Anda di halaman 1dari 27

Pemisahan Aromatik Dari Minyak Bakar Berbasis

Kerosin Untuk Meningkatkan Kualitas Pembakaran

KELOMPOK 2

Imas Uci Anggriani 061830400320


Gita Sintya 061830400274
Indriani 061830400275
Selia Putri Ayu 061830400277
Rizanti Fadilah Azzahra 061830400284
Widdiyatul Ukhti 061830400288

Dosen Pengampu : Dr. Ir. M. Yerizam,.M.T.

Teknik Kimia
Tahun Ajaran 2019/2020
Politeknik Negeri Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah-berkah,
rahmat, taufik, dan inayah-Nya sehingga semua kesukaran ataupun ujian yang
dihadapi termasuk penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan
tak lupa juga shalawat serta salam dihaturkan selalu pada suri tauladan dan sang
Rasul arsitek peradaban yakni Nabi Muhammad SAW. Dan juga terima kasih
kepada semua pihak yang terkait dalam penyuksesan penyusunan makalah
Pemisahan Aromatik Dari Minyak Bakar Berbasis Kerosin Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembakaran ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum dapat dikatakan
lengkap secara informasi. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
menjadi referensi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di masa yang akan datang.

Palembang, Juni 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................................... 2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................... 6

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Minyak Bumi ..................................................................................... 7


2.2 Minyak Tanah ..................................................................................... 14
2.3 Ekstraksi ..................................................................................... 20

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 25
3.2 Saran ..................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 26

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang


tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut
organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam yaitu terasa licin apabila
dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak
bumi (petroleum) atau produk olahannya seperti minyak tanah (kerosena).Namun,
kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu
makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak
tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium
pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,


yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietileter (C2H5OC2H5), 
Kloroform (CHCl3),benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.

Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti


“triester dari gliserol. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester.Hasil
hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga
disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.

Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut


pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan
dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruangm seperti inyak berwujud
cair sedangkan lemak berwujud padat. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi
yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan yaitu :

 Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak


masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun,
bahan campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini

3
biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah
menguap.

 Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak


eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial) dan merupakan
bahan dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini
praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat
penyembuhan (aromaterapi). Kelompok minyak ini memiliki aroma yang
kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga
disebut juga minyak "aromatik").

Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan:

 Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak


 Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi transfer
 Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan

Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi


komponen pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga minyak
mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak
bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan,
melainkan dari fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu
dari bahan bakar fosil. 

Jenis-jenis minyak Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar


minyak yaitu minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan
hewan (minyak hewani), dan minyak yang diperoleh dari
kegiatan penambangan (minyak bumi).

Minyak tanah (minyak gas; bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)


adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Diperoleh
dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275 °C (rantai
karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu
minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin
jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8).Sebuah bentuk dari minyak

4
tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar
roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani, keros (κερωσ, malam).

Biasanya, minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah


membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau hidrotreater,
untuk mengurangi kadar belerang dan pengaratannya. Minyak tanah dapat juga
diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk memperbaiki kualitas bagian
dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak. Penggunaanya
sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, setelah
melalui proses penyulingan seperlunya dan masih tidak murni dan bahkan
memilki pengotor (debris).

Hidrokarbon aromatik atau arena (kadang juga disebut hidrokarbon


aril) adalah hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan atau ikatan ganda di antara
atom-atom karbonnya.Konfigurasi 6 atom karbon pada senyawa aromatik dikenal
dengan cincin benzena. Hidrokarbon aromatik dapat berupa monosiklik atau
polisiklik.

Beberapa senyawa aromatik yang bukan merupakan turunan benzena


disebut dengan heteroarena, senyawa-senyawa ini mengikuti Aturan Hückel. Pada
senyawa-senyawa ini, paling sedikit ada satu atom karbon yang digantikan oleh
atom lainnya, misalnya oksigen, nitrogen, atau sulfur. Salah satu contoh
senyawanya adalah furan, sebuah senyawa heterosiklik cincin yang mempunyai 5
anggota, salah satunya atom oksigen. Contoh lainnya adalah piridina, sebuah
senyawa heterosiklik cincin dengan 6 anggota, salah satunya atom nitrogen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana wujud dari minyak bumi dan apa saja fraksi-fraksi dari
minyak bumi tersebut?
2. Bagaimana proses pengolahan minyak tanah sehingga dapat digunakan?
3. Apa itu ekstraksi dan bagaimana metode ekstraksi yang ada?

5
1.3 Tujuan
1. Mengetahui wujud minyak bumi dan juga fraksi-fraksi yang didapatkan
dari pengolahan minyak bumi
2. Mempelajari cara pengolahan minyak tanah sehingga dapat digunakan saat
ini
3. Mengetahui pengertian ekstraksi dan juga metode-metode dalam ekstraksi

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Bumi

Minyak bumi dalam bahasa inggris ‘petroleum’, dari bahasa Latin petrus–
karang dan oleum–minyak), atau disebut juga sebagai emas hitam, adalah cairan
kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan
atas dari beberapa area kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar meruapakan deret senyawa alkana,
bervariasi dalam komposisi dan kemurniannya. Minyak bumi erat kaitannya
dengan produk-produk petrokimia. Hal ini disebabkan dalam minyak bumi
terkandung bahan-bahan selain karbon, yaitu hidrogen sulfur, nitrogen, oksigen,
dan lain-lain.
Pada awalnya, minyak bumi banyak dimanfaatkan sebagai minyak tanah,
namun seiring dengan perkembangan teknologi maka minyak bumi diolah
menjadi bahan lain yang sangat berguna bagi manusia seperti bahan bakar
(bensin, solar, kerosin, minyak diesel, dll.) yang lebih dikenal dengan sebutan
BBM (bahan bakar minyak). Minyak bumi bersumber dari cadangan alam yang
tidak dapat diperbaharui, sehingga makin hari cadangannya makin menipis sejalan
dengan tuntutan kebutuhan energi dunia yang semakin meningkat.
Komposisi Kimia Minyak Bumi

Sebagai bahan alami, komposisi minyak bumi bervariasi tidak hanya dari
daerah ke daerah, melainkan juga lapangan yang satu ke lapangan yang lain dalam
satu daerah. Minyak bumi terdiri dari ribuan senyawa kimia termasuk gas, cairan
dan zat padat mulai dari metana sampai aspal.

a. n–parafin: merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang dihasilkan


dari straightdestilation, di mana senyawa yang dihasilkan mempunyai
bilangan oktan rendah.

7
b. Isoparafin: Senyawa yang mempunyai rantai cabang sangat sedikit,
namun jumlah isoparafinnya dapat ditingkatkan melalui proses
perengkahan katalitik, alkilasi, isomerasi dan polimerisasi.
c. Olefin: senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi
proses perengkahan katalitik akan menghasilkan senyawa ini. Senyawa
olefin tidak stabil dan digunakan sebagai bahan baku untuk zat petrokimia.
d. Aromatik. Minyak bumi sangat sedikit mengandung senyawa aromatik
yang sangat dibutuhkan pada bensin sebagai bahan anti-knocking
e. Nafta: merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tidak reaktif, yang
merupakan senyawa kedua terbanyak dalam minyak bumi. Senyawa ini
memiliki berat molekul yang rendah dan digunakan sebagai bahan bakar,
sedangkan senyawa nafta yang memiliki berat molekul yang tinggi
terdapat pada fraksi gas oil dan minyak pelumas.
f. Senyawa belerang: merupakan senyawa yang berbau dan dapat
menimbulkan korosi, namun kadang-kadang senyawa ini terkandung
dalam jumlah sedikit sehingga dapat diabaikan.

2.1.1 Destilasi Bertingkat Minyak Bumi


Minyak bumi merupakan minyak mentah yang mengandung campuran
lumpur dan air yang tersuspensi serta gas, dipompa dan ditampung dalam
tangki penyimpanan berbentuk silinder. Dalam tangki tersebut minyak bumi
disentrifuge dan diberi tekanan sehingga air dan lumpur terendapkan.
Kemudian tekanan diperkecil sehingga gas dalam campuran tersebut keluar,
kemudian minyak terpisah dimana lapisan minyak berada di atas lapisan air
dan lumpur. Fraksi gas dalam minyak mentah diperoleh dengan pemisahan
secara langsung. Gas yang larut dalam minyak mentah juga diperoleh pada
saat destilasi yang kemudian akan dimurnikan sebagai LPG
(Liquified Petroleum Gases) atau digunakan dalam proses pembentukan
bensin. Garam-garam yang terkandung dalam minyak mentah dihilangkan
dengan cara menambahkan zat-zat kimia yang kemudian dipisahkan dari
minyak. Berbagai hidrokarbon yang terkandung dalam minyak
dipisahkan dengan cara destilasi bertingkat. Hal tersebut didasarkan bahwa
karbon yang memiliki jumlah atom C yang sama akan memiliki titik didih

8
yang hampir sama. Destilasi fraksinasi dilakukan pada suhu <400 C karena di
atas suhu tersebut dapat terjadi perengkahan fraksi-fraksi minyak yang
mempunyai rantai karbon pendek (C5). Destilasi fraksinasi minyak mentah
dilakukan dengan suatu alat yang disebut Topping Stiff. Unit destilasi terdiri
dari kerangka pokok yaitu furnace dengan pipa (pipe still) atau wadah (tank
still) sebagai tempat minyak mentah dipanaskan dan bagian menara
(distillation/fractionating/bubble power) sebagai tempat fraksi-fraksi minyak
diembunkan kembali dan dialirkan. Menara pemisah tingginya mencapai 60
meter.
Pada bagian menara atas sejumlah piringan, di mana setiap piringan
mempunyai sejumlah cerobong kecil yang dilalui uap minyak. Cerobong
kecil tersebut ditutup sehingga uap minyak membentuk gelembung-
gelembung pada cairan di atas piringan, saluran ke bawah mengalir
minyak ke bagian piringan yang lebih rendah. Kemudian dilakukan
pemanasan lagi sehingga terbentuk uap lagi, demikian seterusnya sampai
terjadi pemisahan fraksi-fraksi hidrokarbon. Minyak mentah dialirkan melalui
pipa pemanas. Pemanasan dilakukan pada suhu 316-400 C sehingga semua
komponen minyak menguap kecuali residunya. Komponen yang
memiliki titik didih rendah akan menguap, sedangkan yang lain akan
mengembun dan mengalir ke bawah. Komponen yang berupa uap tadi akan
naik melewati menara pemisah, sementara itu suhu terus menurun sehingga
komponen yang sukar mendidih akan mengembun. Fraksi-fraksi
minyak akan keluar melalui saluran-saluran yang berada di samping menara
sesuai dengan titik didihnya. Proses destilasi minyak mentah merupakan
proses yang berkelanjutan. Residu akan diperoleh pada bagian dasar menara.

9
10
2.1.2 Pengolahan Minyak Bumi

Fraksi-fraksi minyak bumi hasil fraksinasi tidak langsung digunakan


atau dipasarkan. Hasil destilasi merupakan produk-antara dalam pengolahan
minyak bumi. Fraksi-fraksi yang diperoleh diolah kembali sesuai dengan
kebutuhan jumlah rantai karbonnya. Proses pengolahan minyak bumi
dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan tertentu sesuai dengan
produk yang diinginkan.Pada umumnya, proses pengolahan minyak bumi ada
6 yaitu:
Proses Destilasi
Destilasi adalah suatu teknik pemurnian dan pemisahansuatu zat cair
berdasarkan tingkat volatilitas dan titik didih dari komponen-komponennya.
Pada pengolahan minyak bumi, destilasi yang digunakan adalah destilasi
bertingkat atau fraksionisasi ini prinsipnya didasarkan pemisahan fraksi-fraksi
dengan perbedaan titik didihnya. Fraksi-fraksi tersebut dimurnikan dan
dirubah struktur molekulnya, setelah itu dibebaskan dari pengotornya dan
terakhir ditambah bahan aditif untuk menjadi produk yang dapat
dimanfaatkan. Minyak mentah mula-mula dipanaskan dalam sebuah tanur
tinggi pada tekanan 1 atm pada suhu ±3500 C. Tujuan dari pemanasan dalam
pengelolahan ini untuk terpisahnya fraksi-fraksi yang terkandung didalam
minyak bumi., Dapat diketahui bahwa semakin rendah titik didih maka fraksi
tersebut akan terletak di bagian atas pada tanur, sedangkansemakin tinggi titik
didih maka fraksi tersebut akan terletak dibagian bawah pada tanur.
Perbedaan titik didih yang akan menyebabkan fraksiakan terpisah. Berikut
gambar pemisahan fraksi minyak bumi berdasarkan titik didih yang rendah
sampai yang tinggi :

11
Gambar.3 Fraksi Minyak Bumi

Berdasarkan gambar diatas ada 8 fraksi yang dihasilkan dalam


pengolahan minyak mentah secara destilasi. Pada fraksi gas terjadi pada suhu
< 300C dengan jumlah atom karbon 1-4. Dimana fraksi gas berfungsi dalam
kehidupan sehari hari sebagai gas LPG dan produk petrokimia dalam industri
pertokimia. Pada fraksi petroleum eter terjadi pada suhu 30-600C dengan
atom karbon 5-6.Adapun kegunaan petroleum eter dalam kehidupan sehari-
hari ialah sebagai pelarut non polar dan pelarut bersih. Pada fraksi naftan atau
ligronin terjadi pada suhu 60-1000C dengan jumlah atom karbon 6-7 biasanya
digunakan sebagai zat aditif dan pelarut non polar.
Pada fraksi bensin yang mana terjadi pada suhu 40-2000C dengan
jumlah atom karbon 5-10 yang berfungsi sebagai bahan bakar kendaraan.
Pada fraksi kerosin atau minyak tanah yang mana terjadi pada suhu 175-
3250C dengan jumlah atom karbon 12-18 yang berfungsi sebagai minyak
tanah dan avtur (mesin jet). Padafraksi solar yang terjadi pada titik didih 250-
4000C dengan jumalah atom karbon >12 dan berfungsi sebagai penghidup
mesin diesel. Pada fraksi olimemiliki titik didih 350-5000C dengan atom
karbon >20 yang biasanya digunakan sebagai minyak pelumas. Dan terakhir
pada fraksi residu dengan titik didih >5000C dengan jumlah atom C >25 yang
digunakan sebagai lilin, parafin dan aspal.

12
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks,
terutama terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil
komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit
komponen yang mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin) CnH2n + 2
Alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang
terbesar di dalam minyak mentah.
2. Siklo alkana (napten) CnH2n
Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun
cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana. Sikloheksana Siklopentana
3. Aromatik CnH2n -6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam) Aromatik hanya terdapat dalam
jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena :
 Memiliki harga anti knock yang tinggi
 Stabilitas penyimpanan yang baik
 Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber
dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang
terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic)
mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan
aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan minyak
mentah menjadi produk yang dapat dijual (marketeble product) melalui
kombinasi proses fisika dan kimia. Produk yang dihasilkan dari proses
pengilangan/penyulingan tersebut antara lain:
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau bensin
(Indonesia) memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci
dalam penyulingan yang digunakan sebagai bahan pembakar motor (:t
45% dari minyak mentah diproses untuk menghasilkan gasolin.
b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan
kerasin.

13
Beberapa naphta digunakan sebagai :
• Pelarut dry cleaning (pencuci)
• Pelarut karet
• Bahan awal etilen
• Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl
sebagai jP-4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai :
• Minyak tanah
• Bahan bakar jet untuk air plane

Fraksi Minyak Bumi


Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari
minyak mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Sisa:
1. Minyak bisa menguap : Minyak-minyak pelumas, lilin, parafin dan
vaselin.
2. Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi.

2.2 Minyak Tanah

Minyak tanah atau disebut juga kerosen (parafin) adalah cairan


hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Ini diperoleh dari hasil
destilasi bertingkat dari petroleum pada 150oC dan 275oC (rantai karbon C12-
C15). Minyak tanah banyak digunakan untuk lampu minyakdan kompor, sekarang
banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau
JP-8). Kerosen dikenal sebagai RP-1 digunakan sebagai bahan bakar roket. Pada

14
proses pembakarannya menggunakan oksigen cair. Kerosene didestilasi langsung
dari minyak mentah dan memerlukan pengendalian khusus dalam sebuah unit
Merox atau hydrotreater untuk mengurangi kadar belerang dan perkaratan.
Kerosene dapat juga diproduksi oleh hydrockraker, yang digunakan untuk
meningkatkan bagian dari minyak mentah yang cocok untuk bahan bakar minyak.

Penggunaan minyak tanah untuk kepentingan dapur terbatas pada negara


berkembang. Kerosen untuk bahan bakar jet spesifikasinya diperketat terutama
titik asap dan titik beku. Kerosene digunakan untuk membasmi serangga seperti
semut dan kecoa. Kadang-kadang digunakan juga sebagai campuran dalam cairan
pembasmi serangga. Minyak tanah sifatnya berada antara minyak gas dan bensin.
Sifat fisik minyak tanah :
Titik didih : 175-284 0C
berat jenis : 0,7-0,83
Minyak bumi biasanya mengandung 5-25% minyak tanah, sedangkan
dalam minyak tanahmengandung senyawa-senyawa seperti parafin, naften,
aromatik, dan senyawa belerang. Jumlah kandungan komponen senyawa dalam
minyak tanah akan mempengaruhi sifat-sifat minyak tanah. Sifat-sifat yang harus
dimiliki minyak tanah adalah : titik nyala, titik asap, kekentalan, kadar belerang,
sifat pembakaran serta bau dan warna yang khas.
 Sifat bakar
Nyala kerasin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :
• Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat
dibesarkan karena apinya mulai berarang.
• Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
• Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
 Viskositas
Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya
kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran
kerosin tergantung pada viskositas yaitu jika minyak cair kental dan lampu
mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan tetap rendah dan sumbu
menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.

15
 Kadar belerang
Sama seperti kadar belerang pada bensin. Bahan bakar untuk pemanasan
untuk memasak
Macam-macam alat pembakar kerosin:
 Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
 Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa yang
dipusatkan.
 Alat pembakar dengan pengabutan tekan: merek dagang primus

2.2.1 Kegunaan Kerosin


1. Bahan bakar motor
Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar
adalah :
• Alat-alat pertanian (traktor).
• Kapal perikanan.
• Pesawat penerangan listrik kecil.
Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai
alat penguap untuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan
bensin dan dilanjutkan dengan kerosin kalau alat penguap sudah
cukup panas. Motor ini akan berjalan dengan baik bila kadar
aromatik didalam bensin tinggi.
2. Bahan pelarut untuk bitumen
Kerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut
untuk bitumen aspal.
3. Bahan pelarut untuk insektisida
Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum
cinerarieotollum) yang telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai
bahan pelat digunakan kerosin. Untuk keperluan ini kerasin harus
mempunyai bau yang enak atau biasanya obat semprot itu
mengandung bahan pengharum.

16
2.2.2 Proses pengolahan minyak tanah :
a. Pencucian dengan asam sulfat
Pada pengolahan minyak tanah dilakukan pencucian dengan asam
sulfat, untuk mengetahui kadar belerang dan kandungan senyawa yang
membentuk kerak pada sumbu serta warna. Proses ini dilakukan dengan
cara penambahan asam sulfat sampai 5 X, setelah dipisahkan kemudian
dicuci dengan soda dan air.
b. Proses Adeleanu
Proses ini pada prinsipnya hanya ekstraksi senyawa aromatik
menggunakan belerang dioksida. Jika proses ini digunakan untuk
memperbaiki mutu gasoline, suhu operasinyaa sekitar -20oF, tetapi jika
untuk lubricating oil, uhu operasinya berkisar antara 50-75 oF. biasanya
perbandingan volume solvent terhadap volume feed sekitar 1;1.
Gambar dibawah menunjukkan proses ekstraksi edeleanu, proses
ini digunakan untuk memisahkan senyawa aromatik yang terdapat di
dalam fraksi kerosin. Adanya senyawa aromatik yang cukup tinggi
kadarnya di dalam kerosin akan mengakibatkan sifat pembakarannya
jelek, yaitu kecendrungan kerosin membentuk jelaga apabila dipakai
sebagai bahan bakar.

Karena kerosin mempunyai densitas lebih rendah, maka


diumpankan dari bagian bawah mengalir ke atas dan kontak dengan
solvent (belerang dioksida) yang mengalir kebawah karena densitasnya
lebih berat. Selama kontak berlangsung, solvent melarutkan senyawa-

17
senyawa aromatik yang terkandung di dalam kerosin. Dalam proses
ekstraksi ini diperoleh dua macam aliran produk yang disebut ekstrak dan
rafinat. Ekstrak yang keluar dari bagian bawah ekstraktor adalah larutan
solvent yang banyak mengandung senyawa aromatik, sedangkan rafinat
yang keluar dari bagian puncak ekstraktor adalah kerosin yang telah
diambil senyawa aromatiknya dengan sedikit solvent yang terikut.
Untuk meningkatkan efisiensi proses, solvent di dalam ekstrak
dan rafinat dapat dimurnikan kembali dengan cara destilasi atau
evaporasi yang selanjutnya dapat digunakan kembali di dalam ekstraktor,
dan demikian seterusnya proses ekstraksi edeleanu berlangsung.
c. Proses Pemisahan (Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya
sederhana tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.
Proses pemisahan tersebut adalah :
1. Destilasi
Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada
tekanan atmosfer, fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai
suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat hidrokarbon mulai terurai
(biasanya kira-kira antara suhu 375 -400°C) karena itu lebih baik
jika minyak pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan.
Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan
sebuah pompa vakum (vacuum pump).
2. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik
didih tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap
gasolin alami dari gas-gas basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank
penyimpanan gas sebagai hasil dari pemanasan matahari yang
kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam stripping pada
umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi
ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.
Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai
berikut:

18
• Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat
dicampurkan pada bensin.
• Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang
sangat ringan (misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen,
metana, etana) dan fraksi yang lebih berat yaitu yang
mempunyai komponen-komponen yang lebih tinggi.
• Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari
berbagai gas ampas dari suatu instalasi penghalus.
3. Adsorpsi
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material
berat dari gas. Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada
perindustrian minyak adalah :
• Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural
gasoline) dari gas-gas buni, dalam hal ini digunakan arang
aktif.
• Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna
dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak,
digunakan tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet
(biji oksida-aluminium).
4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin
yang mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan
untuk decolorisasi fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk
menyesuaikan ukuran kristal dengan cooling dan stirring. Lilin
yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin
mikrokristalin yang diperdagangkan.
6. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan
tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang
berbeda.

19
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah .proses pemisahan suatu zat yang terlarut didalam suatu zat
tertentu yang didasarkan atas perbedaan kelarutan (solubility) kedua zat tersebut
terhadap bahan pelarut (solvent) tertentu. Didalam ekstraksi juga diperlukan suatu
kontak yang baik antara solvent dengan larutan yang akan diekstrak, sehingga
kebanyakan ekstraktor dilengkapai dengan alat kontak yang berupa pengaduk
ataupun bed (tumpukan alat kontak). Didalam industri migas dan petrokimia,
proses ekstraksi banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa
hidrokarbon seperti : parafin, aromatik, naphthen dan sebagainya. Metode
pemisahan ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.

Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like disolve
like, yakni senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar
akan larut di dalam pelarut non polar. Melalui perbedaan kepolaran tersebut maka
zat akan dapat dipisahkanPrinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur ,
seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.Prinsip dasar
lain dari ekstraksi pelarut adalah pemisahan secara komponen dari zat terlarut di
dalam dua campuran pelarut yang tidak saling bercampur. Biasanya digunakan
dalam kimia organik dan lain - lain. Jika zat terlarut antara dua cairan tidak saling
larut, ada suatu hubungan yang tepat antara konsentrasi zat terlarut dalam kedua
fasa terlarut pada keadaan kesetimbangan. Zat tersebut akan terdistribusikan atau
terbagi dalam kedua pelarut tersebut berdasarkan koefisien distribusi.

Adapun prinsip-prinsip proses ekstraksi

1. Kontak antara pelarut dengan campuran zat terlarut (solute) dan dilute
sehingga terjadi pemindahan massa zat terlarut (solute) kepelarut.
2. Pemisahan kedua fasa tersebut (fasa cair-fasaorganik) Kesetimbangan
massa dan transfer massa keseluruhan dengan fasa organik sebagai media
kontinu.

20
Menurut bahan dan metodenya ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Ekstraksi padat-cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu
ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus
kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak
dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi.
Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan
tersebut dengan larutan di luar bahan padat.
2) Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin
dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena
kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-
cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin.

Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara
panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:

1. Ekstraksi secara dingin


Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.Metode
maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung komponen
kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988). Keuntungan dari metode ini adalah
peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang
diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang
digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

21
Prinsip dari ekstraksi ini adalah penyarian zat aktif yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
yang sesuai pada temperatur kamar , terlindung dari cahaya. Cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel .
2. Ekstraksi secara panas
 Metode refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan
untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan
Prinsip dari refluks adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-
sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan
menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian
sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.Keuntungan
dari refluks adalah dapat digunakan untuk mengekstraksi sampel-
sampel yang memiliki tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar
dan sejumlah manipulasi dari operator.
 Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-
minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman.Metode destilasi uap
air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak

22
menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik
didih tinggi pada tekanan udara normal.Pelarut yang baik untuk
ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang tinggi
terhadap zat yang diekstraksi.Daya melarutkan yang tinggi ini
berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang
diekstraksi.Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut
dalam pelarut polar dan sebaliknya.Destilasi uap merupakan ekstraksi
senyawa dengan kandungan yang mudah menguap (minyak atsiri) dari
bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa
tekanan parsial. Digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih..Dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan
atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.

Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi


campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Campuran dipanaskan melalui
uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan
pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan
akhirnya masuk ke labu distilat. Prinsip dari destilasi uap adalah penyarian
minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda.
Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel
sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan
minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap
akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak
atsiri.

EKSTRAKSI EDELEANU
Bahan pelarut proses ekstraksi ini adalah cairan belerang dioksida (SO2)
dan dikenal dengan nama Edeleanu, biasanya perbandingan volume solvent
terhadap feed adalah : 1 : 1 Proses Eklstraksi Adeleanu ini ditujukan untuk

23
memisahkan senyawa aromatik yang terdapat dalam kerosene, dimana senyawa
aromatik dalam kerosene akan mengakibatkan sifat pembakarannya jelek yaitu
kerosene akan banyak mengluarkan jelaga (asap).
Dalam proses ekstraksi untuk memisahkan campuran hidrokarbon cair ke
dalam kelompok komponennya, langkah-langkah mengekstraksi campuran
dengan Pelarut selektif dengan adanya pengencer hidrokarbon aromatik yang
memiliki gravitasi antara 8,0 A. P. E. dan 24.0 A. P. t. dan mendidih antara sekitar
180 ° C dan 300 ° C untuk menghasilkandua fase cair, dan kemudian memisahkan
fase cair tersebut.
Suatu proses untuk mengekstraksi campuran hidrokarbon cair yang
mengandung konstituen aromatic terdiri dari menghitung campuran yang mengalir
saat ini ke dan dalam kontak dengan aliran pelarut selektif yang mengandung
sejumlah efektif hidrokarbon aromatik polisiklik untuk menghasilkan dua fase
cair, dan kemudian memisahkan fase cair tersebut.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak bumi dalam bahasa inggris ‘petroleum’, dari bahasa Latin petrus–
karang dan oleum–minyak), atau disebut juga sebagai emas hitam, adalah cairan
kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan
atas dari beberapa area kerak bumi. Minyak bumi diolah menjadi bahan lain yang
sangat berguna bagi manusia seperti bahan bakar (bensin, solar, kerosin, minyak
diesel, dll.) yang lebih dikenal dengan sebutan BBM (bahan bakar minyak).
Minyak bumi bersumber dari cadangan alam yang tidak dapat diperbaharui,
sehingga makin hari cadangannya makin menipis sejalan dengan tuntutan
kebutuhan energi dunia yang semakin meningkat.
Minyak tanah atau disebut juga kerosen (parafin) adalah cairan
hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Ini diperoleh dari hasil
destilasi bertingkat dari petroleum pada 150oC dan 275oC (rantai karbon C12-
C15). Proses pengolahannya terdiri dari : Pencucian dengan asam sulfat, Proses
Adeleanu, dan Proses Pemisahan (Separation Processes).
Ekstraksi adalah .proses pemisahan suatu zat yang terlarut didalam suatu
zat tertentu yang didasarkan atas perbedaan kelarutan (solubility) kedua zat
tersebut terhadap bahan pelarut (solvent) tertentu. Ekstraksi terdiri dari 2 jenis
yaitu, ekstraksi Cair-Padat dan ekstraksi Cair-Cair.

3.2 Saran
Minyak bumi merupakan minyak yang didapatkan setelah diproses jutaan
tahun di dalam perut bumi, minyak bumi termasuk dalam energy yang tidak dapat
dipengaruhi. Maka gunakanlah energy tersebut dengan bijak, dan mulai berfikir
untuk menemukan energy terbarukan sebagai pengganti minyak bumi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Intan. 2016. Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi


Industri Minyak Bumi BAB 5. Universitas Pendidikan Indonesia

26

Anda mungkin juga menyukai