Anda di halaman 1dari 2

Akhir Perjalanan Yakub

Pada pagi hari sesudah Yakub melihat para malaikat naik turun di tangga, dia melanjutkan
perjalanan nya. Dia pergi kepada saudara ibunya, Laban pamannya. Perjalanan itu jauh, sekitar 450
mil. Jarak itu memerlukan tiga minggu berjalan kaki. Akhirnya, Yakub mendekati Kota Haran. Dia
berharap akan menjumpai keluarga ibunya di sana. Per jalanannya hampir berakhir, dia senang.

Di daerah pinggiran Haran, Yakub melihat sebuah sumur. Waktu sudah menjelang tengah
hari, dan tiga kawanan domba berkumpul di sana. Menga pakah kawanan domba ada di sana pada
tengah hari? Dia ingin tahu. Sumur ini lain dari sumur-sumur yang di dekat rumah Yakub. Dia melihat
bahwa sebuah batu besar menutupi mulut sumur itu. Di sana tidak ada bak air tempat minum
domba-domba tersebut. Yakub mendekati sumur itu dan bicara kepada para gembala yang
berkumpul di situ.

"Saudara-saudaraku, Anda datang dari mana?" dia bertanya. "Kami datang dari Haran," kata seorang
gembala "Kenalkah Anda seorang pria bernama Laban yang tinggal di sana?" Yakub bertanya. "Ya
kami mengenalnya." sahut para gembala itu..

Kemudian Yakub bertanya, "Apakah dia baik-baik saja?" "Ya, dia baik-baik saja," sahut salah
seorang gembala. "Kebetulan, itu putrinya, Rahel, da tang ke sini dengan beberapa ekor dom banya.
Dia adalah seorang gembala wa nita" Pria itu menunjuk kepada seorang gadis muda yang tengah
datang ke arah mereka. Yakub memandang dan melihat kepada Rahel yang datang menuju sumur
itu. Dia tengah menuntun sekawanan. domba, tetapi masih agak jauh.

Yakub terus bicara dengan para gembala itu. "Ceritakan dulu kepada saya mengapa saudara-
saudara tidak memberi minum domba-domba itu dan memba wanya ke padang rumput?" dia
bertanya. "Hari masih siang" "Kami tidak bisa," sahut mereka. "Su dah kebiasaan kami untuk
menunggu hingga semua kawanan domba berkum pul. Setelah semua sudah ada kami geser batu
yang besar itu dari mulut sumur. Kemudian semua domba minum, dan kami tutup lagi mulut sumur
itu.

Sementara Yakub dan para gembala itu berbicara, Rahel dan domba-domba nya tiba. Yakub
pergi ke sumur itu. Dengan baik hati dia menggeser batu penutup itu dari mulut sumur. Kemudian
dia tuntun domba-domba pamannya itu ke air dan menjaganya. Dengan lemah-lembut ia berkata
kepada Rahel. "Saya adalah Yakub, dan saya adalah salah seorang dari sanak keluargamu. Saya
datang dari tempat yang jauh untuk bertemu dengan kelu argamu! Saudara perempuan ayahmu,
Ribka, adalah ibu saya." Kemudian dia mencium saudara sepupunya itu. Dia begitu senang karena
akhirnya bertemu dengan sanak keluarganya sehingga dia pun mulai menangis! Perjalanannya yang
jauh sudah berakhir. Dia kembali bersama keluarganya.

"Saya ingin memberitahukan kepada ayah bahwa engkau ada di sini. Lalu Rahel segera
berbalik dan berlari menuju rumahnya. Rahel yang gembira itu menceritakan kepada ayahnya
tentang Yakub. Laban heran karena Yakub datang dari tempat yang begitu jauh. Dia cepat-cepat
pergi ke sumur itu dengan Rahel. "Alangkah senangnya bertemu denganmu, Yakub." serunya. Dia
peluk keponakannya itu dan menciumnya. "Kami sangat senang eng kau di sini! Ayo, kita pergi ke
rumah agar kita dapat bercerita!"

Laban berjalan di depan. Segera me reka tiba di rumah Laban. Di situlah Yakub bercerita
kepada pamannya tentang keluarga yang telah dia tinggalkan. Dia bercerita tentang Ribka, ibunya,
dan ba gaimana dia telah mengutus Yakub kepa da Laban. Dan Paman Laban menyambut
keponakannya. Segera Yakub menjadi bagian dari keluarga Laban.
Ya, Yakub membantu Rahel dengan menggeser batu yang berat itu dari sumur. Dan dia
membantu memberi minum domba-domba itu. Tidak ada yang menyuruhnya untuk menolong. Dia
menunjukkan rasa hormat dan kebaikan hati kepada Rahel. Dapatkah engkau me nolong orang lain
tanpa disuruh? Dengan menjadi baik hati kepada keluargamu sendiri, engkau belajar melayani orang
orang lain. Apakah yang akan engkau lakukan untuk melayani orang lain pada pekan ini?

Anda mungkin juga menyukai