Anda di halaman 1dari 24

MASALAH KESEHATAN PADA WANITA

(OBESITAS)

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah:


KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Dosen Pengampu:

Ns. Herlina, Mkep., Sp.Kom

DisusunOleh:

KELOMPOK 4 (A 2018 1)

Ainil Hasanah (1811124882) Sukma Handayani (1811124664)


Enggia Yugan (1811124401) Dilla Aulia (1811124764)
Erlina Lestariningsih (1811124479) Fhatimah Azzahra (1811124800)
Kamisriatul Khairiah (1811124542) Desvi Ramadhani (1811124830)
Indah Aufa Maulida (1811124562) Siska Dwi Lestari (1811125238)
Tri Angraini (1811124573) Yayang Atika (1811195439)
Zhafirah Annisa (1811124592) Azhima Rahmatika S. (1811124330)
Muhammad Despa reza (1811124306) Nur Hasanah (1811112409)
Suci Maharani (1811112414) Nurismi Aisyah (1811112333)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Masalah Kesehatan pada Wanita (Obesitas)”. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik secara materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata Keperawatan Komunitas II pada
semester genap (VI) Fakultas Keperawatan, jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Riau tahun
ajaran 2020/2021.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca
dan pengalaman bagi kami, semoga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 19 februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kesehatan Wanita ............................................................................................. 3
1. Definisi .................................................................................................................... 3
2. Indikator Kesehatan Wanita di Indonesia ............................................................... 3
3. Pencegahan Masalah Kesehatan pada Wanita ........................................................ 4
B. Masalah Kesehatan yang Cenderung pada Kelompok Wanita (Obesitas) ..................... 5
1. Definisi .................................................................................................................... 5
2. Etiologi .................................................................................................................... 6
3. Manifestasi Klinis ................................................................................................... 7
4. Penatalaksanaan ...................................................................................................... 8
5. Pencegahan.............................................................................................................. 9
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan pada Wanita ........................... 9
D. Prinsip, Strategi Dan Intervensi Keperawatan (Promosi Keperawatan) Pada Masalah
Kesehatan Wanita......................................................................................................... 11
E. Tingkat Pencegahan pada Masalah Kesehatan Wanita di Komunitas ......................... 13
F. Kebijakan Kesehatan dalam Penanggulangan Masalah Kesehatan Wanita berdasarkan
Kemenkes RI ................................................................................................................ 13
G. Peran Perawat dalam Menanggulangi Masalah Keperawtan Kesehatan Komunitas ... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan wanita merujuk kepada kesehatan wanita, yang berbeda dari pria dalam
beberapa cara unik. Kesehatan wanita adalah sebuah contoh dari kesehatan
masyarakat.Seringkali berkaitan dengan kesehatan produktif wanita.Menurut Depkes RI,
(2002) Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu
(AKI). Makin tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) di suatu negara tersebut di kategorikan
buruk dan belum berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau menunjukan Indikator
status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Lima tingkat pencegahan penyakit
menurut Leavel dan Clark :
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tetentu (General and
Spesifik Protection)
3. Menegakkan diagnose secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan ke cacatan (Disability Limitation)
5. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation)

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Kesehatan Wanita?
2. Indikator Kesehatan Wanita?
3. Langkah-langkah pencegahan masalah Kesehatan pada Wanita?
4. Apa itu Obesitas?
5. Etiologi dari Obesitas?
6. Apa saja Manifestasi Klinis Obesitas?
7. Penatalaksanaan Obesitas?
8. Cara pencegahan Obesitas?
9. Faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pada wanita?
10. Prinsip pada masalah kesehatan wanita?
11. Strategi pada masalah kessehatan pada wanita?

1
12. Intervensi masalah kesehatan wanita?
13. Apa saja tingkat pencegahan pada kesehatan wanita di komunitas?
14. Apa saja kebijakan dalam penanggulangan masalah kesehatan wanita berdasarkan
Kemenkes RI?
15. Peran perawat dalam menanggulangi masalah kesehatan wanita?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Kesehatan Wanita
2. Untuk mengetahui Indikator Kesehatan Wanita
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan masalah Kesehatan pada Wanita
4. Untuk mengetahui apa itu Obesitas
5. Untuk mengetahui etiologi dari Obesitas
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis Obesitas
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Obesitas
8. Untuk mengetahui cara pencegahan Obesitas
9. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pada wanita
10. Untuk mengetahui prinsip pada masalah kesehatan wanita
11. Untuk mengetahui strategi pada masalah kessehatan pada wanita
12. Untuk mengetahui intervensi masalah kesehatan wanita
13. Untuk mengetahui tingkat pencegahan pada kesehatan wanita di komunitas
14. Untuk mengetahui kebijakan dalam penanggulangan masalah kesehatan wanita
berdasarkan Kemenkes RI
15. Untuk mengetahui Peran perawat dalam menanggulangi masalah kesehatan wanita

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kesehatan Wanita


1. Definisi Kesehatan wanita
Menurut WHO (1992) sehat adalah suatu keadaan sejahterafisik, mental, dan
sosial yang utuh, bukan hanyabebas daripenyakitatau kecacatan, dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan wanita
adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses danbukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan (BKKBN, 1996).
Kesehatan wanita merujuk kepada kesehatan wanita, yang berbeda dari pria
dalam beberapa cara unik. Kesehatan wanita adalah sebuah contoh dari kesehatan
masyarakat.Seringkali berkaitan dengan kesehatan produktif wanita.Menurut Depkes
RI, (2002) Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian
Ibu (AKI). Makin tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) di suatu negara tersebut di
kategorikan buruk dan belum berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Indikator Kesehatan Wanita di Indonesia


Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Ada pun indikator
kesehatan wanita adalah sebagai berikut (Maryanti,2009) :
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan, orang yang
berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-
masalah kesehatan dan pencegahannya.
b. Penghasilan
Penghasilan berkaitan dengan status ekonomi, dimana sering kali status
ekonomi menjadi penyebab terjadinya masalahkesehatan pada wanita. Misalnya
banyak kejadian anemia pada ibu hamil sering kali disebabkan kurangnya asupan
makanan yang bergizi seimbang, yang akan lebih memberikan dampak yang bisa
mengancam keselamatan ibu.
c. Usia harapan hidup

3
Usia harapan hidupnya dapat diartikan sebagai pengukuran tingkat kesehatan
wanita yang dapat mempengaruhi usia harapan hidupnya sehingga kita dapat
mengetahui penyebab-penyebab harapan hidup seorang wanita, sehingga dengan
indikator ini kita sebagai tenaga kesehatan dapat mencegah dan menanggulangi
penurunan usia harapan hidup seseorang wanita dengan meminimalkan faktor-
faktor penyebab penurunan usia harapan hidup.
d. Angka Kematian Ibu
Menurut WHOpenyebab tingginya angka kematian ibu dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu : infeksi, perdarahan, dan penyulit persalinan, sedangkan 5penyebab
utama kematian ibu adalah perdarahan postpartum, sepsis pueperal, abortus,
eklampsia, dan persalinan terhambat.

3. Pencegahan Masalah Kesehatan Wanita


Lima tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tetentu (General and
Spesifik Protection)
3. Menegakkan diagnose secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan ke cacatan (Disability Limitation)
5. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation)
Dijabarkan dalam upaya-upaya pecegahan sebagai berikut:
1) Upaya Pencegahan Primer (Upaya Peningkatan Kesehatan)
Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf
kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya:
a. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai,
pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia remaja.
b. Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan pengembangan
kesehatan mental dan sosial.
d. Pendidikan kependudukan, nasehat perkawinan, pendidikan seks.
e. Pengendalian faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan
2) Upaya Pencegahan Sekunder

4
Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan
pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) meliputi:
a. Melakukan general chek up rutin pada tiap individu.
b. Melakukan berbagai survey (survey sekolah, rumah tangga) dalam rangka
pemberantasan penyakit menular.
c. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan bebas,
golongan narkotika, psikofarmaka, dan obat-obat bius lainnya.
3) Upaya Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang
lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik ataupun mental,
meliputi upaya:
a. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut.
b. Rehabilitas sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik dan
mental).
c. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah
kemungkinan terputusnya kelanjutan pengobatan serta kelanjutan rehabilitasi.

B. Masalah Kesehatan Yang Cenderung Pada Kelompok Wanita (Obesitas)


1. Definisi
Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang masuk
dengan energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya konsumsi
energi dari makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk metabolisme
dan aktivitas sehari hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak dan
jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan (WHO, 2006).
Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak
tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya
aktivitas fisik dan sedentary life style (Kemenkes, 2012).
Obesitas (kegemukan) dan overweight merupakan dua hal yang berbeda, namun
demikian keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang
berlebihan dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai Indeks Massa Tubuh
(IMT) di atas normal (Misnadiarly, 2007). Obesitas pada anak sama dengan obesitas
pada dewasa yang didefinisikan dengan Indeks Masa Tubuhnya (IMT). Obesitas pada
anak ditandai dengan nilai BMI (Body Mass Indeks) di antara presentil ke 95 pada
kurva pertumbuhan, sesuai umur dan jenis kelaminnya (Wilkinson, 2008).

5
2. Etiologi
Obesitas merupakan penyakit dengan etiologi yang sangat kompleks dan belum
sepenuhnya diketahui. Keadaan obesitas terjadi jika makanan sehari-hari mengandung
energi yang melebihi kebutuhan anak yang bersangkutan (positive energy balance).
Pada umumnya, berbagai faktor yang menentukan keadaan obesitas seseorang seperti:
a. Herediter
Anak yang obes biasanya berasal dari keluarga penderita obesitas. Bila kedua
orang tua obes, sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi obes. Bila salah satu
orang tua obes kejadiannya menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obes maka
prevalensi obesitas akan turun menjadi 14%. Peningkatan risiko menjadi obesitas
tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengaruh gen atau faktor lingkungan dalam
keluarga. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Whitaker dkk, dapat dilihat
bahwa seseorang yang mempunyai orang tua obesitas berisiko dua kali lebih besar
terkena obesitas daripada yang tidak mempunyai orang tua obesitas.
b. Pola makan
Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku makan mulai terkondisi dan
terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan yaitu saat diasuh orang tua.
Pemberian susu botol pada bayi mempunyai kecenderungan diberikan pada jumlah
yang berlebihan sehingga risiko menjadi obesitas menjadi lebih besar daripada ASI
saja. Akibatnya anak akan terbiasa untuk menkonsumsi makanan melebihi
kebutuhan dan berlanjut ke masa prasekolah, masa usia sekolah, sampai masa
remaja.
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sehari-hari dipercaya menjadi salah satu faktor munculnya
obesitas pada seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Veugelers dan Fitzgerald
menunjukkan bahwa kebiasaan anak-anak untuk menonton televisi sambil makan
dapat meningkatkan risiko seseorang menderita obesitas. Suatu data menunjukkan
bahwa aktivitas fisik anak-anak cenderung menurun. Anak-anak lebih banyak
bermain di dalam rumah dibandingkan di luar rumah, misalnya bermain games
komputer maupun media elektronik lain dan menonton televisi. Sebaliknya
menonton televisi akan menurunkan aktivitas dan keluaran energi, karena mereka
menjadi jarang atau kurang berjalan, bersepeda, naik-turun tangga. Suatu
penelitian kohort mengatakan bahwa menonton televisi lebih dari 5 jam

6
meningkatkan prevalensi dan angka kejadian obesitas pada anak 6-12 tahun (18%),
serta menurunkan angka keberhasilan sembuh dari terapi obesitas sebanyak 33%.
d. Tingkat pendidikan orang tua
Menurut Kromeyer-Hauschild, frekuensi overweight menurun pada ibu dengan
tingkat pendidikan yang tinggi dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan
menengah. Pravelens obesitas pada ibu dengan pendidikan menengah adalah
sebesar 68,7%, diikuti oleh ibu dengan tingkat pendidikan tinggi sebesar 23,6%,
dan pravelens terkecil (7,7%) ditemukan pada ibu dengan tingkat pendidikan
rendah. Namun, dalam penelitian ini tidak diteliti hubungan obesitas pada anak
dengan tingkat pendidikan ayah. Sedangkan menurut Lamerz, semakin tinggi
pendidikan orang tua semakin sedikit pravelens obesitas. Pada penelitian yang
dilakukan tahun 1995 di Jerman, pravelens obesitas anak pada ibu yang
menyelesaikan pendidikan dalam 13 tahun adalah sebesar 6%, masa belajar 10 –
12 tahun sebesar 6,3%, masa belajar 9 tahun sebesar 13,3% dan ibu yang tidak
memiliki gelar pendidikan adalah sebesar 25,2%. Pravelens obesitas anak pada
ayah dengan masa pendidikan 13 tahun sebesar 5,8%, ayah dengan masa
pendidikan 10 – 12 tahun sebesar 9%, pada ayah dengan masa pendidikan 9 tahun
didapatkan angka obesitas sebesar12,2%, dan pada ayah yang tidak memiliki gelar
pendidikan didapatkan angka obesitas
e. Gangguan Hormonal
Walaupun sangat jarang, adakalanya obesitas disebabkan oleh endocrine
disorder, seperti pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal,
hipogonadisme, dan penyakit hormon lain.

3. Manifestasi
Obesitas terjadi karena ketidak-seimbangan antara asupan energi dengan
keluaran energi (energy expenditures), sehingga terjadi kelebihan energi yang
selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Sebagian besar gangguan
homeostasis energi ini disebabkan oleh faktor idiopatik (obesitas primer atau
nutrisional), sedangkan faktor endogen (obesitas sekunder atau non-nutrisional, yang
disebabkan oleh kelainan hormonal, sindrom, atau defek genetik) hanya mencakup
kurang dari 10% kasus. Secara klinis obesitas idiopatik dan endogen dapat dibedakan
sebagaimana berikut ini
a. Kepala : Wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap

7
b. Leher : Leher relatif pendek
c. Dada : Dada yang membusung dengan payudara membesar
d. Perut : Perut membuncit disertai dinding p

4. Penatalaksanaan
a. Diet
Pendekatan terhadap pola makan bergantung pada penurunan penyerapan
energi total. Penentu utama dalam terapi diet adalah komposisi total energi dari diet
tersebut. Diet rendah kalori sangat efektif dalam penurunan berat badan.
b. Aktivitas Fisik
Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dalam program
penurunan berat badan. Aktivitas fisik yang sangat lama sangat membantu pada
pencegahan peningkatan berat badan dan mengurangi sedentary time. Aktivitas
fisik dimulai dengan berjalan selama 30 menit dalam jangka waktu 3 kali seminggu
dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu.
c. Terapi Perilaku
Diperlukan suatu strategi untuk menghadapi hambatan yang muncul. Strategi
spesifik tersebut meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan
aktivitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan massalah, serta
dukungan sosial.
d. Farmakoterapi
Farmakoterapi terhadap obesitas masih menjadi tantangan yang sulit karena
beberapa diantaranya memiliki efek yang tidak baik. Sibutaramine dan orlistat
merupakan contoh obat-obatan penurun berat badan yang telah disetujui
FDA(Food and Drug Administration) di Amerika Serikat. Saat ini hanya Orlistat
yang masih diberikan pada manajemen klinis obesitas. Orlistat menghambat
aktivitas lipase gastric dan lipase pankreas serta menutunkan digesnti dan absorpsi
lipid sebanyak 30%. Sedangkan sibutaramine meningkatkan tekanan darah dan
denyut nadi.
e. Terapi Bedah
Terapi ini hanya diberikan pada pasien obesitas berat secara klinis dengan IMT≥
40 atau ≥35 dengan kondisi komorbid.Terapi Bedah merupakan alternatif terakhir

8
pada pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas
yang ekstrem.

5. Pencegahan
Untuk mencegah obesitas,sangatlah penting untuk melakukan hal-hal penting berikut:
a. Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5
porsi per hari.
b. Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5 (konsumsi Gula
maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, konsumsi Garam
maksimal 1 sendok teh atau 2 gram per hari, konsumsi Lemak
maksimal 5 sendok makan atau 67 gram per hari)
c. Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan
rumah, dan berolah raga, upayakan dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Teratur
dan Terukur).
d. Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko dengan mempertahankan
Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisaran 18-23 kg/m2 .

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas :


a. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya kejadian angka obesitas pada masyarakat. Orang yang tidak aktif
memerlukan sedikit kalori. Seseorang yang makan-makanan yang banyak
mengandung karbohidrat, lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik maka akan
menimbulkan obesitas. Subjek pada analisis ini merupakan perem¬puan yang sebagian
besar sudah menikah dan men¬jadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga tergolong
dalam pekerjaan dengan aktivitas fisik ringan. Pada analisis ini, aktivitas fisik didekati
dari jenis peker-jaan. Jenis pekerjaan yang tergolong aktivitas fisik ringan tersebut
merupakan jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak usaha fisik, tidak perlu
untuk berjalan kaki jarak jauh, umumnya meng¬gunakan kendaraan bermotor untuk
transportasi, dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk atau sedikit
gerakan badan (membaca atau menggunakan komputer) WHO (2010).
Hasil penelitian dari (Diana, Yuliana, Yasmin, & Hardinsyah, 2013) bahwa
aktifitas fisik merupakan faktor dari penambahan berat badan, jika aktivitas fisiknya
sedikit maka penambahan berat badan akan semakin meningkat dan sebaliknya jika

9
aktifitas fisik banyak maka tidak akan terjadi peningkatan berat badan yang berlebih.
Penambahan berat badan yang berlebih ini juga dipicu dari kegiatan para ibu rumah
tangga yang tidak memerlukan pengeluaran kalori yang banyak.
b. Konsumsi Pangan dan Asupan Zat Gizi
Prevalensi kegemukan lebih tinggi pada perempuan yang mengonsumsi
makanan dan minuman manis>10% AKE, karbohidrat>55% AKE, protein>15% AKE,
lemak>25% AKE serta tingkat kecukupan energinya≥110% AKE. Konsumsi
minuman manis terutama minuman ringan berkarbonasi mungkin menjadi faktor risiko
pada epidemi kegemukan melalui kandungan gula yang tinggi, rasa kenyang rendah
dan kontribusinya terhadap total energi (Malik et al. 2006).
c. Faktor hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal adalah suatu penyebab obesitas karena
hormon progesteron dapat merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormon
nafsu makan yang berlebih, sehingga klien akan merasa lapar terus dan hormon
progesteron menyebabkan retensi cairan sehingga cairan yang seharusnya dikeluarkan
tidak dapat dikeluarkan.
d. Faktor lingkungan
Berdasarkan penelitian faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi
seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang di besarkan dalam lingkungan yang
menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang orang
tersebut akan menjadi gemuk.
e. Faktor genetik
Gen dapat berperan dalam obesitas dengan menyebabkan kelainan satu atau
lebih yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi serta penyimpanan lemak.
Penyebab monogenik (gen tunggal) dari obesitas adalah mutasi MCR-4, yaitu
penyebab monogenik tersering untuk obesitas yang ditemukan sejauh ini, defisiensi
leptin kongenital, yang diakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang dijumpai dan
mutasi reseptor leptin, yang juga jarang ditemui.
Semua bentuk penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil
persentase dari seluruh kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinterakasi
dengan faktor lingkungan untuk mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak.
f. Faktor obat-obatan

10
Obat-obatan merupakan sumber penyebab signifikan dari terjadinya overweight
dan obesitas. Obat-obat tersebut diantaranya adalah golongan steroid dan kontrasepsi
hormonal itu juga dapat memicu terjadinya obesitas.

D. Prinsip, Strategi dan Intervensi Keperawatan (Promosi Kesehatan) Pada Masalah


Kesehatan Wanita (Obesitas) Di Komunitas.
1. Prinsip promosi kesehatan di komunitas
a. Berfokus pada klien
Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar yang
unik, yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran.
b. Bersifat menyeluruh dan holistik
Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan klien secara
keseluruhan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.
c. Negosiasi
Perawat/petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang telah
diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan, buat
perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut.
d. Interaktif
Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses dinamis dan interaktif
yang melibatkan partisipasi perawat/petugas kesehatan dan klien.

2. Strategi Promosi Kesehatan pada Wanita Obesitas


a. Advokasi
Advokasi merupakan pendekatan pimpinan dengan tujuan untuk
mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang diharapkan
dari pendekatan ini antara lain kebijaksanaan yang mendukung, peraturan-
peraturan yang mendukung untuk menciptakan perilaku hidup sehat terkait gizi
seimbang kepada wanita yang mengalami obesitas, adanya dukungan dana atau
sumber daya lainnya. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pendekatan
perorangan melalui lobi, dialog. negosiasi, debat, petisi mobilisasi, seminar dll.
b. Bina suasana
Bina suasana merupakan penciptaan situasi yang kondusif untuk pemberdayaan
perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat dapat tercipta dan berkembang jika

11
lingkungan mendukung hal ini. Lingkungan disini mencakup lingkungan fisik,
sosial-budaya, ekonomi dan politik.
c. Gerakan pemberdayaan (empowerment) masyarakat
Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan gerakan dari, oleh dan untuk
masyarakat untuk mengenali dan mengatasi masalah kesehatannya sendiri serta
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Yang ingin
dicapai melalui pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
keterampilan untuk berperilaku hidup sehat seperti melakukan aktivitas fisik
contohnya senam yang dilakukan dari,oleh dan untuk masyarakat tersebut.

3. Intervensi/ Promosi Kesehatan


Intervensi Obesitas melalui latihan aerobik merupakan suatu komponen penting
untuk menurunkan berat badan, dan biasanya dimasukkan sebagai bagian dari suatu
program manajemen untuk menurunkan berat badan. Tetapi masih terdapat kontroversi
intensitas latihan mana yang paling berpengaruh terhadap penurunan berat badan
(Indeks Massa Tubuh), trigliserida, total kolesterol, Low density lipoprotein (LDL)
dan High Density Lipoprotein (HDL) apakah latihan dengan intensitas tinggi atau
intensitas rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh senam aerobik
intensitas sedang terhadap penurunan kadar kolesterol total pada wanita penderita
obesitas (Tremblay dkk, 1994 dalam Samosir, 2018).
Aktifitas fisik berupa aerobic exercise pada wanita yang mengalami obesitas
dengan durasi waktu selama satu bulan secara signifikan dapat menurunkan status gizi
berdasar indeks masa tubuh (IMT) dari rata-rata (Yulia,dkk, 2016). Aktivitas fisik yang
dilakukan secara teratur dengan baik dapat mempengaruhi komposisi tubuh menjadi
lebih baik dan seimbang. Komposisi tubuh terdiri dari otot, lemak, tulang, air dan
berbagai organ-organ lainnya yang mempunyai peran dan fungsi masing-masing.
Komposisi tubuh yang tidak seimbang dapat menyebabkan menurunnyafungsi organ
tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kerusakan organ yang dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit. Latihan yang dilakukan dengan baik dan benar dapat
membuat komposisi tubuh menjadi seimbang, dimana akan membuat semua organ
dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik dan efektif. Hal ini membuat tubuh
menjadi lebih sehat dan bugar sehingga seseorang menjadi lebih produktif (Kuswari,
2015)

12
Hasil Penelitian lain yang dilakukan di Australia terhadap 19 remaja obes yang
diberi intervensi latihan sirkuit dengan melakukan latihan dengan menggunakan
ergometer sepeda dan latihan ketahanan selama 8 minggu, dengan frekuensi latihan 3
kali seminggu dan durasi 1 jam yang telah terbukti memperbaiki kapasitas fungsional,
ketahanan otot, dan komposisi tubuh, serta lebih jauh, dapat memperbaiki profil lemak
darah (Samosir, 2018). Penelitian lain yang dilakukan oleh Anam et al pada tahun 2010
dengan memberikan intervensi olahraga selama delapan minggu dengan frekuensi tiga
kali seminggu mendapatkan hasil penurunan lemak tubuh dan IMT dapat
meningkatkan kebugaran tubuh (Anam, et al, 2010 dalam Yulia, dkk, 2016)

E. Tingkat Pencegahan pada Kesehatan Wanita di Kominitas


Ada 3 tingkatan pencegahan obesitas, diantaranya yaitu pencegahan primer, sekunder
dan tersier:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya obesitas. Pencegahan ini
dilakukan dengan pendekatan populasi dengan cara mempromosikan cara hidup sehat
pada wanita dewasa yang beresiko mengalami obesitas. Usaha pencegahan dilakukan
mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan di pusat kesehatan masyarakat.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi obesitas. Pencegahan
sekunder biasanya dikenal sebagai tata laksana obesitas serta dampaknya. Caranya
dengan pengaturan diet, bukan mengurangi asupan makan tetapi mengatur asupan
makanan yang sehat.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi dampak obesitas. Dengan cara
mengatur komposisi makanan menjadi menu sehat antara lain peningkatan aktivitas
fisik, misalnya dengan membatasi aktivitas pasif, seperti menonton televisi atau
bermain komputer, mengubah pola hidup (modifikasi perilaku) menjadi pola hidup
sehat, baik dalam mengkonsumsi makanan maupun dalam beraktivitas.

F. Kebijakan Kesehatan dalam Penanggulangan Obesitas Berdasarkan Kemenkes RI


Seiring dengan dampak obesitas yang sudah menjadi ancaman serius bagi
pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional, obesitas diangkat menjadi
salah satu indikator prioritas dan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

13
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan
Presiden No.2 Tahun 2015. Kemenkes RI memandang perlu untuk menyusun panduan
sebagai pengendalian obesitas berbagai sektor, masyarakat, profesi dan swasta.
Pengendalian obesitas dapat berjalan secara optimal, jika kebijakan umum
penanggulangan didasari partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, salah satu upaya
penting mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat maka strategi
penegendalian obesitas berbasis masyarakat secara umum meliputi penguatan hukum,
peraturan dan perundangan, pelaksanaan riset operasional, peningkatan intervensi berbasis
bukti.
Menyikapi hal tersebut, Direktorat pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular Kemenkes RI 2017 membuat kebijakan yaitu membuat buku Panduan
Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas ( GENTAS) guna pengendalian
Obesitas yang bekerja sama dengan lintas program, organisasi profesi, masyarakat, dan
dunia usaha. Panduan pengendalian Obesitas ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
melaksanakan program PTM (penyakit tidak menular) khususnya pengendalian obesitas
bagi tenaga kesehatan dan instansi terkait diseluruh indonesia.
1. Sasaran GENTAS ( Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas)
a. Masyarakat, khususnya para pemimpin masyarakat/adat, tokoh agama, dan
perangkat desa.
b. Kader-kader masyarakat dalam Posbindu PTM, PKK, dan keder-kader kesehatan
lainnya.
c. Sekolah, perguruan tingggi, dan pendidikan non formal
d. Organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan keagamaan
e. Pemerintah dan pemerintah daerah.
f. Media massa, dunia usaha, mitra pembangunan internasional.
2. Pesan GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas)
a. Atur pola makan
b. Aktif bergerak: aktivitas fisik, dan latihan fisik
c. Nikmati harimu
3. Tujuan GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas)
a. Menigkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya obesitas
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik secara
teratur

14
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi piring
model T
d. Meningkatkan kesadaran obesitas untuk menurunkan berat badan
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk deteksi dini obesitas dengan
pengukuran berat badan, tinggi badan, IMT secara berkala
4. Kebijakan Kegiatan
a. Kegiatan ditekankan pada tugas dan tanggung jawab pemerintah ditiap tingkat
administrasi dalam menjalankan norma dan standar yang tertera dalam Pedoman
Umum Pengendalian Obesitas
b. Melibatkan semua penyedia layanan kesehatan untuk ikut dalam program Gerakan
Nasional Pengendalian Obesitas
c. Berdampak pada program dan didasarkan manfaatnya oleh masyarakat.
Efesiensi dan efektifitas dalam pemanfaatan sumber daya dari pemerintah dan
sumber lain yang tidak meningkat.
d. Pelaksanaan kegiatan secara berkesinambungan sepanjang tahun dan tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan dukungan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan mitra
dalam pengendalian obesitas.
5. Strategi Kegiatan
a. Pusat
1) Penyusunan dan pencetakan Pedoman Umum Pengendalian Obesitas
2) Penyusunan dan pencetakan buku saku Waspada Bahaya Obesitas
3) Workshop pengendalian obesitas
4) Penyusunan dan pencetakan Panduan Gerakan Nusantara Tekan Angka
Obesitas (GENTAS)
5) Pembuatan master filter obesitas
6) Media KIE obesitas
7) Peringatan hari anti/lawan obesitas sedunia pada tanggal 11 Oktober
8) Acara puncak workshop peluncuran Gerakan Nusantara Tekan Angka
Obesitas (GENTAS)
9) Melakukan kegiatan yang dapat menurunkan berat badan tanpa stres.
b. Provinsi dan Kabupaten/Kota
Kegiatan di tingkat daerah dapat diselenggarakan dengan melibatkan berbagai
lintas program dan lintas sektor (SKPD, institusi pendidikan, Lembaga Swadaya

15
Masyarakat, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan lainnya) sesuai
dengan kondisi daerah masing-masing.
Bentuk kegiatan antara lain:
1) Meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat, pemegang kebijakan
dan juga publik akan besarnya permasalahan obesitas di Indonesia yang
merupakan penyebab setidaknya 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap
tahun akibat overweight dan obesitas.
2) Menjaring seluruh penyandang obesitas dan yang ada di masyarakat melalui
deteksi dini yaitu pemeriksaan berat badan, tinggi badan, Indeks Masa Tubuh
(IMT), tekan darah dan gula darah.
3) Melakukan peningkatan akses universal melalui pendekatan keluarga untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya dampak obesitas bagi
kesehatan dengan melibatkan semua penyedia layanan kesehatan agar dapat
mengurangi angka komplikasi, disabilitas, beban pembiayaan dan kematian
dini akibat terlambat berobat.
4) Mendorong pemberdayaan dan peningkatan keterlibatan penyandang
obesitas dalam gerakan pengendalian obesitas.
5) Pembentukan dan pengembangan pengendalian obesitas
6) Gubernur, walikota dan bupati membuat himpunan Gerakan Nusantara
Tekan Angka Obesitas (GENTAS)
7) Membuat profil obesitas di wilayah masing-masing berdasarkan data
Posbindu PTM atau skrining kesehatan sesuai standar 15-59 tahun (indikator
SPM), jika profil penduduk obesitas diatas 15,4% harus dilakukan GENTAS
di wilayah tersebut (dilengkapi DVD contoh gerakan di negara lain)
8) Aksi lawan obesitas oleh berbagai unsur penting masyarakat seperti anggota
dewan, artis, tokoh masyarakat, tokoh agama dll.
9) Seminar dampak bahaya obesitas
10) Seminar parenting 1000 kehidupan (SHK) menu sehat sedini mungkin pada
anak-anak, memperkenalkan rasa asli makanan, rasa alami sayur, dan
memperkenalkan jenis sayuran satu persatu.
11) Kantin sehat di institusi pendidikan dan perkantoran
12) Menciptakan role model dalam pengendalian obesitas (model Mexico, model
Chile, AS) sukses story dalam pengendalian obesitas
13) Gerakan mari bergerak (Let’s move)

16
14) Talkshow media elektronik tentang dampak bahaya obesitas
15) Kampanye G4G1L5 (gula 4 sendok makan, garam 1 sendok makan, lemak 5
sendok makan dalam sehari)
16) Penayangan filler obesitas di media elektronik
17) Penyelenggaraan posbindu PTM
18) Penyelenggaraan Cerdik di sekolah
19) Kampanye bahaya obesitas melalui Radio dan TV lokal
20) Kampanye pelanggaran makanan tidak sehat pada tayangan anak-anak di
media masa dan seluruh kegiatan yang melibatkan anak-anak
21) Membentuk atau bergabung dengan komunitas peduli obesitas berbasis
sosial media seperti komunitas Bugar Bareng Ian, komunitas diet REST dll.
22) Donasi sehat padan penurunan berat badan (donor kalori) seperti kalbe “Fit
Bar” melalui aplikasi, donasi disumbangkan ke daerah yang membutuhkan
23) Gerakan mendorong aktifitas fisik berbasis komunitas di masyarakat seperti
senam cedik, jalan sehat, senam aerobik, tachi, senam maumere, senam
bugar, senam poco-poco dll.
24) Prinsip value/nilai cantik dan sehat, big is not healthy
25) Gerakan menanam sayur buah dipekarangan
26) Lomba senam cerdik
27) Lomba kreasi makanan sehat untuk berbagai kelompok umur seperti balita,
sekolah dasar
28) Lomba sekolah lawan obesitas.

G. Peran Perawat dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan Komunitas


Peran perawat sudah termasuk praktik keperawatan klinis, konsultasi, tindak lanjut
pengobatan, pendidikan pasien dan pencegahan penyakit. Ini telah meningkatkan
ketersediaan pelayanan kesehatan, mengurangi gejala penyakit kronis, peningkatan
efektivitas biaya dan peingkatan pelanggan layanan-layanan kesehatan. Selain itu, promosi
kesehatan oleh perawat dapat menyebabkan banyak hasil kesehatan positif termasuk
kepatuhan, kualitas hidup, pengetahuan pasien tentang penyakit mereka dan self-
management. Namun, karena lapangan yang luas dari promosi kesehatan, penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk menguji peran promosi kesehatan dalam keperawatan.
Peran pelaksana yaitu perawat memberikan pelayanan kesehatan kepad individu,
keluarga, kelompok / masyarakat berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi

17
pemberian asuhan pencegahan pada tingkat 1, ke 2 maupun yang ketiga, baik
direct/indirect. Peran educator, perawat memberikan pembelajaran merupakan dasar dari
semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan, perawat mengajarkan tindakan penkes,
pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit, dan menyusun program health education,
memberikan info yang tepat tentang kesehatan. Sebagai pengamat kesehatan perawat
melaksanakan monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan, observasi dan pengumpulan data. Role model, perilaku yang ditampilkan
perawat dapat dijadikan panutan, panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan
terutama PHBS, dan menampilkan profesionalisme dalam bekerja.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut WHO (1992) sehat adalah suatu keadaan sejahteraan fisik, mental, dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan wanita adalah
suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses danbukan hanya kondisi yang bebas
dari penyakit dan kecacatan (BKKBN, 1996).
Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau menunjukan
status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Ada pun indikator kesehatan wanita
adalah sebagai berikut (Maryanti, 2009) : Pendidikan, penghasilan, usia harapan hidup,
dan angka kematian ibu.
Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan
energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya konsumsi energi dari
makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas
sehari hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan lemak
sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan (WHO, 2006). Asupan energi tinggi
disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary
life style (Kemenkes, 2012).
Obesitas merupakan penyakit dengan etiologi yang sangat kompleks dan belum
sepenuhnya diketahui. Keadaan obesitas terjadi jika makanan sehari-hari mengandung
energi yang melebihi kebutuhan anak yang bersangkutan (positive energy balance). Pada
umumnya, berbagai faktor yang menentukan keadaan obesitas seseorang seperti :
Herediter, pola makan, aktivitas fisik, tingkat pendidikan orang tua, dan gangguan
hormonal.
B. Saran
Semoga dengan memahami makalah tentang Konsep Kesehatan Wanita : Obesitas ini
sebagai seorang calon perawat di masa depan diharapkan dapat menerapkan dan membagi
ilmu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tang Konsep Kesehatan Wanita
: Obesitas.

19
DAFTAR PUSTAKA
Ariyant H, Angraini D.i. 2018. Penatalaksanaan Holistik Obesitas di Puskesmas Rawat Inap
Kemiling. Fakultas kedokteran: universitas Lampung.
Depkes RI United Nation Population Found. 2002. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan (KIE)
Kesehatan Reproduksi untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Dasar. Jakarta.
Dwi Susilowati. (2016). Buku ajar keperawatan Promosi Kesehatan. Kementerian Kesehatan
RI.
Gobel,S. 2006. Keperawatan Komunitas I. Jakarta : Gramedia.
Ika Riswanti, 2016. Media Buletin Dan Seni Mural Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan
Tentang Obesitas. Jurnal of healt education.
Kemenkes RI. _Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS)_
tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.
Kuswari,dkk. 2015. Frekuensi Senam Aerobik intensitas sedang Berpengaruh Terhadap Lemak
Tubuh Pada Mahasiswa IPB. Jurnal gizi pangan, 10(1).
Lazarou, C & Kouta, C. 2010. The Role of Nurses In The Prevention and Management of
Obesity. British Journal of Nursing.
Malik VS, Schulze MB, & HU FB. 2006. Intake of sugar-sweetened beverages and weight
gain: a systematic review. Am J Clin Nutr, 84, 274—288.
Marsen isbayuputra, 2009. Pravelens obesitas.
Maryanti D, Septikasari M. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Terapi Dan Praktikum
dalam Ari Setiawan. Yogyakarta : Nuha Maedika.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
REKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA Diagnosis, Tata Laksana dan
Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja. UKK NUTRISI DAN PENYAKIT
METABOLIK 2014.
Samosir, dkk. 2018. Senam Aerobik Intensitas Sedang Menurunkan Kadar Kolestrol Total dan
Indeks Massa Tubuh Wanita Penderita Obesitas. Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan,
2(2), 96-101.
Supariasa, I. 2012. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[WHO] World Health Organization. 2010. Global recommendations on physical activity for
health. http://whqlidoc.who.int/publications/2010/9789241599979_eng.pdf [22
Januari 2013].
Yulia, dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Aktifitas Fisik (Aerobic Exercise) Terhadap Tekanan

20
Darah, Imt dan Rlpp Pada Wanita Obesitas. Action Juournal, 1(2), 109.

21

Anda mungkin juga menyukai