Anda di halaman 1dari 14

BAB 3 PERBEDAAN, KESETARAAN DAN HARMONI SOSIAL

(SOSIOLOGI SMA KELAS XI)

“Perbedaan budaya tidak boleh memisahkan kita dari yang lain. Keragaman
budaya justru harus membawa sebuah kekuatan kolektif yang dapat bermanfaat
bagi seluruh umat manusia”. (Robert Alan)

Perbedaan dan keberagaman bukanlah sumber pemecah belah. Prinsip


kesetaraan dan harmoni sosial menumbuhkan toleransi di dalam masyarakat.

Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :

1. Mendeskripsikan pengertian struktur sosial


2. Mengidentifikasi diferensiasi sosial di masyarakat
3. Membedakan berbagai pengaruh diferensiasi sosial berdasarkan
pengamatan atau kasus yang terdapat di masyarakat
4. Memahami perbedaan nilai yang terdapat pada kelompok sosial yang
beragam

Mengamati Fakta

Perhatikan gambar di bawah ini

Bertanya

Buatlah lima pertanyaan tentang gambar di atas berkaitan dengan perbedaan,


kesetaraan, dan harmoni sosial.

Berdiskusi
1. a) Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang telah kamu buat
2. b) Apakah gambar di atas menunjukan harmoni sosial?
3. c) Bagaimana mengatasi masalah sosial seperti ini?

Di dalam masyarakat, memang ada perbedaan atau ketidaksamaan sosial.


Ketidaksamaan sosial terdiri dari ketidaksamaan sosial horizontal dan
ketidaksamaan sosial vertikal. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah
perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya
tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah (disebut juga, differensiasi sosial).
Sementara itu, ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu
atau kelompok yang menunjukan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih
tinggi (disebut juga, stratifikasi sosial). Dalam interaksi sosial antarindividu
yang berbeda tersebut, prinsip kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip ini,
harmoni sosial dapat tercipta. Harmoni sosial merupakan kondisi dimana
individu hidup sejalan dan serasi dan setiap anggota masyarakat dapat menjalani
secara baik sesuai kodrat dan posisi sosialnya.

1. Struktur Sosial

Pengertian dan Ciri Struktur Sosial

Wiliam Kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku


individu dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan
hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Soerjono
Soekanto melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara
posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Abdul Syani melihat
struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Didalam tatanan sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status
dan peranan (dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial tertentu). Status
dan peranan tersebut menunjuk pada suatu keteraturan perilaku yang dapat
membentuk suatu masyarakat. Dengan demikian, secara sederhana dapat kita
katakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial,
kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role).
Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban,
sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.

Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial

Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai


pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap
norma, nilai dan pelaturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat
berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau
masyarakat.

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara
horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan
adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat.
Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literature, struktur sosial
horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal
disebut stratifikasi sosial.

1. Diferensiasi Sosial

Pengertian Diferensiasi Sosial

Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus
sosiologi diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap
perbedaan-perbedaan tertentu yang bisaanya sama atau sejenis. Pengertian sama
disini menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar atau
sejajar.

Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang


didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut
dengan istilah kemajemukan sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan
profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan :

1. Berdasarkan ciri fisik

Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk
rahang. Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.

2. Berdasarkan ciri sosial

Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara


pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini
adalah perbedaan peran, prestise dan kekuasaan. Contohnya pola perilaku guru
akan berbeda dengan pola perilaku tentara.

3. Berdasarkan ciri budaya

Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-


nilai yang dianutnya, seperti religi, system kekeluargaan, keuletan, dan
ketangguhan. Hasilnya dapat dilihat dari pakaian, adat istiadat, Bahasa,
kesenian, arsitektur dan agama.

Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial

Beberapa bentuk diferensiasi sosial diantaranya adalah diferensiasi ras,


diferensiasi suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi
profesi, dan diferensiasi jenis kelamin.

Diferensiasi Ras

Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama.
Menurut Ralf Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok
ras utama :

1. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo
matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia
Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua yaitu, Mongoloid Asia
dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari subras Tionghoa (Taiwan,
Jepang, Vietnam) dan subras melayu (Malaysia, Indonesia, dan Filipina).
Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.

2. Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir
tebal, dan kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito,
Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis, dan Hontentot-Boysesman.

3. Ras kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih,


rambut pirang kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan
kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Nordic, Alpin,
Mediteran, Armenoid, dan India.

Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-


macam subras, yaitu :

1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya


2. Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan
Tonum di Sulawesi
3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
4. Melayu terdiri atas :
5. Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
6. Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar,
Jawa, dan Sunda.

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut.


1. Kondisi geografis dan iklim
2. Faktor makanan
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)

Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Suku bangsa merupakan hasil dari system kekerabatan yang lebih luas.
Masyarakat dalam system kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka
memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama. Jumlah suku
bangsa di Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut C. Van Vollen Houven
jumlah suku bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr.
Konetjaraningrat ada sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia
juga menyangkut keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat
istiadat, religi, bahasa dan kesenian.

Diferensiasi Klan

Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended
family). Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni
klan atas dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan
ayah (patrilineal).

Diferensiasi Agama

Diferensiasi Jenis Kelamin

Diferensiasi Profesi

1. Stratifikasi Sosial

Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-


orang yang termasuk dalam suatu system sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan
hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise. Pitirim A.
Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau
masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).

Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial.


Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah
(middle class), dan kelas sosial rendah (lower class). Kelas sosial tinggi
bisaanya diisi oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial
menengah bisaanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti,
mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial
rendah bisaanya merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti
buruh, petani gurem dan pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat
dalam segala bidang kehidupan.

Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang
terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau
kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat,
dan harta benda. Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja
dibentuk sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam


masyarakat, menurut Wila Huky adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan ras dan budaya.


2. Pembagian tugas yang terspesialisasi.
3. Kelangkaan.

Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat

Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang


dihargai lebih.

1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)

Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan


menjadi:

1. Stratifikasi sosial tertutup

Adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan
mobilitas vertical. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif,
contohnya system kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feudal.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar. Maksudnya, setiap


anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertical maupun
horizontal. Walaupun kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat,
kemungkinan untuk berpindah strata slalu ada. Contoh doctor, pengusaha atau
guru

3. Stratifikasi Sosial Campuran

merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Missal


seseorang yang memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.

Fungsi Stratifikasi Sosial

1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif


2. Menjadi system pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan
kewibawaan dan penghargaan
3. Kriteria system pertentangan dan persaingan
4. Penentu lambing-lambang (symbol status) atau kedudukan
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang
menduduki system sosial yang sama dalam masyarakat

Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita
lihat dari segi ekonomi, sosial dan politik

Ekonomi

Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan


masyarakat atas kepemilikan harta.

1. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya


2. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
3. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin

Sosial

Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai


status seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya,
orang lebih memilih menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang.
Pelapisan secara sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.

Politik

Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar


wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya.
Masyarakat yang memiliki wewenang atau kuasa umunya ditempatkan pada
lapisan masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif,
yudikatif dan legislative. Pembagian jenis ini terlihat pula pada hierarki militer.

Sistem Stratifikasi yang Ada di Indonesia

1. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian

Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat


pertanian di Pulau Jawa

Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah


(cikal bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan
tempat tinggal dan lahan pertanian. Bisaanya mereka menjadi sesepuh atau
golongan yang dituakan. Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau
orang kaya, tetapi bukan keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah
dan kaya karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua
disebut kuli kenceng. Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya
memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli
kendo). Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki
tanah, namun bekerja disektor pertanian.

1. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal

Pola dasar masyarakat feudal :

1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati
dan dihormati oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal)
dan lapisan dibawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal
merupakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus
hidup menghamba dan selalu dalam posisi dibawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum
feudal memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung
sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki system stratifikasi tertutup

Lapisan Sosial Pada Masyarakat Feudal Surakarta dan Yogyakarta

Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh

Lapisan Sosial Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan

1. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda


1. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang

1. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

Berdasarkan Kriteria Profesi

Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Konsekuensi Stratifikasi Sosial


Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang
mampu membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan
yang diberikan masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan
mempengaruhi gaya hidup (life style).
– Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana
– Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis
kendaraan dan perabot rumah tangganya.
– Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
– Makanan : Selera dan jenis makanan
– Gelar, Pangkat, atau Jabatan
– Hobi dan Kegemaran

D. Kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1. Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama

Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :


a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh
kriteria universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa
semua peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang
kehidupan yang setara
E. Harmoni Sosial
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan
tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang
penuh harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan
dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.
Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas.
Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata
solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau
kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut
bersama.
F. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus
diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Dinamika Masyarakat Indonesia
Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukan bahwa potensi
konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik
2. Perbedaan pendirian atau sikap
3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis
4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi dan kekuasaan)
5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem
dan kemapanan

Mewujudkan Masyarakat Multikultural


Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha
untuk membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting.
Secara sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai
masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan
kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk
dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku,
etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah local
maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan masyarakat
internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan),


tetapi juga kesederajatan antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung
pengertian bahwa tidak ada sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada
budaya lainnya, atau tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada
yang lain. Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan
merupakan jantung dari multikulturalisme.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural


Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang
pesatnya pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan
demokratisasi.  Namun demikian, idealism masyarakat multikultural dalam
kenyataannya menemui banyak hambatan, diantaranya :
1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik
2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap
asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara
mengenai kebudayaan penduduk asli

Manfaat masyarakat multikultural


a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan
budaya yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap
toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya
capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh
satu orang atau kelompok saja

Menyikapi Perbedaan dan Harmoni Sosial di Masyarakat

Squad, kita perlu berbangga bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
keanekaragaman yang kaya, dimana Indonesia terdiri dari suku bangsa, ras,
etnis, dan agama yang berbeda-beda. Namun, keberagaman ini juga
menyebabkan masing-masing kelompok dan masyarakat yang ada Indonesia
tidak mudah untuk disatukan dengan masyarakat yang lain. Perbedaan-
perbedaan di masyarakat Indonesia ini menyebabkan adanya perbedaan
pandangan, tata cara, dan tingkah laku dalam melakukan kehidupan
kesehariannya. Lalu, bagaimana cara menyikapi perbedaan dan harmoni sosial
di masyakarat? Simak artikel berikut ini ya?

Nah, perbedaan dari sisi kebudayaan, tingkah laku, maupun aktivitas dalam
masyarakat ini dapat digolongkan menjadi dua hal, yaitu:

 Diferensiasi Sosial (Ketidaksamaan Sosial Horizontal)


 Stratifikasi Sosial (Ketidaksamaan Sosial Vertikal)

Perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya


tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. Contohnya, perbedaan agama, etnis,
jenis profesi, dan sebagainya.
Perbedaan antarindividu atau kelompok yang menunjukan adanya tingkatan
lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini terlihat dalam perbedaan jabatan dalam
suatu organisasi dan perbedaan kelas sosial.

Adanya perbedaan ini tentu membawa dampak positif dan negatif dalam hidup
bermasyarakat. Karena itu, konsep kesetaraaan adalah sebuah konsep yang
harus dipahami dalam menghadapi masyarakat yang beragam. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisir adanya konflik-konflik yang ditimbulkan. Konsep
kesetaraan itu sendiri merupakan sebuah konsep yang melihat dari dalam diri
tiap manusia dilahirkan setara, meski memiliki keberagaman identitas.

Kerukunan tidak harus berbentuk seragam, namun bisa juga beragam.

(sumber: jalandamai.org)

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kesamaan hak-hak dasar yang disebut
juga dengan hak asasi manusia. Pemahaman masyarakat mengenai hak-hak
dasar tersebut bertujuan agar dapat menciptakan harmoni sosial di masyarakat.
Konsep dari harmoni sosial merupakan kondisi kehidupan individu yang hidup
sejalan dan serasi dengan anggota masyarakat yang menjalani kodratnya
masing-masing. Harmoni sosial ditandai dengan adanya solidaritas dalam
masyarakat yang beragam tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pranata-
pranata sosial di masyarakat untuk mencapai dan menjaga harmoni sosial
tersebut.

Salah satu pranata sosial yang paling berpengaruh dalam menjaga harmoni
sosial adalah lembaga hukum. Lembaga hukum berfungsi untuk mengontrol dan
mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hierarki sosial berupa ras, suku bangsa, maupun kekayaan dan
kekuasaan tidak ada dalam konsep kesetaraan. Semua individu dianggap dan
diperlakukan sama sehingga tidak ada perlakukan khusus terhadap pihak-pihak
tertentu yang dapat memperlebar jurang perbedaan antar masyarakat dan
menghambat terjadinya harmoni sosial.

Anda mungkin juga menyukai