Anda di halaman 1dari 7

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PEDOMAN PENYULUHAN

A. Melaksanakan riset kualitatif dan kuantitatif


Dalam pelaksanaan pengembangan pedoman penyuluhan/ Promosi Kesehatan
perlu melaksanakan terlebih dahulu riset kualitatif dan kuantitatif, merupakan salah
satu tugas utama Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama.
Berbagai jenis riset atau kajian dilakukan diantaranya adalah dalam mengidentifi
kasi pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran penyuluhan/ promosi kesehatan. Hasil
kajian tersebut dipergunakan sebagai dasar dalam menyusun pedoman panduan
petunjuk teknis, yang kemudian di bahas melalui media massa sehingga dapat
dirumuskan untuk menjadi juknis atau pedoman.
Ada perbedaan antara riset kuantitatif dan kualitatif yaitu :
1. Teknik riset kuantitatif
a. Mengukur keadaan sasaran untuk menguji hipotesis.
b. Mengukur tingkat tindakan yang dilakukan sasaran, berapa banyak atau berapa
kali.
c. Menggunakan pertanyaan tertutup
d. Mempelajari pengetahuan yang bersifat tunggal
e. Bersifat obyektif
f. Datanya numerik
g. Berbasis sebab akibat
h. Menguji teori.
i. Kontrol atas variable
j. Generalisasi
k. Elemen dasar analisis angka
l. Cara pengumpulan data dengan wawancara memakai kuesioner
m. Sasaran : responden
n. Jenis penelitian: survei

2. Teknik riset kualitatif


a. Mengukur kedalaman pemahaman / interpretasi sasaran
b. Bisa menggunakan hipotesis tetapi bisa juga tidak
c. Menggunakan pertanyaan terbuka
d. Mempelajari tindakan bersifat kompleks
e. Bertanya ”mengapa?”
f. Mempelajari motivasi
g. Bersifat subyektif
h. Datanya interpretasi
i. Sumbangsih tafsiran.
j. Berbasis pengetahuan dan temuan.
k. Elemen dasar analisis kata-kata
l. Keunikan
m. Mengembangkan/ membangun teori
n. Cara pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah/ FGD, observasi,
wawancara mendalam, bisa menggunakan instrumen maupun tidak
o. Sasaran informan
p. Jenis penelitian: observasi
B. Konsep riset kuantitatif dan kualitatif di bidang PKM/ promosi kesehatan
1. Pengertian riset
Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang
sedang diteliti. Metode bersifat konseptual dan teoritis agar hasil penelitian
tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode juga bersifat
empiris artinya metode yang dipakai didasarkan pada kenyataan atau fakta di
lapangan.
a. Pengertian riset atau penelitian kuantitatif
1) Merupakan penelitian eksperimen, hard data, empirik, fakta nyata di
masyarakat dan statistik, survai, interview terstruktur.
2) Adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang gambaran
kondisi jumlah sasaran terhadap suatu permasalahan.
3) Adalah suatu proses / pendekatan penelitian yang menguji hipotesis dan
menerapkan pengukuran / perhitungan dengan data numeric.
b. Pengertian riset atau penelitian kualitatif
1) Adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang tingkat
pemahaman sasaran terhadap munculnya permasalahan beserta
penyebabnya yang bersifat kompleks (Catherine Marshal: 1995).
2) Merupakan penelitian etnografis, tugas lapangan, soft data,deskriptif,
pengamatan, dengan keterlibatan peran informan, data dokumenter, studi
kasus, studi sejarah, deskriptif, observasi, review dokumen, partisipan
observer.

2. Tujuan riset kuantitatif


a. Untuk menguji suatu teori.
b. Untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik,
c. Untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep.
d. Untuk mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal,
termasuk ilmu social.

3. Tujuan riset kualitatif


a. Untuk mengetahui pemikiran atau pandangan informan terhadap suatu topik
b. Untuk mengembangkan, menciptakan, menemukan konsep atau teori

4. Tujuan penerapan teknik riset


a. Mencari jawaban mengapa muncul permasalahan itu (penelitian eksploratori);
b. Meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya (penelitian verifi katif);
c. Mengembangkan model atau strategi yang bersifat inovatif (penelitian
pengembangan),
d. Mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya permasalahan itu :
1) Apakah dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap dan perilaku?
2) Apakah dipengaruhi oleh faktor ketersediaan pelayanan kesehatan?
3) Apakah dipengaruhi oleh faktor sosial budaya?
4) Apakah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain?
e. Untuk mengembangkan strategi promosi kesehatan yang lebih tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.
5. Langkah-langkah riset kuantitatif dan kualitatif
Secara umum Craig (1985) merumuskan langkah-langkah riset kuantitatif maupun
kualitatif adalah sbb:
a. Identifi kasi masalah
b. Merumuskan masalah kajian
c. Merumuskan tujuan kajian
d. Membuat kerangka konsep kajian
e. Merumuskan hipotesis
f. Membuat metodologi kajian
g. Mendefi nisikan istilah membuat definisi operasional
h. Membuat instrumen/ alat pengumpul data
i. Merencanakan kegiatan kajian
j. Melakukan pengumpulan data, editing, pengolahan, analisa data
k. Menulis bahasan , kesimpulan, rekomendasi

C. Teknik riset kuantitatif (Survei Cepat).


Teknik riset yang dibahas dalam materi ini adalah survei cepat.
1. Pengertian survei
Survei yang lebih dikenal dengan survei sampel adalah suatu usaha pengumpulan
informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tersebut.
2. Pengertian survei cepat
Metode ini menerapkan rancangan sampel klaster dua tahap, dengan pemilihan
klaster pada tahap pertama secara probability proportionate to size. Pemilihan
sampel pada tahap kedua, yaitu pemilihan sampel rumah tangga dilakukan dengan
cara random sederhana (simple random) atau dengan menerapkan sistem rumah
terdekat.
3. Langkah-langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah-langkah untuk pelaksanaan survei cepat tidak berbeda engan survei pada
umumnya. Dari beberapa pengalaman melaksanakan uji coba survei cepat maka ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
a. Menentukan masalah kesehatan yang menjadi prioritas di daerah tersebut dan
menentukan tujuan pelaksanaan survei secara jelas dan rinci
b. Menentukan besar dan metode sampel, Setelah permasalahan dan tujuan jelas
dan rinci, kita harus menentukan populasi sasaran, besar sampel dan metode
sampel.
c. Mengembangkan alat pengumpul data Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan menggunakan kuesioner atau pengukuran dengan alat tertentu.
d. Pengorganisasian dan pelaksanaan survei Setelah uji coba kuesioner, organisasi
pelaksanaan survei dapat dibuat lebih rinci, termasuk jumlah pewawancara yang
dibutuhkan.
e. Analisis, interpretasi dan laporan Data yang telah terkumpul dalam waktu satu
sampai dua hari harus sudah dimasukkan kedalam komputer. Analisis data harus
dilakukan dengan perangkat lunak yang sesuai.
f. Pengembangan kegiatan program lanjutan, Implikasi dan rekomendasi yang
diberikan tidak selamanya dapat segera dilaksanakan, untuk itu perlu dibuat
rencana kegiatan selanjutnya sebagai tahapan yang terpisah dan merupakan
bagian dari tujuan survei.
Rencana tersebut tidak perlu rinci, namun harus meliputi:
1) APA bentuk kegiatan yang akan diambil harus spesifi k.
2) SIAPA jelaskan siapa yang bertanggung jawab untuk setiap kegiatan.
3) KAPAN waktu untuk memulai dan selesainya
Dalam beberapa kasus penting harus dimasukkan pertanyaan:
1) DIMANA lokasi kegiatan akan dilaksanakan
2) BAGAIMANA prosedur yang akan diikuti.
3) SUMBER DAYA yanga da dan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan yang direncanakan.

g. Populasi dan Sampel


1) Populasi, Populasi adalah kumpulan elemen / individu yang ingin kita ketahui
karakteristiknya.
2) Penetapan Sampel, Secara ideal, survei harus mencakup semua orang yang
termasuk dalam populasi.
3) Jumlah sampel Jumlah sampel yang dibutuhkan pada suatu survei
tergantung dari tujuan survei tersebut.
4) Metode Sampel Seperti yang dijelaskan diatas, sampel harus mewakili
populasi. Semua orang yang ada di populasi harus memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih sebagai sampel.
5) Pemilihan Sampel di Tingkat Klaster, Setelah anda memilih klaster, anda
masih harus memilih tujuh responden untuk tiap klaster terpilih yaitu
melalui metode acak sederhana.

h. Pengembangan Kuesioner
Dalam teknik riset kuantitatif, metode pengumpulan data yang sering dilakukan
adalah melalui wawancara dan pengamatan (observasi).
Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawancara atau kuesioner.

i. Uji Coba Kuesioner


Untuk mengetahui uji validitas dan reabilitas kuesioner maka perlu dilakukan uji
coba. Uji coba sebaiknya dilakukan pada sekitar tiga puluh orang responden
yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok sasaran.

j. Pengolahan data
Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program
SPSS atau bisa juga secara manual.

k. Analisis Data
Sebagai tindak lanjut pengolahan data adalah melakukan analisis data dengan
melakukan telaahan atau pembahasan terhadap data yang telah diperoleh
dengan tujuan penelitian, hipotesa dan tinjauan literatur. Pembahasan terhadap
analisis data ini harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
l. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan berisi hasil penelitian yang dapat menjawab tujuan penelitian dan
hipotesa.
Saran berisi rekomendasi tentang hal-hal penting yang harus dilakukan oleh
berbagai pihak terkait untuk melakukan intervensi dalam mengatasi
permasalahan yang ada.

D. Teknik Riset Kualitatif


Riset kualitatif adalah bentuk riset formatif dengan menggunakan tehnik tertentu guna
mendapatkan jawaban yang mendalam tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan
khalayak sasaran.
1. Penggunaan Riset Kualitatif, Umumnya riset kualitatif digunakan dalam 4 cara:
a. sebagai alat untuk menggali gagasan
b. sebagai suatu langkah dalam mengembangkan studi kuantitatif
c. sebagai alat bantu dalam menilai studi kuantitatif
d. kadang kala, sebagai metoda pengumpulan data utama untuk masalah pokok
riset.

2. Teknik pengumpulan data pada riset kualitatif


Diskusi Kelompok Terarah dan wawancara mendalam untuk individu telah dikenal
sebagai tehnik yang tepat untuk riset kualitatif. Sebagaimana Diskusi Kelompok
Terarah, wawancara perorangan secara mendalam ditandai dengan penggalian yang
dalam dan pertanyaan terbuka.
beberapa teknik pengumpulan data pada riset kualitatif yaitu :
a. Wawancara (Interview), Pada dasarnya, wawancara dapat dibagi menjadi dua:
1) Wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang mengacu pada daftar
pertanyaan tertulis, dengan topik yang spesifi k, dan biasanya melibatkan
satu orang responden.
2) Wawancara percakapan yaitu wawancara yang bersifat agak terbuka, pada
topik-topik yang spesifik. Peneliti biasanya mengikuti acuan yang bersifat
umum (general outline), sehingga memungkinkan si peneliti masuk ke pokok
persoalan tambahan yang cocok.
b. Wawancara Perorangan Secara Mendalam, Wawancara mendalam digunakan
pada kondisi sebagai berikut :
1) Masalah rumit, responden berpengetahuan. Sebagai contoh studi
farmakolog atau dokter tentang sikap dan perilaku mereka mengenai
penanganan suatu penyakit.
2) Masalah sensitif Studi pada wanita yang pernah melakukan aborsi mengenai
perasaan mereka tentang seksualitas dan keluarga berencana.
3) Responden secara geografis terpencar
4) Tekanan kelompok sebaya
c. Pengamatan (Observation), Pengamatan yang teliti terhadap suatu peristiwa
atau perilaku dapat memberikan suatu petunjuk yang sangat berharga
mengenai hal-hal yang bersifat non verbal tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Teknik observasi, secara garis besar bisa dibagi dua macam
1) Pengamatan terbuka. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi secara
terang-terangan, dan dengan mengungkapkan identitas pribadi maupun
institusi Anda yang diwakilinya secara jelas.
2) Pengamatan tertutup. Peneliti melakukan observasi secara diamdiam. Ia
tidak mengungkapkan identitas pribadi maupun institusinya.
3) Pengamatan Terlibat (Participant Observation), Si peneliti terlibat langsung
dalam observasi yang dilakukannya guna mendapatkan pengetahuan yang
mendalam tentang apa yang sebetulnya dilakukan orang dan pemahaman
yang lebih lengkap tentang perilaku dalam konteks kehidupan sehari-hari.
4) Pengamatan Perilaku, Teknik ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam
kesehatan masyarakat biasanya digunakan untuk monitoring dan penyeliaan
dan mempelajari topic tertentu dimana perilaku terjadi beberapa kali
Tipe pencatatan informasi :
 Brief Diary (Buku Harian Ringkas)
 Brief Field Note digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dan
wawancara
 Expanded Field Note, Pada hari yang sama, brief field note hendaknya
dikembangkan menjadi Expanded Field Note.

d. Diskusi Kelompok Terarah/ DKT (Focus Group Discussion), Diskusi Kelompok


Terarah (FGD) dapat menolong mengecek informasi tentang kelompok yang
lebih besar dan juga dapat digunakan untuk mendapatkan reaksi tentang
perubahan yang diharapkan
Menyiapkan Diskusi Kelompok
1) Tentukan berapa banyak diskusi kelompok terarah yang perlu anda Lakukan
2) Menentukan komposisi kelompok. Pada umumnya Diskusi Kelompok
dilakukan pada kelompok sasaran yang homogen.
3) Menentukan lamanya diskusi Waktu yang ideal sebaiknya antara satu
setengah sampai dua jam.
4) Menentukan besarnya kelompok. Biasanya diskusi kelompok terarah terdiri
dari 8 sampai 10 orang peserta.
5) Menentukan tempat diskusi
6) Pengaturan tempat duduk. Biasanya kegiatan diskusi kelompok dilaksanakan
dalam ruangan dengan pengaturan bangku melingkar
7) Peralatan pendukung. Sebagaimana diutarakan di atas, tempat paling mudah
untuk melakukan diskusi kelompok terarah adalah ruangan dengan berbagai
fasilitas pendukung, seperti: alat perekam audio dan visual, ruang observasi
dan sebagainya
3. Berbagai Masalah Yang Mungkin Timbul
a. Salah satu masalah penting yang dapat membuat suatu diskusi tidak efektif
adalah macetnya dinamika kelompok. Kemacetan ini bisa disebabkan karena
kelompok sebagai suatu kesatuan, namun juga bisa disebabkan akibat perilaku
peserta secara perorangan.
b. Masalah Peserta., Di samping masalah kelompok secara keseluruhan, ada
sejumlah masalah yang sering terjadi pada peserta secara perorangan, yaitu
Peserta yang mendominasi.
c. Masalah Moderator Kehilangan kendali. Moderator yang terampil dan
berpengalaman jarang kehilangan kendali. Kemampuan yang harus dimiliki oleh
Moderator
1) Klarifi kasi, Fungsi mendengarkan yang baik adalah untuk memahami apa
yang disampaikan oleh peserta diskusi.
2) Refleksi adalah mengulang kembali ungkapan atau katakata peserta dengan
bahasa moderator sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar informasi yang
diterima moderator sama dengan maksud peserta diskusi.
3) Memotivasi dan probing, Mendorong semua peserta diskusi aktif
menyampaikan pendapatnya, dan moderator dapat terus melakukan
probing (penggalian) informasi lebih mendalam dan komprehensif.
4) Mengembangkan sensitifitas. DKT bukanlah arena untuk mencari
konsensus. Oleh karena itu moderator harus pandai mengembangkan
sensitivitasnya terhadap pengalaman-pengalaman dari peserta yang
berbeda.
5) Keterampilan memandu proses DKT

Anda mungkin juga menyukai