Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus perkosaan yang marak terjadi di Indonesia , menunjukkan bahwa
pelaku tidak hanya menyangkut pelanggaran hukum namun terkait pula dengan
akibat yang akan dialami oleh korban dan timbulnya rasa takut masyarakat
secara luas. Akibat dari ini di Indonesia secara normatif tidak mendapatkan
perhatian selayaknya, hal ini disebabkan oleh karena hukum pidana (KUHP)
masih menempatkan kasus perkosaan ini sama dengan kejahatan konvensional
lainnya, yaitu berakhir sampai dengan dihukumnya pelaku. Kondisi ini terjadi
oleh karena KUHP masih mewarisi nilai-nilai pembalasan dalam KUHP.

Kasus pemerkosaan akan mendatangkan kasus aborsi karena aborsi timbul


dari kehamilan akibat pemerkosaan atau hamil diluar nikah.korban yang
mengalami kehamilan diluar nikah akan menimbulkan sifat malu behkan kena
ke psikologinya sehingga akan menimbulkan sifat stres bahkan depresi yang
ujung-ujungnya ingin mengakhiri hidupnya sendiri.Karena itu lah korban akan
memilih tindakan aborsi untuk menghilangkan tanda kehamilannya itu.

B. Rumusan Masalah

A. Apa itu perkosaan ?


B. Apa dampak perkosaan terhadap sosial dan psikologis?
C. Apa ketentuan pemerkosaan dalam peraturan perundang-undangan di
indonesia?
D. Apa itu aborsi?

C. Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui apa itu perkosaan.


B. Untuk mengetahui dampak perkosaan terhadap sosial dan psikologis.

1
C. Untuk mengetahui ketentuan pemerkosaan dalam peraturan perundangan-
undangan di indonesia.
D. Untuk mengetahui tentang aborsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.1 Pengertian Pemerkosaan


Perkosaan (rape) berasal dari bahasa latin rapere yang berarti mencuri,
memaksa, merampas, atau membawa pergi (Haryanto, 1997). Pada jaman
dahulu perkosaan sering dilakukan untuk memperoleh seorang istri.
Perkosaan adalah suatu usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang
dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan dengan cara yang dinilai
melanggar menurut moral dan hukum (Wignjosoebroto dalam Prasetyo,
1997). Pendapat ini senada dengan definisi perkosaan menurut Rifka Annisa
Women’s Crisis Center, bahwa yang disebut dengan perkosaan adalah segala
bentuk pemaksaan hubungan seksual. Bentuk perkosaan tidak selalu
persetubuhan, akan tetapi segala bentuk serangan atau pemaksaan yang
melibatkan alat kelamin. Oral seks, anal seks (sodomi), perusakan alat
kelamin perempuan dengan benda adalah juga perkosaan. Perkosaan juga
dapat terjadi dalam sebuah pernikahan (Idrus, 1999). 1

Menurut Warshaw (1994) definisi perkosaan pada sebagian besar negara


memiliki pengertian adanya serangan seksual dari pihak laki-laki dengan
menggunakan penisnya untuk melakukan penetrasi vagina terhadap korban.
Penetrasi oleh pelaku tersebut dilakukan dengan melawan keinginan korban.
Tindakan tersebut dilakukan dengan adanya pemaksaan ataupun
menunjukkan kekuasaan pada saat korban tidak dapat memberikan
persetujuan baik secara fisik maupun secara mental. Beberapa negara
menambahkan adanya pemaksaan hubungan seksual secara anal dan oral ke
dalam definisi perkosaan, bahkan beberapa negara telah menggunakan bahasa
yang sensitif gender guna memperluas penerapan hukum perkosaan. Di dalam
Pasal 285 KUHP disebutkan bahwa:

1
http://senyumketiga.blogspot.com/2014/09/makalah-pemerkosaan.html?m=1.09
desember 2019.14.00

3
“barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang
wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan
perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.

Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam definisi perkosaan Black’s


Law Dictionary (dalam Ekotama, Pudjiarto, dan Widiartana 2001), makna
perkosaan dapat diartikan ke dalam tiga bentuk:

1. Perkosaan adalah suatu hubungan yang dilarang dengan seorang wanita


tanpa persetujuannya. Berdasarkan kalimat ini ada unsur yang dominan,
yaitu: hubungan kelamin yang dilarang dengan seorang wanita dan tanpa
persetujuan wanita tersebut.
2. Perkosaan adalah persetubuhan yang tidak sah oleh seorang pria terhadap
seorang wanita yang dilakukan dengan paksaan dan bertentangan dengan
kehendak wanita yang bersangkutan. Pada kalimat ini terdapat unsur-
unsur yang lebih lengkap, yaitu meliputi persetubuhan yang tidak sah,
seorang pria, terhadap seorang wanita, dilakukan dengan paksaan dan
bertentangan dengan kehendak wanita tersebut.
3. Perkosaan adalah perbuatan hubungan kelamin yang dilakukan oleh
seorang pria terhadap seorang wanita bukan istrinya dan tanpa
persetujuannya, dilakukan ketika wanita tersebut ketakutan atau di bawah
kondisi ancaman lainnya. Definisi hampir sama dengan yang tertera pada
KUHP pasal 285.2

Pada kasus perkosaan seringkali disebutkan bahwa korban perkosaan


adalah perempuan. Secara umum memang perempuan yang banyak menjadi
korban perkosaan. Mereka dapat dipaksa untuk melakukan hubungan seksual
meskipun tidak menghendaki hal tersebut. Apabila mengacu pada KUHP,
maka laki- laki tidak dapat menjadi korban perkosaan karena pada saat laki-
laki dapat melakukan hubungan seksual berarti ia dapat merasakan
rangsangan yang diterima oleh tubuhnya dan direspon oleh alat kelaminnya
(Koesnadi, 1992).Akan tetapi pada kenyataannya ada pula laki- laki yang
menjadi korban perkosaan baik secara oral maupun anal.
2
http://senyumketiga.blogspot.com/2014/09/makalah-pemerkosaan.html?m=1.09
desember 2019,14.00

4
A.2 Macam-macam pemerkosaan

1. Pemerkosaan saat berkencan


Pemerkosaan saat berkencan adalah hubungan seksual secara paksa tanpa
persetujuan antara orang-orang yang sudah kenal satu sama lain, misalnya
teman, anggota keluarga, atau pacar. Kebanyakan pemerkosaan dilakukan
oleh orang yang mengenal korban.
2. Pemerkosaan dengan obat
Banyak obat-obatan digunakan oleh pemerkosa untuk membuat korbannya
tidak sadar atau kehilangan ingatan.
3. Pemerkosaan wanita
Walaupun jumlah tepat korban pemerkosaan wanita tidak diketahui,
diperkirakan 1 dari 6 wanita di AS adalah korban serangan seksual.
Banyak wanita yang takut dipermalukan atau disalahkan, sehingga tidak
melaporkan pemerkosaan. Pemerkosaan terjadi karena si pelaku tidak bisa
menahan hasrat seksualnya melihat tubuh wanita
4. Pemerkosaan massal
Pemerkosaan massal terjadi bila sekelompok orang menyerang satu
korban. Antara 10% sampai 20% pemerkosaan melibatkan lebih dari 1
penyerang. Di beberapa negara, pemerkosaan massal diganjar lebih berat
daripada pemerkosaan oleh satu orang.
5. Pemerkosaan terhadap laki-laki
Diperkirakan 1 dari 33 laki-laki adalah korban pelecehan seksual. Di
banyak negara, hal ini tidak diakui sebagai suatu kemungkinan. Misalnya,
di Thailand hanya laki-laki yang dapat dituduh memperkosa.
6. Pemerkosaan anak-anak
Jenis pemerkosaan ini adalah dianggap hubungan sumbang bila dilakukan
oleh kerabat dekat, misalnya orangtua, paman, bibi, kakek, atau nenek.
Diperkirakan 40 juta orang dewasa di AS, di antaranya 15 juta laki-laki,
adalah korban pelecehan seksual saat masih anak-anak.

7. Pemerkosaan dalam perang

5
Dalam perang, pemerkosaan sering digunakan untuk mempermalukan
musuh dan menurunkan semangat juang mereka. Pemerkosaan dalam
perang biasanya dilakukan secara sistematis, dan pemimpin militer
biasanya menyuruh tentaranya untuk memperkosa orang sipil.
8. Pemerkosaan oleh suami/istri
Pemerkosaan ini dilakukan dalam pasangan yang menikah. Di banyak
negara hal ini dianggap tidak mungkin terjadi karena dua orang yang
menikah dapat berhubungan seks kapan saja. Dalam kenyataannya banyak
suami yang memaksa istrinya untuk berhubungan seks. Dalam hukum
islam, seorang istri dilarang menolak ajakan suami untuk berhubungan
seksual, karena hal ini telah diterangkan di hadits nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam. Akan tetapi suami dilarang berhubungan seksual dengan istri
lewat dubur dan ketika istri sedang haids.3

B.1 Dampak Sosial

Korban perkosaan dapat mengalami akibat yang sangat serius baik secara
fisik maupun secara kejiwaan (psikologis). Akibat fisik yang dapat dialami
oleh korban antara lain:

1. kerusakan organ tubuh seperti robeknya selaput dara, pingsan, meninggal


2. korban sangat mungkin terkena penyakit menular seksual (PMS)
3. kehamilan tidak dikehendaki.

Perkosaan sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan


adanya paksaan baik secara halus maupun kasar. Hal ini akan menimbulkan
dampak sosial bagi perempuan yang menjadi korban perkosaan tersebut.
Hubungan seksual seharusnya dilakukan dengan adanya berbagai persiapan
baik fisik maupun psikis dari pasangan yang akan melakukannya. Hubungan
yang dilakukan dengan cara tidak wajar, apalagi dengan cara paksaan akan
menyebabkan gangguan pada perilaku seksual (Koesnadi, 1992). Sementara
itu, korban perkosaan berpotensi untuk mengalami trauma yang cukup parah
karena peristiwa perkosaan tersebut merupakan suatu hal yang membuat

3
http://senyumketiga.blogspot.com/2014/09/makalah-pemerkosaan.html?m=1.09
desember 2019,14.00

6
shock bagi korban. Goncangan kejiwaan dapat dialami pada saat perkosaan
maupun sesudahnya.Goncangan kejiwaan dapat disertai dengan reaksi-reaksi
fisik (Taslim, 1995). Secara umum peristiwa tersebut dapat menimbulkan
dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Keduanya merupakan suatu
proses adaptasi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis (Hayati,
2000). Korban perkosaan dapat menjadi murung, menangis, mengucilkan diri,
menyesali diri, merasa takut, dan sebagainya.

B.2 Dampak Psikologi


Tanda-tanda stres tingak pendek akibat kasus adalah:

1. sedih, suasana hati depres


2. kurangnya nafsu makan dan berat badan berkurang, atau meningkatnya
nafsu makan dan bertambahnya berat badan
3. kesukaran tidur (insomnia): tidak dapat segera tidur, tidak dapat kembali
tidur sesudah terbangun pada tengah malam, dan pagi-pagi sesudah
terbangun; atau adanya keinginan untuk tidur terus-menerus
4. perubahan tingkat aktivitas
5. hilangnya minat dan kesenanga n dalam aktivtas yang biasa dilakukan
6. kehilangan energi dan merasa sangat lelah
7. konsep diri negatif, menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berguna dan
bersalah
8. sukar berkonsentrasi, seperti lamban dalam berpikir dan tidak mampu
memutuskan sesuatu
9. sering berpikir tentang bunuh diri atau mati. Menurut Georgette (dalam
Warshaw, 1994) sindrom tersebut dialami oleh korban, baik korban
perkosaan dengan pelaku yang dikenal maupun pelaku adalah orang
asing.4

C.1 ketentuan pemerkosaan dalam peraturan perundang-undangan di indonesia

1. Pasal 490 RUU-KUHP 2008,sebagai berikut:

4
http://senyumketiga.blogspot.com/2014/09/makalah-pemerkosaan.html?m=1.09
desember 2019,14.00

7
1) Dipidanakan karena melakukan tindak pidana perkosaan,dengan
pidana penjara paling singkat tiga tahun dan paling lama 12 tahun:
a. Laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan diluar
perkawinan bertentangan dengan kehendak perempuan tersebut.
b. Laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan diluar
perkawinan,tanpa persetujuan perempuan tersebut.
c. Laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan,dengan
persetujuan perempuan tersebut,tetapi persetujuan tersebut dicapai
melalui ancaman untuk dibunuh atau dilukai.
d. Laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan,dengan
persetujuan perempuan tersebut karena perempuan tersebut percaya
bahwa laki-laki tersebut adalah suami yang sah
e. Laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan yang
berusia di bawah 14 tahun,dengan persetujuannya atau
f. Laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan,padahal
diketahui bahwa perempuan tersebut dalam keadaan pingsan atau
tidak berdaya.
2) Dianggap juga melakukan tindak pidana perkosaan,jika dalam keadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat(1):
a. Laki-laki memasukkan alat kelaminnya kedalam anus atau mulut
perempuan atau
b. Laki-laki memasukkan suatu benda yang bukan merupakan bagian
tubuhnya kedalam vagina atau anus perempuan.5
2. Larangan Pemerkosaan dalam Qanum Hukum Jinayat Aceh.
 Pasal 29
1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pelecehan
seksual,diancam dengan ‘uqubat cambuk paling sedikit 100 kali
dan paling banyak 200 kali atau penjara paling sedikit 100 bulan
dan paling banyak 200 bulan.
2) Setiap orang yang melakukan zina dengan anak-anak dianggap
melakukan pemerokosaan diancam dengan ‘uqubat cambuk paling
5
Neng djubaedah.Perzinaan dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia Ditinjau
dari Hukum Islam.Cet.1.Jakarta:prenada media group,2010.hal.92

8
sedikit 100 kali dan paling banyak 200 kali atau penjara paling
sedikit 100 bulan dan paling banyak 200 bulan.
 Pasal 30

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan jarymah


sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 terhadap anak-
anak,diancam dengan ‘uqubat cambuk paling sedikit 100 kali dan
paling banyak 400 kali atau penjara paling sedikit 100 bulan dan
paling banyak 400 bulan.

 Pasal 31
1) Atas permintaan korban,setiap orang yang dikenakan ‘uqubat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 dalam dikenakan
‘uqubat kompensasi paling banyak 4000 gram emas murni
2) Hakim dalam menetapkan besaan ‘uqubat kompensasi sebagai
mana dimaksud pada ayat (1) perlu mempertimbangkan
kemampuan keuangan terhukum atau tertuduh.
3) Dalam hal jarymah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan karena terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang tidak
dapat dihindari,maka ‘uqubat kompensasi kepada korban
dibebankan kepada yang memaksa .6

D.1 Aborsi

Aborsi adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi (janin) dari rahim ibu,
sebelum janin berumur 20 - 28 minggu atau sebelum waktunya. Hal ini
berarti, bahwa dalam suatu aborsi mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Pengeluaran hasil konsepsi (janin) dari rahim, yaitu suatu proses
keluarnya janin yang telah ada dalam rahim.

2) Sebelum waktunya atau sebelum dapat secara alamiah, yaitu pengeluaran


tersebut terjadi pada masa janin belum dapat lahir secara alamiah.

6
Ibid.hal:112

9
Definisi aborsi lainnya menyatakan, aborsi adalah pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu berat janin kurang dari
500 gram. Aborsi merupakan pengakhiran hidup janin sebelum bertumbuh
besar.7

D.2 Dampak Aborsi


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
dampak buruk atau resiko yang akan dihadapi seorang wanita, yaitu dampak
pada kesehatan wanita dan dampak psikologis bagi wanita.
a. Dampak Pada Kesehatan Wanita:
1. Kerusakan leher rahim , Hal ini terjadi karena leher rahim robek akibat
penggunaan alat aborsi.

2. Infeksi, Penggunaan peralatan medis yang tidak steril kemudian


dimasukkan ke dalam rahim bisa menyebabkan infeksi, selain itu
infeksi juga disebabkan jika masih ada bagian janin yang tersisa di
dalam rahim.

3. Pendarahan Hebat, Ini adalah resiko yang sering dialami oleh wanita
yang melakukan aborsi, pendarahan terjadi karena leher rahim robek
dan terbuka lebar. Tentunya hal ini sangat membahayakan jika tidak
ditangani dengan cepat.

4. Kematian, Kehabisan banyak darah akibat pendarahan dan infeksi bisa


membuat sang ibu meninggal.

5. Resiko Kanker, Karena leher rahim yang robek dan rusak bisa
mengakibatkan resiko kanker serviks, kanker payudara, indung telur
dan hati.

b. Dampak Psikologis Bagi Wanita:

1. Perasaan bersalah dan berdosa.


7
https://www.academia.edu/16720941/MAKALAH_ABORSI.09 desember 2019.14.30

10
2. Kehilangan harga diri.

3. Depresi.

4. Trauma.

5. Ingin bunuh diri.8

D.3 Aborsi Dalam KUHP dan UU NO 36 Tahun 2009

 KUHP

- Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan


kendungannya atau menyuruh orang lain untuk itu,diancam dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun.

- Pasal 347

1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungan seorang wanita tanpa persetujuanya,diancam dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun.

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita


tersebut,diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun

- Pasal 348

1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungan seorang wanita dengan persetujuanya,diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 byulan.

8
https://www.academia.edu/16720941/MAKALAH_ABORSI.09 desember 2019.14.30

11
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut,diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.

- Pasal 349

Jika seorang doktor,bidan atau juru obat membantu melakukan


kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347
dan 348,maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah
dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian
dalam mana kejahatan dilakukan.

- Pasal 350

Dalam hal pemidanaan karna pembunuhan,karna pembunuhan


bdengan rencana,atau karna salah satu kejahatan berdasarkan pasal
344,347 dan 348, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal
35 NO.1-5.

 UU NO 36 TAHUN 2009

- PASAL 194

“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai


dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak 1.000.000.000,-(satu miliar rupiah).

Pasal 75 ayat 2

Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) “setiap orang


dilarang melakukan aborsi” dapat dikecualikan berdasarkan:

a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini


kehamilan,bahkan yang mengancam nyawa ibu dan atau

12
janin,yang menderita penyakit genetik berat dan atau cacat
bawaan,maupun yang tidak dapat diperbaiki sehinggan
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan,atau

b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma


psikologis bagi korban perkosaan.9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

9
https://www.google.com/amp/s/dukunhukum.wordpress.com/2012/04/13/aborsi-
dalam-kuhp-dan-uu-no-36-tahun-2009/amp/.09 desember 2019.20.00

13
Perkosaan sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan
adanya paksaan baik secara halus maupun kasar. Pemerkosaan terjadi tidak
semata-mata karena ada kesempatan, namun pemerkosaan dapat terjadi
karena pakaian yang dikenakan korban menimbulkan hasrat pada sipelaku
untuk melakukan tindakan pemerkosaan, serta pemerkosaan bisa juga
disebabkan karena rendahnya rasa nilai, moral, asusila dan nilai kesadaran
beragama yang rendah yang dimiliki pelaku pemerkosaan. Hal ini akan
menimbulkan dampak sosial bagi perempuan yang menjadi korban perkosaan
tersebut.Bentuk kekerasan terhadap perempuan bukan hanya kekerasan secara
fisik, akan tetapi dapat juga meliputi kekerasan terhadap perasaan atau
psikologis, kekerasan ekonomi, dan juga kekerasan seksual. Kekerasan pada
dasarnya adalah semua bentuk perilaku, baik verbal maupun non-verbal, yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, terhadap seseorang atau
sekelompok orang lainnya, sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik,
emosional, dan psikologis.

Kasus pemerkosaan akan mendatangkan kasus aborsi karena aborsi


timbul dari kehamilan akibat pemerkosaan atau hamil diluar nikah.korban
yang mengalami kehamilan diluar nikah akan menimbulkan sifat malu
behkan kena ke psikologinya sehingga akan menimbulkan sifat stres bahkan
depresi yang ujung-ujungnya ingin mengakhiri hidupnya sendiri.Karena itu
lah korban akan memilih tindakan aborsi untuk menghilangkan tanda
kehamilannya itu

B. Saran

Sebaiknya negara harus berusaha lagi dalam memperjelas UU dan KUHP


tentang larangan aborsi dan pemerkosaan agar tidak banyak lagi kasus yang
mucul.

DAFTAR PUSTAKA

Neng djubaedah.Perzinaan dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia


Ditinjau dari Hukum Islam.Cet.1.Jakarta:prenada media group,2010

14
Neng djubaedah.Pornografi Porniaksi ditinjau dari hukum islam.Jakarta
Timur:prenada media,2003
https://www.google.com/amp/s/dukunhukum.wordpress.com/2012/04/13/aborsi-
dalam-kuhp-dan-uu-no-36-tahun-2009/amp/
https://www.academia.edu/16720941/MAKALAH_ABORSI
http://senyumketiga.blogspot.com/2014/09/makalah-pemerkosaan.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai