Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAGEMENT PENDIDIKAN

”Konsep Dasar management biaya pendidikan dan management


Sarana dan prasarana pendidikan”

Makalah Ini Disusun Oleh :


Kelompok 2

Elinawati Ritonga (3183331001)


Inggit Swasti (3183331007)
Mhd. Arun Fajar (3182131019)
Ryan Pasbon Pasaribu (3183331026)

Dosen Pengampu :Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc


Mata Kuliah : Managemn Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak/Ibu Dosen serta teman-teman yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Konsep Dasar management biaya
pendidikan dan management Sarana dan prasarana pendidikan” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, April 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................i

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan.........................................................3


2.2 Konsep Dasar Mnajemen Pembiayaan Pendidikan.....................................................3

2.3........................................................................Sumber-sumber pembiayaan pendidikan 8
2.4............................................Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan 9
2.5..............................................................Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan 12
2.6.........................................................Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan 14

Bab III Penutup.

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................................16
Daftar Pustaka...................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pendidikan merupakan rangkaian-rangkaian dari sub system atauunsur-unsur
pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan keberhasilannya. Ada tujuan, kurikulum,
materi, metode, pendidik, peserta didik, sarana, alat, pendekatan dan sebagainya. Keberadaan
satu unsur membutuhkan keberadaan unsur lain, tanpa keberadaan salah satu diantara unsur-
unsur itu proses pendidikan menjadi terhalang, sehingga mengalami kegagalan.
Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, sehingga
termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses
pendidikan. Tanpa sarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat
serius, bahkan bisa mengagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang mesti dihindari oleh semua
pihakyang terlibat dalam pendidikan Proses pendidikan dilaksanakan untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan.
Agar tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikansegala sesuatu
yang mendukung keberhasilan tujuan pendidikan itu. Dari sekian factor penunjang keberhasilan
tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktoryang
dominan. Sebab didalam proses pembelajaran itulah terjadinya interialisasi nilai- nilai dan
pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu, kegiatan belajar mengajar
merupakan ujung tombak untuk tercapainya pewarisan nilai- nilai diatas. Untuk itu perlu sekali
dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik benar-benar
tertarik dan ikut proses itu.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan secara
menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya yang ada dalam lembaga pendidikan. Salah
satu sumberdaya yang perlu dikelola dengan baik dalam lembaga pendidikan adalah masalah
keuangan. Dalam konteks ini keuangan merupakan sumber dana yang sangat diperlukan
sekolah sebagaialat untuk melengkapi perlengkapan berbagai sarana dan prasarana
pembelajaran disekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan?


2. Apa saja Konsep Dasar Mnajemen Pembiayaan Pendidikan?

3. Bagaimana Sumber-sumber pembiayaan pendidikan?


4. Bagaimana Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan?
5. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan?
6. Apa saja Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan?

1.3Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pengertian Manajemen Pembiayaan


Pendidikan
2. Untuk mengetahui Apa saja Konsep Dasar Mnajemen Pembiayaan Pendidikan

3. Untuk mengetahui Bagaimana Sumber-sumber pembiayaan pendidikan


4. Untuk mengetahui Bagaimana Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
6. Untuk mengetahui Apa saja Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan

1.4Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita sebagai
mahasiswa yang bergerak dibidang pendidikan mengenai manajemen biaya pendidikan dan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan


penataan sumber penggunaan dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga
pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayan pendidikan meliputi tiga hal,
yaitu : penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), dan pemeriksaan
(controling).

Menurut Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  manajemen  artinya penggunaan  sumber 


daya  secara  efektif  dan  efisien.  Manajemen  keuangan adalah  sumber  daya  yang diterima
yang  akan  dipergunakan  untuk penyelenggaraan  pendidikan.  Manajemen  keuangan 
dimaksudkan  sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi:

1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinirsemua sumber daya yang tersedia


untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek samping yang
merugikan.
2. Pelaksanaan  (implenmentation  involves  accounting),  yaitu  kegiatan berdasarkan
rencana yang telah dibuat.
3. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

2.2. Konsep Dasar Mnajemen Pembiayaan Pendidikan

Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau
dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit
cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan agregate biaya pendidikan tingkat sekolah, baik
yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran.Biaya satuan permurid merupakan
ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara
efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pedidikan.

Adapun konsep dasar pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut :


1. Konsep Penganggaran. Dalam kegiatan umum keuangan, kegiatan pendidikan meliputi
tiga hal, yaitu: Budgeting (Penyusunan Anggaran), Accounting (Pembukuan), Auditing
(Pemeriksaan).
a. Budgeting (Penyusunan Anggaran). Penganggaran merupakan kegiatan atau proses
penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan
secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
kurun waktu tertantu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Penyusunan anggaran merupakan langkah-
langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini melibatkan
pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan
negosiasi atau perundingan/ kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan di
bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir
dari suatu negosiasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan
yang diharapkan dari setiap sumber dana.
b. Accounting (Pembukuan). Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama mengurusi hal
yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
mengeluarkan uang. Pengurusan kedua menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan
pertama yaitu, menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak
menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan dikenal dengan
istilah pengurusan bendaharawan. Bendaharawan adalah orang atau badan yang oleh
Negara diserahi tugas menerima, menyimpan dan membayar, atau menyerahkan uang
atau surat-surat berharga dan barang-barang termasuk dalam pasal 55 ICW (Indische
Comptabiliteits Wet), sehingga dengan jabatan itu mereka mempunyai kewajiban atau
pertanggungjawabaan apa yang menjadi urusannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
c. Auditing (Pemeriksaan). Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang
yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang
ada didalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini kepada BPK melalui
departemen masing-masing.  Auditing sangat penting dan sangat bermanfaat bagi empat
pihak, yaitu:
1) Bagi bendaharawan yang bersangkutan
2) Bagi lembaga yang bersangkutan
3) Bagi atasannya
4) Bagi badan pemeriksa keuangan

2. Hal-Hal Yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Pendidikan. Secara garis besar


dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
 Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–hal
sebagai berikut:
a. Berkembangnya demokrasi pendidikan. Dahulu banyak negara yang masih dijajah oleh
bangsa lain memperoleh penduduknya untuk menempati pendidikan. Dengan lepasnya
bangsa itu dari cengkraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan memperoleh
pendidikan. Di Indonesia Demostrasi Pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal
31 UUD 1945 ayat (10) dan ayat (2). Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka
pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
b. Kebijaksanaan Pemerintah. Pemberian hak kepada warga Negara untuk memperoleh
pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan
mengembangkan bangsanya. Namun demikian agar tujuan itu tercapai pemerintah
memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang
pendidikan misalnya, Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendiri gedung dan
kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan pengaturan
pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
c. Tuntutan akan pendidikan. Kenaikan tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana.
Didalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin
banyaknya orang yang menginginkan pendidikan dari segi kualitas yaitu naiknya
keinginan memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bagi suatu bangsa kenaikan
tuntutan ini mempertinggi kualitas bangsa dan menaikkan taraf hidup. Diluar negeri
pendidikan selalu dicari di negara-negara yang melaksanakan sistem pendidikan lebih
baik dan lebih bervariasi. Hal ini berarti bukan hanya terjadi aliran dari Negara
berkembang ke Negara maju tetapi sebaliknya juga mungkin terjadi. Banyak orang dari
Negara maju menuntut ilmu dinegara berkembang karena ingin mendalami hal-hal yang
menarik perhatiannya.
d. Adanya Inflansi. Inflansi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara.
Faktor inflansi sangat berpengaruh terhadap biaya pendidikan karena harga satuan biaya
tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.
 Faktor Internal
a. Tujuan Pendidikan. Sebagai salah satu contoh bahwa pendidikan berpengaruh terhadap
besarnya biaya pendidikan adalah tujuan institusional suatu lembaga pendidikan. Berubah
tujuan pendidikan kearah penguasaan 10 kompetensi dibandingkan dengan tujuan yang
mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
b. Pendekatan yang digunakan. Strategi belajar-mengajar menuntut dilaksanakannya
praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan metode
lain dan pendekatan secara individual.
c. Materi yang disajikan. Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel
menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya
dilaksanakan dengan penyampaian materi.
d. Tingkat dan jenis pendidikan. Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya adalah
tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak
ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat
sekaligus kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi lulusannya, biaya pendidikan di SD
jauh berbeda dengan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi.
3. Karakteristik pembiayaan pendidikan

Beberapa hal yang merupakan karakteristik atau ciri-ciri pembiayaan pendidikan adalah
sebagai berikut :

a. Biaya pendidikan selalu naik, perhitungan pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam


satuan unit cost, yang meliputi:
 Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan.
  Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya kebutuhan yang berkenaan
dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka waktunya berbeda
 Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan biaya
yang langsung berhubungan dengan memperhitungkan biaya yang lain yang berhubungan
dengan kegiatan belajar mengajar
b. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor manusia.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai “human investment”, yang artinya biaya terbesar
diserap oleh tenaga manusia
c.   Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah
d. Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya untuk sekolah
kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum
e. Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun

2.3. Sumber-sumber pembiayaan pendidikan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
adalah sebagai berikut:

Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan atau pemerintah daerah yang tercantum dalam pasal 5 adalah anggaran
pendapatan dan belanja negara; anggaran pendapatan dan belanja daerah; sumbangan dari
peserta didik atau orang tua/walinya; sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar
di luar peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan lembaga lainnya yang tidak mengikat;
bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah.

Kemudian dalam pasal 6, sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh masyarakat adalah bantuan dari penyelenggara atau satuan pendidikan
yang bersangkutan; pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
bantuan dari masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan Pemerintah;
bantuan pemerintah daerah; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; bantuan lembaga lain
yang tidak mengikat; hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau sumber lain
yang sah.

Sumber-sumber pembiayan pendidikan di sekolah menurut (Amirin, 2013 : 92)  dikategorikan


menjadi lima yaitu :

a. Anggaran rutin dan APBN (anggaran pembangunan)


b. Dana penunjang pendidikan (DPP)
c. Bantuang/sumbangan dari BP3
d. Sumbangan dari pemerintah daerah setempat (kalau ada)
e. Bantuan lain-lain

Untuk terselenggaranya suatu pendidikan, diperlukan pembiayaan yang bersumer baik dari
pemerintah, orang tua, murid, masyarakat, maupun institusi-institusi lainnya seperti organisasi
regional maupun internasional. Pemerintah merupakan penanggung dana terbesar diantara yang
lain (sekitar 70%), selanjutnya orangtua murid (sekitar 10-24%) masyarakat (sekitar 5%) daan
yang terakhir pihak lain baik yang berbentuk hibah maupun pinjaman.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menggali dana ke semua pihak sumber pembiayaan
pendidikan antara lain:

 Pemerintah pusat dan daerah : mengusahakan agar alokasi untuk sector pendidikan
diperbesar, pemanfaatan dana secara efektif dan efisien, dan mengusahakan adanya
alokasi bagi ector pendidikan yang diambil dari pajak umum.
  Orang tua peserta didik : menyadarkan orang tua agar mau dan tertib membayar SPP dan
pendanaan lainnya yang diijinkan pemerintah, pemanfaatan dana dari orang tua peserta
didik seefektif dan seefisien mungkin.
 Masyarakat : mengajak dunia usaha untuk bersedia sebagai fasilitator praktik peserta
didik, menghimbau dunia usaha agar bersedia memberikan dana yang lebih besar untuk
dunia pendidikan.
 Pihak lain (institusi) : mengusahakan bentuk kerja sama yang tidak saling mengikat
namun menguntungkan serta mempertimbangkan bentuk-bentuk pinjaman agar tidak
memberatkan di kemudian hari.
 Dana hasil usaha sendiri yang halal : seperti penyewaan alat, koperasi, kopma.
2.4. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan

Bagi semua jenis sekolah, setiap tahun harus membuat perencanaan anggaran yang disebut
Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah. Tujuan penyusunan anggaran ini di samping
sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, juga sebagai pembatasan dan
pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang yang diterima. Dengan adanya RAPBS ini
maka sekolah tidak dapat semuanya memungut sumbangan dari orang tua siswa (BP3) dan
sebaliknya BP3 menjadi puas mengetahui arah pengguanaan dana yang mereka berikan.

Dalam perencanaan pembiayaan, terlebih dahulu harus memahami jenis-jenis biaya dalam
istilah pembiayaan. Jenis-jenis biaya tersebut yaitu :

1. Biaya langsung (direct cost)

Merupakan biaya pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu
lembaga meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, sarana
belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun
siswa sendiri.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung merupakan keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk
biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.

Istilah lain yang berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni penerimaan dan pengeluaran.
Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh rutin setiap tahun oleh sekolah dari
berbagai sumber resmi. Anggaran dasar pengeluaran Merupakan jumlah uang yang dibelanjakan
setiap akhir tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Berdasarkan sifatnya, pengeluaran dikelompokkan menjadi dua, antara lain :

a. Pengeluaran yang bersifat rutin

Pengeluaran rutin di sekolah misalnya pengeluaran pelaksanaan pelajaran, pengeluaran


tata usaha sekolah, pemeliharaan sarana/prasarana sekolah, kesejahteraan pegawai, administrasi,
pembinaan teknis edukatif, pendataan.
b. Pengeluaran yang bersifat tidak rutin/pembangunan
Contoh pengeluaran tidak rutin : pembangunan gedung, pengadaan kendaraan dinas, dan
lain sebagainya.

Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total cost dan unit cost.
Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan unit cost adalah biaya
satuan per peserta didik. Untuk menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu
pendekatan makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan
jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi
jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro berdasar pada alokasi pengeluaran per komponen
pendidikan yang digunakan peserta didik.

Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa disebut dengan rencana
anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan :

 Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.


  Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang.
  Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada dasarnya merupakan
pernyataan financial.
 Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan
oleh instansi tertentu.
 Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak yang berwenang.
 Melakukan revisi usulan anggaran
 Persetujuan revisi anggaran
 Pengesahan anggaran

Di tingkat sekolah kita mengenal adanya Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah


(RAPBS). Penyusunan RAPBS sebaiknya menggunakan analisa SWOT, baik dari segi hukum,
tuntutan zaman, keberadaan sekolah (visi dan misi), stakeholder, dan output yang diharapkan.
Tujuan penyusunan anggaran ini selain sebagai pedoman pengumpulan dana dan
pengeluarannya, juga sebagai pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang
yang diterima. Dengan adanya RAPBS ini, maka sekolah tidak dapat semaunya memungut
sumbangan dari orangtua siswa (BP3) dan sebaliknya BP3 menjadi puas mengetahui arah dan
penggunaan dana yang mereka berikan. Sekolah swasta tidak teriakt oleh dana pemerintah terlalu
banyak. Karena mereka lebih leluasa menyusun RAPBS-nya. PAPBS disusun dengan melalui
proses tertentu, yang besar kecilnya didasarkan atas kebutuhan minimum setiap tahun, dan
perkiraan pendapatannya berpedoman pada penerimaan tahun yang lalu.

2.5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menurut Fattah (dalam Minarti, 2012, hlm. 248) manajemen merupakan seni untuk
melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Berdasarkan riil, manajemen mampu mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur
oranglain. Adapun fungsi manajemen diantaranya adalah planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).
Mulyasa (dalam Minarti, 2012, hlm. 252) mengemukakan bahwa sarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta
alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman,
kebun, taman, dan sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar
mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai lapangan
olahraga, komponen tersebut sebagai sarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga
sering disebut dengan fasilitas atau perlengkapan sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai dalam PBM (Mulyono,
2009) Menurut Rohiat manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk
mempersiapkan segala perlatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan,
pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di
sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Begitu urgennya sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan dalam menunjang
keberhasilan organisasi pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan, menjadi sarana dan
prasarana menjadi satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan. Bisa saja
diklaim bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting
dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan
peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Pada tataran ini, Mulyasa mengatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki beberapa prinsip dan
tujuan yang harus diketahui yaitu sebagai berikut:
1.      Tujuan sarana dan prasarana
a.       Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga
menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
b.      Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatis maupun
kualitatif dan relevan dengan kepentingan pendidikan.
Bafadal menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan sebagai berikut:
a.       Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan seksama, sehingga sekolah atau madrasah
memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien.
b.      Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus tepat dan
efisien.
c.       Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti
dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap
pakai ketika akan digunakan atau diperlukan
Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan
kontribusi yang optimal dan profesional (yang berkaitan dengan sarana dan prasarana) terhadap
proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2.      Prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut
Bafadal adalah:
a.       Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personil sekolah dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
b.      Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus dilakukan
melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan
yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati
sehingga mengurangi pemborosan.
c.       Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus selalu memperhatikan UU, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan
oleh pihak yang berwenang.
d.      Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila
melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas
dan tanggung jawab yang jelas untuk tiap personel sekolah.
e.       Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.

2.6. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu
ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, (3)
hubungannya dengan proses belajar mengajar.
1.      Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana
pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a.       Sarana pendidikan yang habis dipakai
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan
sapu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas
karton. Sedangkan contoh sarana pendidikan yang tidak berubah bentuk adalah pita mesin tulis,
bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila
dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
b.      Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin
tulis, komputer dan peralatan olahraga.
2.      Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan
a.       Sarana pendidikan yang bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau
dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang
bisa digerakkan atau dipindahkan kemana saja.
b.      Sarana pendidikan yang tidak bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak
bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta
saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak
mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
3.      Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan.
Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar,
seperti kapur tulis, spidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang
digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung
berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,
prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti
ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua,
prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tapi
secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, seperti ruang kantor,
kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, ruang unit kesehatan, ruang
guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menurut Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  manajemen  artinya penggunaan  sumber  daya 
secara  efektif  dan  efisien.  Manajemen  keuangan adalah  sumber  daya  yang diterima yang 
akan  dipergunakan  untuk penyelenggaraan  pendidikan.  Manajemen  keuangan  dimaksudkan 
sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya
proses pendidikan.
2.      Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu
ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, (3)
hubungannya dengan proses belajar mengajar. Adapun prasarana pendidikan bisa
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu yang langsung dan tidak langsung.
3.      Proses manajemen sarana dan prasarana sekolah terdiri dari perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan.

3.2.  Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah agar tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien, khususnya dalam proses belajar mengajar maka diperlukan
manajemen sarana dan prasarana sekolah yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hadari, Nawawi. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Muljani A. Nurhadi. 1983. Administrasi Pendidikan Di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.

Mulyana, E. 2002. Managemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Anwar, M.I. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan. Mimbar

Pendidikan, No.1 Tahun x, 1991: 28-33.

AP Dosen. 2010. Manajemen Pendidikan. UNY Press: Yogyakarta. bsnp-indonesia.org/id/ Dedi


Supriadi.2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

http://samplingkuliah.blogspot.com/2017/04/manajemen-sarana-dan-
prasarana.html#:~:text=Manajemen%20sarana%20dan%20prasarana%20merupakan,tercapai
%20dengan%20efektif%20dan%20efisien.
Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyono. 2009. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai