BAB II
PERLAKUAN PANAS
2.1 Tujuan
1. Menjelas kan tujuan dari proses Heat Treatment (PerlakuanPanas).
2. Menjelaskan jenis-jenis Heat Treatment (PerlakuanPanas).
3. Mengetahui prinsip dan tahapan proses perlakuan panas pada spesimen baja
AISI 1045.
4. Mengetahui pengaruh proses pemanasan terhadap kekerasan material baja AISI
1045.
5. Mengetahui pengaruh media pendingin terhadap nilai kekerasan baja AISI 1045
6. Menentukan nilai kekerasan baja AISI 1045 yang telah dilakukan proses
perlakuan panas.
7. Mengetahui cara dan tahapan proses pengujian kekerasan.
pemakaiannya baja perkakas banyak digunakan sebagai cetakan yang harus mempunyai
ketahanan terhadap pembebanan dan Temperatur tinggi secara berulang-ulang dalam
jangka panjang tanpa mengalami patah dan aus akibat deformasi.
Pemilihan baja perkakas tergantung pada syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai
dengan penggunaannya. Ditinjau dari kandungan karbonnya, maka pembagian baja
dapat dikelompokan sebagai berikut:
• Baja karbon rendah ( < 0,2 %C )
• Baja karbon medium ( < 0,2-0,5 % C )
• Baja karbon tinggi ( > 0,5 % C )
Perubahan sifat mekanik pada baja dapat dilakukan dengan proses perlakuan panas
(Heat Treatment), yang merupakan proses pemanasan baja sampai Temperatur
pemanasan tertentu dan ditahan beberapa waktu hingga Temperaturnya merata
kemudian dilakukan pendinginan cepat (Quenching). Proses ini menghasilkan struktur
martensit yang bersifat keras tetapi getas, untuk menurunkan sifat getasnya dapat
dilakukan dengan proses temper.
Diagram Keseimbangan Besi Karbon (Fe-C)
Menurut George Krauss (1995: 1-4), diagram keseimbangan besi karbon dapat
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perlakuan panas. Penggunaan diagram ini
relatif terbatas karena beberapa metode perlakuan panas digunakan untuk menghasilkan
struktur yang non-equilibrium. Akan tetapi pengetahuan mengenai perubahan fasa pada
kondisi seimbang memberikan ilmu pengetahuan dasar untuk melakukan perlakuan
panas. Bagian diagram Fe-C yang mengandung karbon dibawah 2 % menjadi perhatian
utama untuk perlakuan panas baja.
Metode perlakuan panas baja didasarkan pada perubahan fasa austenit pada sistem Fe-
C. Transformasi austenit selama perlakuan panas ke fasa lain akan menentukan struktur
mikro dan sifat yang didapatkan pada baja.
Besi merupakan logam allotropik, artinya besi akan berada pada lebih dari bentuk
kristal tergantung dari Temperaturnya. Pada suhu kurang dari 912 0C (1674 0F) berupa
besi alfa (α). Besi gamma (γ) pada suhu antara 912-1394 0C (1674-2541 0F). Besi delta
(δ) berada pada suhu 1394 oC – 1538 oC (2541 oF-1538 oF). Penambahan unsur karbon
ke besi memberikan perubahan yang besar pada fasa-fasa yang ditunjukan oleh diagram
keseimbangan besi karbon. Selain Karbon pada baja terkandung juga unsur-unsur lain
seperti Si, Mn dan unsur pengotor lain seperti P, S dan sebagainya. Unsur-unsur ini
tidak memberikan pengaruh utama kepada diagram fasa sehingga diagram tersebut
dapat digunakan tanpa menghiraukan adanya unsur-unsur tersebut. Proses pemanasan
baja dilakukan diatas Temperatur austenisasi, namun jangan terlalu tinggi karena dapat
mempengaruhi struktur yang terbentuk yang disebabkan oleh pertumbuhan butir dari
fasa austenit. Semakin besar butir yang terbentuk, maka semakin kasar dan kekuatannya
semakin menurun. Temperatur yang digunakan dalam pemanasan baja disebut
Temperatur austenisasi ( Tγ ).
Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si, Mn, P, S dan Cu.
Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar karbon, karena itu baja ini
dikelompokan berdasarkan kadar karbonnya. Baja karbon rendah adalah baja dengan
kadar karbon kurang dari 0,30%, baja karbon sedang mengandung 0,30% sampai 0,45%
karbon dan baja karbon tinggi berisi karbon antara 0,45% sampai 1,70%.
Pada perlakuan panas terdapat beberapa proses yang dikenal atau dilakukan pada
pemanasan logam seperti:
• Quenching (pengerasan baja)
Proses Quenching atau pengerasan baja adalah pemanasan di atas Temperatur kritis
(723°C) kemudian Temperatur dipertahankan dalam waktu sampai suhu merata,
selamjutnya dengan cepat baja tersebut didinginkan dalam suatu media pendingin
sehingga diperoleh martensit yang halus
• Annealing
Proses Annealing atau proses pelunakan baja merupakan proses dimana proses
pemanasan samapi di atas suhu Temperatur kristalnya. Selanjutnya dibiarkan sampai
beberapa lama, samapai Temperatur merata, disusul dengan pendinginan secara
perlahan-lahan dalam tungku dan dijaga agar Temperatur bagian dalma tungku dan kira-
kira sama sehingga diperoleh struktur yang diinginkan
• Normalizing
Merupakan proses pemanasan logam sampai mencapai fasa austenik yang kemudian
didinginkan dengan media pendingin udara. Hasil pendinginannya berupa ferit. Namun
lebih halus dibandingkan Annealing.
• Hardening
Merupakan proses pemanasan logam sampai atau lebih diatas Temperatur kritisnya
(723°C) kemudian didinginkan dengan cepat dengan media pendingin yang telah
disiapkan.
Lakukan Heat
treatment di dalam
tungku
Holding time
dilakukan
Lakukan pendinginan
Annealing,
Normalizing,
queenching air,
quenching oli
Lakukan
pengamplasan
Uji kekerasan
Analisa dan
Pembahasan
Kesimpulan
Pengamplasan dilakukan
Pengujian kekarans dilakukan kepada specimen
Analisa dan pembahasan dibuat
Kesimpulan dibuat
2.3.2 Bahan
1. Baja AISI 1045 : 4 buah
2. Media pendingin oli : 1 drum
3. Media pendingin air : 1 drum
4. Kertas amplas 60,800,1000,1200 mesh : Secukupnya
a.) Normalizing
2. P
BHN = π . D ¿¿
500
=
15,7(0,21)
= 151,65 BHN
2. P
BHN = π . D ¿¿
500
=
15,7(0,23)
= 138,46 BHN
2. P
BHN = π . D ¿¿
500
=
15,7(0,17)
= 157,33 BHN
b.) Annealing
2. P
BHN = π . D ¿¿
500
=
15,7(0,23)
= 138,46 BHN
2. P
BHN = π . D ¿¿
500
=
15,7(0,21)
= 151,65 BHN
2. P
BHN = π . D ¿¿
500
=
15,7(0,17)
= 157,33 BHN
Annealing
195
190.19 190.19
190
185
Kekerasan (HB)
180
176.53
175
170
165
Uji 1 Uji 2 Uji 3
Pengujian ke-
Normalizing
255
250 248.88
245
Kekerasan (HB)
240
235
230 227.27 227.27
225
220
215
1 2 3
Pengujian ke-
Quenching oli
575
571
570
565 562
Kekerasan (HB)
560
555 553
550
545
540
1 2 3
Pengujian ke-
Quenching air
716
714
714
712
Kekerasan (HB)
710
708
706 706
706
704
702
1 2 3
Pengujian ke-
Kekerasan rata-rata
800
708
700
600 562
500
Kekerasan(BHN)
400
300
234.47
200 184.9
100
1 2 3 4
0
Annealing Normalizing Quenching(oli) Quenching (air
garam)
2.7 Kesimpulan
1. Pada Praktikum ini praktikan berhasil memahami proses pendinginan dan
pemanasan, yaitu pendinginan menggunakan Normalizing, Annealing serta
quenching
2. Prinsip dasar dari perlakuan panas adalah untuk mengubah sifat fisik, mekanik
dan terkadang sifat kimia dari suatu material
3. Proses Heat treatment dilakukan dengan prosedur yang telah diterapkan
4. Air memilki densitas yang lebih tinggi dibandingkan oli