Anda di halaman 1dari 17

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi


2.1.1 Definisi Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami
kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat yang harus
didatangkan dari makanan (Almatsier, 2010).
Status gizi tiap individu sangat dipengaruhi oleh asupan dan penggunaan
zat gizi oleh tubuhnya. Adanya ketidakseimbangan antara asupan dan penggunaan
zat gizi dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut sebagai malnutrisi
(Tarigan dkk, 2014).
Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro dengan
karbohidrat45-46% total energi, protein 10-25% dengan perbandingan protein
hewani dan nabati = 2:1, dan lemak 25-40%. Selain itu juga harus memenuhi
kebutuhan gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Perilaku gizi yang salah pada
anak sekolah perlu mendapat perhatian. Misalnya, tidak sarapan pagi, jajanan
yang tidak sehat disekolah, kurang mengkonsumsi sayur dan buah, terlalu banyak
mengkonsumsi jenis makanan fast food dan junk food, terlalu banyak
mengkonsumsi zat makanan tambahan seperti bahan pengawet, pewarna, dan
penambah cita rasa. Untuk menyikapi hal ini, diperlukan pengetahuan gizi
terutama bagi ibu dan anak agar didapatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan
prestasi yang diharapkan (Devi, 2012).

2.1.2 Pembagian Status Gizi


a. Status Gizi Normal
Gizi normal adalah keadaan tubuh yang mencerminkan keseimbangan
antara konsumsi dan penggunaan gizi oleh tubuh (adequate).
5

b. Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan
secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi.
Empat bentuk malnutrisi:
a. Under nutrion : kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut
untuk periode tertentu.
b. Specifik deficiency : kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan
iodium, Fe dll.
c. Over nutrion : kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.
d. Imbalance : keadaan disproporsi zat gizi, misalnya tinggi kolesterol karena
tidak imbangnya kadar LDL, HDL dan VLDL (Hasdianah dkk, 2014).

2.1.3 Pengukuran Status Gizi


Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
salah satunya adalah dengan pengukuran antropometri. Antropometri sebagai
indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter, yaitu:
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti
apabila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
b. Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan
beam-balance yang diletakkan pada permukaan datar dan keras serta di kalibrasi
secara teratur. Apabila akan dilakukan pemantauan terhadap perubahan berat
badan, maka sebaiknya penimbangan dilakukan pada waktu yang sama setiap
harinya karena makanan, minuman, kondisi kandung kemih, bahkan gerakan usus
dapat mempengaruhi hasil pembacaan.
Setelah dilakukan pengukuran berat badan, perlu dinilai apakah individu
tersebut termasuk dalam batas berat badan normal atau apakah terlalu
6

kurus/gemuk. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan perbandingan antara


berat badan dengan tinggi badan (Tarigan dkk, 2014).
c. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan untuk anak-anak dan dewasa harus berdiri pada
lantai yang datar serta dinding yang rata. Subjek harus berdiri tegak dengan
bagian belakang kepala, bahu, dan bokong menyentuh dinding, tumit datar dan
dirapatkan, bahu rileks, lengan disamping tubuh. Kepala dalam posisi tegak dan
pandangan lurus kedepan serta batas mata sebelah bawah dalam posisi sejajar
dengan meatus akustikus eksterna. Pembacaan hasil sebaiknya dilakukan oleh dua
orang untuk memperoleh hasil yang akurat. Terdapat variasi pada tinggi badan
seseorang dimana pada pagi hari biasanya lebih tinggi 1-2 cm sedangkan pada
siang hari diskus intervertebra mengalami kompresi (Tarigan dkk, 2014).

Berdasarkan baku rujukan antropometri menurut centers for disease


control (CDC) tahun 2000 untuk menentukan klasifikasi status gizi digunakan z-
score sebagai batas ambang. Penilaian gizi anak-anak di negara yang populasinya
relatif baik (well nourished) lebih baik mnggunakan persentile, sedangkan untuk
gizi anak-anak di negara yang populasi relatif kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpangan baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku
rujukan (Sari, 2010).

Klasifikasi status gizi berdasarkan CDC 2000 :


a. >120% = obesitas.
b. 110-120% = overweight.
c. 90-110% = normal.
d. 80-90% = mild malnutrition.
e. 70-80% = moderate malnutrition.
f. <70% = severe malnutrition.
7

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Masalah Gizi


Masalah sosial:
1. Keadaan pendidikan.
2. Pengangguran.
3. Kesempatan kerja.
4. Kriminalitas.
5. Kenakalan remaja.
6. Perceraian.
Bukan masalah kesehatan dan kesehatan:
1. Kematian.
2. Penyakit.
3. Usia harapan hidup.
4. status gizi.
Masalah bukan perilaku dan masalah perilaku:
1. Penggunaan fasilitas dan kesehatan.
2. Tindakan pencegahan.
3. Pola makan (Supariasa, 2013).

Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang,


kelompok orang, atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan
antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh
interaksi penyakit (infeksi).
Ketidak seimbangan ini akan mengakibatkan:
1. Menurunnya pertahanan tubuh terhadap penyakit (imunitas).
2. Gangguan pertumbuhan fisik.
3. Gangguan perkembangan dan kecerdasan otak.
4. Rendahnya produktivitas.
5. Gangguan-gangguan gizi dan kesehatan lainnya.

Anak sekolah saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu di satu sisi
gizi kurang yang berakibat pada tidak optimalnya pertumbuhan fisik dan
8

kecerdasan. Namun di sisi lain menghadapi menghadapi gizi lebih yang


mengancam kesehatan anak nantinya sehingga timbulnya penyakit degeneratif,
yaitu obesitas, hipertensi, jantung, diabetes, stroke, dan lain-lain (Devi, 2012).

2.1.5 Zat-zat Gizi


Agar nutrisi cukup, seseorang harus mendapat beberapa zat gizi penting.
Zat-zat gizi ini harus ada agar pertumbuhan dan fungsi tubuh berjalan dengan
baik. Namun, tubuh tidak dapat menghasilkan zat-zat tersebut sendiri dalam
jumlah cukup sehingga harus didapat dari makanan. Selain itu, sistem pencernaan
harus berfungsi baik agar zat-zat gizi tersebut dapat dimanfaatkan tubuh (Nugroho
dkk, 2011). Zat gizi dibagi menjadi zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak),
zat gizi mikro (vitamin, mineral) dan air (Devi, 2012).

A. Zat Gizi Makro


1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen,
dan oksigen yang disimpan dalam otot dan hati, serta dapat diubah dengan cepat
ketika tubuh memerlukan energi.
Karbohidrat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, atau sakarida, yang
membentuk strukturnya:
a. Karbohidrat sederhana adalah gula dengan struktur sederhana yang terdiri
dari satu (monosakarida) dan dua (disakarida) unit gula.
b. Karbohidrat kompleks, atau tepung, yang terdiri dari banyak unit gula
(polisakarida).
Fungsi karbohidrat:
a. Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah untuk memenuhi kebutuhan khusus
tubuh akan energi. Setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal)
energi. Glukosa menjadi sumber bahan bakar utama dalam tubuh karena lebih
efisien dan lebih sempurna daripada protein dan lemak. Di dalam sel, molekul
glukosa dipecah sebagian untuk menghasilkan energi dalam bentuk adenosin
9

trifosfat (ATP). Agar berfungsi baik, tubuh harus senantiasa mendapat pasokan
glukosa yang dapat digunakan oleh semua sel.
Karbohidrat juga menjadi sumber energi utama untuk sistem saraf pusat,
terutama otak. Karena tidak bisa menyimpan karbohidrat, otak harus senantiasa
mendapat karbohidrat agar dapat berfungsi dengan baik.
Asupan karbohidrat yang cukup juga penting bagi fungsi protein. Untuk
memenuhi kebutuhan energi yang tinggi dalam tubuh, protein dalam makanan
diubah menjadi glukosa jika pasokan karbohidrat tidak mencukupi. Jika pasokan
protein sangat rendah, tubuh mulai memecah protein dari jaringannya sendiri. Hal
ini menyebabkan dihasilkannya energi bersamaan dengan berkurangnya
kebutuhan energi pada waktu yang sama. Asupan karbohidrat yang adekuat
terutama penting ketika kebutuhan akan protein dalam tubuh tinggi.
Tubuh juga memecah lemak yang tersimpan untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar bila kadar karbohidrat rendah.
b. Senyawa Lain
Setelah kebutuhan energi terpenuhi, kelebihan glukosa yang ada dapat
diubah menjadi glikogen, yang dapat digunakan untuk menghasikan asam amino
nonesensial dan senyawa lain atau diubah menjadi lemak yang disimpan.
Fungsi lain dari karbohidrat antara lain:
1. Menghambat protein selama produksi energi.
2. Membantu pembakaran lemak agar lebih efesien dan lebih sempurna.
3. Menjadi sumber energi cepat (glukosa).
4. Membantu fungsi normal usus (serat).
5. Sebagai laktasif dan membantu absorpsi kalsium (laktosa).
Sumber karbohidrat:
a. Kelompok Padi-padian
Padi-padian meliputi roti, sereal, dan pasta. Semuanya mengandung
karbohidrat kompleks dan beberapa protein. Beberapa padi-padian tertentu juga
mengandung lemak. Serat hanya sedikit terkandung dalam produk olahan, sedang
dalam padi-padian menjadi dasar menu makanan sehat.
10

b. Kelompok Sayur-sayuran
Sebagian besar karbohidrat dalam kelompok sayuran terkandung dalam
sayuran yang mengandung zat tepung, seperti kacang polong, jagung, kentang,
dan kacang-kacangan.
c. Kelompok Buah-buahan
Kelompok buah-buahan terdiri dari berbagai makanan yang sebagian besar
mengandung gula. Buah yang dikeringkan memiliki kandungan gula yang lebih
tinggi dari pada buah segar karena airnya telah dihilangkan sehingga
meningkatkan konsentrasi gula. Selain itu, asupan serat akan meningkat jika
memakan buah secara utuh ketimbang meminum jus buah.
d. Kelompok Susu
Kelompok susu, yogurt, dan keju (atau produkolahan susu) mengandung
gula laktosa. Beberapa produk olahan susu, seperti susu coklat, yogurt stroberi,
dan es krim, telah diberi perasa atau ditambah gula sehingga jumlah karbohidrat
setiap penyajiannya menjadi lebih tinggi. Namun, keju merupkan pilihan dari
produk olahan susu yang rendah laktosa dan dengan demikian rendah karbohidrat.
e. Kelompok Daging dan Kacang-kacangan
Makanan dari kelompok daging dan kacang-kacangan sebagian besar
mengandung protein. Akan tetapi, kacang kering yang merupakan sumber protein
dari tumbuhan, juga tinggi akan karbohidrat, seperti zat tepung dan serat
(Nugroho dkk, 2011).

2. Protein
Protein dibentuk dari unit-unit pembentuknya yang disebut asam amino.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan, membentuk
senyawa-senyawa esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, mempertahankan
kenetralan (asam-basa) tubuh, membentuk antibodi, dan mentransfor zat gizi
(Hasdianah dkk, 2014).
Klasifikasi protein makanan
Protein makanan dikelompokkan menjadi lengkap dan tak lengkap.
Pengelompokan ini didasarkan pada komposisi asam aminonya.
11

a. Protein Lengkap
Protein lengkap adalah makanan yang mengandung asam amino esensial
dalam proporsi yang tepat. Protein ini harus mengandung setiap asam amino
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Daging, susu, keju,
dan telur dipandang sebagai protein lengkap. Kedelai adalah satu-satunya sumber
dari tumbuhan yang dipandang sebagai protein lengkap.
b. Protein Tak-Lengkap
Jika suatu sumber makanan kekurangan atau hanya memiliki asam amino
esensial atau lebih dalam jumlah terbatas, sumber makanan tersebut dianggap
sebagai protein tak-lengkap. Kecuali kacang kedelai, semua protein nabati
termasuk protein tak-lengkap. Dua protein tak-lengkap yang berbeda dapat
digabung untuk membentuk protein lengkap.
Contoh makanan yang terdiri dari protein komplementer adalah:
1. Kacang hitam dan nasi.
2. Tauco dan kacang.
3. Sup kacang polong dengan roti panggang.
4. Roti lapis selai kacang.
5. Sereal dan susu.
Sumber protein
Protein dapat ditemukan baik dalam sumber nabati maupun hewani.
Dalam setiap kelompok makanan, kuantitas dan kualitas protein berbeda beda
menurut bahannya, kelompok daging dan kacang-kacangan (ayam, kacang kering,
steak, selai kacang) dan kelopok susu (keju lembut, yogurt, keju keras) memiliki
kandungan protein yang paling tinggi. Kelompok padi-padian (bubur gandum,
biskuit cracker, dan roti dari padi-padian utuh, serta kelompok sayuran (berwarna
hijau tua dan kuning tua) mengandung lebih sedikit protein, sedangkan kelompok
buah-buahan hanya sedikit mengandung protein (Nugroho dkk, 2011).

3. Lemak
Lemak (lipid) adalah senyawa organik yang larut dalam alkohol dan dalam
larutan organik lainnya, tetapi tidak larut dalam air. Lemak mengandung karbon,
12

hidrogen, dan oksigen. Tubuh banyak mendapat lemak dari makanan yang
dikonsumsi, tetapi tubuh juga membentuk beberapa lemak (Nugroho dkk, 2011).
Lemak dapat di bagi kedalam dua kelas :
1. Lemak yang terdapat dalam pangan tubuh.
2. Lemak struktural yang kompleks yang dihasilkan dalam tubuh untuk
membentuk membran.
Golongan lemak
a. Berdasakan Bentuk
1. Lemak padat.
Mentega dan lemak hewan.
2. Lemak cair atau minyak.
Minyak sawit dan minyak kelapa.
b. Berdasarkan penampakan
1. Lemak kentara.
Mentega dan lemak pada daging sapi.
2. Lemak tak kentara.
Lemak pada telur, lemak pada avokat, dan lemak susu (Hasdianah dkk, 2014).
Fungsi lemak:
Ada enam fungsi lemak didalam tubuh:
1. Menghasilkan energi bagi tubuh.
2. Memudahkan penyerapan vitamin larut-lemak.
3. Memasok asam lemak esensial.
4. Menyokong dan melindungi organ dalam.
5. Membantu pengaturan suhu.
6. Melumasi jaringan tubuh.
Sumber lemak
Lemak dalam makanan bervariasi jenis dan jumlahnya. Sumber makanan
hewani mengandung sekitar 57% dari total asupan lemak, sisanya didapat dari
sumber makanan nabati.
13

a. Kelompok Padi-padian
Padi-padian secara alami mengandung sangat sedikit lemak. Namun
demikian, makanan olahan yang termasuk dalam kelompok makanan ini, seperti
sereal granola, donat, kue, kue kering, dan pai, banyak mengandung lemak
tambahan.
b. Kelompok Sayuran dan Buah
Selain avokat, kelapa, dan zaitun, buah-buahan tidak banyak mengandung
lemak. Sayuran mentah hanya mengandung sedikit lemak atau tidak sama sekali.
Sayuran yang digoreng, diberi krem susu, disajikan dengan keju, atau dicampur
dengan mayones jelas mengandung lebih banyak lemak.
c. Kelompok Susu
Produk-produk yang termasuk dalam kelompok susu terbagi menjadi
bebas-lemak, rendah-lemak, dan lemak-utuh.
d. Kelompok Daging dan Kacang
Bahan nabati dalam kelompok ini (kacang dan polong) bebas-kolesterol
dan sedikit atau tidak mengandung lemak jenuh. Umumnya, daging yang tidak
dibersihkan lebih tinggi kandungan lemaknya, dan daging yang berwarna putih
lebih rendah-lemak dari pada daging berwarna gelap (contohnya daging ayam).
Kerang-kerangan, seperti kepiting lobster, dan udang, kaya akan kolesterol, tetapi
rendah-lemak jenuh (Nugroho dkk, 2011).

B. Zat Gizi Mikro


1. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen,
oksigen, dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil agar metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan berjalan normal
(Nugroho dkk, 2011).
Dua golongan vitamin:
a. Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E,dan K.
14

b. Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut air adalah thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam
pantothenat, asam folat, biotin, vitamin B12, cholin, inositol, dan vitamin C.
Fungsi umum vitamin
a. Sebagai bagian dari enzim atau koenzim.
b. Mempertahankan fungsi berbagai jaringan.
c. Membantu proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru.
d. Membantu pembuatan senyawa dalam tubuh.
Senyawa yang berhubungan dengan vitamin
a. Antivitamin yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin.
b. Antagonis yang kerjanya dapat berkompetisi dengan vitamin (Hasdianah dkk,
2014).
Sumber vitamin
Vitamin dapat dijumpai di semua kelompok makanan utama:
a. Roti, sereal, nasi, dan pasta dapat diperkaya dengan niasin, riboflavin, dan
tiamin, serta diperkaya dengan asam folat. Bahan dari padi-padian utuh juga
mengandung vitamin E.
b. Jus buah dan sayuran, khususnya jus jeruk dan jeruk bali, tinggi akan vitamin
C dan beta-karoten, serta merupakan sumber folat yang penting. Beberapa jus juga
diperkaya dengan kalsium. Disaran kan untuk memilih jus murni yang
mengandung 100% jus buah.
c. Sayuran merupakan sumber beta karoten, vitamin C, asam folat, dan vitamin
K yang baik. Karena proses memasak dan merendamdapat merusak vitamin,
dianjurkan untuk mengolah sayuran secara minimal.
d. Susu, yogurt, dan keju dapat mengandung riboflavin, beberapa vitamin B,
vitamin A, dan vitamin D.
e. Daging juga mengandung niasin, riboflavin, dan vitamin B6, serta B12,daging
babi juga kaya akan tiamin. Kacang yang dikeringkan mengandung folat, kacang
dan benih memasok vitamin E, dan telur merupakan sumber vitamin A yang baik.
f. Minyak sayuran memasok vitamin E. Margarin mengandung vitamin A, D,
dan E (Nugroho dkk, 2011).
15

2. Mineral
Mineral adalah substansi inorganik sederhana yang tersebar luas dialam.
Mineral berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatan. Mineral mewakili 4% dari berat tubuh dan di temukan di semua cairan
dan jaringan tubuh (Nugroho dkk, 2011).
Mineral esensial diklasifikasikan kedalam mineral makro dan mikro.
a. Mineral makro
Kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, khlor, dan magnesium.
b. Mineral mikro
Besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molybdenum, cobalt,
chromium, silikon, vanadium, nikel, arsen, dan flour.
Fungsi umum mineral
a. Mempertahankan keseimbangan asam-basa.
b. Sebagai katalis bagi reaksi-reaksi biologis.
c. Sebagai komponen esensial senyawa tubuh.
d. Mempertahankan keseimbangan air tubuh.
e. Menstransmisi inpuls syaraf.
f. Mengatur kontraksi otot.
g. Untuk pertumbuhan jaringan tubuh (Hasdianah dkk, 2014).
Sumber mineral
Mineral terkandung dalam semua kelompok makanan utama:
a. Roti dan sereal dari padi-padian utuh dan yang diperkaya memberikan
magnesium, besi, kromium, dan mangan. Kulit padi mngandung kalium.
b. Sayuran mengandung besi, kalium, dan magnesium. Sayuran berdaun hijau
mengandung kalsium.
c. Buah-buahan bukanlah sumber mineral yang baik, kecuali untuk kalium yang
ditemukan pada pisang dan jeruk.
d. Susu, yogurt, dan keju dapat mengandung fosfor dan kalium. Bahan-bahan
tersebut juga merupakan sumber kalsium yang paling kaya.
e. Protein hewani mengandung kalium, fosfor, sulfur, seng, dan besi. Polong
dan kacang yang dikeringkan mengandung besi, kalium, dan kalsium.
16

f. Lemak, minyak, dan gula hampir tidak mengandung mineral (Nugroho dkk,
2011).

C. Air
Air merupakan komponen kimia dalam tubuh. Ada 3 komponen air tubuh,
yaitu air intraseluler pada membran sel, air intravaskular, dan air intraseluler atau
ekstravaskular pada dinding kapiler. Dua komponen air yang terakhir disebut juga
cairan ekstraseluler (Hasdianah dkk, 2014).
Kebutuhan akan air yang tiada henti menjadi salah satu kebutuhan nutrisi
kita yang paling dasar. Tanpa air, seseorang tidak dapat bertahan hidup lebih lama
dari seminggu. Air mengandung 50% sampai 80%total berat badan seseorang. Air
dalam tubuh mengandung solut, atau zat terlarut, yang penting untuk fungsi
fisiologik. Solut mengandung elektrolit, glukosa, asam amino, dan nutrien lain
(Nugroho dkk, 2011).
Fungsi air bagi tubuh
1. Pelarut zat gizi.
2. Fasilitator pertumbuhan.
3. Sebagai katalis reaksi biologis.
4. Sebagai pelumas.
5. Sebagai pengatur suhu tubuh.
6. Sebagai sumber mineral bagi tubuh.
Sumber air bagi tubuh
1. Air yang berasal dari minuman.
2. Air yang terdapat dalam makanan yang kita.
3. Air yang berasal dari hasil metabolisme didalam tubuh.
Keseimbangan air tubuh dapat dicapai melalui dua cara:
1. Mengontrol asupan cairan dengan adanya rasa haus.
2. Mengontrol kehilangan cairan melalui ginjal (Hasdianah dkk, 2014).
17

2.2 Prestasi Belajar


2.2.1 Definisi Prestasi Belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting didalam
menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Prestasi belajar dapat
digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-
langkah kebijaksanaan baik menyangkut siswa, pendidikan, maupun intitusi yang
mengelola program pendidikan (Atmoko, 2013).
Menurut Syah (2010) dikutip dari Sa’adah (2014) menyatakan bahwa
prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, yang dinyatakan
dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa meliputi prestasi kognitif (kemampuan
berpikir dan analisis), prestasi afektif (sikap) dan prestasi psikomotor (tingkah
laku). Namun dari tiga aspek tersebut aspek kognitiflah yang menjadi tujuan
utama dalam suatu sistem pendidikan tanpa mengesampingkan aspek yang lain
(Sa’adah, 2014).

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat diklasifikasikan
berdasarkan berbagai sudut pandang, dari subjek yang belajar, proses belajar, dan
dapat pula dari situasi belajar. Secara umum faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar terbagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Intenal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri subjek
(siswa), yang terdiri dari:
a. Faktor fisiologis, yaitu keadaan jasmani baik yang bersifat bawaan maupun
yang bukan bersifat bawaan.
b. Faktor psikologis, yaitu keadaan rohani atau psikis yang meliputi faktor-
faktor intelektualitas seperti minat, motivasi, dan sikap.
c. Faktor kematangan, yaitu kematangan jasmani maupun rohani.
18

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah semua faktor yang ada di luar subjek (siswa),
yang terdiri dari :
a. Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
b. Faktor ekonomi, meliputi penghasilan atau pendapatan yang diterima untuk
menunjang kebutuhan sehari-hari(Santoso, 2010).

2.2.3 Pengukuran Prestasi Belajar


Dibawah ini adalah cara pengukuran prestasi belajar menurut penelitian
sebelumnya yang dikutip dari Asril (2011) :
1. Lalendo dan Gardner (2003), mengukur prestasi belajar dengan tingkat
pengukuran yaitu dua kali ujian tertulis seperti biasa dan dengan kuis.
2. Nasser (2004), dengan mengukur prestasi belajar menggunakan tiga
komponen, yaitu skor pada kuis, skor UTS, dan ujian akhir (UAS).
3. Galli, Ciancaleoni, Chiese, Primi (2007), menggunakan pengukuran yang
agak berbeda yaitu dengan tes tertulis didalamnya ada tiga pertanyaan pecahan
masalah beserta enam pertanyaan terbuka dan tertutup, dan juga menggunakan
verbal tes. Kedua-duanya dijadikan nilai akhir prestasi belajar.
Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa meskipun instrumen pengukuran
prestasi belajar berbeda-beda, tidak ada satupun pendekatan tunggal yang
digunakan untukalat ukur prestasi belajar, namun secara skala pengukuran, bahwa
alat ukur tersebut sama yaitu menggunakan skala kontinum. Sehingga tidak perlu
lagi menyusun secara baku alat ukur prestasi belajar sebab tentu alat ukur tersebut
dibuat sesuai dengan nilai hasil raport yang diberikan (Asril, 2011).

2.3 Hubungan Status Gizi Terhadap Prestasi Belajar


Status gizi yang baik akan menghasilkan derajat kesehatan yang baik dan
tingkat kecerdasan yang baik pula. Sebaliknya, status gizi yang buruk akan
menghasilkan derajat kesehatan yang buruk, mudah terserang penyakit, dan
tingkat kecerdasan yang kurang sehingga prestasi anak disekolah juga kurang
(Devi, 2012). Menurut Anindya (2009) dalam Minatun (2011) menyatakan bahwa
19

anak yang kurang gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat
mengganggu proses belajar disekolah dan menurunkan prestasi belajarnya, daya
pikir anak juga akan berkurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal
(Minatun, 2011).
Selain itu, sarapan pagi juga penting bagi anak sekolah. Menurut
Khomsan, anak yang tidak sarapan pagi akan mengalami kekosongan lambung
sehingga kadar gula akan menurun. Padahal gula darah merupakan sumber energi
utama bagi otak. Dalam keadaan demikian anak akan sulit untuk dapat menerima
pelajaran dengan baik, gairah belajar dan kecepatan reaksi juga akan menurun
(Minatun, 2011).
Keadaan gizi juga akan mempengaruhi keadaan anak dalam mengikuti
pelajaran disekolah dan akan mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian kaitan
indeks prestasi dengan status gizi anak : studi kasus anak di Kabupaten Nabire
oleh Wilma (2006) menemukan bahwa semakin rendah status gizi siswa semakin
rendah pula nilai prestasi mereka. Penelitian Huwae (2005) menyatakan dari 43
sampel anak sekolah yang diteliti di Kabupaten Nabire terdapat 36% menderita
gizi kurang dan 1,3% mengalami gizi buruk. Penelitian inimenyatakan terdapat
hubungan yang erat antara status gizi dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar
yaitu semakin tinggi status gizi siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi
belajar mereka ( Isdaryanti, 2007).
20

2.4 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan konsep
dalam bentuk kerangka yang mengacu pada masalah yang akan diteliti atau
berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram. Masalah yang
ingin diteliti dalam penelitian ini adalah Hubungan Status Gizi dengan Prestasi
Belajar Siswa SD Negeri 008 Sungai Segajah Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan
Hilir Tahun 2017.

Status Gizi Prestasi Belajar

- Berat badan - Nilai Raport


- Tinggi Badan

Variabel Independen Variabel Dependen

Anda mungkin juga menyukai