Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI PENERAPAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-VI BALONGAN

Nanda Rahmat Hasan 1, Retno Indriyati2


1
Program Studi Nautika, Politeknik Bumi Akpelni
Jl. Pawiyatan Luhur II/17, Bendan Dhuwur, Semarang
2
Program Studi Nautika, Politeknik Bumi Akpelni
Jl. Pawiyatan Luhur II/17, Bendan Dhuwur, Semarang
email:retno@akpelni.ac.id

Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kegiatan safety work procedure yang
dilakukan di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan yaitu, sejauh mana pegawai
PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan dalam melaksanakan SIKA (Surat Izin Kerja
Aman), Prosedur pengecekan ID Card dan KTA pegawai. Selain itu juga untuk mengetahui
sejauh mana penerapan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di PT.PERTAMINA
(Persero) RU-VI Balongan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
menggunakan metode observasi, interview, literature. Untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan, penulis mempelajari literatur yang terkait dengan aturan dan prosedur tentang
keselamatan kerja. Selain itu, penulis melakukan pengamatan secara langsung pada obyek dan
melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.
Dari hasil pembahasan diketahui bahwa masih terdapat kendala dalam menerapkan Safety
Work Procedure di PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan antara lain masih adanya
Pelanggaran yang dilakukan pegawai PT.PERTAMINA ( Persero) RU-VI Balongan terhadap
peraturan SIKA (Surat Izin Keselamatan Kerja) dan Prosedur K3 yang sudah di tetapkan oleh
perusahaan, yang mengakibatkan adanya kecelakaan kerja, Prosedur APD tidak di
laksanakan dengan baik dan maksimal oleh sebagian pegawai, dan masih ditemukan
kurangnya pemahaman pegawai terhadap himbauan berbahaya baik dalam bentuk jenis tulisa,
gambar maupun kode di area bahwa PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan sehingga
menyebabkan pegawai salah dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan kode-
kode tertentu. Kesimpulan dari penulisan ini adalah bahwa PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI
Balongan harus lebih tegas dalam menerapkan aturan-aturan maupun prosedur keselamatan
kerja terhadap pegawainya, sehingga angka kecelakaan kerja dapat diminimalkan.

Kata kunci : Optimalisasi, Prosedur, Keselamatan Kerja

PENDAHULUAN yang siap dipergunakan di berbagai


Indonesia merupakan negara yang kebutuhan.
kaya akan sumber daya alamnya, seperti Di pihak lain, kemajuan ilmu dan
kandungan minyak yang melimpah teknologi dapat dioptimalkan apabila
sehingga apabila dikelola dengan baik maka didukung serta dioperasikan oleh tenaga
Indonesia akan menjadi negara yang sangat yang berkualitas. Penerapan tersebut
makmur. Semua perusahaan yang membutuhkan keahlian, keterampilan, dan
bergerak dalam bidang minyak dan gas disiplin yang tinggi. Apabila hal tersebut
bumi berlomba-lomba serta bersaing ketat tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan
dalam meningkatkan produksi serta resiko kerja atau kecelakaan kerja. Data
menunjukkan keunggulannya. Berdasarkan statistik di seluruh dunia termasuk di
Undang-undang yang berlaku di Indonesia Indonesia menunjukkan bahwa angka
bahwa semua kekayaan alam adalah milik kecelakaan kerja terus meningkat seiring
Negara dan digunakan sebesar- besarnya dengan kemajuan penerapan teknologi
untuk kepentingan rakyat.Atas dasar itulah maju.
pemerintah mendirikan perusahaan Negara Setiap kejadian kecelakaan kerja
yang bertugas untuk mengolah sumber daya menimbulkan kerugian yang tidak sedikit,
minyak (minyak mentah) menjadi minyak baik berupa kerugian ekonomi, kerusakan

Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020 49


infrastruktur, kerusakan lingkungan, biaya yang wajib dipenuhi oleh suatu perusahaan
perawatan, dan bahkan hilangnya nyawa sehingga terciptanya zero accident.
manusia. Dari berbagai penelitian, kejadian
kecelakaan biasanya disebabkan oleh dua LANDASAN TEORI
faktor, yaitu tindakan tidak aman (unsafe Dari segi keilmuan, Kesehatan dan
act) dan kondisi tidak aman (unsafe Keselamatan Kerja (K3) merupakan ilmu
condition). pengetahuan dan penerapannya dalam
Kilang Pertamina (Persero) RU-VI usaha mencegah kemungkinan-
Balongan merupakan salah satu Kilang kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
milik Pertamina dengan jumlah pekerja ± penyakit akibat kerja. Kesehatan dan
2000 orang termasuk pekerja tetap maupun Keselamatan Kerja merupakan suatu
pekerja kontrak. PT. Pertamina (Persero) spesialisasi tersendiri, sebab di dalam
RU-VI Balongan merupakan kilang yang pelaksanaannya dilandasi peraturan
mengolah minyak dan gas bumi negara perundangan serta berbagai disiplin ilmu,
untuk menyediakan dan melayani terutama ilmu teknik dan medik. Menurut
kebutuhan bahan bakar minyak dan bahan Filippo dalam Mutiara Sibarani (1992:
bakar non minyak bagi masyarakat luas. 271), Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kilang tersebut menggunakan mesin (K3) adalah suatu fungsi pemeliharaan
modern baik dalam proses migas maupun karyawan yang menyangkut perlindungan
dalam perawatannya. Dalam menjalankan fisik dan mental melalui perbaikan
usahanya, PT. Pertamina (Persero) RU-VI lingkungan industry, pemberian
Balongan juga menerapkan aturan dan rangsangan, dan premi asuransi untuk
prosedur yang sudah dirancang sedemikian mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
rupa agar tidak terjadi kecelakaan kerja. serta memberikan kompensasi agar
Tetapi dalam prakteknya masih terdapat karyawan sepenuhnya bertanggungjawab
kendala dan permasalahan dalam sepenuhnya terhadap pekerjaannya. HSE
menerapkan aturan dan prosedur tersebut, (Health, Safety, Environment) atau di
misalnya masih ditemukan pelanggaran beberapa perusahaan juga disebut EHS,
pegawai terhadap peraturan SIKA (surat HES, SHE, K3LL (Keselamatan &
izin kerja aman) ) dan Prosedur K3 yang Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan)
sudah di tetapkan oleh perusahaan, dan SSHE (Security, Safety, Health,
Prosedur APD tidak di laksanakan dengan Environment).Semua itu adalah suatu
baik dan maksimal oleh sebagian pegawai, Departemen atau bagian dari Struktur
dan masih ditemukan kurangnya Organisasi Perusahaan yang mempunyai
pemahaman pegawai terhadap himbauan fungsi pokok terhadap implementasi Sistem
berbahaya jenis tertulis, gambar maupun Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kode, sehingga menyebabkan pegawai salah Kerja (SMK3) mulai dari Perencanaan,
dalam melaksanakan pekerjaan yang Pengorganisasian, Penerapan dan
berhubungan dengan kode-kode tertentu. Pengawasan serta Pelaporannya.
Untuk itu perusahaan harus Sementara, di Perusahaan yang
menerapkan HSE (Healty, safety, and mengeksploitasi Sumber Daya Alam
Environment ) management system atau ditambah dengan peran terhadap
dikenal dengan sistem manajemen Lingkungan. Keselamatan kerja adalah
keselamatan yaitu sistem manajemen kesempatan yang bertalian dengan mesin,
komprehensif yang dirancang untuk pesawat alat kerja, bahan dan proses
mengelola elemen keselamatan ditempat pengolahannnya, landasan tempat kerja dan
kerja sehingga dapat memproteksi pekerja, lingkungan serta cara melakukan pekerjaan.
perusahaan, lingkungan hidup, masyarakat Pelaksanaan suatu aktor keselamatan kerja
sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. ditunjukkan pada segala tempat kerja yang
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi berkaitan dibidang kegiatan ekonomi

50 Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020


seperti kegiatan ekonomi untuk1. Dalam Undang-Undang (UU) No.1
menghasilkan barang atau disebut industri Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
dan juga kegiatan ekonomi yang bekerja disana terdapat Ruang Lingkup
dibidang jasa. Keselamatan kerja Pelaksanaan, Syarat Keselamatan Kerja,
menyangkut beberapa hal, yaitu bukan Pengawasan, Pembinaan, Panitia
hanya proses produksi yang terjadi di Pembina K-3, Tentang Kecelakaan,
dalamnya tetapi juga proses produksi Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja,
barang atau jasa yang dihasilkan untuk Kewajiban Memasuki Tempat Kerja,
sampai ke pasar. Kewajiban Pengurus dan Ketentuan
Tujuan dilaksanakannya keselamatan Penutup (Ancaman Pidana). Inti dari UU
kerja adalah: ini adalah Ruang lingkup pelaksanaan K-
1. Melindungi tenaga kerja atas hak 3 ditentukan oleh 3 unsur:
keselamatannya dalam melakukan a. Adanya Tempat Kerja untuk
pekerjaan untuk kesejahteraan, keperluan suatu usaha
peningkatan produksi, dan produktifitas b. Adanya Tenaga Kerja yang bekerja
nasional dengan jalan mencegah disana
terjadinya kecelakaan, kematian dan c. Adanya bahaya kerja di tempat itu
cacat serta kerugian biaya. Dalam Penjelasan UU No. 1 tahun 1970
2. Menjamin keselamatan orang lain pasal 1 Tambahan Lembaran Negara
ditempat kerja. Tujuan ini hanya dapat Republik Indonesia Nomor 2918, tidak
dicapai dengan mendukung iklim hanya bidang Usaha bermotif Ekonoini
keamanan, kenyataan, ketenangan dan tetapi Usaha yang bermotif sosial pun
kegairahan kerja. (usaha Rekreasi, Rumah Sakit, dll) yang
3. Memelihara sumber produksi agar dapat menggunakan Instalasi Listrik dan atau
digunakan secara aman, serta mencegah Mekanik, juga terdapat bahaya (potensi
kerusakan lingkungan kerja dan bahaya tersetrum, korsleting dan
mencegah terjadinya kerusakan mesin. kebakaran dari Listrik dan peralatan
Mesin lainnya).
Kecelakaan kerja merupakan kejadian2. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan
tak terduga, tak diharapkan dan tak ILO Convention No. 81 Concerning
disengaja yang terjadi dalam kaitan dengan Labour Inspection in Industry and
hubungan kerja yang dilakukan oleh Commerce (yang mana disahkan 19 Juli
seseorang disuatu tempat. Pengertian ini 1947). Saat ini, telah 137 negara (lebih dari
kemudian diperluas hingga pada proses 70%) Anggota ILO meratifikasi
perjalanan atau transportasi ked an dari (menyetujui dan memberikan sanksi
tempat kerja. Tempat kerja adalah tempat formal) ke dalam Undang-Undang,
dilakukannya pekerjaan bagi suatu usaha, termasuk Indonesia. Ada 4 alasan Indonesia
dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja, meratifikasi ILO Convention No. 81 ini,
dan kemungkinan adanya bahaya kerja salah satunya adalah point 3 yaitu baik UU
ditempat tersebut.Penelitian menunjukkan No. 3 Tahun 1951 dan UU No. 1 Tahun
bahwa 85% kecelakaan bersumber pada 1970 keduanya secara eksplisit belum
sumber manusia dan sisanya disebabkan mengatur Kemandirian profesi Pengawas
oleh factor mekanis maupun lingkungan. Ketenagakerjaan serta Supervisi tingkat
pusat (yang diatur dalam pasal 4 dan pasal
Dasar Hukum Safety Work 6 Konvensi tersebut) - sumber dari
Dasar Hukum Ada minimal 53 dasar Tambahan Lembaran Negara RI No. 4309.
hukum tentang K3 dan puluhan dasar3. UU No. 13 tahun 2003 tentang
hukum tentang Lingkungan yang ada di Ketenagakerjaan, khususnya Paragraf 5
Indonesia. Tetapi, ada 3 dasar hukum yang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
sering menjadi acuan mengenai K3 yaitu: pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat berbunyi:

Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020 51


“Setiap Pekerja/ Buruh mempunyai Hak dan pergerakan sumber.Pendengaran
untuk memperoleh perlindungan atas (a) normal orang dewasa dapat menangkap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Aspek bunyi dengan frekuensi 20-15.000 Hz.
Ekonominya adalah Pasal 86 ayat 2: Intensitas bunyi merupakan laju aliran
’’Untuk melindungi keselamatan Pekerja/ energy tiap satuan luas yang dinyatakan
Buruh guna mewujudkan produktivitas dalam desibell (ldB = 0,0002 dyne/cm ).
kerja yang optimal diselenggarakan upaya Jenis-jenis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” a. Kebisingan yang kontinu dengan
Sedangkan Kewajiban penerapannya ada spectrum frekuensi yang luas {steady
dalam pasal 87: “Setiap Perusahaan wajib state, wide band noise), misalnya bising
menerapkan Sistem Manajemen dari mesin, kipas angin, dapur pijar, dll.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang b. Kebisingan kontinu dengan spektruk
terintegrasi dengan Sistem Manajemen frekuensi sempit {steady state, narrow
Perusahaan. band noise), misalnya gergaji sirkuler,
4. SOLAS (Safety Of Life At Sea) katup gas, dll.
Merupakan naungan peraturan bagi dunia c. Kebisingan terputus-putus {intermittent
maritime, di dalam SOLAS terdapat noise), misalnya lalu lintas, suara kapal
peraturan yang membahas tentang prosedur terbang dilapangan udara.
keselamatan kerja. d. Kebisingan impulsive (impact noise),
Peraturan ini harus di patuhi oleh seluruh merupakan bising dengan kejutan
pelaut ataupun pekerja yang berhubungan singkat dan tunggal seperti pukulan palu,
tentang Maritime. Modernisasi peraturan tembakan senapan atau meriam, ledakan.
SOLAS sejak tahun 1960 menggantikan
konvensi 1918 di mana sejak saat itu 2. Temperatur
peraturan mengenai desain kapal dan untuk Suhu lingkungan berpengaruh
meningkatkan faktor keselamatan kapal terhadap laju pertukaran panas tubuh dan
mulai di masukan seperti : lingkungan. Beberapa definisi penting
a. Desain konstruksi kapal dalam pengkajian tekanan panas:
b. Permesinan dan instalasi listrik a. Temperatur kering merupakan
c. Pencegah kebakaran temperature gas yang ditunjukkan oleh
d. Alat-alat keselamatan thermometer yang akurat setelah
e. Alat komunikasi dan keselamatan dikoreksi terhadap radiasi.
navigasi b. Tempertur basah merupakan
Aturan-aturan Tentang Safety Work temperature dimana air karena
1. Kebisingan evaporasi dapat menjadikan udara
Bising merupakan bunyi atau suara tersaturasi secara adiabatis pada
yang tidak diinginkan atau bunyi pada temperatur yang sama. Temperatur
tempat dan waktu yang tidak tepat.Bising basah diindikasikan oleh wet-bulb
dapat pula didefmisikan sebagai segala psycrometer.
macam bunyi yang tidak diperkenankan c. Kelembapan menunjukkan kandungan
karena mempengaruhikemampuan bicara uap air di udara.
dan penengaran, atau jika tidak, d. Kelembaban absolut yaitu berapa uap
mengganggu (USAEPA, 1972). air per unit volume udara.
Terdapat dua hal yang menentukan e. Kelambapan relative merupakan rasio
kualitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan jumlah uap air di udara dengan jumlah
intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam uap yang dapat mensaturasi udara pada
jumlah getaran perdetik atau disebut Hertz( suatu temperature spesifik. Pertukaran
(Hz), yaitu jumlah dari golongan-golongan panas dari permukaan tubuh ke udara
yang sampai di telinga setiap detiknya. dapat terjadi karena penguapan air
Frekuensi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, yang terdifusi melalui kulit atau

52 Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020


jaringan yang lebih dalam (perspirasi), Sedangkan menurut Kamaruddin (1992 :
yang dihasilkan oleh kelenjar keringat. 836 – 837) “Prosedur pada dasarnya adalah
Polutan Udara suatu susunan yang teratur dari kegiatan
Berikut ini merupakan jenis-jenis yang berhubungan satu sama lainnya dan
kontaminasi di udara: prosedur-prosedur yang berkaitan
a. Debu : partikel solid berukuran kecil melaksanakan dan memudahkan kegiatan
yang terbentuk karena proses mekanik. utama dari suatu organisasi”.
b. Gas : material yang keadaan fisiknya Sedangkan pengertian prosedur menurut
akan terdifusi dan menempati tempatnya Ismail masya (1994 : 74) mengatakan
berada. Material ini tidakberbentuk bahwa Prosedur adalah suatu rangkaian
solid atau cair. tugas-tugas yang saling berhubungan yang
c. Uap : bentuk gas dari suatu senyawa merupakan urutan-urutan menurut waktu
yang pada keadaan normal berbentuk dan tata cara tertentu untuk melaksanakan
solid atau cair. suatu pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Fumes : partikel solid mikroskopis yang Berdasarkan pendapat beberapa ahli
terbentuk karena kondensasi dari bentuk di atas maka dapat disimpulkan yang
gas. dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata
e. Mists : suspense di udara dari partikel- cara kerja atau kegiatan untuk
partikel berukuran kecil menyelesaikan pekerjaan dengan urutan
waktu dan memiliki pola kerja yang tetap
3. Penerangan yang telah ditentukan.
Penerangan yang baik memungkinkan
tenaga kerja melihat objek- objek yang Prosedur Keselamatan Kerja
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Dalam Dalam rangka mengurangi dan
ruang lingkup pekerjaan, factor yang memperkecil resiko dari aspek keselamatan,
menentukan adalah ukuran objek, deraj at kesehatan kerja maupun pencemaran
kontras atara objek dengan sekelilingnya, lingkungan RU-VI memiliki dan
serta luminensi (brightness) dari lapangan menjalankan prosedur kerja aman dan izin
penglihatan, yang tergantung dari kerja aman (work permit system).Prosedur
penerangan dan pemantulan pada arah si kerja aman tersebut memuat aspek
pengamat dan lamanya melihat. pemeriksaan, potensi bahaya, dan otorisasi
untuk mempersiapkan, memantau,
Pengertian Prosedur melaksanakan, dan mengawasi pekerjaan
Prosedur merupakan tahapan dalam pemeliharaan berdasarkan TKO no.B-
tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan 100/El6530/2010-S0 Rev.00.
baik mengenai dari mana asalnya dan mau Di dalam sistem kerja aman PT.
menuju mana, kapan pekerjaan tersebut PERTAMINA (Persero ) RU-VI Balongan
harus diselesaikan maupun alat apa yang menyediakan tenaga yang berkompeten
harus digunakan agar pekerjaan tersebut untuk mengidentifikasi bahaya potensial
dapat diselesaikan. dan menilai resiko-resiko yang timbul dari
Menurut Muhammad Ali (2000 : 325) suatu proses kerja melalui Surat Izin Kerja
“Prosedur adalah tata cara kerja atau cara Aman (SIKA), Alat Pelindungan Diri
menjalankan suatu pekerjaan”. (APD), Job Healty Safety Environmental
Menurut Amin Widjaja (1995 : 83) Analysis (JHSEA), Electrical standard,
“Prosedur adalah sekumpulan bagian yang Mechanical isolation standard, Pengamatan
saling berkaitan misalnya : orang, jaringan Keselamatan Kerja Aman (PEKA), Joint
gudang yang harus dilayani dengan cara Safety Inspection (JSI), dan Safety’ Walk
yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada and Talk (SWAT).
gilirannya akan mengirimkan pelanggan Setiap pekerjaan yang
menurut proses tertentu”. dilaksanakan,dilakukan pengawasan untuk

Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020 53


menjamin bahwa pelaksanaanya telah 8. Pelaksana pekerjaan menyiapkan dan
mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang melayani pekerjaan (shift) dan
telah ditentukan. menandatangani lembar pengawasan
Prosedur Cara Kerja Aman pekerjaan di belakang atau di balik surat
1. Pelaksana pekerjaan menyiapkan surat izin kerja warna putih (asli), bila lembar
izin kerja yang diperlukan dan setelah pengawas tersebut sudah penuh dapat
ditanda tangani ahli teknik sesuai mengisi di lembar serah terima.
otorisasi dapat mempersiapkan 9. Apabila surat izin kerja sudah diregister
perlengkapan dan peralatan untuk dan dikeluarkan maka pemegang surat
pelaksanaan pekerjaan. wajib mendistribusikan surat izin
2. Selanjutnya surat izin kerja tersebut tersebut sesuai warna dan pejabat yang
diserahkan kepada pejabat yang bersangkutan.
berwenang atau GSI authority untuk diisi 10 Pemegang surat izin kerja harus
daftar checklist untuk daerah operasi meletakkan lembaran asli dari surat
kerja serta memberikan rekomendasi tersebut pada suatu tempat yang mudah
tindakan pencegahan yang diperlukan terlihat dan dijangkau dilokasi kerja
untuk menjamin keselamatan selama selama pekerjaan itu berlangsung,
pekerjaan berlangsung. sehingga mudah ditunjukkan, diawasi
3. Lalu setelah diisi surat izin tersebut jika ada pemeriksaan ataupun
ditanda tangani dan diteruskan ke pembatalan.
pengawas atau inspektur keselamatan 11 Petugas HSE akan melakukan
kerja dan diregister. pengecekan surat izin kerja yang sudah
4. Bila menyangkut pekerjaan yang dikeluarkan, apakah sudah dilaksanakan
menggunakan api atau sumber panas, sesuai dengan prosedur ini dan membuat
pejabat operasi yang berwenang atau laporan hasilpengecekannya
GSI authority meneruskan izin kerja
yang dimaksud untuk mendapatkan METODOLOGI PENELITIAN
persetujuan dari pejabat operasi yang Penelitian ini menggunakan metode
berwenang (Fire Permit Authority) yang deskriptif kualitatif yaitu merupakan
bertindak atas nama manajer kilang. metode penelitian yang menggunakan data
5. Kemudian surat izin kerja tersebut kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif.
diajukan kepada pengawas keselamatan Pengambilan data dilakukan dengan
kerja untuk memeriksa kewenangan melakukan pengamatan secara langsung
maupun otorisasi pejabat yang pada objek yang diteliti, selain itu dengan
menandatangani, sesuai daftar otorisasi menggunakan metode dokumentasi. Dalam
yang ditunjuk oleh Pimpinan Unit selaku proses pengambilan data ini, penulis
Kepala Teknik Pemurnian dan mengamati, mendeskripsikan dan
Pengolahan serta mengisi daftar menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas
checklist untuk bagian HSE dan sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
menambahkan saran-saran dalam aspek pemikiran orang secara individu maupun
keselamatan kerja dan lingkungan. kelompok
6. Registrasi Permit dilakukan oleh petugas
penanggulangan kebakaran atau HSE di HASIL PEMBAHASAN
fire station dan surat izin diserahkan 1. Pelanggaran yang dilakukan pegawai
kepengawas pelaksana untuk dimulai PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI
suatu pekerjaan sesuai dengan waktu terhadap peraturan SIKA (surat izin
mulai berlakuan izin tersebut. keselamatan kerja) dan prosedur K3
7. Melaksanakan gas test dan yang sudah di tetapkan oleh perusahaan,
menandatangani Lembar Gast Test yang mengakibatkan banyak sekali
dibalik lembar surat izin kerja. pegawai yang bekerja dengan peralatan

54 Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020


seadanya sehingga terjadi kecelakaan dibalik lembar surat izin kerja.
kerja. Seharusnya pegawai selalu h. Pelaksana pekerjaan menyiapkan dan
mentaati Prosedur Cara Kerja Aman melayani pekerjaan perjam
sebagai berikut : kerja(shift) dan menandatangani
a. Pelaksana pekerjaan menyiapkan surat lembar pengawasan pekerjaan di
izin kerja yang diperlukan dan setelah belakang atau di balik surat izin kerja
ditandatangani ahli teknik sesuai otorisasi warna putih (asli), bila lembar
dapat mempersiapkan perlengkapan dan pengawas tersebut sudah penuh dapat
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan. mengisi di lembar serah terima yang
b. Selanjutnya surat izin kerjat ersebut
lainnya.
diserahkan kepada pejabat yang
berwenang atau GSI authority untuk di i. Apabila surat izin kerja sudah
isi daftar checklist untuk daerah operasi diregister dan dikeluarkan maka
kerja serta memberikan rekomendasi pemegang surat wajib
tindakan pencegahan yang diperlukan mendistribusikan surat izin tersebut
untuk menjamin keselamatan selama sesuai warna dan pejabat yang
pekerjaan berlangsung. bersangkutan.
c. Lalu setelah diisi surat izin tersebut j. Pemegang surat izin kerja harus
ditanda tangani dan diteruskan ke meletakkan lembaran asli dari surat
pengawas atau inspektur keselamatan tersebut pada suatu tempat yang
kerja dan diregister. mudah terlihat dan dijangkau dilokasi
d. Bila menyangkut pekerjaan yang kerja selama pekerjaan itu
menggunakan api atau sumber panas, berlangsung, sehingga mudah
pejabat operasi yang berwenang atau ditunjukkan, diawasi jika ada
GSI authority meneruskan izin kerja pemeriksaan ataupun pembatalan.
yang dimaksud untuk mendapatkan Petugas HSE akan melakukan pengecekan
persetujuan dari pejabat operasi yang surat izin kerja yang sudah dikeluarkan, dan
berwenang (Fire Permit Authority) membuat laporan hasil pengecekannya
yang bertindak atas nama manajer
kilang. 2. Surat Izin Kerja Aman (SIKA)
e. Kemudian surat izin kerja tersebut Merupakan suatu izin yang dibuat PT.
diajukan kepada pengawas PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
keselamatan kerja untuk memeriksa untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
kewenangan maupun otorisasi pejabat di dalamnya menjelaskan langkah-langkah
yang menandatangani, sesuai daftar yang harus dipatuhi oleh pengawas
otorisasi yang ditunjuk oleh Pimpinan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor atau
Unit selaku Kepala Teknik Pemurnian pekerja lainnya dalam melaksanakan
dan Pengolahan serta mengisi daftar pekerjaan. SIKA utama dibagi dua yaitu:
checklist untuk bagian HSE dan a. Surat Izin Kerja Panas
menambahkan saran-saran dalam Adalah surat izin yang diperlukan untuk
aspek keselamatan kerja dan setiap jenis pekerjaan yang
lingkungan. menggunakan ataupun menimbulkan
f. Registrasi Permit dilakukan oleh sumber penyalaan.
petugas penanggulangan kebakaran b. Surat Izin Kerja Dingin
atau HSE di fire station dan surat izin Adalah surat izin yang diperlukan untuk
diserahkan kepengawas pelaksana setiap pekerjaan yang tidak
untuk dimulai suatu pekerjaan sesuai menimbulkan sumber penyalaan tetapi
dengan waktu mulai berlakuan izin berpotensi bahaya, baik secara langsung
tersebut. ataupun tidak langsung terhadap
g. Melaksanakan gas test dan manusia dan operasi.
menandatangani Lembar Gast Test

Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020 55


Berdasarkan kedua SIKA utama tersebut air yang memerlukan keahlian khusus
wajib melampirkan izin dari pekerjaan yang guna menjamin keselamatan pekerja
bersangkutan, antara lain: serta peralatan yang digunakan.
1) Izin Memasuki Ruang Terbatas 8) Izin Memotret
Adalah surat izin yang diperlukan Adalah surat izin menggunakan
apabila seseorang baik seluruh atau kamera, shooting video atau sejenisnya
sebagian tubuhnya harus masuk ke dikawasan kilang untuk
dalam ruang terbatas seperti menghindarkan dari bahaya- bahaya
kolom/vessel, tangki, tower, manhole, kebakaran. peledakan, tindakan
sewer, sump, bak (pit), lubang sabotase, dan lain-lain serta mencegah
kedalaman lebih dari 1,5 m ataupun inforasi milik perusahaan jatuh ke
tempat-tempat yang kurang tangan orang-orang yang tidak berhak.
ventilasinya. 9) Izin Masuk Kendaraan Dalam Daerah
2) Izin Penggalian atau Penggerakan Alat Terlarang
Berat Adalah surat izin masuk kendaraan
Adalah surat izin yang wajib dimiliki yang diberlakukan terhadap kendaraan
bagi setiap pekerjaan penggalian tanpa yang memasuki area battery limit
melihat berapapun kedalaman kilang atau daerahterlarang baik pada
penggalian tersebut atau penggerakan saat kilang beroperasi maupun tidak
suatu alat berat. beroperasi
3) Izin Pekerjaan Listrik atau Instrumen 10) Izin Penggunaan Air Pemadam Untuk
Adalah surat izin yang diperlukan Keperluan Bukan Keadaan Darurat
dalam suatu pelaksanaan pekerjaan Adalah surat izin yang diperlukan bagi
listrik atau instrumen/ Ops. Tel yang setiap pekerjaan yang menggunakan air
ditandatangani dan dikeluarkan oleh pemadam tetapi bukan untuk keadaan
pejabat listrik atau instrument yang darurat
berwenang 11) Izin Penutupan Jalan
Adalah surat izin untuk menutup jalan
4) Izin Pemakaian Peralatan Listrik sementara.
Bertegangan diatas 50 volt di dalam bejana
2. Kurangnya pemahaman pegawai
ukur yang di sediakan oleh perusahaan
terhadap himbauan berbahaya jenis
untuk menunjang dalam pegawai bekerja
tertulis, gambar maupun kode, yang
secara maksimal dan hasil yang valit dan
menyebabka pegawai salah dalam
dapat di pertanggung jawabkan.
melaksanakan pekerjaan yang
5) Izin Menonaktifkan Sistem berhubungan dengan kode-kode tertentu
Pengamanan Vital (MSPV) sehingga banyak menyebabkan terjadinya
Adalah surat izin mematikan fungsi kecelakaan kerja di karenakan tidak
proteksi suatu peralatan atau system pahamnya pegawai terhadap himbauan kode
alarm untuk keperluan khusus seperti gambar maupun tertulis.
perbaikan system operasi atau pada Tanda digunakan untuk memperingatkan
saat start up. karyawan dan anggota masyarakat tentang
6) Izin Kerja Radiasi zat-zat berbahaya seperti asam, atau untuk
Adalah surat izin pekerjaan yang menunjukkan fitur-fitur keselama tan
berhubungan dengan kegiatan yang seperti keluar api. Mereka juga dapat
menimbulkan atau mengandung bahaya memberikan informasi umum atau instruksi
radiasi radionuklida atau zat radioaktif. spesifik tentang peralatan yang harus
Kecuali pelaksanaan X-Ray di Rumah dipakai di daerah yang ditunjuk. Yang
Sakit. dimaksud kan dengan rambu-rambu dalam
7) Izin Kerja Bawah Air laboratorium adalah semua bentuk
Adalah surat izin untuk mengerjakan peraturan yang dituangkan dalam bentuk :
pekerjaan yang dilaksanakan di bawah 1.Gambar-gambar/poster

56 Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020


2. Tulisan/logo/semboyan/motto
3.Simbol-simbol
Beberapa tanda harus dipasang sebagai
bagian yang dipersyaratkan dari aturan
kesehatan dan keselamatan kerja untuk
membantu mengurangi risiko berbahaya,
adapun poster merupakan penjelasan yang
menjelaskan suatu aktifitas dalam bentuk
sebab dan akibat. Kesemua hal tersebut
diatas teraplikasikan rangka untuk
mengingatkan kembali pentingnya
prosedur, proses pekerjaan dan hasil
pekerjaan yang aman dan memenuhi Adapun Rambu dalam workshop yang
standar kualifikasi yang telah ditentukan sering dipasang adalah:
berdasarkan undang – undang keselamatan 1. Rambu Larangan
kerja yang berlaku. 2. Rambu Peringatan
Berikut adalah tanda yang dipasang di PT. 3.Rambu Pertolongan
Pertamina (Persero) RU-VI Balongan 4. Rambu Prasyarat

Contoh rambu-rambu di PT. Pertamina


2. Warna kuning - tanda
Peringatan atau Waspada atau beresiko
bahaya
3. Warna Hijau - tanda
zona aman atau pertolongan
Rambu- rambu tersebut diatas sangat 4. Warna Biru - tanda
penting untuk dipahami dan wajib ditaati atau prasyarat
disosialisasikan, disamping itu dalam 5. Warna Putih - tanda
kesehariannya perlu adanya contoh sebelum informasi umum
pegawai memasuki areal tempat kerja. 6. Warna oranye - tanda
Pemasangan tanda isyarat yang dikenal beracun
dengan rambu - rambu di tempat kerja Warna-warna tersebut diatas merupakan
sangat penting karena sebagai fungsi warna dasar sebagai latar belakang
kontrol guna memberikan informasi, (background), sedangkan gambar atau
tentang kondisi seperti larangan, peringatan, logo/simbol diatas warna dasar tersebut
persyaratan bahkan suatu pertolongan. Oleh merupakan warna kontras. Menurut
karena itu sangat perlu adanya penjelasan standar yang berlaku secara internasional
pengetahuan tentang symbol, kode dan berupa warna putih atau hitam.
tanda yang akan dipasang sebagai rambu- 3. Prosedur APD tidak di laksanakan
dengan baik dan maksimal oleh sebagian
rambu dengan standar internasional.
pegawai.
Pemasangan rambu harus mengikuti etika Hal tersebut di sebabkan karena pegawai
standar rambu – rambu keselamatan dan menganggap bahwa pekerjaan tersebut
kesehatan kerja yang berlaku, dan dapat sudah biasa dilakukan sehingga mereka
dipahami secara internasional, tidaklah asal cenderung menyepelekan penggunaan alat
pasang kerena jika kita salah pasang, bisa pelindung diri. Untuk itu PT. Pertamina
saja yang tadinya kita ingin pekerja selamat (Persero) RU-VI Balongan memberikan
malah membuat mereka berada dalam suatu sanksi tegas kepada seluruh pegawai untuk
resiko atau bahaya. Untuk memilih rambu menggunakan Alat Pelindung Diri agar
yang tepat, kita perlu melihat kegiatan yang angka kecelakaan kerja dapat ditekan.
sedang di lakukan dengan
memperhitungkan : KESIMPULAN
1. Mengidentifikasi bahaya Berdasarkan rumusan masalah yang telah
2. Menentukan kontrol apa yang diajukan dan untuk memberikan jawaban
dibutuhkan pada tujuan penelitian, maka simpulan yang
3. Menentukan jenis rambu dan indicator diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Pelanggaran yang di lakukan pegawai
apa yang perlu digunakan.
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Rambu–rambu K3 pada umumnya terdiri terhadap peraturan SIKA (surat izin
dari beberapa symbol atau kode yang keselamatan kerja) dan prosedur K3 yang
menyatakan kondisi yang perlu sudah di tetapkan oleh perusahaan. Hal
mendapat atensi bagi siapa saja yang ada ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
dilokasi tersebut. Guna mempertegas suatu Hal tersebut dapat di atasi dengan
tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya memberikan sosialisasi secara terus menerus
dalam bentuk warna – warna dasar yang kepada pegawai tentang Surat Izin Kerja
sangat mencolok dan mudah dikenali Aman (SIKA) dan prosedur K3. Apabila
Warna yang dipasang pada setiap rambu pegawai tidak mentaati peraturan tersebut,
berupa warna : maka harus diberikan sanksi tegas.
2. Kurangnya pemahaman pegawai terhadap
1. Warna Merah - Tanda
himbauan berbahaya jenis tertulis,
Larangan ( Pemadam Api ) gambar maupun kode. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara memberikan
sosialisasi, familiarisasi dan pelatihan
secara teratur kepada pegawai sampai Bawen Jawa Tengah Unit SPINNING
pegawai benar-benar memahami dan 2
mengimplementasikan tentang adanya Sibarani Panggabean Mutiara,
larangan berbahaya baik berupa himbauan Manajemen Sumber Daya Manusia
tertulis, gambar maupun kode. Edisi 2 , Penerbit: Universitas
Terbuka
3. Prosedur APD tidak di laksanakan
dengan baik dan maksimal oleh setiap SOLAS (Safety Of Life At Sea)
pegawai. Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970
Hal tersebut menyebabkan angka kecelakaan Tentang Keselamatan Kerja
kerja yang tinggi. Maka dari itu PT. UU No. 13 tahun 2003 tentang
Pertamina (Persero) RU-VI Balongan harus Ketenagakerjaan, khususnya Paragraf
benar-benar menerapkan prosedur tentang 5 tentang Keselamatan dan Kesehatan
penggunaan APD dengan baik dan benar. Kerja, pasal 86 dan 87. Pasal 86
Penggunaan APD dengan baik merupakan UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan
peraturan yang wajib dipatuhi oleh semua ILO Convention No. 81 Concerning
pegawai dan berdampak positif untuk Labour Inspection in Industry and
menekan angka kecelakaan kerja.
Commerce
Zain Suyono Karina ,Erwin Dyah
DAFTAR PUSTAKA Nawawinetu (2013) dalam karya tulis
yang berjudul “Hubungan Antara
https://widuri.raharja.info/index.php?title=P Faktor Pembentuk Budaya
rosedur Keselamatan Kerja Dengan Safety
Ilfani Grisma (2013) dalam karya tulis yang Behavior Di PT.Dok Dan Perkapalan
berjudul “Analisa Prosedur Pengaruh Surabaya Unit Hull Construction”
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Studi
pada PT. APAC INTI CORPORA

Majalah Ilmiah Gema Maritim Vol 22 No 1 tahun 2020 59

Anda mungkin juga menyukai