.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Pendidikan Nasional meliputi 3 pilar pembangunan pendidikan, yaitu: (1) perluasan dan
pemerataan akses memperoleh pendidikan, (2) peningkatan mutu dan relefansi pendidikan dan daya
saing, dan (3) peningkatann efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan.
Pada awalnya, pembangunan pendidikan di negeri ini menitik beratkan pada pembangunan pendidikan
pilar pertama. Namun ketiga pilar tersebut saling melengkapi dan mempengaruhi dalam sistem
pendidikan nasional.
Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pndidikan
(BSNP) telah merumuskan 8 aspek atau komponen pendidikan yang harus di tingkatkan melalui
pembangunan pendidikan, yaitu:
2. Standar Isi
3. Standar Proses
Berdasarkan 8 standar nasional pendidikan tersebut dalam makalah ini akan dibahas 3 komponen
standar nasional pendidikan, yaitu: standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke
dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. [1]
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar Isi
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar Proses
Standar pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
Kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
Standar Pengelolaan
Standar yang mengatur perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama
satu tahun.
Standar yang mengatur mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik.
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (PP 19 Tahun 2005).
Standar isi yang dibahas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan;
b. Beban belajar pada peserta didik pada satuan dasar dan menengah;
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan dan disusun oleh guru berdasarkan
panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari standar isi; dan
d. Kelender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Standar isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005.
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan pasal 6 ayat (1)
menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh
sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip berikut.
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
d) Kurikulum dilaksanakan dalam suasanan hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya
mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha.
f) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan
daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri dilaksanakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambunga yang cocok dan
memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. [2]
b. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.[3]
c. Beban belajar
Satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan denga
menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarka
jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masingsatuan
pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
2) Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam
pembelajaran.
3) Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/SMK/MAK adalah 38
s.d. 39 jam pembelajaran.[4]
d. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
1) Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada
satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
a) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya.
b) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
d) Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan
ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. [5]
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP), bahwa ‘’standar kompetensi kelulusan adalah kualifikasi kemampuan yang mencakup, sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan’’, Standar Kompetensi tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam
menentukan lulusan peserta didik pada setiap tahun pendidikan, Kemudian untuk rujukan untuk
penyusununan standar-standar pendidikan lain, serta merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan
secara mendasar dan holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dan merupakan pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, yang meliputi kompetensi untuk mata pelajaran,
serta menyangku aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Standar Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakan dasar kecerdasan,
pengtahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandidri dan pendidikan lebih
lanjut. Pada jenjang pendidikan menengah bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetaguan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk mandiri dalam (mengkuti pendidikan lebih lanjut).
Sedangkan pada pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mula serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruanya.
Standar Kompetensi lulusan yang disajikan dalam bab ini merupakan Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional yang telah disahkan penggunaanya pada tahun 2006, yang mencakup Standar Kompetensi
Lulusan-Satuan Pendidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi-Kelompok Mata Pelajaran ( SK-KMP), serta
Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD)
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan
dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal
proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
a. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
c. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,
dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes
dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri.
d. Pengawasan proses
1) Pemantauan
2) Supervisi
3) Evaluasi
4) Pelaporan
5) Tindak lanjut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
· Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
· Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008 tentang Standar
Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C.
Untuk kurikulum 2013 telah ditetapkan kebijakan kementrian tentang kurikulum 2013 dan telah
diterbitkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
PENUTUP
Kesimpulan
Standar isi adalah Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup
standar isi meliputi kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender
pendidikan.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan yang mencakup, sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan. Ruang lingkupnya standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi
lulusan minimal mata pelajaran.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Ruang lingkup dari standar proses meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar proses merupakan bagian dari standar nasional
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suparlan. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori Sampai dengan Praktek. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
https://suryapuspita.wordpress.com/2012/03/19/standar-proses-pendidikan-dan-guru-dalam-
pencapaian-standar-proses-pendidikan/ diakses pada 27 Maret 2015 21:43