Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

MK PENDEKATAN DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN

PRODI S1 PG PAUD REG B 2019

Skor Nilai :

NAMA MAHASISWA : PUTRI AUDYA HARDITA

NIM : 1193113001

DOSEN PENGAMPU : 1. Prof.Dr.Anita Yus,M.Pd

2. Winda Widya Sari, S.Pd., M. Pd

MATA KULIAH : PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PG PAUD REG B 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
Critical Book Review untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendekatan Dan Strategi
Pembelajaran dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga saya
berterimakasih kepada Ibu Prof.Dr.Anita Yus,M.Pd dan Ibu Winda Widya Sari, S.Pd.,
M. Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendekatan Dan Strategi Pembelajaran di
UNIMED yang telah memberikan tugas dan bimibingan-nya kepada penulis.

Saya sangat berharap kiranya Critical Book Review ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui isi buku berserta kelebihan dan kekurangan dari buku
tersebut . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Critical Book Review ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Critical Book Review yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Medan,Desember 2020

Penyusun

Putri Audya Hardita

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................................... 4

1.2 Rasionalisasi Pentingnya CBR......................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan CBR........................................................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penulisan CBR...................................................................................................................... 5

1.5 Identitas Buku....................................................................................................................................... 6

1.5.1 Buku Utama.................................................................................................................................... 6

1.5.2 Buku Pembanding........................................................................................................................ 7

BAB II RINGKASAN ISI BUKU..................................................................................................................... 8

2.1 Ringkasan Isi Buku.............................................................................................................................. 8

2.1.1 Buku Utama.................................................................................................................................... 8

2.1.2 Buku Pembanding..................................................................................................................... 21

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................................. 24

3.1 Kelebihan Dan Kelemahan Buku................................................................................................. 24

3.1.1 Kelebihan Buku.......................................................................................................................... 24

3.1.2 Kelemahan Buku........................................................................................................................ 24

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................... 26

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................... 26

4.2 Saran....................................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 27

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang menjadi gerbang awal
memasuki pendidikan selanjutnya. Dengan melaksanakan pendidikan sedini mungkin
maka pendidikan tersebut dapat menjadi investasi di masa depan. Dengan pendidikan
tersebut kita dapat mengejar cita-cita di bidang yang kita inginkan. Oleh karena itu
salah satu pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memperhatikan kepada minat
dan bakat anak. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani.

Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing,


mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan
kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu
pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia delapan tahun.

Pendidikan anak usia dini harus berlandaskan pada kebutuhan anak, yang
disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut di lingkungan di sekitarnya, sesuai dengan
tahap perkembangan fisik dan psikologis anak, dilaksanakan dalam suasana bermain
yang menyenangkan serta dirancang untuk mengoptimalkan potensi anak.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP tentang Standar Nasional
Pendidikan, 2005). Proses pembelajaran akan optimal jika didukung dengan
pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.

4
1.2 Rasionalisasi Pentingnya CBR
Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi ini, menuntut kita dalam
berkarya baik di media cetak maupun media elektronik. Buku merupakan salah
satukarya hasil dari media cetak yang disusun secara sistematis dan terencana.
Penulisanbuku muncul dari berbagai pihak dan penerbit. Kebutuhan masyarakat
khususnyapelajar terhadap buku menjadi tonggak berkembangnya karya penulisan
buku.

Dalam hal ini perlu dikaji bahwa, banyak penulisan buku yang tidak sesuai
lagidengan kaidah yang berlaku. Baik dari susunan kata,penggunaan kalimat
sertapenggunaan tanda baca tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).
Syaratutama dari penulisan buku yang baik terletak pada susunan kata dan penggunaan
kaliamat baku/tidak baku serta penggunaan tanda baca yang tepat.Informasi
yangdisampaikan dalam buku juga sangat menentukan keberhasilan penulis
dalammenyusun buku tersebut. Informasi serta koherensi antar bab juga harus
diperhatikan.

Dalam buku yang penulis kritisi terdapat beberapa kekeriluan penulis


dalampenulisan kalimat efektif dan kata baku/tidak baku. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitaspenulisan buku semakin merosot. Sampul atau cover sebuah ukur dapat
dirancang dengan menarik sehingga pembaca yakin bahwa isi buku tersebut juga
lengkap. Namun,kita sering keliru keberhasilan sebuah buku tidak ditentukan oleh
design cover.

1.3 Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulis dalam mengkritisi serta membuat laporan adalah sebagai berikut:

 Memahami informasi yang ada di dalam kedua buku


 Menganalisis buku dari cover,isi dan bagian lainnya
 Memaparkan kelebihan dan kelemahan buku

1.4 Manfaat Penulisan CBR


Manfaat dari critical book ini adalah sebagai berikut:

 Mengetahui informasi yang dimuat dalam kedua buku


 Mampu menganalisi kelemahan serta kelebihan dari cover dan bagian lainnya.

5
 Mampu memberikan komentar terhadap kelemahan dan kelebihan buku.
 Melalui Critical Book Review ini penulis dapat memperbaiki buku yang akan di
terbitkan di massa yang akan datang.

1.5 Identitas Buku

1.5.1 Buku Utama


Judul Buku : Pembelajaran Di Pendidikan Anak Usia Dini
Penulis : Prof.Dr.Anita Yus,M.Pd
Winda Widya Sari,M.Pd
Penerbit : Kencana
Tahun Terbit : September 2020
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 168 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-623-218-572-2

6
1.5.2 Buku Pembanding
Judul Buku : Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

Penulis : 1. Ali Nugraha

2. Utin Ritayanti

3. Yulianti Siantayani

4. Sisilia Maryati

Penerbit : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini

Tahun Terbit : 2018

Kota Terbit :Jakarta

Tebal Buku : 50 Halaman

Bahasa : Indonesia

ISBN : 978-602-73704-8-7

7
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


2.1 Ringkasan Isi Buku

2.1.1 Buku Utama

BAB I TEORI DAN KONSEP BELAJAR AUD SERTA PEMBELAJARAN DI PAUD

A. Teori Belajar

Secara ringkas, buku ini mengulas teori belajar perilaku (behavioristic) yang
dikemukakan oleh para ahli, di antaranya Thorndike, Pavlov, Watson, Skinner, dan
Guthrie, menjelaskan bahwa terdapat stimulus (S) – respons (R) dalam belajar. Belajar
akan terjadi bila sti-mulus yang diberikan/diperoleh direspon individu. Dari kelima ahli
yang dikelompokkan sama ini, sesungguhnya terdapat juga perbedaan. Misalnya, belajar
menurut Watson berkaitan dengan perilaku yang da- pat diamati, sedangkan Pavlov
menyatakan perlu adanya pengondisi: an (conditioning). Skinner menyatakan belajar
perlu diberi penguatan (reinforcement), dan Guthrie memberi tekanan pada perlunya
stimulus berulang, Menurut kelompok behavioristik seseorang termasuk anak akan
belajar bila ada stimulus. Seseorang atau anak yang belajar ditan- dai dengan
munculnya respons.

Teori belajar yang dikemukakan para ahli umumnya berkaitan dengan teori
perkembangan Misalnya, Paget mengemukakan teori belajar kognitif yang berkaitan
dengan teori perkembangan kognitif, Erikson memberi batasan perkembangan sosial
yang juga berkaitan dengan belajar sosial AUD. Penjelasan secara perinci bagaimana
individu belajar berdasarkan teori belajar dibahas dalam buku yang lain, yaitu buku
yang sedang ditulis tentang "belajar di masa usia dini".

B. Teori Pembelajaran

Reigeluth menjelaskan bahwa teori pembelajaran mengandung tiga variabel. yaitu


variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pem belajaran Hampir sama dengan
Reigeluth, Cruickshank, Jenkins dan Metcalf mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor
besar yang meme-ngaruhi pembelajaran yaitu (1) karakteristik pribadi (2) pengalaman

8
dan kesiapan dalam pendidikan dan (3) konteks pembelajaran Perbedaan keduanya
adalah Reigeluth tidak memasukkan faktor karakteristik personal guru dalam
menjelaskan pembelajaran Dengan demikian jelaslah bahwa teori pembelajaran
memiliki tiga variabel yaitu variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pembelajaran.

Pembelajaran dimulai dengan unutan seperti berikut ini

1. Mempersiapkan anak untuk belajar

Pada tahap pertama ini perlu dilakukan :

a. Upaya menarik perhatian subjek didik (anak) agar siap meng ikuti pembelajaran

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar anak mengetahui apa yang diharapkan


untuk dicapai dalam belajar itu

c. Merangsang timbuinya ingatan atas materi yang telah dimiliki sebelumnya

2. Mengisi pembelajaran dengan aktivitas belajar yang berisi materi sebagai bahan
belajar

Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara seperti berikut

a. Presentasi (penyajian) materi.

Presentasi bukan berarti guru harus menjelaskan materi bel ajar seperti umumya
banyak dilakukan guru. Presentasi atau penyajian materi dapat dilakukan guru dengan
menyajikan benda, misalnya buah-buahan (langsung bendanya misalnya jeruk pisang,
dan nanas) atau tiruannya atau gambarnya. Pendekatan saintifik seperti tuntutan
Kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengarahkan dan mendorong anak melakukan
kegiatan belajar yang dimulai dengan perngamatan atau observasi (observing) hingga
mengomunikasikan.

b. Memberikan bimbingan atau arahan agar belajar fokus.

Memberi arahan dapat dilakukan guru dengan memberikan pertanyaan arahan


terutama bila anak belum mengajukan pertanyaan (questioning) Pertanyaan yang
diajukan guru sebagai pengarah atau pertanyaan yang mendorong anak untuk
mencapai ke tingkat berpikir yang lebih tinggi yang ditunjuk-kan melalui pertanyaan.

9
c. Memfasilitasi anak agar menghasilkan yang terbaik.

Guru dapat menyediakan berbagai bahan belajar terutama yang berkaitan dengan
kondisi faktual dari materi belajar sehingga anak dapat mengaitkan dan membuat
percobaan.

C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran AUD

Prinsip-prinsip yang dimaksud dikemukakan sebagai berikut :

1. Berorientasi pada kebutuhan anak


2. Belajar melalui bermian
3. Kegiatan belajar mengembangkan dimensi kecerdasan secara padu
4. Menggunakan pendekatan klasikal,kelompok dan individual
5. Lingkungan kondusif
6. Menggunakan berbagai model pembelajaran
7. Mengembangkan keterampilan hidup dan hidup beragama
8. Menggunakan media dan sumber belajar
9. Pembelajaran berorientasi pada prinsip perkembangan dan belajar

D. Pembelajaran Dan Pengembangan Diri Anak


1. Pembelajaran Di PAUD

Sesungguhnya anak yang berada dalam lingkungan yang kondusif, anak akan
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki melalui interaksi dengan lingkungannya
itu. Dengan keterbatasan lingkungan,terutama pada saat ini perlu layanan PAUD
terutama untuk menata/mengelola (setting) lingkungan agar anak dapat bergembira
dan berpetualang dengan lingkungan untuk meningkatkan kemampuan ber-pikir
imajinatif, mampu melihat solusi yang berkaitan dengan lingkungannya. Interaksi inilah
sekarang yang banyak dimaknai sebagai konsep pembelajaran di lembaga PAUD.
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi perkembangan anak. Oleh
karena itu, lingkungan perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat mengembangkan
dan menyempurnakan apa yang dibawa anak sejak lahir. Rancangan itu bisa di rumah,
di sekolah, atau di mana saja. Di sekolah, yaitu di TK dan RA, kelompok bermain, atau
dalam penyelenggaraan PAUD sejenis, rancangan itu sebagai rancangan pembelajaran
yang dikenal dengan kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan program.

10
2. Pengembangan Diri AUD

Pengembangan diri anak di lembaga PAUD dilakukan melalui kegiatan pembelajaran


yang dikembangkan mengacu kepada kurikulum yang telah ditetapkan lembaga PAUD.
Saat ini lembaga PAUD mengembangkan kurikulum satuan pendidikan berdasarkan
Kurikulum 2013 PAUD.
Kurikulum 2013 PAUD antara lain bercirikan kompetensi (Kompetensi Inti [KI] dan
Kompetensi Dasar [KD]) dikembangkan dengan mengacu pada standar
penyelenggaraan PAUD. Pada implementasinya,keduanya menjadi luluh karena saling
terkait satu dengan lainnya. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah pemahaman
lingkup pengembangan yang ada dalam standar yang disebut dengan lingkup
pengembangan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum. Selain itu, adanya teori
neurosains yang mendasari perkembangan diri anak.
Perkembangan anak dapat dilihat dari aspek perkembangan otak.Dalam teori
neosains. Samples menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi belum sempurna,tetapi
sudah mnegandung jaringan saraf sekitar 100miliar sel saraf aktif yang siap melakukan
samsungan antar sel.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN


A. Konsep Dan Model Pembelajaran
Dalam pembelajaran dikenal bebrapa istilah yang saling berkait,istilah yang dimaksud
terdiri dari :
1. Model pembelajaran
2. Pendekatan pembelajaran
3. Strategi
4. Metode
5. Teknik dan taktik pembelajaran

B. Model Pembelajaran Dari Ahli PAUD


1. Model Montessori

Model dan metode pembelajaran Montessori mengacu pada pembelajaran yang


dikembangkan oleh Maria Montessori. la seorang dokter wanita Italia pertama.

11
Montessori lahir di Chiaravalle, sebuah provinsi kecil di Ancona, Italia, pada 1870.
Reputasinya di bidang pendidikan anak dimulai setelah Montessori lulus dari sekolah
kedokteran.
Pemikiran Montessori yang berkaitan dengan anak cacat mental
akhirnya ditindaklanjuti dengan pendirian Casai dei Bambini atau Childrens House di
daerah-daerah kumuh di Roma pada 1907. Lingkungan diatur sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan oleh anak-anak cacat mental di bawah lima tahun.
Pembelajaran menggunakan materi sebelumnya digunakan untuk anak cacat mental
dengan usia lebih tua. Materi tersebut sebagai sarana ilmiah utama untuk mengukur
akurasi diskriminasi sensoris. Montessori meyakini bahwa pendidikan dimulai sejak
anak lahir. Pendidikan Montessori menekankan pada kemandirian, bebas selama dalam
rentang waktu yang ditentukan, menghargai perkembangan secara alami.
2. Model Highscope
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam model Highscope dikembangkan
oleh David P. Weikart dengan mengacu kepada teori kognitif Piaget. Prinsip
pembelajaran yang dianut Highscope adalah pengetahuan dikontruks sendiri oleh anak
(konstruktivisme) dan dengan memberi peluang mengasah keterampilan intelektual
dan sosial yang muncul.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak memberikan kesempatan kepada
anak untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya yang dituangkan dalam
perencanaan (plan), mengerjakan (do), dan melaporkan kembali (review). Pada model
Highscope menggunakan konsep active learning. Pembelajaran ditujukan untuk
memunculkan aktivitas belajar anak cocok.
Model Highscope ditujukan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak. Guru hanya memfasilitasi segala keperluan anak. Anak terlibat langsung,
menentukan, dan melakukan langsung aktivitas yang dipilih tanpa paksaan dari guru.
Anak belajar melalui pengalamannya.
Kurikulum Highscope akan membantu anak-anak prasekolah menjadi lebih
independen, bertangggung jawab, dan menjadi pembelajar yang percaya diri. Selain itu,
dalam pembelajaran Highscope anak-anak akan dilibatkan pada pembelajaran melalui
keterlibatan yang aktif terhadap alat-alat permainan yang ada, orang-orang yang
terlibat dalam pembelajaran dan gagasan gagasan yang muncul. Anak-anak prasekolah
akan belajar juga membuat perencanaan sendiri dan berlatih menerapkannya untuk

12
mencapai pengetahuan dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk membangun
landasan yang kuat bagi pembelajaran mereka selanjutnya.
3. Waldrof
Waldrof School didirikan pada 1919 di Stuttgat, Jerman di bawah sponsor Waldrof
Astoria Cigarette Company oleh Rudolf Steiner. Direktur menyediakan sekolah ini pada
awalnya sebagai satu bentuk pendidikan komprehensif bagi anak-anak para pekerja
pabrik. Pendidikan ini menggunakan filosofi yang dikemukakan Steiner membantu
mereka menjadi lebih kreatif dan memiliki keseimbangan. Pada 1928, Waldrof semakin
tumbuh pesat di Jerman dan menjadi model bagai seluruh sekolah Waldrof lainnya di
Jerman, Swiss, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pendidikan Waldrof berfokus pada upaya membantu agar anak memiliki
kepercayaan diri, kreativitas, pengetahuan, dan keterampilan yang harus mereka
temukan dalam setiap tantangan. Anak-anak yang dididik melalui prinsip Waldrof akan
mampu bergembira untuk memasuki dunia dan dapat bekerja sama dalam mengubah
kehidupan menjadi lebih baik. Pendidikan di sekolah Waldrof sangat menghormati
keberadaan anak sebagai individu, memahami bahwa setiap anak memiliki kepekaan
spiritual yang sangat individual, temperamen psikologis, dan cara belajar masing-
masing.
Ketika mengenali bahwa anak-anak sangat individual pendidikan waldrof juga
mengakui bahwa anak-anak sangat melewati tahapan berbagai jenis aspek
perkembangan yang khas,baik antara pokok materi dan cara yang diajarkannya harus
berhubungan dengan tahapan perkembangan anak. Kurikulum akan dideasin untuk
emmpertemukan antara tahapan perkembangan anak pada setiap aspek
perkembangan, seperti intelektual,emosional,fisik,dan spiritual yang sangat dibutuhkan
oleh anak.
4. Reggio Emilia
Pendidikan yang diberi nama Reggio Emilia merupakan salah satu pendekatan
pendidikan untuk periode kanak-kanak. Pendekatan pembekajaran Reggio Emilia
membantu anak-anak untuk belajar dengan membangun konstruksi pembelajaran
mereka sendiri dan dapat belajar sesuai tingkatan usianya yang semuanya dilakukan
dengan cara berpikir yang ekspersif,komunikasi dan ilmiah.
Reggio Emilia memandang lingkungan sebagai suatu berharga bagi perkembangan
diri anak,bahkan dinyatakan sebagai “guru ketiga”. Lingkungan yang berharga tersebut

13
merupakan lingkungan terbuka yang kemungkinan anak akan mengeksplorasi segala
sesuatu di lingkungan itu,bermain dan melakukan kegiatan bermain dan belajar,
lingkungan itu berfungsi sebagai media belajar. Oleh karena itu, penataan lingkungan
perlu dilakukan dengan cermat dan teliti sehingga dapat menginspirasi ank belajar.
5. Project Based
Pengajaran yang merupakan salah satu model pembelajaran anak usia dini yang
dikembangkan oleh W.H.Kilpatrick . Tujuan-nya dalam kegiatan belajar adalah dimana
anak akan mendapatkan kesempatan untuk memilih,merancang,dan memimpin
kegiatan yang hampir mendekati keadaan sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Creative Play
Model Creative Play mengacu pada konsep Creative play Curiculum. Kuirkulum di
desain untuk optimalisasi perkembangan melalui pembelajaran integratif dan
pendekatan permainan kreatif.
Model creative Play Curiculum memandang bahwa bermain sangat penting bagi
anak, karena bermain merupakan sumber kekuatan,mempercepat capaian
perkembangan dan pengalaman sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak.
Bermain dijadikan landasan dalam Model Creative Play Curiculum menyediakan
mekanisme untuk menteapkan bagaimana menciptakan sebuah lingkungan
pembelajaran yang sangat mendukung. Dalam pembelajaran kreatif kurikulum,sikap
dan pemikiran guru merupakan dua hal yang saling melengkapi dan integral.
7. Bank Street
Misi pendidikan Bank Street adalah untuk meningkatkan pendidikan anak bersama
para guru dengan merapkan proses pendidikan yang sesuai dengan pembelajaran dan
pertumbuhan anak. Selain itu pendidikan menghubungkan antara kebermaknaan
pengajaran dan pembelajaran dengan dunia luar.Bank Street mencoba untuk
memperkuat tidak hanya yang bersifat individual tetapi juga mencakup pendidikan
kepada masyarakat,termasuk keluarga,sekolah dan lingkungan yang lebih luas.Anak
dan orang dewasa,dengan seluruh perbedaannya melakukan interaksi dan belajar. Bank
Street memandang pendidikan merupakan sebuah kesempatan untuk membangun
sebuah masyarakat yang lebih baik.

C. Model Pembelajaran Dan Sasaran


1. Model Kontekstual

14
Pembelajaran kontekstual merupakan upaya pembelajaran peserta didik (anak)
dengan menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai
konteks (konneth),melihat makna bahan belajar atau materi dengan cara
menghubungkan dan menerapkan materi dalam konteks kehidupan nyata atau
kehidupan sehari-hari secara langsung (Jhonson). Dengan belajar seperti itu,diharapkan
anak mampu memecahkan masalah yang bersifat simulatif atau nyata baik secara
individual maupun kelompok.
Pembelajaran kontekstual membantu guru mengait-ngtaikan antara materi yang
digunakan dalam pembelajaran dan situasi dunia nyata anak.Pengalaman langsung yang
diperoleh oleh anak melalui pembelajaran kontekstual (Sanjaya) yang akan membantu
anak menggunakan (kontekstualisasi) materi dalam kehidupan sehari-hari dan
pengembangan diri secara simultan. Pembelajaran kontekstual sebagai pembelajaran
yang membangung pengalaman yang sesungguhnya atau nyata.
2. Model Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi
anak belajar dalam kelompok kecil. Tetapi pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar
membuat anak duduk bersama dalam kelompok kecil,tetapi membantu anak dalam
kelompoknya melakukan aktivitasbelajar. Setiap anak memberikan kontrubusi dalam
aktivitas kelompok dan pengembangan interaksi postif. Pembelejaran kooperatif
membuat anak senang sekolah.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada anak untuk mengembangkan
tanggung jawab bersama untuk bekerja bersama menyelesaikan tugas mereka. Setiap
anak memiliki tanggung jawab untuk dan menyelesaikan tugas. Oleh karena itu,
kesuksesan belajar tergantung pada pekerjaan semua orang dalam kelompok.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah berfokus pada penyajian masalah.
Pembelajar diminta mencari solusi sebagai pemecah masalah yang disajikan melalui
serangkaian investigasi atau penelitian berdasrkan teori,konsep,prinsip yang dikaji dari
berbagai sumber.
Pembelajaran berbasis maslaah memberi peluang kebebasan pada pembelajar.
Pembelajar bebas mengidentifikasi permasalahan,melakukan pengumpulan dan
menggunakana data untuk menentukan pemecahan baik dilakukan secara individu atau
kelompok.

15
BAB III IMPLEMENTASI KOMPONEN PEMBELAJARAN DI PAUD
A. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai .Rumusan tujuan dapat digunakan
sebagai keberhasilan dari sesuatu yang telah dilakukan. Berkaitan dengan
pembelajaran,tujuan dapat diartikan sebagai perilaku hasil belajar yang diharapkan
terjadi,dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan
pembelajaran tertentu.
Tujuan pembelajaran tidak berdiri sendiri.Tujuan ini merupakan rumusan konkret
dari tujuan yang ada di lemaga pendidikan termasuk lembaga PAUD.Berkaitan dengan
tujuan pembelajaran ,diidentifikasi beberapa tujuan,yaitu tujuan pendidikan nasional
yang dirumuskan mengacu pada tujuan yang ada di dalam UU RI.

B. Pengembangan Materi Pembelajaran


Materi atau muatan belajar erat kaitannya dengan indikator yang telah
ditetapkan.Misalnya dalam rumusan indikator “anak dapat menyebutkan nama-nama
anggota keluarga rumahnya”. Dalam rumusan indikator tersebut berisi
kemampuan,yaitu menyebutkan dan materi belajarnya, yaitu nama –nama anggota
keluarganya. Materi belajar di AUD diformulasi dalam bentuk tema.

C. Penentuan Metode,Media,Dan Sumber Pembelajaran


Pemilihan metode pembelajaran berkaitan dengan pertanyaan,bagaimana caranya
agar materi yang telah dirancang dapat membentuk kompetensi yang telah di tetapkan.
Dapat dinyatakan bahwa metode sebagai prosedur,urutan,langkah-langkah dan cara
dinyatakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembeljaaran bagi AUD
1. Bercakap-cakap
2. Tanya jawab
3. Bercerita (story telling dan stroy reading)
4. Demonstrasi
5. Proyek
6. Karyawisata
7. Kunjungan lapangan (Field Trip)

16
D. Pengembangan Penilaian
Secara sederhana penialaian dapat dinyatakan sebagai proses
mengumpul,menganalisis,dan melaporkan data capaian perkembangan selama
mengikuti kegiatan belajar. Data ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dan
instrumen tertentu sesuai dengan karakteristik capaian perkembangan yang ingin
diketahui.Data yang ingin diketahui adalah data dalam rumusan tujuan pembelajaran.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan dicapai anak atau belum. Anak
manakah ynag mencapai tujuan,seberapa ebsar tujuan itu dicapai,anak mana yang
belum. Data ini diperlukan untuk membantu anak dalam kegiatan belajar berikutnya.
Selain itu data ini digunakan juga untuk merancang kegiatan belajar yang dapat
membantu anak mencapai tujuan yang lebih maksimal lagi.

BAB IV PENDEKATAN SAINTIFIK


A. Konsep Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
dengan memberi peluang yang sebesar-besarnya kepada naka secara aktif mengonstruk
kompotensi sikap,pengetahuan,dan keterampilan melalui tahapan
mengamati,menanya,mengumpulkan informasi,menalar,dan mengkomunikasikan.
Pendekatan saintifik tidak diartikan sebagai belajar sains,tetapi menggunakan proses
sains dalam kegiatan belajar.Karena setiap model pembelajaran dilakukan berdasarkan
proses ilmiah.

6 pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran saintifik,yaitu :


1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu
2. Penjelasan guru,respon anak,dan interaksi edukatif guru-anak terbebas dari
prasnagka yang serta-merta,pemikiran subjektif,atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi anak mampu berpikir secara kristik,analisis dan
tepat dalam mengidentifikasi,memahami,memecahkan masalah,dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan meginspirasi anak mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan,kesamaan,dan tauran suatu sama lain dari materi pmbelajaran.

17
5. Mendorong dan menginspirasi anak mampu memahami,menerapakn dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons
materi pembelajaran
6. Berbasis kepada konsep,teori,dan fakta empiris yang dpaat dipertanggung-
jawabkan.
B. Kegiatan Belajar Saintifik Berbasis Hots
Kegiatan belajar saintifik berbasis HOTS dilakukan dengan kegiatan yang sederhana
tetapi melalui langkah pembelajaran yang benar dilaksanakan dengan terstruktur.

BAB V PEMBELAJARAN TEMATIK DAN SENTRA (LEARNING CENTRE)


A. Pembelajaran Tematik
1. Karakteristik pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang mengikat semua
materi belajar dalam satu tema. Melalui temanyang telah ditetapkan diaharapkan akan
membatu anak untuk memperoleh sejumlah pengetahuan,mengembangkan sikap dan
mengasah keterampilan dari berbgaai materi yang terdapat dalam kegiatan belajar.
Karakteristik umum salah satu model pembelajaran terpauf, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik khusus antara lain :
1. Pembelaajaran sambil bermain
2. Berpusat pada anak
3. Memberi pengalaman langsung melalaui berbagai aktivitas dan kegiatan belajar
dan bermain
4. Menanamkan konsep materi belajar melalui kegiatan yang dilakukan anak
5. Melakukan aktivitas dalam kegiatan yang utuh dan menyeluruh (kontekstual)
ditandai dengan adanya paying atau judul kegiatan,menambah sikap
kaloboratif,hasil pembelajaran sesuai dengan bakat dan minat anak dan bersifat
fleksibel.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajarn tematik dimulai dari perencanaan,peaksanaan dan
evaluasi. Secara teoritis,perencanaan pembeljaran tematik ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru sebagai perencana sebelum melakukan perencanaan melalui
thaapan.

18
Berbagai penjelasan menunjukkan bahwa pembelajaran tematik menuntut berbagai
implikasi yang harus diperhatikan ,anatara lain implikasi bagi guru,anak,sarana dan
prasarana,sumber belajar,dan emdia,pengatur ruangan dan pemilihan metode.
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan belajar, juga milih kompetensi dari berbagai kegiatan agar pembelajaran
menjadi bermakna,menarik,menyenangkan ,dan utuh. Anak harus siap mnegikuti
kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja secara
individual,pasangan,kelompok kecil ataupun klasikal.
B. Konsep Dan Karakteristik Pembelajaran Sentra
1. Karakteristik
2. Penentuan Sentra
3. Peran dan tugas guru dalam pembelajaran sentra
4. Pengelolaan pembelajaran sentra

BAB VI KEGIATAN BELAJAR DAN PENATAAN KELAS


A. Materi dan kegiatan belajar
Mengidentifikasi kegiatan belajar untuk AUD bermula dari konsep materi belajar.
Ada 5 materi belajar yang diperkukan AUD dalam mengembangkan
pengetahuan,sikap,perilaku,dan nilai yaitu :
1. Matematika
2. Sains
3. Bahasa
4. Ilmu sosial
5. Seni
B. Beberapa Contoh Kegiatan Belajar
1. Bermain sensoris
2. Bermian simbolik
3. Bermian pembangunan (konstruktif)
4. Bermain air dan pasir
5. Tas ajaib
C. Kegiatan Belajar Dalam Pembelajaran STEAM
Pembelajaran STEAM sesungguhnya terjadi secara alami, setiap hari bila anak
memiliki kesempatan bermain. Pada saat bermain anak-anak

19
mengeksplorasi,merencanakan sesautu dan mencoba hal baru. Rasa keingintahuan anak
dan keberanian anak mencoba sebagai suatu kegaiatan eksperimen yang memecahkan
masalah yang dihadapi anak. STEAM memberi peluang yang besar bagi guru PAUD
untuk menggabungkan berbagai materi. Pembelajaran dengan STEAM memberi
pengalaman belajar yang memungkinkan anak mengekspolarasi,bertanya,emneliti
menemukan,dan melatih keterampilan membangun inovatif.
D. Penataan Kelas
Penataan kelas sebagai salah satu bagian dari pengelolaan pembelajaran. Dalam
konsep pembelajaran ,makna kelas adalah luas.Kelas menunjukkan suatu situasi
pembelajaran. Sesungguhnya kelas adalah tempat ,situasi dan suasana yang terjadi
dalam pembelajaran.
Terdapat 4 elemen pedadogi lingkungan dan keterkaitan-nya yaitu :
1. Keindahan
2. Kasih sayang
3. Perhatian

20
2.1.2 Buku Pembanding
Bagaimana Mengelola Pembelajaran Di PAUD?

Perhatikan Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD.

Kurikulum PAUD menggunakan pembelajaran tematik dengan pen de katan


pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dalam pemberian rangsangan
pendidikan. Kurikulum sebagai program pe ngembangan bagi anak mampu
mengembangkan semua potensi anak agar menjadi kompeten.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran yang


menyenangkan di PAUD.

Guru perlu memperhatikan cara anak usia dini belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran dalam PAUD. Anak usia dini belajar secara bertahap dengan cara berpikir
yang khas. Anak belajar dengan berbagai cara melalui proses interaksi dengan
lingkungannya. Pada prinsipnya anak belajar melalui bermain, untuk itu perlu
menyediakan kegiatan bermain yang sesuai dengan perkembangan anak sehingga anak
bisa menjadi pembelajar aktif, dan memungkinkan anak menjadi semakin kreatif.

Kegiatan bermain yang didukung oleh lingkungan yang kondusif, sesungguhnya


memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mengembangkan nilai-nilai
karakter. Pada saat bermain, anak belajar berbagi, peduli, kerjasama, bertanggung
jawab, dan lain-lain. Penanaman nilai-nilai karakter untuk anak usia dini akan
terbangun pada saat anak melakukan praktek langsung dan melihat model/teladan dari
orang lain.

Apakah Yang Dimaksud Pendekatan Saintifik?

Pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan dalam membangun cara


berpikir agar anak memiliki kemampuan berpikir yang diperoleh melalui proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikan hasil
pemikirannya. Pendekatan saintifik akan memperkaya pengalaman belajar anak.

Pendekatan saintifik mengembangkan kemampuan berpikir anak. Pendekatan


saintifik digunakan mulai dari anak datang, pada saat anak terlibat dalam kegiatan main

21
(termasuk saat kegiatan pembelajaran sains), maupun kegiatan lainnya, misalnya main
peran, main balok, main keaksaraan, atau melakukan kegiatan seni, hingga anak pulang.

Mengapa Perlu Pendekatan Saintifik?

Supaya guru dapat memilih pendekatan pembelajaran yang paling sesuai dengan
cara belajar anak, maka guru perlu memahami tentang pendekatan saintifik. Selain itu
guru juga harus mengenali karakteristik anak usia dini, cara belajar anak, dan prinsip
pembelajaran PAUD.

Cara Belajar Anak Usia Dini :

1. Anak belajar secara bertahap


2. Cara berpikir anak bersifat khas
3. Anak belajar dengan berbagai cara
4. Anak belajar saat bersosialisasi

Prinsip Pembelajaran PAUD :

1. Belajar melalui Bermain


2. Berorientasi pada Perkembangan Anak
3. Berorientasi pada Kebutuhan Anak secara Menyeluruh
4. Berpusat pada Anak
5. Pembelajaran Aktif
6. Berorientasi pada Pengembangan Karakter
7. Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Hidup
8. Lingkungan Kondusif
9. Berorientasi pada Pembelajaran Demokratis
10. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar

Bagaimana Proses Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Di PAUD?

Proses Pendekatan Saintifik merupakan rangkaian mencari tahu dengan cara


menjelajah melalui tahapan:

1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan infromasi

22
4. Menalar(mengasosiasi)
5. Mengomunikasikan

Kapan Pendekatan Saintifik Dapat Dialami Anak?

Anak selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimanapun dan kapanpun. Di


situlah pendekatan saintifik dapat dilaksanakan. Pendekatan saintifik dengan proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar (mengasosiasi) dan
mengomunikasikan akan membangun kemampuan berpikir saintifik anak. Sejak awal,
kemampuan berpikir ini perlu terus dilatih dan disuburkan untuk membangun rasa
ingin tahu (inquiry) anak. Orang dewasa, baik yang di rumah ataupun di lembaga PAUD
perlu membiasakan cara berpikir anak dengan proses tersebut sehingga terbentuk
kemampuan berpikir saintifik.

Seperti Apa Penerapan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik?

Penerapan pendekatan saintifik yang baik akan menumbuhkan kemampuan


berpikir anak. Agar optimal dalam penerapan pendekatan tersebut maka penting untuk
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Guru harus melihat anak-anak sebagai pembelajar aktif

• Guru memberi mereka kesempatan untuk mencoba/ mengeksplorasi

• Pertanyaan (dan atau bimbingan) dan menggunakan berbagai obyek/bahan


dengan cara yang beragam

• Guru memberi dukungan dengan yang tepat.

• Guru menghargai setiap usaha dan hasil karya anak dengan tidak
membandingkan dengan anak lainnya

23
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Dan Kelemahan Buku

3.1.1 Kelebihan Buku


1. Pada buku Utama, Tata letak tulisan-nya dikatakan baik karena susunan materi
dengan sub-materi menggambarkan keterkaitan, sub-materi diberi nomor
sehingga dapat memudahkan pembaca untuk mengetahui point point penting
dalam materi tersebut. Tetapi pada buku pembanding tidak memuat bab setiap
materi hanya saja setiap judul materi memuat tanda tanya.

2. Kelebihan pada buku utama dan pembanding banyak memuat teori-teori yang
terdapat dalam pembahasan

3. Pada buku utama dan buku pembanding, terdapat banyak pendapat ahli yang
dimuat dalam buku tersebut.

4. Kedua buku ini memuat materi yang sangat lengkap mengenai Kegiatan belajar
anak,model belajar anak,prinsip-prinsip pembelajaran anak dan contoh kegiatan
belajar anak.Sehingga pengkritik sangat senang membacanya.

5. Kedua buku ini memiliki cover yang sangat bagus, sehingga pengkritik tertarik
untuk membacanya dan mempelajari lebih dalam.

3.1.2 Kelemahan Buku


1. Pada buku utama terdapat banyak pendapat ahli yang dimuat dalam buku
tersebut tetapi penulis tidak membuatnya dalam garis miring.

2. Pada kedua buku tersebut materinya sangat legkap, tetapi tidak ada rangkuman
materi disetiap bab nya.

3. Kedua buku tersebut dijelaskan sangat rinci dan detail tetapi, tidak adanya
rangkaian soal ataupun uji kompetensi diakhir bab untuk menguji seberapa
banyak pengetahuan pembaca dalam memahami materi.

4. Pada buku pembanding dikatakan menjadi pedoman saja ,karena tidak adanya
bab-bab setiap judul materi.

24
5. Pada buku pembanding belum adanya revisi terbaru, sedangkan pada buku
pembanding revisian tahun 2020.

25
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari buku yang sudah saya bandingkan,saya dapat menyimpulkan bahwa kedua
buku ini layak dibaca dan layak juga dirujuk sebagai bahan studi maupun karya ilmiah.
Hal ini terwujud dengan bukti fisik buku ini yang menyajikan banyak data atau
informasi ilmiah yang penyampaiannya mengikuti perkembangan teknologi dari sifat
masyarakat global.

Kedua buku ini banyak kelebihan, maka buku ini tidak menutup kemungkinanan
hanya dipergunakan bagi kalangan pelajar/mahasiswa atau pakar ilmu, tetapi juga
layak bagi guru/pendiidk dan khalayak umum sebagai bentuk mempersiapkan diri
untuk menyikapi perubahan dalam dunia pendidikan yang cenderung dinamis berubah
terjadi disekitar kita, meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta kelebihan dan
kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama
yaitu bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari
melalui buku ini.

4.2 Saran
Hendaknya penyajian pada kedua buku ini dapat mempertahankan keunikannya
tersendiri yang telah terbangun dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan pribadi
internal dan eksternal didunia pembelajaran anak usia dini. Dari sekian banyak
kelebihan diatas, telah diuraikan juga kelemahan dari buku ini, harapan kedepan buku
ini terus diperbaiki sesuai dnegan anggapan atau kebutuhan pembaca pada khususnya.
Kedua buku ini sangat banyak manfaatnya terutama bagi kelangsungan kehidupan kita
masing-masing calon pendidik, maka diharapkan kedepan-nya ketiga buku ini tetap di
revisi yang lebih membangun dan mendetail lagi sesuai dengan perkembangan zaman
dan ilmu pengetahuan serta teknologi.

26
DAFTAR PUSTAKA
Afoma R. Okudo Christy Omutuyole (2014). Enhanced Learning Environment and
Its Implication on the Pre-School Children’s Language Performance. European scientific
Journal,March 2014,Vol. 10,No.7, ISSN: 1857-7881(Print)e-ISSN 1857-7431.

Bredekamp, S., & Copple, C. (2009). Developmentally Appropriate Practice. In


Early Childhood Programs Serving Children From Birth Through Age 8. 3rd ed. NAEYC

Books: Washington Brierley.J.,(1994). Give Me A Child Until He Is Seven. Brain


Studies And Early Childhood Education. The Fallmer Press: Washinton DC

Dale, Edgar.(1969). Audio-Visual Methods in Teaching, 3rd ed., Holt, Rinehart &
Winston, New York, p.

Developing Child at Harvard University (2011). Building the Brain’s “Air Traffi c
Control” System: How Early

Experiences Shape the Development of Executive Function: Working Paper


No.11. Dyer, J.H et al. (2009): ”The Innovator’s DNA”, ” in “Harvard Business Review”,
December , pp. 2-8. Goldberg, E. (2009). The New Executive Brain: Frontal Lobes in a
Complex World. New York: Oxford University Press.

27

Anda mungkin juga menyukai