Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Disusun oleh:

KELOMPOK 8
FARID IMANIANTO (13)
I MADE DWI SURYA CIPTALYADI (16)
SUWARNI (33)
WIDIA ADE YUDANTY (34)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


TAHUN AJARAN 2014/2015
BAB I

LATAR BELAKANG

Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan


sejak zaman dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan bertukar barang dengan orang lain yang memeliki barang yang ia
butuhkan (barter). Namun, barter bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang yang ditukar tidak
seimbang nilainya dengan barang yang didapat. Seiring berkembangnya zaman
akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu uang. Setelah orang-orang
mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, akan tetapi yang ada adalah
sistem jual beli.

Pasar merupakan salah satu tempat krusial yang tidak dapat lepas dari
kehidupan manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya pasti membutuhkan
pasar, karena seperti yang kita ketahui, di pasar lah barang kebutuhan manusia
tersedia. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan
sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari
perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk
item pertukaran. Menurut organisasinya pasar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pasar
persaingan sempurna, dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak
sempurna dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu pasar monopoli, pasar monopolistik, dan
pasar oligopoli. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang pasar
monopolistik. Melihat dari jenis barang yang termasuk di dalamnya, pasar tipe ini
merupakan salah satu pasar yang begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Persaingan sempurna dan monopoli sangat jarang terjadi dalam dunia nyata,
karena hampir semua perusahaan tunduk pada persaingan. Walaupun hampir semua
perusahaan dihadapkan pada sejumlah pesaing yang sangat banyak yang
memproduksi produk-produk subtitutnya, perusahaan-perusahaan masih mempunyai
kendali terhadap harga output mereka. Mereka tidak bisa menjual semua yang mereka
inginkan pada suatu tingkat harga yang tetap, demikian juga mereka tidak akan
kehilangan semua penjualan mereka jika mereka meningkatkan sedikit harga produk
mereka. Dengan kata lain hampir semua perusahaan menghadapi kurva permintaan
yang berslope menurun.

Produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup
kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh
sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan untuk seseorang
memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan Negara yang
memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap produsen

1
mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang
yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka
disnilah terjadi pasar persaingan monopolistik.

2
BAB II

TEORI

Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk
yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk lainnya. Contohnya adalah : sabun, shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi
semua pasta gigi sama yakni untuk membersihkan gigi, tetapi setiap produk yang
dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma,
perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi


harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau
oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan
dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain,
dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar
sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat
homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor
Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki
keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek
mempunyai pelanggan setia masing-masing.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa


mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang
baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk
tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan
perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik
harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

Karakteristik Pasar Monopolistik

Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat, yaitu :

1. Terdapat Banyak Produsen atau Penjual

Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual


sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang
mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.

2. Adanya Diferensiasi Produk

Sifat ini merupakan sifat yang sangat penting untuk dapat membedakan
mana pasar persaingan monopolistik dan mana pasar persaingan sempurna .

3
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh
perusahaan nya memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu susah untuk
membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Sedangkan dalam pasar persaingan monoplistik tidak susah untuk
membedakan produk dari masing-masing perusahaan, karena perbedaan
corak(different product) pada produk tersebut. Apabila kita lihat secara fisik
suatu product , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka kita dapat
membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product perusahaan
yang lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga terdapat
perbedaan dalam bentuk bungkus atau pembungkusan product, dan ada pula
yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di beli. Akibat dari
berbagai macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan
pasar monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia
bersifat barang pengganti yang dekat.

3. Produsen dapat Mempengaruhi Harga

Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk


berdasarkan mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi
harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.

4. Produsen dapat Keluar Masuk Pasar

Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsen hanya sedikit di
pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak
dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan
produsen dapat meninggalkan pasar.

5. Promosi Penjualan Harus Aktif

Dalam pasar persaingan monopolistis harga bukanlah penentu utama


dari besarnya pasar dari perusahaan- perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistis. Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak
pelanggan walaupun harga barang produksinya berharga tinggi. Bahkan
sebaliknya , suatu perusahaan tidak mudah menarik banyak pelanggan dengan
harga barang produksi yang relatif rendah. Pada pasar ini harga bukan
merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan
perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat
menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi
memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.

4
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

1. Permintaan Pasar Monopolistik

Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah


condong menurun karena preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang
dibedakan tersebut. Akan tetapi, karena terdapat beberapa barang pengganti dekat
(jika tidak sempurna) yang langsung tersedia, maka permintaannya menjadi sangat
elastis.

Pada jangka pendek kemungkinan akan terjadi laba maksimum dan kerugian.
Karena pada waktu yang relatif singkat tidak akan ada penambahan pesaing baru.
Pada jangka pendek, keuntungan maksimum dicapai saat MR = MC sedangkan
harga permintaan lebih besar dari biaya rata-rata. Segi empat PABC menunjukkan
jumlah keuntungan maksimum yang daapat dinikmati oleh perusahaan. Sedangkan
besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC di bawah. Kerugian
yang diderita adalah kelebihan biaya yang dikeluarkan atau biaya total terhadap
pendapatan. Kerugian dapat diminimumkan saat MR=MC.

Dalam jangka panjang, akan semakin banyak perusahaan yang masuk ke


pasar menjadi saingan dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Akibatnya,
setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada
berbagai tingkat harga. Tindakan Non Harga Pasar Tindakan non harga adalah
usaha-usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menarik lebih banyak pembeli barang yang diproduksinya.

2. Pemaksimuman Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan


monopolistik lebih elastis dari yang dihadapi monopoli. Tetapi tidak sampai
mencapai elastis sempurna sebagaimana kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan-perusahaan dalam pasar persainagn sempurna.

a) Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek

Permintaan yang dihadapi perusahaan dalam persaingan monopolistik


adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar. Keuntungan maksimum
akan dicapai apabila perusahaan terus berproduksi sampai pada tingkat
tercapainya MC=MR. Perusahaan akan memperoleh laba diatas normal pada
jangka pendek.

5
Keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistiK adalah sama dengan keadaan keseimbangan dalam pasar
monopoli. Bedanya, dalam pasar persaingan monopoli yang dihadapi adalah
permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam pasar persaingan
monopolistik, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari
keseluruhan permintaan pasar.

Keuntungan Monopolistik Jangka Pendek

Contoh Soal:

Diketahui fungsi permintaan perusahaan “Herlambang” dalam pasar


persaingan monopolistic adalah P = 100 - 2Q. sedangkan fungsi biayanya
adalah TC = 5 + 2Q. dalam hal ini p = tingkat harga, q = tingkat out put dan TC
= biaya total. Tentukan kombinasi harga dan tingkat produksi yag
memaksimumkan keuntungan perusahaan. Hitunglah laba yang diperoleh
perusahaan.

Penyelesaian
P = 100 - 2Q
TR = PQ
TR = (100 - 2Q2)
MR = 100 - 4Q
MC =2

Syarat tercapainya laba maksimum adalah MR = MC


100 - 4Q =2
4Q = 98
Q = 24,5

6
P = 100 - (2 x 24,5)
P = 51

π = PQ - TC
= (51x24,5) – (5 + 2x24,5)
= 1195,5

b) Pemaksimuman Keuntungan Jangka Panjang

Keuntungan yang melebihi normal menyebabkan pertambahan jumlah


perusahaan dipasar. Dengan demikian setiap perusahaan yang ada di pasar
akan menghadapi permintan yang semakin berkurang pada berbagai tingkat
harga. Sehingga keuntungan pun akan semakin menurun ketingkat normal.
Bahkan akan merugi jika penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal
(MR<MC).

Masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan kurva


permintaan dan tentunya juga kurva MR perusahaan persaingan monopolistik
bergeser ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan berlangsung
terus sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal. Jadi, dalam
jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya
menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna. PL adalah sama dengan biaya total rata-rata (ATC) yang
berarti perusahaan memperoleh keuntungan normal. Sifat perusahaan
persaingan monopolistik ketika memperoleh keuntungan normal berbeda
dengan sifat perusahaan persaingan sempurna yang juga ketika memperoleh
keuntungan normal. Perbedaan tersebut adalah (1) harga jual produk dan biaya
produksi pada perusahaan persaingan monopolistik lebih tinggi dibanding pada
perusahaan persaingan sempurna, dan (2) kegiatan produksi pada perusahaan
persaingan monopolistik belum mencapai tingkat optimal ( tingkat produksi
dengan biaya per unit paling rendah). Sebaliknya jika perusahaan menderita
kerugian minimum seperti ditunjukkan

Akibatnya, jumlah perusahaan dalam pasar semakin sedikit sehingga


jumlah permintaan yang dihadapi perusahaanperusahaan yang masih ada
menjadi lebih besar. Ini berarti bahwa kurva permintaan akan bergeser ke
kanan. Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar akan berlangsung terus
sampai perusahaan memperoleh keuntungan normal Dalam keadaan seperti ini
tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan juga tidak ada lagi yang
keluar dari pasar. keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan
monopolistik. Sifat-sifat perusahaan persaingan monopolistik demikian tentu
akan merugikan masyarakat, karena seandainya mereka beroperasi seperti
perusahaan persaingan sempurna maka masyarakat konsumen akan dapat
membeli produk dengan harga yang lebih rendah dan jumlah produk yang lebih
banyak.

7
Dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik hanya menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna.

Kurva keseimbangan jangka panjang,

Keuntungan Monopolistik Jangka Panjang

Di sinilah letak ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik. Ada dua


penyebab ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik, yaitu:

 Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal (P>MC)


 Kapasitas berlebih (Excess Capacity)

3. Corak Pasar Persaingan Monopolistik

Terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan
monopolistik. Berikut uraian hal-hal yang terkait dalam corak pasar persaingan
monopolistik.

a) Efesiensi dan Diferensiasi Produksi

Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk


yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik
dalam hal mutu, design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini
membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang
akan dipilih dan digunakan.

8
Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistic akan berusaha
memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas
dibedakan dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai varisi produk
merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistik. Variasi produk
menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.

Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu


menciptakan suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para
pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memeiliki
banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbeda-
beda.

b) Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas


untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka
panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Ketika terlihat
keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu
perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika banyak
peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama maka keuntungan yang
melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang singkat
keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi dan inovasi tidak
dapat lagi dinikmati.

c) Persaingan Bukan Harga

Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan


harga yang dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen.
Karena dalam pasar persaingan monopolistik harga bukanlah segala-galanya.
Maka dari itu, persaingan bukan harga dapat dilakukan dengaan diferensiasi
produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi penjualan.

d) Distribusi Pendapatan

Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan


monopolistik mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya,
ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada
jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk
memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat
memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang
mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena
keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan
kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan
monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.

9
4. Penentuan Harga/Output Dalam Persaingan Monopolistik

Seperti tampak dari namanya, persaingan monopolistik mengandung unsur-


unsur monopoli dan persaingan sempurna. Aspek monopoli itu terdiri dari
persaingan monopolistik ditelaah dalam jangka pendek. Perhatikan gambar 6.5.
Pada gambar tersebut, dengan kurva permintaan D1 dan kurva penerimaan
marjnal MR1, maka output optimum Q1 akan diperoleh pada titik di mana MR1 =
MC. Di sini, laba monopoli jangka pendek yangh diterima adalah sama dengan
P1LMAC1. Laba tersebut mungkin sebagai hasil pengenalan suatu produk baru
atau karena adanya permintaan yang sangat tinggi.

Rp/unit

MC
L
P1
P2 = AC2 AC
AC1 M
P3 D3

MR1
MR2 D1
D2
Q/t
0 Q2 Q1 Q3

Gambar 6.5. Kombinasi harga/output dalam persaingan monopolistik

Namun demikian, sejalan dengan waktu, persaingan akan terangsang oleh


adanya laba monopoli jangka pendek ini, dan banyak perusahaan-perusahaa baru
yang akan memasuki industri tersebut. Oleh karena itu, aspek persaingan dari
persaingan monopolistik ini akan tampak dalam jangka panjang. Jika semakin
banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang
pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna), maka pangsa pasar (market
share) dari mula-mula akan menurun. Ini berarti bahwa permintaan perusahaan
dan penerimaan marjinal (MR) akan bergeser ke kiri, seperti D2 dan MR2 dalam
gambar 6.5. Output optimal perusahaan tersebut (di mana MR2 = MC) bergeser
menjadi Q2, dan harga P2 sama dengan AC2, maka laba ekonomis menjadi nol.
Jika barang pengganti yang ditawarkan persis sama (tidak hanya mendekati sama)
maka dengan adanya perusahaan pendatang baru, D2 akan lebih mendekati
horisontal dan keadaan persaingan sempurna, D3 dengan P3 dan Q3 akan terjadi.

10
5. Pandangan Lain Yang Menyokong Pengiklanan

Di samping karana biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah,
golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan
berikut:

a) Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih


baik di dalam menentukan jenis‑jenis barang yang akan dibelinya.

Dengan iklan perusahaan‑perusahaan dapat menjelaskan kepada


konsumen tentang barang baru yang diproduksikan, atau barang lama yang
telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat menerangkan kepada
konsumen tempat‑tempat di mana suatu barang dapat dibeli. Ini mengurangi
biaya dan menghemat waktu konsumen untuk mencari barang tersebut.

b) Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.

Dalam mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha


menonjolkan sifat‑sifat istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan
memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil
produksinya sehingga mempunyai keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau
dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksikan perusahaan lain.

c) Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio,


televisi, surat kabar dan majalah.

Dengan membuat iklan dalam perusahaan‑perusahaan ini sebagian


biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi
subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan
(ii) menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih
rendah dari yang akan diterapkan apabila tidak terdapat iklan.

d) Iklan menaikkan kesempatan kerja.

Telah ditunjukkan sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan jumlah


produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan
demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah
banyak.

6. Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan

Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi


perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki
beberapa sifat‑sifat yang negatif. Uraian berikut memberi gambaran tentang
beberapa kritik terhadap pengiklanan:

11
a) Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan

Ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan perubahan


apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah
diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah
pula, walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan
pada waktu yang sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan
demikian kalau ditinjau dari sudut keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan
tidaklah menaikkan jumlah barang yang diproduksikan dan dijual kepada
konsumen.

b) Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul.

Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat


sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa
sesuatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di
pasar, akan menarik- segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang
lain yang selalu, dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang
dipromosikan melalui Man adalah lebih buruk dari barang yang tidak
dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen
tersebut.

c) Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan
dalam perekonomian

Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan


dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif
hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.

d) Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan‑perusahaan baru


untuk masuk ke dalam industri

Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami


pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan
permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti
itu perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam
industri tersebut.

7. Pengiklanan Suatu Kesimpulan

Dengan mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan buruk


baiknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai
di manakah iklan memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa
iklan mempunyai beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu

12
kelemahannya dapat dengan mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan
efek positif dari pengiklanan, haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul
dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan
jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya.

Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan


membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat.

Kegiatan pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak


menjadi penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri
tersebut.

8. Keuntungan dan Kerugian Pasar Monopolistik

Pasar Monopolistik memiliki keuntungan sebagai berikut :

1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk


dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan
produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap
produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar
kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Selain itu, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki
modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar
monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis
yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan
meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang
harus dibayar oleh konsumen.
4. Masih terdapat kemungkinan terjadi pemborosan biaya produksi bila
dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna.
5. Bagi perusahaan yang kecil, tingkat efisiensinya relatif rendah.
6. Kurang efisiennya perusahaan kecil menyebabkan harga barang yang
dibayar konsumen masih kecil.

13
Usaha pemerintah mengatasi keburukan, antara lain,

1. Membuat Undang-Undang/peraturan yang mencegah timbulnya monopoli


2. Menarik pajak tinggi kepada monopolis
3. Mengizinkan impor barang yang sama dengan barang monopolis
4. Ikut menentukan tinggi rendahnya barang
5. Membuat perusahaan sejenis.

6. Peraturan Perusahaan Monopolistik

Apabila keseimbangan pada harga dan kuantitas output timbul ketidakadilan,


karena perusahaan belum berada pada AC minimum dan harga yang harus
dibayar oleh konsumen melebihi biaya marginalnya, maka terdapat dua tindakan
yang mungkin dapat dilakukan yaitu:

1. Pemerintah membuat peraturan tentang kebijakan harga hal ini berhubungan


dengan fungsi pemerintah sebagai pengawas pasar.
2. Pemerintah memberikan subsidi, hal ini berarti pada saat tertentu pemerintah
harus siap memberikan subsidi paling tidak sebesar keuntungan produsen
yang hilang atau keuntungan sama dengan nol.

Kedua kebijakan tersebut diperlukan agar perusahaan bekerja pada


MC=AC=P atau harga ditentukan seolah-olah dalam persaingan sempurna.Pada
kondisi ini monopolis tidak sepenuhnya menggunakan haknya untuk membuat
harga dan konsumen membayar barang sesuai dengan biaya marginalnya.

14
BAB IV
KESIMPULAN

Pasar persaingan monopolistik adalah tempat bertemunya antara interaksi


permintaan dan penawaran dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis
barang yang sama (homogen) secara universal, namun memiliki sifat barang
yang heterogen karena memiliki diferentited product, sehingga setiap produsen
memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat persaingan secara kualitas
dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk pasar.

Keseimbangan pasar monopolistik ada dua yaitu keseimbangan jangka pendek


dan keseimbangan jangka panjang. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik: Terdapat
banyak penjual/produsen dan pembeli/konsumen yang terdapat dalam pasar, memiliki
differentiated product yang diperjual-belikan, adanya kemampuan produsen
mempengaruhi harga, dan terdapat persaingan yang ketat dalam kualitas dan iklan.

15
BAB V
STUDI KASUS

Persaingan Terhambat Karena Kebijakan Pemerintah yang


Monopolistik
Tidak sedikit kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menciptakan struktur
pasar yang sangat monopolistik. Akibatnya, di antara pelaku usaha tidak terjadi
persaingan dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya.

Apalagi dengan ditolaknya gugatan dari Monopoly Watch oleh majelis hakim pada
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Monopoly Watch kemudian
berencana akan mengajukan banding pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT
TUN). Salah satu gugatan tersebut ditolak karena yang bersangkutan tidak
memiliki legal standing yang sah sebagai badan hukum.

Objek gugatan dalam persidangan tersebut adalah SK Menag No 525 tahun 2001
tentang Penunjukan Perum Peruri dan SK No Dalam SK Menteri Agama No. 519 tahun
2001 yang secara implisit menunjuk MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai badan
standarisasi halal.

Terkait dengan penolakan tersebut, Muhammad Udin Silalahi selaku Wakil Ketua
Komite Eksekutif mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan banding.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku, Monopoly Watch sudah sah secara
hukum. "Nama dan bidang kerja Kami sudah tercatat di notaris," tegas Silalahi.

Menurut Monopoly Watch, dua Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Menag tersebut
merupakan contoh dari kebijakan pemerintah yang jelas menghambat persaingan
diantara pelaku usaha. Tidak sedikit kebijakan pemerintah yang sangat menghambat
kegiatan usaha, misalkan pemberian ijin tertentu kepada pelaku usaha tertentu.

Ambil contoh kasus PT Bogasari Flour Mills yang telah memperoleh izin dari
pemerintah untuk mengimpor gandum dan memproduksinya menjadi terigu. Pada saat
itu, PT Bogasari adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi terigu dengan
pangsa pasar 85%.
Kemudian Kepmen No 91/Kp/1992 memberi ijin kepada Badan Penyangga dan
Pemasaran Cengkeh sebagai pelaku usaha pembali cengkeh dari petani dan
menjualnya kembali pada produsen rokok. Petani diharuskan menjual cengkeh
tersebut dengan harga yang sudah ditentukan.

Silalahi menjelaskan bahwa pada kasus cengkeh, petani tidak dapat langsung menjual
cengkehnya kepada produsen rokok. "Dengan demikian, para petani cengkeh tidak
bisa bersaing pada pasar yang bersangkutan, " kata Silalahi

16
Pemerintah harus hati-hati

Mencermati begitu banyaknya kebijakan pemerintah yang menyebabkan persaingan


tidak sehat, Silalahi menyatakan bahwa sebaiknya pemerintah lebih berhati-hati dalam
mengeluarkan kebijakan tersebut. "Intinya jangan sampai menimbulkan distorsi
terhadap pasar dan menghambat persaingan," ujar Silalahi.

Lihat saja, SK Menag penunjukan Peruri untuk mencetak lebel halal tersebut.
"Memangnya hanya Peruri yang bisa melakukan pencetakan dengan kualitas yang
sama dengan Peruri. Banyak kok, percetakan yang bisa melakukan pencetakan
tersebut," ujar Silalahi.
Sementara itu menurut laporan Bank Dunia, masalah penetapan harga, kartel, dan
kontrol produksi harus didukung oleh pemerintah. Misalkan, dengan menentukan
sektor mana saja yang dimungkinkan diberikan "dispensasi" berlangsungnya praktek
monopoli.

Hambatan persaingan berdasarkan sektor tertentu.

Bentuk Hambatan Sektor


Kartel Semen, Kayu, Kertas, Pupuk
Kontrol Harga Semen, Gula, Beras
Entry Barrier Kayu, Retail business
Izin Khusus Cengkeh, Tepung, Gandum
Dominasi BUMN Baja, Pupuk, Produksi Minyak
Sumber Bank Dunia tahun 1995

Pelaku usaha belum mengerti

Silalahi sendiri tidak menafikan bahwa praktek monopoli itu masih berlangsung di
dalam masyarakat. Ketika ditanya di manakah persoalan selama ini, Silalahi
mengemukakan bahwa masih sedikit pelaku usaha yang mengerti subtansi dari UU No
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat.
Terkait dengan masalah sosialisasi, Monopoly Watch sedang mengupayakan
sosialisasi atas UU tentang Persaingan Usaha yang selama ini dinilai masih belum
dimengerti oleh pelaku usaha. "Monopoly Watch saat ini sedang
mencari partner dalam kegiatan sosialisasi tersebut," kata Silalahi.

Menyinggung masalah benturan kepentingan dengan KPPU (Komisi Pengawas


Persaingan Usaha), Silalahi menegaskan bahwa pihaknya menempatkan diri sebagai
mitra kritis dari KPPU yang dibentuk oleh pemerintah agar penegakan hukum bisa
berjalan dengan baik.

Sementara itu, Samuel Nitisaputra, Sekretaris Komite Eksekutif Monopoly Watch


mengatakan bahwa selain faktor kebijakan, juga perlu diperhatikan adalah praktek
dumping. Praktek tersebut merupakan penjajahan modern melalui penguasaan di
bidang ekonomi.

17
Suatu hal yang sangat membingungkan, jika pemerintah sempat mengeluarkan
kebijakan pemerintah yang justru nantinya akan mendukung berlangsungnya praktek
dumping. "Praktek dumping jelas sangat merugikan pelaku usaha dan
menyengsarakan bagi perekonomian, " tegas Samuel.

Apple Coret New York Times Dari Daftar Rekanan Pers


18 Februari 2012

Sehubungan dengan pengumuman Apple tentang skandal pabrik Foxconn di China.

Salah seorang sumber NYT mengatakan: “Mereka (Apple) memainkan access


journalism.. dan saya mendengarnya dari orang-orang di dalam Apple. Mereka
mengatakan: „kalian akan mendapatkan akses yang lebih sedikit karena artikel berseri
iEconomy.‟ ” Editor untuk artikel-artikel tech di NYT yaitu Damon Darlin juga
mengatakan bahwa mereka dihadapkan dengan sebuah dilema ketika membuat artikel
tentang Apple, “Kami tidak pernah senang dengan akses yang kami miliki dengan
pihak Apple. Sama sekali tidak pernah. Apple adalah sebuah perusahaan yang sangat
sulit untuk dibahas dalam sebuah artikel.”

Keputusan Apple untuk memotong akses dari sebuah media publikasi yang
menampilkan perusahaannya dalam image yang buruk jelas bukan merupakan sebuah
kejutan besar, dan hal tersebut sudah lumrah dilakukan mengingat tiap perusahaan
menginginkan ulasan sebaik mungkin dari berbagai media. Tapi seperti halnya yang
telah dikutip oleh Washington Post, NYT jelas menyambut keputusan Apple ini dengan
gembira untuk membebaskan mereka dalam melanjutkan artikel-artikel seperti kasus
atau skandal Foxconn di iEconomy.

18
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopolistik ((diakses tanggal 20 november
2014 pukul 11.30 WIB)
http://www.slideshare.net/ariefanzarullah1/persaingan-monopolistik (diakses
tanggal 20 november 2014 pukul 11.34 WIB)
http://www.krumpuls.net/2013/10/pengertian-pasar-monopolistik-bentuk_7.html
(diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.35 WIB)
https://latansablog.wordpress.com/2012/05/06/pasar-persaingan-monopolistik-
oligopoli/ (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.37 WIB)
http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_312/karakteristik.html ((diakses
tanggal 20 november 2014 pukul 11.40 WIB)
http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/10/penjelasan-tentang-pasar-
monolopi.html (diakses tanggal 20 november 2014 pukul 11.43 WIB)
http://www.ekonomikontekstual.com/2013/12/mengenal-pasar-persaingan-
monopolistik-dengan-benar.html (diakses tanggal 20 november 2014 pukul
11.55 WIB)
http://cindj.wordpress.com/2013/04/03/makalah-pasar-monopolistik/ (diakses
tanggal 20 november 2014 pukul 12.00 WIB)
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol5505/persaingan-terhambat-
karena-kebijakan-pemerintah-yang-monopolistik (diakses tanggal 20 November
2014 pukul 11:40 WIB.)
http://apple.gopego.com/2012/02/apple-coret-new-york-times-dari-daftar-
rekanan-pers (diupload tanggal 18 februari 2012 diakses tanggal 20November
2014 pukul 11:45)
http://msw27hellyeah.blogspot.com/2012/03/pasar-persaingan-
monopolistik.html (dikases tanggal 20 November 2014 pukul 11:46)
http://blogger-ila.blogspot.com/2013/05/pasar-persaingan-monopolistik.html
(diakses tanggal 20 november 2014 pukul 12:10 WIB)

19

Anda mungkin juga menyukai