Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Negara sehingga pendidikan merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap

orang, dimana kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat kualitas sumber

daya manusia dan ini merupakan satu kunci keberhasilan suatu bangsa, karena itu,

pendidikan haruslah mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap

pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, untuk mencapai tujuan ini,

maka semua pihak termasuk pemerintah dan praktisi pendidikan dituntut untuk

merumuskan kebijakan tentang pendidikan yang berorientasi pada kualitasnya.

Kualitas pendidikan yang baik dapat dilihat dari proses pembelajaran yang

baik, adapun proses pembelajaran yang baik yakni adanya interaksi antara guru

dengan siswa, ataupun siswa dengan siswa agar proses pembelajaran menjadi

menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran guru harus mendapatkan respon dari siswa, guru sebaiknya

menggunakan model pembelajaran dan media yang tepat. Penyesuaian model yang

tepat memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya, mendorong

siswa untuk bertanya dan berdiskusi, serta dapat menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dan memotivasi

siswa dalam belajar (kurniasih & sani 2015:18).

1
2

Penggunaan model yang tepat dan bervariasi dalam mencapai tujuan

pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi kepada siswa dalam proses

kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA Terpadu. Model

pembelajaran IPA Terpadu sangat banyak meliputi model yang mengandung unsur

permainan, ceramah bervariasi, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas,

diskusi, dan inquiri. Penggunaan model-model tersebut disesuaikan dengan materi

yang akan disampaikan, karakteristik siswa, serta keberadaan lingkungan tempat

siswa belajar.

Hal ini berbeda pada saat penulis mengadakan observasi awal pada tanggal

26 Maret 2018, pada saat proses pembelajaran IPA terpadu guru menggunakan

model konvensional dimana guru hanya menjelaskan materi diawal pembelajaran,

setelah guru selesai menjelaskan lalu siswa diberi tugas untuk mencatat/meringkas

materi yang ada dalam buku. Penulis disini melihat kurang adanya interaksi antara

guru dengan siswa, ataupun siswa dengan siswa. hal ini dikarenakan model yang

digunakan oleh guru kurang menarik dan tidak bervariasi, yang menyebabkan

siswa kurang termotivasi, malas untuk mencatat, dan sibuk bercanda dengan teman

sebangku serta kurangnya pemahaman siswa ketika diadakan latihan.

Berikut dapat dilihat data awal tingkat motivasi siswa pada saat

pembelajaran IPA Terpadu yang dilakukan penulis pada tanggal 8 Agustus 2018

pada kelas VIII MTsS Al-Munawwaroh Bangko:


3

Tabel 1.1. Data Awal Tingkat Motivasi Siswa Kelas VIII MTsS Al-Munawwaroh
Bangko.
Persetase Kriteria
NO Kelas
Motivasi Siswa Motivasi
1 VIII A 82,4% Baik sekali

2 VIII B 62% Cukup

3 VIII C 74% Baik

Menurut Hamzah B. Uno (dalam Suprijono 2011:163) ciri-ciri siswa yang

termotivasi untuk belajar sebagai berikut: 1). Adanya hasrat dan keinginan

berhasil, 2). Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3). Adanya harapan

dan cita-cita masa depan, 4). Adanya penghargaan dalam belajar, 5). Adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar. Hal ini tidak tampak pada saat proses

pembelajaran , kurangnya hasrat dan keinginan berhasil dan tidak adanya kegiatan

yang menarik dalam proses pembelajaran yang menyebabkan kurang adanya

interaksi antara guru dengan siswa. Sehingga siswa menjadi jenuh dan kurang

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivsi siswa

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Model

pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat kemudian

dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok. Prinsispnya


4

model ini memadukan pendekatan komunikatif, integrative, dan keterampilan

proses.

Model pembelajaran ini penulis gunakan sebab model Snowball Throwing

dapat memberikan kesan yang menyenangkan karena Snowball Throwing pada

dasarnya adalah permaianan dan model ini juga melibatkan seluruh siswa secara

aktif dalam belajar sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh

antusias, selain itu penulis juga mempertimbangkan kondisi dilapangan, yaitu

karakteristik siswa di kelas VIII sehingga model ini cocok sebagai alternatif dalam

upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Proses pembelajaran yang baik, akan menbentuk suasana kelas yang

dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya, atau

berbicara. akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung

kertas dan melemparkannya pada teman yang lainnya, dengan demikian, tiap

anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus

menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. Model ini

juga memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan

menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata

dan situasi yang kompleks.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis melakukan penulisan

dengan judul sebagai berikut: “ Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar IPA

Terpadu Melalui Model Snowball Throwing pada Siswa Kelas VIII MTsS AL-

Munawwaroh Bangko Tahun Pelajaran 2018/2019”.


5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diidentifikasi masalah-

masalah pada penulisan ini yaitu,

1. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Motivasi belajar IPA Terpadu siswa masih rendah

3. Pada saat proses pembelajaran siswa cenderung pasif

4. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa

C. Pembatasan Masalah
Agar penulisan lebih terfokus dan terarah maka masalah penulisan ini

dibatasi upaya meningkatan motivasi belajar IPA Terpadu melalui model Snowball

Throwing pada siswa kelas VIII MTsS AL-Munawwaroh Bangko Tahun Pelajaran

2018/2019.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penulisan ini adalah: apakah dengan menggunakan

model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa kelas VIII MS AL-Munawwaroh Bangko?

E. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk meningkatan motivasi belajar IPA

Terpadu dengan menggunakan model Snowball Throwing pada siswa kelas VIII

MTsS AL-Munawwaroh Bangko.


6

F. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan ini adalah sebagai berikut:
1) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa dengan menerpakan model snowball throwing sehingga dapat

menjadi suatu kontribusi dalam inovasi pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

2) Secara praktis

a) Bagi Guru, dengan adanya penulisan ini dapat membantu guru

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa dan guru, dapat

meningkatkan keahlian guru dalam menentukan strategi dan model

pembelajaran yang tepat.

b) Kepala Sekolah, memberikan suatu yang berguna sebagai upaya

peningkatan kompetensi guru dibidang pendidikan dan upaya

mensukseskan tujuan pendidikan disekolah

c) Bagi Penulis, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan lebih

lanjut dan menambah pengetahuan tentang upaya meningkatkan motivasi

belajar IPA Terpadu, dan sebagai langkah awal dalam

mengimplementasikan teori ilmu yang didapat dibangku kuliah dalam

dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai