Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Gusti Nyoman Adiwiguna Dharma Sanjaya

Kelas : XRPL2
Absen : 09

Jawaban

1.Masa reformasi adalah masa perubahan dari masa sebelumnya. Di Indonesia masa reformasi
terjadi pada tahun 1998, yaitu masa peralihan dari orde baru (pemerintahan soeharto) ke masa
selanjutnya.

2.Penyebab Krisis Moneter


- Struktur dalam sektor produksi yang tak seimbang. - Stok utang luar negeri swasta yang besar
serta berjangka pendek. Yang pada nantinya kondisi tidak akan stabil. ... Sehingga membuat
masalah utang swasta eksternal dapat beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.

3.Terjadi penurunan pendapatan perkapita negara akibat banyak perusahaan asing yang
menarik modalnya dari indonesia, sehingga menyebabkan banyak karyawan yang mendapat
PHK, Tingginya pengangguran dan kemiskinan, dan terjadi pembakaran massal di daerah
Jakarta dan Solo ( terjadi pada krisis ekonomi akhir, tahun 1997 )

4.Kronologi pengunduran Soeharto sebagai presiden RI melalui demo berdarah dan


menewaskan beberapa mahasiswa yang berunjuk rasa.
5 Maret 1998
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatang Gedung DPR/MPR RI untuk
menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada
sidang Umum MPR RI dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi
ABRI
11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden
14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII
15 April Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena
sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan
unjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik.
18 April 1998
Menteri Pertahanan dan keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri
kabinet pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta
namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menolak
pertemuan tersebut.
1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan
mengatakan reformasi baru bisa dimulai tahun 2003
2 Mei 1998
Pernyataan tersebut diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi
bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red)
9 Mei 1998
Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G 15. Ini merupakan
lawatan terakhirnya ke luar negeri sebagai Presiden RI
12 Mei 1998
Aparat Keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemontrasi secara damai.
Keempat mahasiswa tersebut ditembak berada di halaman kampus
13 Mei 1998
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datan ke
kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan ini diwarnai kerusuhan.
14 Mei 1998
Soeharto seperti dikutip Koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat
menginginkan: Ia mengatakan itu didepan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu
kerusuhan dan penjarahan terjadi dibeberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti di
Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayan, dan Borubodur. Beberapa hari
bangunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggal dunia akibat
kebakaran yang terjdi selama kerusuhan terjadi.
15 Mei 1998
Soeharto memangggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis, Abdurahman Wahid, Malik Fajar,
dan KH. Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari
rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana
elemen masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur.
Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi.
Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal
itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk
berunjuk rasa semakin banyak.
Sementara itu Amin Rais mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari
Kebangkitan Nasional
20 Mei 1998
Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar berduri
untuk mencegah massa masuk ke Komplek Nasional namun pengerahan massa tak jadi
dilakukan. Pada dini hari Amin Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen
Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan
mahasiswa tetap bertaan dan semakin banyak berdatangan ke Gedung MPR/DPR. Mereka
terus mendesak agar Soeharto mundur.
21 Mei 1998
Di Istana Merdeka, Kamis, puku; 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden
dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

5.Masa pemerintahan B.J Habibie berlangsung selama satu tahun lima bulan mulai dari tanggal
21 Mei 1998 hingga tanggal 20 Oktober 1999. Dalam masa pemerintahan yang relatif singkat
tersebut B.J Habibie mencoba melaksanakan tuntutan reformasi baik dalam bidang politik
maupun ekonomi. Kebijakan politik B.J Habibie diantaranya:
mengganti 5 paket undang-undang dan 3 di antaranya diubah agar lebih demokratis,
kebebasan rakyat dalam menyalurkan aspirasi,
melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers,
jejak pendapat wilayah Timor-timur,
memberikan abolisi (Hak kepala Negara untuk menghapuskan hak tuntutan pidana) kepada 18
tahanan dan narapidana politik (orang-orang yang pernah mengkritik presiden),
pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR, dari 75 orang menjadi 38 orang,
polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian RI. Istilah ABRI berubah menjadi TNI,
Pada bidang ekonomi, B.J. Habibie mencoba untuk mengatasi masalah krisis moneter, melalu
beberapa kebijakan diantaranya:
merekapitulasi perbankan dan menurunkan inflasi,
merekonstruksi perekonomian nasional,
melikuidasi bank-bank bermasalah,
membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional,
menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga dibawah Rp 10.000,
mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli atau persaingan tidak
sehat,
mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Dengan demikian, perkembangan politik dan ekonomi pada masa Pemerintahan Habibie adalah
kebijakan dalam bidang politik pada masa B.J Habibie diantaranya:mengganti 5 paket
undang-undang dan 3 di antaranya diubah agar lebih demokratis, kebebasan rakyat dalam
menyalurkan aspirasi, melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers, jejak pendapat
wilayah Timor-timur, memberikan abolisi (Hak kepala Negara untuk menghapuskan hak
tuntutan pidana) kepada 18 tahanan dan narapidana politik (orang-orang yang pernah
mengkritik presiden), pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR, dari 75 orang menjadi 38
orang, polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian RI. Istilah ABRI berubah menjadi
TNI. Sedangkan kebijakan dalam bidang ekonomi diantaranya: merekapitulasi perbankan dan
menurunkan inflasi, merekonstruksi perekonomian nasional, melikuidasi bank-bank
bermasalah, membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional, menaikkan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS hingga dibawah Rp 10.000, mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang
larangan praktik monopoli atau persaingan tidak sehat, mengesahkan UU No. 8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai