG mucilago
(Dioscorea esculenta) as a binder. The process of making starch from gembili tuber is done
by wet. Paracetamol tablets are made by wet granulation method with variations in levels
of FI PUG mucilago 5%, FII 10%, FIII15%. Tablets were made, tested for physical
properties (weight uniformity, hardness, friability and disintegration time) with descriptive
analysis. The test results of the physical properties of tablets indicate that all formulas
made meet the requirements set out in the literature

Keywords: Paracetamol, gembili tuber starch, binder, wet granulation

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience


58

semalam. Granul yang telah dikeringkan b. Uji pengetapan


diayak dengan ayakan granul ukuran 14 Sejumlah granul dimasukkan ke
mesh, ditimbang lalu ditambah Primogel, dalam gelas ukur 100 ml hingga volume
dicampur selama 10 menit, kemudian 100 ml (V1) kemudian gelas ukur
ditambahkan magnesium stearat dan dipasang pada volumenometer dan
dicampur selama 5 menit. Campuran dihentakkan hingga volume granul konstan
granul dilakukan uji waktu alir, sudut diam (V2). Indeks tablet (T) dihitung dengan
dan indeks pengetapan, selanjutnya dibuat rumus :
tablet dengan mesin tablet single punch T % = V1 – V2 . 100%
pada tekanan tertentu dengan berat tablet V1
dibuat 600 mg. Granul mempunyai sifat alir yang baik
dengan indeks pengetapan kurang dari
4. Pemeriksaan sifat fisik granul 20% (Fassihi dan Kanfer, 1986).
a. Uji sudut diam c. Uji waktu alir
Mula-mula granul dimasukkan dalam Timbang granul sebanyak 100 gram
corong secara hati-hati, kemudian penutup dimasukkan dalam corong yang ujung
lubang bagian bawah dibuka. Serbuk akan tangkainya diberi tutup, tutup dibuka dan
keluar melalui lubang bagian bawah dan granul dibiarkan mengalir. Waktu alir
ada sebagian serbuk atau granul yang yang dibutuhkan untuk mengalirkan semua
tertahan pada penyangga dengan granul dalam corong dicatat sebagai waktu
membentuk kerucut. Sudut diam dapat alir, untuk 100 gram granul atau serbuk
dihitung dengan mengukur terlebih dahulu dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan
tinggi kerucut dan diameter lempeng mengalami kesulitan pada waktu
penyangga. pentabletan (Fudholi, 1983).
Sudut diam dihitung dengan rumus :
5. Pemeriksaan sifat fisik tablet
a. Pemeriksaan keseragaman bobot
Keterangan: Sebanyak dua puluh tablet ditimbang
Ø = sudut diam satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap
h = tinggi tumpahan serbuk tablet. Jika ditimbang satu-persatu, tidak
D = diameter tumpahan serbuk boleh lebih dari dua tablet yang masing
Granul akan mudah mengalir jika masing bobotnya menyimpang dari bobot
sudut diam antara 20-40o (Lachman,
rata-ratanya lebih besar dari harga yang
1994). ditetapkan dalam kolom A dan tidak

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai