Faktor penting yang terkait dengan keberhasilan pengendalian vektor dan binatang
pengganggu yaitu (Pranoto, 1993) ada 7 :
1. Pengenalan vektor dan binatang pengganggu. Agar pengendalian vektor dan binatang pengganggu terarah kepada sasaran yang tepat, maka terlebih dahulu harus mengenal jenisnya yang menimbulkan masalah disuatu wilayah. Caranya adalah dengan mengidentifikasi vektor dan binatang penggangu yang ditemukan di wilayah yang akan dikendalikan. 2. Pemahaman bionomik vektor dan binatang pengganggu. Dalam ekologi, bionomik (Yunani: bio = hidup, nomos = hukum) adalah studi komprehensif organisme dan hubungannya dengan lingkungannya. Diterjemahkan dari kata Prancis Bionomie danpenggunaan pertama dalam bahasa Inggris pada 1885 -1890. Dewasa ini kita menyebutnya, "ekologi". (encyclopedia.thefreeecyclopedia. com, 04-12-2012).Jadi bionomik vektor dan binatang pengganggu adalah menyangkut segala sesuatu interaksi vektor dan binatang pengganggu dengan lingkungan. Dengan mempelajari bionomik akan diketahui segala sesuatu yang berhubungan dengan kebiasaan hidup atau tatakehidupan dari vektor dan binatang pengganggu.Pengetahuan tentang bionomik sangat penting dalam keberhasilan pengendalian vektor dan binatang pengganggu. Bila mengetahui bionomik vektor dan binatang pengganggu, maka pengendaliannya akan efektif dan efisien.Vektor dan binatang pengganggu sebagai makhluk hidup mempunyai bermacam-macam kebiasaan hidup, antara lain yang penting diketahui sehubungan dengan upaya pengendalian yaitukebiasaan yang berhubungan dengan: a) Perkawinan atau berkembang biak, mencari makan dan lamanya hidup. b) Mencari tempat berlindung dan bersarang. c) Kegiatan diwaktu malam dan siang hari. d) Pemilihan mangsa yang menjadi sasaran e) Didalam rumah dan diluar (iklim, suhu, kelembaban, pencahayaan alami dan non alami, dll) f) Daya tahan terhadap pestisida 3. Pemilihan metode pengendalian. 4. Pemilihan jenis pestisida yang akan digunakan jika direncanakan akan menggunakan pestisida. 5. Pemilihan peralatan aplikasi yang tepat. 6. Teknik aplikasi pestisida yang benar. 7. Keterampilan Tenaga Pelaksana (SDM)