Duriana1
ABSTRACT
This paper discusses Islam in Indonesia before independence which includes the development of
Islam before the Dutch colonial period, the Dutch colonial period and during the Japanese
occupation. Based on the research literature by using critical analytical methods, found the idea that
the development of Islam in Indonesia before the Dutch colonial period through three phases,
namely the presence of Muslim traders phase, the phase of the formation of the Islamic empire
(1316 AD) and Islam institutionalization phase. The development of Islam in the Dutch colonial
period and the occupation of Japan experienced a period of decline tidal namely Islam, a period of
national awakening, and the critical period of Islam. During the Japanese occupation, the role of
Islam in politics in the country weakened. It was as a result of the challenges of secular nationalism
and the suppression of the Netherlands and Japan on suspicion of Muslim political loyalty.
ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang Islam di Indonesia sebelum kemerdekaan yang meliputi
perkembangan Islam sebelum masa kolonial Belanda, pada masa kolonial Belanda dan pada masa
pendudukan Jepang. Berdasarkan hasil kajian pustaka dengan menggunakan metode analitis kritis,
ditemukan gambaran bahwa perkembanganIslam di Indonesia sebelum masa penjajahan
Belandamelalui tiga fase, yaitu fase kehadiran para pedagang Muslim (abad 1-4 H), fase
terbentuknya kerajaan Islam (13-16 M) dan fase pelembagaan Islam. Perkembangan Islam pada
masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang mengalami pasang surut yaitu masa kemunduran
Islam, masa bangkitnya kesadaran nasional, dan masa kritis Islam. Selama pendudukan Jepang,
peran Islam dalam politik dalam negeri melemah. Hal itu sebagai akibat dari tantangan nasionalisme
sekular dan penindasan Belanda serta kecurigaan Jepang atas loyalitas politik muslim.
sebenarnya tidak terlepas dari sebuah proses agama Islam masuk dan siapa orang yang
panjang program sosialisasi Islam yang pertama kali membawa misi dakwah agama ini
dilakukan oleh para pemuka Islam melalui ke kepulauan Nusantara merupakan pertanyaan
aktifitas dakwah dan pendidikan. Dalam pada yang tidak mudah dijawab. Terdapat berbagai
itu Islam di Indonesia telah menghadapi pendapat yang berbeda tentang permasalahan
berbagai tantangan idiologi, budaya dan ini. Satu hal yang lazim diakui bahwa Islam
kekuatan politik penguasa terutama penguasa masuk dan tersebar di kepulauan Nusantara
Belanda dan Jepang. Hal ini memaksa Islam melalui rute perdagangan.5
harus tampil dalam berbagai bentuk gerakan. Istilah masuknya Islam yang oleh
Seperti gerakan Islam melawan kolonialisme, beberapa kalangan terkadang disebut
sebagai Islam politik, Islam sebagai kekuatan “Islamisasi”, apabila kita mengacu kepada teori
moral, cultural, dan intelektual.Bentuk-bentuk yang dikembangkan oleh Noorduyn seperti
gerakan di atas sebagai akibat dari upaya umat yang dikutip oleh Ahmad M. Sewang bahwa
Islam untuk menjadikan Islam sebagai agama proses masuknya Islam ke Indonesia pada
yang dinamis melalui pola-pola sosialisasi, umumnya meliputi tiga tahapan: (a) tahap
akomodasi, dan modifikasi, sehingga Islam kedatangan Islam, (b) tahap penerimaan Islam
tersosialisasi dalam berbagai bentuk kehidupan dan (c) tahap penyebaran Islam lebih lanjut.67
masyarakat Sementara itu menurut Mukti Ali seperti yang
Indonesia. dikutip oleh Kamaruddin Hidayat bahwa proses
Berdasarkan uraian tersebut di atas masuknya Islam ke Nusantara meliputi aspek-
dapatlah dirumuskan fokuskajian makalah ini aspek: (a) kontak pertama Islam dengan
yakniperkembangan Islam di Indonesia berbagai wilayah Nusantara, (b) Penerimaan
sebelum masa kolonial Belanda danpada masa Islam oleh penduduk atau raja-raja setempat,
kolonial Belanda dan Jepang.Dinamika (c) penyebaran Islam secara meluas, dan (d)
perkembangan Islam pada ketiga masa tersebut pertumbuhan kerajaankerajaan Islam.8
selanjutnya dikaji melalui kajian pustaka Fuad Amsyary menjelaskan bahwa pada
dengan menggunakan pendekatan kualitatif awal Islam masuk ke Indonesia melalui
dengan analisis kritis. pedagang muslim dari luar negeri yang
B. PERKEMBANGAN ISLAM DI 5 Kamaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus Af,
Menjadi Indonesia, 13 Abad Eksistensi Islam di Bumi
INDONESIA SEBELUM MASA Nusantara, (Cet. I, Jakarta: Mizan, 2006), h. 76.
6 Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa
(Abad Ke XVI-XVII), Jakarta: Yayasan OborIndonesia,
7 ), h. 80
4 Ibid, h. 18 8 Kamaruddin Hidayat. Op. Cit, h. 75.
berjalan dengan damai sesuai dengan prinsip dan berlangsung terus hingga masa kini dan
dakwah dalam Islam yaitu tidak ada paksaan juga masa yang akan datang. Dalam proses
untuk memeluk agama. Sehingga dengan pelan Islamisasi terjadi interaksi antara budaya lokal
tapi pasti Islam dipeluk dan diamalkan oleh sehingga corak Islam dibeberapa tempat
penduduk pantai, mulai dari rakyat kecil berjalan sesuai dengan tradisi dan budaya
sampai penguasa. Berbeda dengan daerah setempat tanpa mengurangi nilai Islam yang
lamban dan memakan waktu agak lama karena 2. Masa Kejayaan Islam
orang pedalaman masih kuat berpegang pada Periode kerajaan Islam Demak tahun
agama leluhurnya yaitu agama Hindu dan 1523 M. sampai dengan kerajaan Mataram
13 Untuk lengkapnya dapat dibaca dalam Badri (Sultan Agung tahun 1645), merupakan
Yatim, Op. Cit, h.200-2004 pengulangan model pengembangan Islam di
14Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia, (Cet. IV, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, jazirah Arab paska Hijriah. Sistem politik
2001, ), h. 41-42.
Islam di Indonesia sebelum Kemerdekaan | 61
diaktifkan untuk melakukan dakwah Islamiah terdapat dibeberapa tempat seperti di
secara profesional melalui kegiatan para Semenanjung Melayu, Aceh, Kuwin
pengemban, aparat pemerintahan, mujahid, Banjarmasin, Demak dan Gresik.
termasuk wali dibawa naungan kekuasaan Selanjutnya Islam tersebar ke Sulawesi,
formal (kesultanan Islam). Dengan demikian ketika raja pertama yaitu Raja Tallo yang
terjadilah perkembangan Islam yang luar biasa menjadi mangkubumi di kerajaan Goa yang
dimana hampir semua penduduknya masuk bernama I Mallengkaeng Daeng Nyonri
Islam dalam waktu yang relatif singkat. Pada Karaeng Katangka masuk Islam pada 22
masa keemasan Islam di Indonesia inilah para September 1605 M. I Mallengkaeng Daeng
mujahid memperoleh dukungan penuh baik Nyonri Karaeng Katangka kemudian bergelar
secara materil maupun moril. Karena penguasa Sultan Abdullah
negara memiliki persepsi (keimanan) bahwa Awalul Islam. Penyebar Islam ke daerah ini
Islam itulah cara mengelola masyarakat yang adalah Abdul Makmur Khatib Tunggal yang
terbaik dan mampu menyelamatkan masyarakat terkenal dengan nama Datuk Ribandang,
dan dunia dari eksploitasi orang-orang kafir seorang ulama yangberasal dari Minangkabau.16
yang serakah. Para penyebar Islam dapat menduduki
Ada tiga tahap proses Islamisasi di berbagai jabatan dalam struktur birokrasi
Nusantara. Pertama, fase kehadiran para kerajaan dan diantara mereka ada yang kawin
pedagang Muslim (abad 1-4 H). Sejak dengan penduduk setempat. Kemudian mereka
permulaan abad ke 1 hijriah kapal-kapal dagang mendirikan Mesjid, mengadopsi kebudayaan
Arab sudah mulai berlayar ke wilayah Asia lokal menjadi bermuatan Islam, mendidik kader
Tenggara. Namun data tentang apakah sudah ulama, mengislamkan raja dan keluarganya dan
ada penduduk yang masuk Islam menurut pendekatan-pendekatan sosial lainnya sesuai
Ambary, masih dalam dugaan, belum ada data dengan kondisi dan situasi setempat. Dengan
15
yang otentik. Kedua, fase terbentuknya kata lain bahwa Islam menjadi kokoh di
kerajaan Islam (1316 M). Pada fase ini ditandai pusatpusat kekuasaan Nusantara melalui jalur
dengan munculnya pusat-pusat kerajaan perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi
Islam.Ketiga, fase pelembagaan Islam. Agama dan ekonomi, diskusi keagamaan, dan
Islam yang berpusat di Pasai, meluas ke Aceh sosialisasi langsung dengan masyarakat
di pesisir Sumatra, semenanjung Malaka, bawah.17
Demak, Gresik, Banjarmasin dan Lombok.
16 Ibid, h. 48.
Bukti penyebaran ditemukan cukup banyak 17 Lihat Ambary, Op. Cit, h.61. Bandingkan
seperti adanya kesamaan batu nisan yang dengan teori lain tentang waktu masuknya, asal serta
pelaku penyebar atau pembawa agama Islam yang
dikemukakan oleh Ahmad Mansur Suryanegara,
15 Untuk jelasnya lihat SKI Fakultas Adab UIN Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di
Yogyakarta, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Indonesia, (Cet. I, Bandung:
(Cet. I, Yogyakarta: Pustaka, 2006), h. 45. Mizan, 1995), h. 75-94.
62 | DIALEKTIKA, Vol. 9, No. 2, Januari Desember 2015, hlm. 57-70
Sayangnya proses perkembangan Islam sengaja diimpor oleh Belanda ke Jawa
di Indonesia masa itu tidak didukung oleh mendukung mereka membangun loji dan
kondisi umat Islam di pusat Islam sendiri yang kekuasaan mereka seperti di Batavia dan
sudah porak poranda oleh serangan Kristen lainnya. Kemudian pada para priyai dan
dalam perang Salib, demikian pula serangan penduduk secara umum. Mereka mendirikan
bangsa Mongol dan juga oleh penyelewengan gereja, sekolah dan tempat hiburan untuk
kekuasaan oleh Dinasti Ottoman di Turki. sosialisasi agama Kristen.
Indonesia pada masa itu praktis juga ikut Pada saat yang sama penjajah juga
terjebak pada kemelut kekuasaan. mengharuskan kesultanan yang berada di
Datangnya penjajah Belanda dengan bawah kendali mereka untuk tidak lagi
kedok perdagangan dan mendirikan VOC pada membawa misi dakwah Islam dalam proses
tahun 1619 di Batavia yang kemudian secara pemerintahannya dan membatasi fungsi
bertahap menguasai lahan dan daerah kekuasaan hanya untuk pengelolaan urusan
kekuasaan kesultanan di Jawa dan pulau lain ekonomi dan politik.
dan mementahkan proses pemantapan kualitas Dengan kenyataan yang dialami umat
umat Islam. Penjajah secara licik mengadu Islam seperti itu, maka para aktifis Islam yang
domba pewaris kesultanan Banten, Mataram sudah ditinggalkan oleh sultan mereka, yang
dan berbagai kesultanan di Kalimantan, hanya sibuk mengurus kekayaan dan kekuasaan
Sulawesi, Aceh dan lainnya. Maka praktis pada yang semakin diperlemah oleh penjajah
masa itu kekuasaan kesultanan praktis luntur mengambili inisiatif untuk mendirikan
dari misi dakwah Islamiah, karena penjajah pondokpondok pesantren pada beberapa tempat
itupun secara bertahap memisahkan kekuasaan khususnya di pulau Jawa.
formal (kenegaraan) dari misi dakwah agama Selanjutnya situasi umatIslam pada
Islam sebagai salah satu persyaratan bantuan akhir abad pertengahan, baik secara sosio-
pada pihak pewaris kerajaan yang dibantunya. politik maupun secara keagamaan (sosio-
religius), telah mengalami kemunduran. Secara
C. PERKEMBANGAN ISLAM DI politis hampir seluruh wilayah yang dikuasai
INDONESIA PADA MASA KOLONIAL umat Islam, satu persatu jatuh ke tangan kaum
BELANDADAN JEPANG 1. Masa kolonialis dan imperialis Barat. Mesir misalnya
Kemunduran Islam sebagai pusat pengkajian dan perkembangan
Masa penjajahan pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan keislaman jatuh ketangan
masa deislamisasi umat oleh kekuasaan kolonial Perancis,
pemerintahan. Pada awalnya penjajah kemudian ke tangan kolonial Inggris.18
mengenalkan agama mereka (Kristen) melalui
18 Untuk jelasnya lihat Badri Yatim, Melacak
pejabat Belanda, lalu pada orang Cina yang AsalUsul Gerakan Paderi di Sumatera Barat , (Cet. I,
Jakarta:
Islam di Indonesia sebelum Kemerdekaan | 63
Kejatuhan Mesir ini menimbulkan Singapura dan al-Munir di Padang, Sumatra
kesadaran umat Islam, bahwa sebenarnya Barattelah membangkitkan kesadaran
mereka telah tertinggal jauh dalam bidang masyarakat Indonesia khususnya umat Islam
kekuatan politik, militer, ilmu pengetahuan dan untuk bangkit melawan kolonialis Belanda
teknologi. Demikian pula dalam aspek religius, yang telah merampas kemerdekaan bangsa
tampak bahwa situasi religius umat Islam pada Indonesia dalam berbagai hal selama beratus
saat itu telah mengalami gelombang kelemahan tahun. Baik kemerdekaan beragama, berserikat,
dan kekeruhan, di mana antara kaum ortodok mengeluarkan pendapat bahkan kemerdekaan
dan kaum sufi berhadap-hadapan secara dalam mencari penghidupan (ekonomi) dengan
konfrontatif. Kondisi ini terus berlanjut sampai sistem monopoli dagangnya yang dikenal
bangkitnya kesadaran keagamaan yang dimiliki dengan VOC.
oleh segelintir umat Islam. Azyumardi Azra mengatakan bahwa,
2. Masa Bangkitnya Kesadaran Nasional tidak diragukan lagimedia cetak merupakan
Penyebaran dan pengaruh pembaruan Islam instrument dalam penyebaran ide-ide kaum
modern ke kepulauan Melayu-Indonesia sejak pembaru atau modernis di dunia
awal abad ke 20 telah membangkitkan MelayuIndonesia. Dalam konteks ini, al-Manar
kesadaran bangsa Indonesia khususnya umat secara signifikan mempengaruhi wacana
Islam bangkit dengan berbagai gerakan- pembaruan Islam dikawasan ini. Juga
gerakan, baik gerakan politik, maupun gerakan merangsang penerbitan jurnal dengan semangat
sosial keagamaan. Sebagaimana yang disinyalir yang sama di kepulauan Melayu-Indonesia.19
oleh Azyumardi Azra bahwa terdapat pengaruh Bermula dari pembaruan pemikiran dan
kaum sarjana pembaru atau aktifis seperti pendidikan Islam di Minangkabau, yang disusul
Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan oleh pembaruan pendidikan yang dilakukan
Rasyid oleh masyarakat Arab di Indonesia,
Ridha terhadap berbagai organisasi pembaru kebangkitan Islam semakin berkembang
atau modernis Islam Indonesia seperti Sarikat membentuk organisasi-organisasi sosial
Islam (SI), Muhammadiyah, Persatuan Islam keagamaan seperti Sarikat Dagang Islam (SDI)
atau Yong Islamieten Bond. di Bogor (1909) dan
Masuknya pemikiran pembaharuan baik Solo (1911), Persyarikatan Muhammadiyah di
yang dibawa oleh ulama yang bermukim di Yogyakarta (1912) Persatuan Islam (Persis) di
Timur Tengah khususnya yang belajar di Bandung (1920), Nahdatul Ulama (NU) di
Mekah dan Medinah,maupun melalui media Surabaya (1926) dan Persatuan Tarbiyah
cetak berbahasa Arab seperti al-Urwah, dan al- Islamiyah di Bukittinggi (1930); dan parta-
Manar yang berasal dari Qairo, al-Imamdari
19 Lihat Azyumardi Azra, Islam Nusantara:
Jaringan Global dan Lokal, (Cet. I, Bandung: Mizan,
PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 9. 2002), h. 183.
64 | DIALEKTIKA, Vol. 9, No. 2, Januari Desember 2015, hlm. 57-70
partai politik seperti Sarikat Islam (SI) yang harus memakan biaya yang banyak. Pada
merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan kenyatannya penduduk pribumi tetap tidak
Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang menikmati kemajuan teknologi tersebut bahkan
(1932) dan penduduk pribumi benar-benar diperas
Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.20 tenaganya, sumber alamnya dan lainlain.
Memang diakui bahwa Belanda cukup Dengan demikian pantaslah kalau
banyak mewarnai perjalanan sejarah Islam di pemerintah kolonial Belanda berusaha
Indonesia. Cukup banyak peristiwa dan menjalankan politik etis atau politik balas budi.
pengalaman yang dicatat Belanda sejak awal Belanda mendirikan sekolah-sekolah terutama
kedatangannya di Indonesia, baik sebagai untuk kalangan bangsawan. Pendidikan
pedagang perorangan kemudian diorganisasi Belanda tersebut membuka mata bagi kaum
dalam bentuk kongsi dagang yang bernama terpelajar akan kondisi masyarakat Indonesia
VOC, maupun sebagai aparat pemerintah yang yang berada dalam kemiskinan, penindasan,
berkuasa dan menjajah. Oleh karena itu wajar kebodohan dan keterbelakangan. Keadaan yang
kalau kehadiran mereka di bumi Nusantara disaksikan oleh bangsa Indonesia ini
selalu mendapat tantangan dan perlawanan dari menggugah semangat bangsa Indonesia untuk
penduduk pribumi terutama raja-raja dan bangun dari tidurnya untuk menyongsong masa
tokohtokoh agama khususnya agama Islam. depan yang gemilang yang dikenal dengan
Mereka menyadari bahwa mereka harus Kebangkitan Nasional.
berusaha memahami dan mengerti tentang Perubahan sosial yang terjadi di
seluk beluk penduduk pribumi yang Nusantara ialah bahwa perjuangan yang
dikuasainya sebagai penduduk yang mayoritas dilaksanakan secara kedaerahan selama ini,
beragama Islam. seperti Perang Diponegoro, Perang Paderi,
Diakui bahwa kedatangan Belanda di Perang Aceh, pertempuran Hasanuddin dan
satu pihak memang telah membawa kemajuan lainlain, dianggap tidak efektif dalam mengusir
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, penjajah Belanda. Karena itu perlu disusun
tetapi kemajuan ilmu pengetahuan dan suatu kekuatan yang mengikat potensi yang ada
teknologi tersebut tujuannya semata-mata untuk diseluruh tanah air. Kesadaran seperti ini
dapat memberi kemudahan bagi politik dikenal sebagai kasadaran nasional, yaitu
kekuasaan dan perdagangannya agar dapat kesadaran yang menggalang semangat
meraup keuntungan tanpa mendatangkan kebangsaan yang meliputi daerah yang pernah
tenaga-tenaga terampil dari negaranya yang digalang pada zaman Majapahit. Ide seperti ini
terkenal dengan Indonesia Irredenta yaitu
20 Lihat Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
Dirasah Islamiyah II, Edisi I, (Jakarta: PT. Raja Grafindo semua daerah yang berbahasa Melayu.21
Persada, 2006), h. 258. Bandingkan dengan Deliar Noer,
Gerakan Moderen Islam Indonesia 1900-1942, Cet. 21 Lihat M. Abdul Karim, Islam dan
VIII, LP3ES, 1996), h. 170-175. Kemerdekaan Indonesia, (Cet. I,Yogyakarta:
Akibat melemahnya peran politik Islam, nasionalis terjerumus dalam kekuatan sekuler
karena buruknya adminitrasi internal dan sebagai kekuatan Islam yang bersatu.27