POPULASI
OLEH:
UNIVERSITAS MATARAM
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini di tengah maraknya CoViD-19.
Adapun makalah ini berjudul “Populasi ”.
Penulis sadar makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar
bisa menjadi lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungantimbal
balik antara makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan lingkungan hidupnya
(Riberu, 2002). Hal ini menunjukan pada hakikatnya makhluk hidup di bumi ini tidak
dapat hidup sendiri secara normal, tetapi akan saling berinteraksi dengan berbagai
spesies yang ada. Makhluk hidup tunggal biasa disebut individu, dan populasi
merupakankumpulan individu sejenis yang berinteraksi pada tempat dan waktu yang
sama. Berbagai populasi dari spesies yang berbeda dan hidup bersama disebut
komunitas. Satu kelompok yang memiliki ciri khas tertentu dan terdiri dari beberapa
komunitas yang berbeda dikenal dengan ekosistem (Nurhamiyawan et al., 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu populasi?
2. Bagaimana karakteristik dari populasi?
3. Mengapa kelimpahan dan kerapatan populasi berbeda?
4. Bagaimana cara-cara pengukuran populasi?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi populasi?
6. Bagaimana pola penyebaran populasi?
7. Apa itu hirarki sosial, daerah teritorial dan interaksi hewan?
C. Tujuan
1. Memahami arti populasi.
2. Mengetahui karakteristik dari populasi.
3. Membedakan kelimpahan dan kerapatan populasi.
4. Mengetahui cara-cara pengukuran populasi.
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi populasi.
6. Memahami pola penyebaran populasi.
7. Mengerti apa itu hirarki sosial, daerah teritorial dan interaksi hewan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian populasi
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang
hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologi hewan
memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies
adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi.
Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi
pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu anggotanya. Dinamika
frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam kajian genetika
populasi.
B. Karakteristik populasi
Berdasarkan sifatnya yang unik dan berbeda dengan sifat masing-masing individu,
populasi memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1. Densitas atau kerapatan atau kepadatan
2. Angka kelahiran (natalitas)
3. Angka kematian (mortalitas)
4. Genetik
5. Struktur Umur
6. Potensi biotik
7. Bentuk pertumbuhan
Densitas atau Kerapatan atau Kepadatan
Densitas populasi menunjukan besarnya populasi dalam satuan ruang. Umumnya
dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomas persatuan luas atau volume. 100 ekor
ikan Lele Dumbo per meter persegi atau 25 Copepoda per liter air laut dan lain-lain.
Densitas dalam studi atau kajian ekologi memiliki fungsi yang sangat besar, karena
pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya jenis organismenya
saja tetapi juga jumlahnya atau densitasnya. Sebagai contoh misalnya seekor belalang
dalam satu hektar tanaman padi akan memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap hasil
panen, sehingga keberadaannya tidak menjadi perhatian petani pemilik sawah.
Kondisinya akan berbeda jika dalam satu hektar tanaman padi terdapat 10.000 belalang.
Densitas juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan populasi pada suatu saat
2
tertentu (berkurang atau bertambah). Misalnya jumlah burung Kuntul yang melintas di
atas Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta per hari selama bulan Maret 2005.
Densitas populasi dalam ekosistem dapat diukur dan ditentukan melalui dua cara yaitu:
1. Densitas kotor (Crud density): Jumlah individu suatu populasi per satuan areal
seluruhnya.
2. Densitas efektif atau dikenal sebagai kerapatan ekologi yaitu jumlah individu suatu
populasi per satuan ruang habitat.
Densitas populasi apabila fluktuasinya kita perhatikan maka akan dapat kita gunakan
untuk menentukan faktor-faktor yang mengontrol ukuran dari populasi. Faktor-faktor itu
dikenal dengan istilah faktor kepadatan bebas (density independent) dan faktor kepadatan
tidak bebas ( density dependent). Density independent merupakan faktor perubahan
lingkungan yang berpengaruh terhadap anggauta populasi secara merata. Sebagai
contoh,7 tsunami yang menimpa sebagian Aceh dan Sumatra Utara akan mematikan
semua anggauta populasi tertentu. Secara umum ketersediaan makanan merupakan
density dependen, demikian juga kompetisi, penyakit dan peristiwa migrasi. Density
dependen merupakan pendorong terjadinya fluktuasi kepadatan populasi.
Keterangan :
3
Δ N1 = Jumlah individu baru dalam populasi karena kelahiran
Δ t = Satuan waktu
Menyatakan jumlah individu-individu dalam populasi yang mati per satuan waktu.
Dalam kondisi yang ideal maka angka kematian berada pada titik minimum. Mortalitas
pasti terjadi pada makhluk hidup meskipun kondisi lingkungan sangat ideal, kematian
terjadi karena umur tua.
Genetik
Struktur Umur
Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga bentuk sebaran umur yaitu muda
(prareproduktif), reproduktif dan umur tua (postreproduktif). Lamanya periode umur
ekologis jika dibandingkan dengan panjangnya umur sangat beragam tergantung pada
jenis organisme dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Beberapa jenis tumbuhan
dan hewan memiliki umur prareproduktif yang lebih panjang dan beberapa tidak memiliki
umur postproduktif. Populasi organisme yang sama tetapi hidup dalam kondisi lingkungan
yang berbeda juga dapat memiliki periode umur ekologis yang berbeda. Populasi hewan
liar biasanya memiliki umur reproduktif lebih lama dibandingkan dengan yang dipelihara,
contohnya beberapa jenis burung. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat akan
didominasi oleh individuindividu muda, populasi yang stationer memiliki umur yang lebih
4
merata dan populasi yang menurun akan didominasi oleh sebagian besar individu-individu
yang berumur tua.
Sebaran umur dalam populasi akan sangat mempengaruhi natalitas dan mortalitas
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap densitas populasi. Data struktur umur dari
populasi biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur. Secara teoritis ada tiga bentuk
dasar piramida yaitu:
1. Piramida dengan bentuk dasar luas dengan ciri populasi umur muda besar 2
2. Bentuk segitiga sama sisi atau lonceng dengan jumlah kelompok muda seimbang dengan
kelompok tua
3. Bentuk kendi, memiliki jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa
Potensi Biotik
Pertambahan ukuran populasi memiliki pola tertentu yang dikenal sebagai bentuk
pertumbuhan populasi (population growth form). Secara teoritik pertumbuhan populasi
terjadi secara eksponensial.
5
C. Perbedaan kelimpahan dan kerapatan populasi
1. Kerapatan dan Kelimpahan Populasi
Kerapatan populasi merupakan besarnya populasi yang berhubungan dengan
satuan ruang. Pada umumnya kerapatan dinyatakan dengan jumlah individu,
biomassa populasi per satuan ruang atau volume, misalnya jumlah individu
cacing per satuan area (m2, Ha, km2, dsb), jumlah individu zooplankton per
satuan volume (cc, liter, air, dsb). Pengaruh populasi terhadap komunitas dan
ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat
tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya. Kerapatan
dibedakan menjadi kerapatan kotor (crude density) dan kerapatan ekologi atau
jenis (spesific atau ecological density). Kerapatan kotor adalah jumlah atau
biomassa per satuan seluruh areal, sedangkan kerapatan jenis atau ekologi adalah
jumlah atau biomassa per satuan ruang habitat (ruang atau tempat atau volume
yang tersedia dan benarbenar dapat diduduki oleh populasi). Pengaruh populasi
terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung pada jenis apa dari
organisme yang terlibat, tetapi juga tergantung pada jumlahnya atau kepadatan
populasinya. Satu ekor burung di dalam 1 hektar kebun jagung tidak akan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil akhir kebun tersebut namun
bila terdapat 1000 ekor burung maka akan berdampak pada hasil akhir kebun
tersebut.
6
organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan
populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama lingkungan
mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai titik maksimum
atau melebihi daya dukung lingkungan maka pertumbuhan populasi akan
menurun.
7
persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus
sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3
ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun)
per daun.
Kelimpahan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kelimpahan
mutlak (absolut) dan kelimpahan nisbi (relatif). Pada penafsiran kelimpahan
mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran
kelimpahan nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan
suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang
berlimpah).
8
Metode Menangkap – Menandai – Menangkap Kembali (Capture –
Recapture).
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”,metode ini mengambil
tiga asumsi pokok,yaitu:
a) Individu-individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap
secara acak.
b) Individu-individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama
seperti yang tidak bertanda.
c) Tanda-tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak
tampak.
9
dengan menggunakan persamaan Zippin dapat diduga populasi hewan dalam suatu areal.
10
tumbuhan berkayu lainnya disebut perenggut (browser), sedangkan yang memakan buah,
biji, getah, dan polen disebut frugivora.
Populasi hewan yang memangsa hewan lain disebut pemangsa (predator). Populasi
yang dimakan predator disebut mangsa (prey). Seringkali hubungan antara predator dan
mangsa di atas membentuk siklus yang kompleks. Jika jumlah mangsa melimpah, jumlah
predator juga mengalami peningkatan sampai jumlah mangsa berkurang. Sebaliknya
pada saat jumlah mangsa menurun, jumlah predator juga akan menurun. Jika lingkungan
menyediakan sumber daya yang memadai untuk pertumbuhan populasi mangsa, maka
siklus di atas akan berulang kembali.
Perameter -parameter Utama Populasi
1. Natalitas
Natalitas merupakan kemampuan suatu populasi untuk bertambah dan
meningkatkan jumlahnya, melalui produksi individu baru seperti kelahiran atau
ditetaskan dari telur melalui aktifitas perkembangan. Natalitas biasanya dinyatakan
dalam bentuk angka atau laju yang didapatkan dari jumlah individu baru yang
dihasilkan dibagi dengan waktu atau jumlah, individu baru per satuan waktu.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:
a) Natalitas Maksimum.
Natalitas maksimum disebut juga natalitas mutlak atau natalitas fisiologi merupakan
produksi maksimum individu-individu baru secara teoritis dalam keadaan yang
ideal dimana factor fisiologi ditiadakan.
b) Natalitas Ekologi
Terdapat dua aspek yang berkaitan dengan natalitas yaitu antara lain:
11
natalitas ekologi atau yang sesungguhnya.
2. Mortalitas
Mortalitas dapat diartikan sebagai tingkat kematian individu individu dalam populas.
Mortalitas dibedakan menjadi 2 yaitu:
12
1. Faktor vektorial yang timbul dari gaya eksternal lingkungan (seperti angin,
pergerakan air dan intensitas cahaya);
3. Faktor sosial karena tingkah laku penghuni (seperti tingkah laku teritorial);
5. Faktorstokastik yang dihasilkan dari variasi yang acak pada beberapa faktor di atas.
3. Penyebaran secara berkelompok, penyebaran ini yang paling umum terdapat dialam,
terutama untuk hewan. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal di
antaranya:a.Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal. b.Respon
dari organisme terhadap perubahan cuaca musimanc.Sifat-sifat organisme dengan
organ vegetatifnya yng menunjang untukterbentuknya kelompok atau koloni.
⚫ Hirarki : Urutan tingkatan dari yang paling bawah sampai yang paling atas.
13
⚫ Hirarki sosial : Pengolompokkan ataupun urutan tingkatan abstraksi menjadi seperti
satu struktur dalam satu tatanan kelompok.
1. Molekul
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom yang saling berikatan dengan
sangat kuat dalam susunan tertentu dan bermuatan netral serta cukup stabil.
2. Sel
Sel adalah satuan (unit) kehidupan terkcil dari makhluk hidup.
3. Jaringan
Jaringan adalah kelompok sel yang sejenis, memiliki bentuk dan fungsi yang sama
dalam tubuh makhluk hidup.
4. Organ dan sistem organ
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu
didalam tubuh. Contohnya, jantung, paru-paru, dan sebagainya.
Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi
tertentu. Contohnya sistem pencernaan.
5. Individu
Individu atau organism yaitu gabungan dari sistem-sistem organ yang bekerja sama
membentuk kehidupan. Contoh seekor katak, seekor kucing, seekor kelinci, dan lain-
lain.
6. Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu.
Contoh; populasi sapi berjumlah 60 ekor, populasi domba berjumlah 100 ekor dan
lain-lain.
7. Komunitas
Komunitas adalah seluruh makhluk hidup yang hidup disuatu daerah tertentu. Contoh,
komunitas hutan terdiri dari monyet, rusa, singa, harimau, dan sebagainya.
8. Ekosistem
Ekosistem adalah sekumpulan makhluk hidup (biotic) dan tak hidup (abiotik) dalam
satu kesatuan tempat hidup yang mempunyai hubungan timbale balik.
9. Bioma
14
Bioma adalah ekosistem besar dengan daerah luas terdiri dari flora dan fauna yang
khas. Bioma merupakan ekosistem-ekosistem terbentuk karena perbedaan letak
geografis dan astronomis.
10. Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dar planet bui, mencakup udara, daratan, dan air yang
memungkinkan kehidupan dan proses biotic berlangsung. Da;am pengertian luas
menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh
makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsure
lisofer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) bumi.
a. Daerah Teritorial
⚫ Wilayah sosiografis yang dipertahankan oleh hewan dari spesies tertentu terhadap
spesies sejenis (atau hewan dari spesies lain).
⚫ Perilaku teritorial adalah perilaku dimana suatu individu mempertahankan suatu
wilayah tertentu atau teritori.
b. Daerah Jelajah (Home Range)
o Suatu tempat dimana hewan tersebut melewati/berkisar pada tempat tersebut
untuk mencari makan, kawanan, dan lainnya tanpa menguasai wilayah tersebut.
o Daerah jelajah ini tidak hanya dihuni oleh satu spesies saja.
o Tidak terjadi tingkah laku yang agresif.
o Hewan yang dominan dan predominan memiliki porsi area yang sama untuk
saling menghindari kontak antar keduanya.
c. Daerah Kekuasaan
o Teritori adalah suatu tempat dimana hewan-hewan berada dalam daerah jelajah ingin
menguasai tempat dari seluruh atau sebagian daerah jelajah untuk spesiesnya sendiri.
o Umumnya hewan berkumpul pada tempat kekuasaanya, misalnya dalam sarang.
Cara hewan menandai daerah teritorialnya
Tujuan utama hewan yang menghuni dan mempertahankan suatu wilayah adalah
untuk meningkatkan kebugaran individu yang mengekspresikan perilaku tersebut.
Kebugaran dalam pengertian biologis ini berkaitan dengan kemampuan seekor
hewan untuk bertahan hidup dan membesarkan anak-anaknya atau dengan kata
lain “untuk mempertahankan spesiesnya” .
3 tahap mempertahankan wilayah
1. Memberi tanda
15
Hewan akan member tanda pada wilayah kekuasaanya dengan cara member
aroma penanda, hal-hal visual atau dengan suara.
2. Agresi teritorial
Adalah tindakan secara fisik atau verbal yang dilakukan secara sengaja untuk
menakuti, menyakiyi atau mengusir hewan lain yang melanggar atau masuk
kedalam daerah kekuasaan hewan tersebut.
3. Pertarungan antar hewan
Hal ini terjadi apabila hewan asing atau penyusup tetap melawan masuk
kedaerah kekuasaan sehingga hewan yang menjadi “tuan rumah” akan
memilih menyerang hingga salah satu dari hewan yang bertarung itu kalah
atau mati.
3 cara cara mempertahankan wilayah
1. Penciuman atau Aroma penanda
Penandaan aroma, juga dikenal sebagai tanda territorial atau penyemprotan ketika
ini melibatkan buang air kecil, adalah perilaku yang digunakan oleh hewan untuk
mengidentifikasi wilayah mereka. Menyimpan zat berbau kuat yang terkandung
dalam urin feses atau dari kelenjar aroma khusus yang terletak diberbagai area
tubuh. Seringkali aroma tersebut mengadung feromon atau protein pembawa
seperti protein urin utama untuk menstabilkan baud an mempertahankan nya lebih
lama.
2. Penglihatan atau Visual
Hewan lain dapat menggunakan sinyal visual jangka panjang seperti endapan
tinja atau tanda pada tumbuhan atau tanah. Lemur ekor cincin menahan ekornya
yang tinggi diudara selama penandaan aroma wilayah (terkait agresi territorial).
3. Pendengeran atau suara
Menggunakan vokalisasi untuk menandakan wilayah mereka. Ini adalah sinyal
jangka pendek yang ditransmisikan hanya ketika ada hewan lain. Contoh hewan
yang menggunakan sinyal pendengaran termasuk burung yang berkicau atau
serigala yang melolong.
B. Interaksi Populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi yang lain selalu terjadi interaksi
secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar
populasi adalah sebagai berikut;
16
1. Alelopati, merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan
zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
2. Kompetisi, merupakan interaksi anarpopulasi, bila antar populasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapat apa yang
diperlukan.
Bentuk-bentuk interaksi populasi
1. Simbiosis, adalah interaksi yang sangat erat antar individu dan lain jenis.
2. Predasi, interaksi antar individu/populasi yang satu memangsa populasi yang
lain. Pemangsa disebut predator, sedangkan yang dimakan disebut mangsa.
Interaksi predasi antar populasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi populasi
predator dan mangsa. Pada predasi, umumnya satu spesies memakan spesies
lainnya, ada juga beberapa hewan memangsa sesama jenisnya (sifat
kenibalisme).
3. Kompetisi, merupakan persaingan dua organism atau lebih untuk
mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Adapun kebutuhan hidup yang sering
diperebutkan antara lain;
a. Makanan
b. Tempat berlindung
c. Tempat bersarang
d. Sumber air
e. Pasangan untuk kawin
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
hubungantimbal balik antara makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan
lingkungan hidupnya. Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di
antara sesamanya. Berdasarkan sifatnya yang unik dan berbeda dengan sifat masing-
masing individu, populasi memiliki ciri-ciri antara lain: densitas atau kerapatan atau
kepadatan, angka kelahiran (natalitas), angka kematian (mortalitas), genetik, struktur
umur, potensi biotik, bentuk pertumbuhan. Kerapatan populasi adalah ukuran besar
populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), Kelimpahan populasi suatu
hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kelimpahan mutlak (absolut) dan kelimpahan
nisbi (relatif). Pengetahuan mengenai penyebaran sangat penting untuk mengetahui
tingkat pengelompokan dari individu yang dapat memberikan dampak terhadap populasi
darirata-rata per unit area dan menjelaskan faktor-faktor yang bertanggung jawab
(berperan) dalam suatu kasus.
B. Sarran
Sebaiknya untuk pembahasan lebih di buat lebih rinci.
18
DAFTAR PUSTAKA
Binary. 2012. Ekologi Hewan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Medan.
Mada,Y., Wijayanti, P. dan Kharis, M. Analisis Model Predator-Prey Dua Spesies Dengan
Fungsi Respon Holling Tipe III. 2015. Journal of Mathematics. 4 (1). ISSN 2252-6943.
Stamps, J,A. 1973. Display and Social Organization in Female Anolis aenus. Copeia:
Inggris.
Sumarwoto, Otto. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan: Jakarta.
Wilson, Edward O. 2000. Sociobiology; The New Syntesis. Harvard University Press: Inggris.
19