Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN

ANTAR GOLONGAN TERHADAP KERHARMONISAN


KEHIDUPAN SOSIAL DI SMAK STELLA MARIS
ARTIKEL ILMIAH

SEBAGAI PENILAIAN STELMA LEARNING SEMESTER II,


TEMA 3 : UNITY IN DIVERSITY AT SMA KATOLIK STELLA
MARIS SURABAYA

Disusun oleh : Kelompok 1 XI IPS 3

1. Regina Pramesti Nareswari (12274)


2. Sebastian Tjahjono (12282)
3. Stefhanny Rampanglele (12287)

SMA KATOLIK STELLA MARIS

JALAN INDRAPURA 32 SURABAYA 60175

TELEPON (031) 3522174 FAX. 3571275

WEBSITE : www.stellamaris.sch.id

E-MAIL : smastelma_sby@yahoo.com

TAHUN PENGAJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga dapat
menyusun Artikel Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Keberagaman Suku, Agama,
Ras, Dan Antar Golongan Terhadap Keharmonisan Kehidupan Sosial Di SMAK
Stella Maris” dan dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih atas semua pihak
yang membantu dalam pembuatan artikel ilmiah ini: SMAK Stella Maris, para
guru pendamping produk, serta responder yang tidak terhitung banyaknya.
Terimakasih ditujukan kepada:
1. Suster kepala sekolah Sr. M. Priska Takarini SPM, M.Pd yang telah
memberikan kemudahan dengan memberikan fasilitas dan prasarana yang
mendukung selesainya sebuah produk artikel ilmiah ini.
2. Theresia Widianti S.Pd sebagai koordinator pembimbing produk yang
telah membantu dalam penyusunan produk artikel ilmiah dan meluangkan
waktunya, tenaga dan pikirannya sehingga produk artikel ilmiah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
3. V.A.S Erna Rahayu S.Pd sebagai pembimbing produk yang telah
membantu dalam menyelesaikan produk artikel ilmiah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Dra. Elisabeth Ermawati sebagai pembimbing produk yang telah
membantu dalam menyelesaikan produk artikel ilmiah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga Artikel Ilmiah ini dapat memberikan manfaat, wawasan, dan
pengetahuan yang lebih luas bagi para pembacanya.

Surabaya, 4 Mei 2021

Penulis
ABSTRAK

Keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan adalah salah satu
kekayaan Indonesia. Kekayaan yang ada di Indonesia ini juga dimiliki oleh SMAK
Stella Maris. Keberagaman ini berpengaruh besar terhadap keharmonisan
kehidupan sosial SMAK Stella Maris sekaligus menjadi potensi kerawanan
konflik sosial. Dalam keberagaman ini, SMAK Stella Maris sangat perlu dan wajib
menciptakan hidup harmoni supaya mencegah terjadinya konflik atau hal
semacamnya. Hidup harmonis berarti hidup dengan menjaga kerukunan,
senantiasa bertoleransi, saling menghormati satu sama lain, serta saling bekerja
sama dalam menyelesaikan permasalahan.

Setiap suku, agama, ras, dan golongan memiliki keunikan, kelebihan, dan
kekurangan masing-masing. Keanekaragaman suku, agama, ras, dan golongan
tersebut melengkapi kesatuan Indonesia. Jika Indonesia hanya memiliki satu suku
saja, maka terasa kurang lengkap dan miskin budaya. Suku, agama, ras, dan antar
golongan seharusnya semakin memperkaya budaya negeri kita yang tercinta ini
dan jangan sampai memecahkan persatuan yang telah terbina selama ini.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik SARA,
yaitu seperti belajar mengendalikan emosi, tidak memanggil orang lain dengan
julukan berdasarkan SARA, tidak menghakimi dan berpikiran negatif tentang
suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda. Tidak membanding-bandingkan
antara suku, agama, ras, dan golongan satu dengan yang lainnya. Tidak
memaksakan kehendak orang lain, saling menghormati dan menghargai orang
yang mempunyai suku, ras, agama dan antar golongan yang berbeda. Melakukan
dan memikirkan hal-hal positif secara bersama.

Diharapkan dengan menghargai potensi keberagaman maka tercipta


kehidupan harmonis di SMAK Stella Maris. Jika suasana dan situasi belajar di
SMAK Stella Maris harmonis maka seluruh warga akamedik akan merasa nyaman
dan bisa menarik masyarakat dari berbagai suku, agama, ras, dan antar golongan
bergabung ke SMAK Stella Maris.
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang terdiri berbagai macam suku, budaya, etnis,
dan agama dan golongan. Bhineka Tunggal Ika merupakan suatu semboyan yang
menyatukan keberagaman di negara Indonesia, menggambarkan jati diri bangsa
Indonesia yang terdiri dari beragaman suku, ras, agama, dan golongan.
Keberagaman ini tercipta dari sejarah masa lalu bangsa Indonesia, mulai dari
masuknya Hindu-Buddha hingga masuknya bangsa barat ke Indonesia.

Akan tetapi suatu keberagaman bisa menimbulkan konflik


multikulturalisme yang bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sesuai seperti apa yang dikatakan oleh Najwan (2009 : 196) dari keberagaman
budaya, etnis, agama dan multi golongan ini dari satu sisi secara teori multi budaya
merupakan potensi budaya yang dapat mencerminkan jati diri bangsa yang besar.
Meski demikian keberagaman dari sisi lain berpotensi menimbulkan konflik yang
dapat mengecam integrasi bangsa karena konflik antar budaya dapat menimbulkan
pertikaian antar etnis, antar agama, ras dan antar golongan (SARA) yang bersifat
sensitif dan rapuh yang menjurus kearah disintegrasi bangsa Indonesia.

SARA menjadi topik sensitif di negara ini dan menjadi salah satu pemicu
konflik. Banyak konflik yang sudah terjadi di Indonesia dikarenakan keberagaman
SARA. Awal konflik bisa jadi satu orang yang mengolok etnis atau agama
seseorang kemudian orang yang tidak terima dan berujung pada pertengkaran yang
juga bisa menimbulkan kekerasan. Dampak buruknya lagi bila konflik tersebut
sudah membawa golongan masing masing, hal tersebut dapat memperburuk
situasi. Masalah tersebut bisa di selesaikan dengan berbagai cara mulai dari
perdamaian kedua belah pihak baik dengan mediasi maupun tanpa mediasi. Tetapi
yang penting adalah bagaimana mengajarkan pendidikan pascakonflik dan untuk
mencegah terjadi hal serupa. Menjaga toleransi dari keberagaman SARA
merupakan hal yang penting bagi bangsa Indonesia untuk menjaga persatuan dan
kesatuan, termasuk dalam SMAK Stella Maris.
Untuk memahami keberagaman dan keharmonisan setidaknya dibutuhkan
kajian dari lingkup yang kecil seperti lingkup SMAK Stella Maris mengenai : 1)
asal usul keberagaman di Indonesia, 2) macam-macam keberagaman dalam
SMAK Stella Maris, 3) contoh kegiatan yang menggambarkan keberagaman,, 4)
pengaruh keberagaman dalam kehidupan sosial, 5) potensi konflik dalam
keberagaman, dan 6) solusi dari konflik agar menciptakan suatu keharmonisan.

Artikel ilmiah ini ditulis bertujuan sebagai penilaian Stelma Learning.


Didasarkan Tema 3 : “Unity in Diversitu at Stelma” artikel ini disusun sebagai
refleksi bahwa kekuatan keberagaman di SMAK Stella Maris dapat
dikembangkan untuk saling melengkapi serta sebagai kekayaan membangun
kehidupan yang harmonis.

Manfaat lainnya dari penelitian ini yaitu untuk belajar agar lebih menghargai
dan menghormati keberagaman yang ada di Indonesia agar persatuan dan kesatuan
Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan kemerdekaan bangsa
tidak terpecah belah. Dengan demikian konflik akan berkurang sehingga generasi
muda terpicu untuk senantiasa menciptakan keharmonisan dalam negara
Indonesia dan juga dalam SMAK Stella Maris.
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan metode penelitian secara kuantatif
dan kualitatif. Metode ini dilandasi oleh tema mengenai keberagaman yang ada di
Indonesia dan juga di SMAK Stella Maris, serta perngaruh keberagaman tersebut
dan potensi konflik mengenai keberagaman SARA.

Penelitian kualitatif menggunakan studi kepustakaan mengenai asal usul


keberagaman di Indonesia, dan konflik multikulturalisme serta penyelesaiannya.
Studi kepustakaan dilakukan dengan menganalisa buku, jurnal, dan website.

Penelitian kuantitatif untuk mengetahui keberagaman yang ada di SMAK


Stella Maris dan mengetahui respon dari responder mengenai hubungan sosial dan
konflik serta pascakonflik. Menggunakan metode angket yang telah diisi oleh 37
orang siswa SMAK Stella Maris secara sukarela. Siswa yang telah mengisi angket
tersebut terdiri dari beberapa siswa kelas X, kelas XI, dan kelas XII.
PEMBAHASAN

Asal Usul Keberagaman Di Indonesia

Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang memiliki banyak


perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan tampak dari suku, ras, agama,
ideologi, sosial budaya, kelas social, dan sebagainya. Dalam masyarakat
multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal.
Secara vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara
horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal
ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar
sehingga merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama,
idealisme, adat-istiadat, dan sebagainya.

Keberagaman ras di Indonesia tersebar diberbagai wilayah di Indonesia. Ras


Malayan-Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan, dan Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku,
dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang,
dan Korea. Terakhir, ada ras Kaukasoid, yaitu orang-orang India, Timur-Tengah,
Australia, Eropa, dan Amerika.

Keberagaman ras, suku bangsa, dan agama ini menjadi kekayaan bangsa.
Asal usul keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor kondisi
geografis, letak Indonesia yang strategis, dan kondisi ekologis Indonesia.

1. Letak geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis Iklim
tropis membuat Indonesia hanya memiliki dua musim saja yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Faktor geografis setiap wilayah yang berbeda
mengakibatkan perbedaan kebiasaan hidup, budaya, dan mata
pencahariannya. Mereka yang tinggal di pegunungan biasanya berprofesi
sebagai petani dan cenderung membuat rumah yang hangat. Dan mereka
yang di pantai biasanya berprofesi sebagai nelayan dan rumah mereka
memiliki atas yang tinggi agar tidak kepanasan saat siang hari.
2. Posisi Indonesia yang strategis
Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia yang
menyebabkan negara ini sering menjadi jalur perdagangan dunia sejak
dahulu kala. Pedangang asing yang melewati Indonesia membawa budaya
mereka dan terjadilah akulturasi budaya asing dengan budaya lokal. Sekitar
abad 500SM India dan China datang ke Nusantara dengan tujuan berdagang
serta menyebarkan agama Hindu dan Buddha. Beberapa warga lokal yang
awalnya menganut kepercayaan animisme dinamisme kemudian terpengaruh
dengan ajaran agama tersebut.
Seiring berjalan waktu semakin banyak orang asing yang datang ke
Nusantara dengan tujuan berdagang dan menyebarkan agama mereka.
Seperti yang dilakukan bangsa Arab, Gurajat, dan Eropa. Bangsa Arab
datang menyebarkan agama Islam lebih dulu ke Nusantara dibanding bangsa
Gujarat. Pada awal abad ke-15 bangsa Eropa datang ke Nusantara untuk
mencari rempah. Bangsa Eropa datang dengan misi “Gold, Glory, Gospel”
yang artinya mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama. Diawali
oleh datangnya Portugis yang membawa ajaran agama Kristen-Katolik, lalu
Spanyol datang membawa ajaran agama Katolik Roma, dan Belanda yang
membawa ajaran agama Kristen Protestan.
Kebudayaan bangsa India, China, Arab, dan Gujarat berakulturasi
dengan budaya lokal sehingga menciptakan keberagaman budaya dan adat
istiadat . Contohnya budaya Betawi yang merupakan gabungan beberapa
budaya lokal dengan budaya Tionghoa. Bangsa Eropa melakukan
kolonialisme selama lebih dari 500 tahun di Nusantara juga meninggalkan
budaya hidup kebaratbaratan yang masih terasa hingga saat ini.
3. Kondisi ekologis
Ekologi mempengaruhi hubungan antara manusia dan lingkungan.
Dalam hal ini mempengaruhi keberagaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia. Misalnya rumah Hanoi milik suku Papua yang menempati
kawasan pegunungan. Desain rumah Hanoi terbuat dari jerami dan tidak
memiliki jendela dengan tujuan agar tetap hangat. Selain itu ada suku Baduy
yang bangunan rumahnya hanya mengahadap ke utara atau selatan saja.
Tujuannya agar sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan melalui
jendela samping rumah.

Keberagaman Dalam SMAK Stella Maris

Keberagaman merupakan suatu perbedaan antara satu dengan yang lainnya,


bisa dilihat dari suku, adat istiadat, agama, bahkan juga perilaku yang dimiliki
setiap orang tentunya juga berbeda. Contohnya keberagaman yang ada di dalam
SMAK Stella Maris.

SMA ini mendasarkan pendidikannya secara Katolik, namun tidak semua


siswa dan guru pengajarnya beragama Katolik. Serta tidak semua muridnya
berasal dari Surabaya dan bersuku Jawa. Berikut merupakan data lapangan yang
telah kami kumpulkan mengenai agama, tempat asal, dan suku beberapa siswa di
SMAK Stella Maris.

Grafik 2.1 Keberagaman Agama Siswa SMAK


Stella Maris

2.70%

Agama Katolik

45.90% 51.30% Agama kristen


Agama Buddha
Grafik 2.2 Keberagaman Tempat Asal Siswa
SMAK Stella Maris
Surabaya
Magelang
Nusa Tenggara Timur
Manado
Bali
Madura
Jayapura
Banjarmasin

Grafik 2.3 Keberagaman Suku/Etnis Siswa SMAK


Stella Maris
Jawa
Tionghoa
Jawa Tionghoa
Fehan
Flores
Minahasa
Jawa, Ambon, Tioghoa

Dari data data tersebut dapat dilihat keberagaman yang dimiliki siswa
SMAK Stella Maris. Suku , tempat asal, agama, bahkan karakteristik setiap siswa
satu dengan yang lainnya juga berbeda. Keberagaman yang dimiliki oleh SMAK
Stella Maris ini sangatlah beragam, karena ada siswa yang asalnya dari Jawa,
Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua bahkan dari sabang hingga merauke
tersebar dalam lingkungan SMAK Stella Maris.

Keragaman membuat setiap individu memiliki karakteristik dan


keunikannya masing-masing. Hal ini sering disebut sebagai keragaman
karakteristik. Keragaman karakteristik ini memiliki banyak manfaat yang bisa
didapatkan dan di pelajari manfaat tersebut yakni:
1. Belajar bertoleransi
Keragaman suku bangsa, agama dan budaya dapat menumbuhkan sikap
bertoleransi antar-teman. Harapannya sikap toleransi ini bisa terus
dijalankan dan akhirnya tumbuh sikap saling menghormati dan
menghargai antar-teman. Contohnya dengan tidak mengganggu teman
yang sedang beribadah, tidak menjelek-jelekkan budaya atau bahasa
daerah milik teman, dan lain sebagainya.
2. Belajar menghargai perbedaan
Keragaman karakteristik di sekolah juga berarti menghargai perbedaan.
Dalam hal ini, perbedaan bukan hanya dari sisi budaya, agama dan suku
saja. Namun, perbedaan sikap dan watak teman. Contohnya mengajak
teman yang memiliki sikap pemalu untuk bermain bersama, meminta maaf
jika berbuat salah, mengucapkan terima kasih setelah diberikan
pertolongan, dan lain sebagainya.
3. Belajar budaya lain
Manfaat lain dari keragaman karakteristik di sekolah ialah bisa
mempelajari budaya lain. Antar-teman bisa saling mempelajari budaya,
bahasa, pakaian adat, rumah, adat dan lain sebagainya. Contohnya
mempelajari bahasa daerah, mencari tahu pakaian adat dan rumah adatnya,
menanyakan tentang tradisi, dan lain sebagainya.
4. Belajar bersosialisasi
Bersosialisasi memang akan terus dijalani sewaktu di sekolah. Namun,
ketika tiap individu dengan berbagai karakteristiknya saling berinteraksi,
hal ini dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Contohnya teman
yang awalnya memiliki sikap pemalu menjadi lebih percaya diri ketika
sering bersosialisasi, lebih percaya diri dengan bakat dan keunikan yang
dimiliki, dan lain sebagainya.
“Indonesia Banget” Sebagai Contoh Keberagaman Di Stella Maris

Indonesia banget merupakan kegiatan yang di adakan oleh SMAK Stella


Maris setiap beberapa tahun sekali. Dalam acara ini siswa SMAK Stella Maris
menampilkan suatu penampilan yang sudah diundi sebelumnya dengan
berkonsepkan medley. Pada “Indonesia banget” 2020 penampilan yang
ditampilkan setiap kelas berbeda satu sama lain. Kelas 10 menampilkan tarian
daerah, kelas 11 menampilkan drama cerita rakyat Nusantara, dan kelas 12
menampilan drama musikal.

Gambar 2.1 Tari Daerah Kelas X IPS 2

Tari Tor-Tor merupakan tarian daerah suku Batak untuk menghormati


keluarga yang meninggal, namun kini digunakan sebagai tari penyembutan turis.
Gambar 2.2 Drama Cerita Rakyat Kelas XI MIPA 1

Drama cerita rakyat putri Mandalika menceritakan seorang putri cantik


bernama Mandalika. Ia memiliki paras yang elok dan hati yang baik sehingga
memikat banyak pangeran dari negeri tetangga. Namun ia tahu bahwa hal
tersebut dapat membawa kehancuran bagi seluruh negeri. Sebab itu ia memilih
untuk mengorbankan dirinya dan berubah menjadi nyale.
Gambar 3.3 Drama Musikal Kelas XII IPS 2

Drama musikal The Greatest Showman yang menampilkan drama dan musikal
lagu barat yang menceritakan tentang usaha menggapai impian, seperti lagu “A
million dream”.

Walaupun terdapat keberagaman diantara siswa-siswa SMAK Stella Maris


tetapi mereka mampu menyajikan keatifitas yang “Indonesia Banget”. Sebagai
wujud dari keharmonisan diantara mereka. Acara ini mampu meningkatkan
keharmonisan siswa SMAK Stella Maris karena setiap prosesnya memerlukan
kerjasama yang baik dalam tim tanpa memandang perbedaan. Dengan begitu dapat
memotong sekat perbedaan antar siswa.

Keberagaman Terhadap Kehidupan Sosial Di SMAK Stella Maris

Keberagaman masyarakat Indonesia merupakan hal yang menjadi suatu


kekayaan budaya sekaligus tantangan untuk dapat hidup saling berdampingan dan
menghormati. Keberagaman dalam kehidupan sosial di SMAK Stella Maris
tentunya juga menjadi tantangan dalam hidup secara bersosial di lingkungan
SMAK Stella Maris. Berbagai macam budaya, adat istiadat, dan karakteristik
setiap siswa yang satu dengan siswa lainnya tentu berbeda. Maka dari itu, suatu
keberagaman harus benar-benar dihormati dan juga dihargai agar menciptakan
suasana yang nyaman.
Dalam kehidupan sosial siswa di SMAK Stella Maris perlu diterapkan hal-
hal positif agar dengan adanya banyak perbedaan, para siswa tetap menjalin
hubungan komunikasi yang baik dan tidak saling membeda-bedakan antar satu
dengan yang lainnya. Misalnya dalam hal pertemanan hingga demokrasi saat
pemilihan ketua kelas dan ketua osis. Data lapangan yang telah kami peroleh
menunjukan semua siswa SMAK Stella Maris memiliki hubungan yang baik
dengan teman yang memiliki perbedaan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar
golongan). 97,3% di antara memiliki toleransi yang baik antar siswa yang
memiliki perbedaan SARA. Begitu juga halnya dengan demokrasi yang ada di
SMAK Stella Maris saat pemilihan ketua kelas dan ketua OSIS. Demokrasi yang
dilakukan tidak memandang perbedaan SARA, saling merhargai pilihan sesama,
dan setiap siswanya dibebaskan untuk memilih dan dipilih. Hal tersebut juga di
setujui oleh 97,3% responder di lapangan.

Keberagaman adalah hal mutlak di Indonesia. Seperti yang kita tahu,


terdapat banyak suku, ras, agama, etnik dan keberagaman lain yang justru
membuat Indonesia makin “kaya”. Oleh karenanya, SMAK Stella Maris percaya
bahwa keberagaman ini adalah suatu hal baik. Manfaat keberagaman di
lingkungan sekolah justru akan semakin mendukung proses belajar dan mengajar,
seperti dalam hal menumbuhkan rasa saling menghormati, memahami perbedaan,
meningkatkan toleransi, dan lainnya. Berikut merupakan contoh dari manfaat
adanya keberagaman terhadap kehidupan sosial di SMAK Stella Maris, antara
lain:
1. Siswa akan memahami beragam perbedaan
Adanya perbedaan yang datang dari berbagai suku, budaya, agama, ras, dan
etnik tentunya akan memberikan pembelajaran pada siswa bahwa Indonesia
kaya akan keberagaman. Manfaat keberagaman di lingkungan sekolah ini
akan menjadi contoh nyata kepada siswa bahwa meskipun ada banyak suku
dan ras, kita semua tetap bisa rukun dan bersatu.
Misalnya, kebanyakan siswa yang tinggal di Kota Surabaya cenderung lebih
sering menggunakan Bahasa Indonesia maupun Jawa. Lalu, ketika berada di
sekolah, ia bertemu dengan teman yang berasal dari suku Jawa dan Maluku.
Maka, secara otomatis di antara anak-anak ini terdapat beragam perbedaan
kebiasaan maupun bahasa. Dengan memahami adanya perbedaan ini, maka
akan muncul penerimaan bahwa setiap individu memiliki karakteristik
masing-masing.
2. Memupuk rasa saling menghormati
Manfaat keberagaman di lingkungan sekolah secara lebih lanjut akan
memupuk rasa saling menghormati. Siswa telah mengerti bahwa adanya
keunikan dalam hal agama, suku, ras, etnik dan lain sebagainya
menghasilkan banyak perbedaan. Namun, bukan berarti perbedaan tersebut
buruk. Sebaliknya, perbedaan itulah yang menguatkan dan menyatukan
Indonesia. Oleh karena itu, siswa akan mengerti bahwa keberagaman harus
dihormati, serta tidak mengejek maupun memaksa.
3. Memunculkan toleransi
Lingkungan sekolah yang majemuk, terdiri dari berbagai macam budaya,
etnik, hingga agama, akan menuntut siswa untuk dapat saling menghormati.
Setelah siswa bisa menghormati, maka berikutnya ia akan dapat memupuk
rasa toleransi dalam dirinya. Ketika ia sudah memiliki rasa toleransi, maka
ia dapat menerima dan menghargai berbagai keragaman tersebut. Inilah
manfaat keberagaman di lingkungan sekolah, di mana siswa dapat belajar hal
baru, termasuk saling menerima kebiasaan dan pilihan orang lain.
4. Bisa belajar mengenai budaya lain
Sisi positif adanya keanekaan di lingkungan sekolah bisa pula menjadi
pembelajaran siswa tentang budaya, adat, dan etnik dari kelompok lain. Ini
merupakan pengetahuan yang berharga dan tidak semua anak bisa
mengalami tinggal di lingkungan yang beragam. Dengan adanya
keberagaman adat istiadat, bahasa, dan kebudayaan di dalam lingkungan
sekolah, siswa secara nyata dikenalkan langsung dengan budaya lain.
Ujungnya, wawasan budayanya akan semakin bertambah.
5. Belajar bersosialisasi
Lingkup sekolah merupakan lingkungan di mana siswa dapat berlatih untuk
bersosialisasi dengan lebih banyak orang selain anggota keluarga di rumah.
Ia akan berinteraksi dengan teman satu kelas, kakak kelas, adik tingkat, guru,
penjaga kantin, satpam, dan warga sekolah lain. Bila keberagaman budaya
tercipta di lingkungan sekolah, maka kemampuan bersosialisasi siswa akan
makin terasah.
Misalnya, ia bertemu dengan teman yang berasal dari luar Surabaya dan
kebetulan memiliki suku berbeda. Maka, ia secara tidak langsung akan
menyesuaikan sikap dan serta caranya berkomunikasi agar bisa berinteraksi
dan bersosialisasi dengan temannya ini. Ke depannya, ia akan terlatih untuk
menjalin pertemanan dengan banyak siswa dari latar belakang beragam.

Kemajemukan di lingkungan sekolah memang terbukti bisa menjadi


pembelajaran sekaligus latihan bagi siswa agar dapat memahami serta
menghormati latar belakang setiap orang. Data yang ada di lapangan juga
menunjukan bahwa manfaat dan pembelajaran mengenai keberagaman SARA
juga dirasakan oleh semua siswa secara langsung. Siswa akan jadi orang yang
terbuka, serta mampu berteman dengan siswa lain meski bukan berasal dari suku
maupun ras yang sama. Manfaat keberagaman di lingkungan sekolah akan
membangun karakter anak sebagai orang yang menghargai pilihan orang lain serta
selalu membawa kedamaian pada lingkungan sekitar.

Potensi Konflik Kebergaman Di SMAK Stella Maris

Konflik merupakan suatu hal yang pasti pernah dialami oleh setiap manusia
dan tak dapat dihindari kemungkinan terjadinya, entah itu konflik pribadi, konflik
antar golongan, baik secara nasional maupun internasional. Suatu konflik bisa
bersifat sementara atau permanen, tetapi konsekuensi kedua konflik tersebut sama
yaitu antara bisa di selesaikan dengan baik atau menimbulkan kekerasan. Ada
banyak jenis konflik yang ada di dunia ini, salah satunya yang akan dibahas yaitu
konflik keberagaman (konflik multikulturalisme).
Konflik keberagaman dapat disebebkan oleh banyak faktor mulai dari
perbedaan pandangan, gagasan, pendapat atau prinsip, budaya, masyarakat,
ekonomi, maupun agama. Suatu konflik ada yang namanya pelaku utama yang
terdiri dari satu atau lebih individu atau kelompok. Para pelaku konflik tersebut
disebut conflict actors. Conflict actors ini juga yang mengontrol bagaimana
konflik tersebut dapat diselesaikan, apa dalam waktu singkat atau bahkan tidak
bisa di selesaikan.

Dari data yang telah didapat setidaknya ada 2,7% siswa pernah mengalami
konflik keberagaman di SMAK Stella Maris. Responder tersebut mengalami
rasisme semasa kelas 10 dikarenakan ia berkulit sawo matang sehingga dipandang
rendah. Kejadian itu tidak menimbulkan konflik besar karena responder tidak
menghiraukan hal tersebut.

Solusi Penyelesaian Konflik Untuk Menciptakan Keharmonisan Dalam


SMAK Stella Maris

“Harmony in Diversity” adalah sebuah harapan dalam setiap kehidupan


keberagamaaan masyarakat yang harus dipandang secara optimis untuk
merealisasikan hal tersebut. Namun konflik juga merupakan hal yang mungkin
terjadi dan tidak dapat diprediksi terjadinya. Maka dari itu diperlukan solusi untuk
menyelesaikan konflik tersebut agar tidak menimbulkan kekerasan ataupun
membuat suasana semakin buruk. Setelah solusi ditemukan maka harus di cari
pencegahan dari konflik agar hal serupa tidak terjadi lagi.

Untuk menyelesaikan suatu konflik ada dua cara yang dapat di lakukan yaitu
dengan menggunakan mediasi atau tanpa mediasi. Apabila pihak yang berkonflik
tidak bisa berdamai dengan musyawarah maka jalan pintas yang dapat digunakan
yaitu menggunakan mediasi. Seorang mediator akan turut campu tangan dalam
masalah tersebut namun sifatnya netral.

Pencegahan mengenai konflik keberagaman agar tidak terulang kembali


dengan orang yang sama yaitu dengan membuat perjanjian antar kedua belah
pihak. Apabila kesepakatan tersebut dilanggar pihak lainnya dapat melaporkannya
secara hukum. Selain itu pendidikan pascakonflik juga dibutuhkan oleh individu
atau kelompok tersebut. Dan untuk pencegahan konflik ditempat yang berbeda
yaitu dengan pendidikan multikulturalisme.
Pendidikan multikulturalisme adalah pendidikan yang memberikan
pemahaman bahwa sebuah bangsa yang plural dan majemuk adalah bangsa yang
dipenuhi dengan budaya yang beragam (multikultural). FKUB (Forum
Komunikasi Antar Umat Beragama) dapat membangun, memelihara, dan
memberdayakan kerukunan antar umat beragama yang ada di Indonesia. SMA
Katolik Stella Maris pernah mengikuti kegiatan ini sebanyak dua kali yaitu pada
tahun 2019 dan 2020. Salah satu siswa SMAK Stella Maris yang pernah mengikuti
FKUB adalah Maria Patricia dari kelas XI IPS 3. Gagasan pendidikan ini dinilai
sebagai suatu gagasan yang mengakomodasi kesetaraan dalam perbedaan
dianggap mampu meredam konflik vertikal dan horizontal dalam masyarakat yang
heterogen dimana tuntutan akan akan pengakuan dan eksistensi serta keunikan
budaya kelompok lumrah terjadi.
PENUTUP

Kesimpulan

Indonesia kaya akan keberagaman. Keberagaman tersebut menyebar ke


seluruh daerah hingga masuk kedalam lingkungan SMAK Stella Maris. Di
SMAK Stella Maris sangatlah banyak dan beragam suku asal dari para siswa
yang bersekolah di SMAK Stella Maris. Para siswa yang bersekolah di SMAK
Stella Maris berasal dari berbagai pulau, berbagai kota, dan provinsi. Mereka
berasal dari Jawa Tengah, Maluku, Kalimantan, Bali, Lombok, Sulawesi, Nusa
Tenggara Timur, Papua bahkan dari Sabang hingga Merauke tersebar dalam
lingkungan SMAK Stella Maris. Tentu mereka masing-masing membawa
budaya-bahasa, adat, kebiasaan, karakter yang unik, dan indah.

Dari data yang ada di lapangan ada 43,2% suku Jawa, 40,5% beretniskan
Tionghoa, 2,7% suku Fehan, 2,7% suku Flores, 2,7% suku Minahasa, 8,1%
diantaranya memiliki etnis campuran Jawa dan Tionghoa, serta 2,7% memiliki
etnis campuran Jawa, Ambon, dan Tionghoa.

Adapun data mengenai agama para siswa SMAK Stella Maris yakni
sebanyak 51,3% siswa beragama Katolik, 37,8% siswa beragama Kristen, 8,1%
beragama Kristen protestan, dan 2,7% beragama Buddha. Dan tidak semua juga
berasal dari Surabaya, ada sebanyak 2,7% berasal dari Bali, 2,7% berasal dari
Jayapura, 2,7% berasal dari Banjarmasin, 2,7% berasal dari Madura, dan 2,7%
berasal dari Manado. Sebanyak 5,4% berasal dari Magelang, 5,4% berasal dari
NTT. Serta 75,7% dari Surabaya.

Walaupun keberagaman dapat menimbulkan suatu konflik dan kejadiannya


juga tak bisa diprediksi, namun tidak pernah terjadi konflik di SMAK Stella Maris.
Salah satu upaya meredam konflik akibat rasisme adalah “tidak mempedulikan”
perkataan orang tersebut. Jika perlu ditengahi oleh Tatibsi dan Guru dengan
berdialog mengutamaan keunggulan suku masing-masing. “Bahasa dialog” yang
komunikatif menjadi mediator untuk perbedaan yang terjadi. Di sini peran Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa persatuan dan komunikasi efektif keberagaman menjadi
keunggulan yang saling melengkapi sehingga terciptalah keharmonisan di SMAK
Stella Maris. Jika suasana harmonis, nyaman terjadi di sekolah, maka akan banyak
menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putri mereka ke SMAK
Stella Maris. Keragaman tidak pernah menjadi penghalang antara siswa untuk
bersosialisasi dan berdemokrasi. Hubungan sosial dan demokrasi tidak pernah
memandang suku, ras, dan agama.

Saran

Meskipun konflik keberagaman tidak pernah terjadi di SMAK Stella Maris


namun suatu konflik keberagaman bisa saja sewaktu-waktu terjadi. Maka dari itu
yang diperlukan yaitu pendidikan multikulturalisme. Siswa dapat belajar untuk
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dengan begitu akan tercipta
suasana belajar mengajar yang nyaman dan kondusif.

Selain pendidikan multikulturalisme, diperlukan penyadaran “Cross Culture


Understanding” lewat kegiatan Bina Rohani. Kegiatan FKUB (Forum Komunikasi
Antar Umat beragama) yang difasilitasi oleh pemerintah dan dikembangkan secara
kontinu perlu digalakkan. Kegiatan ini rutin diikuti oleh SMAK Stella Maris
bersama dengan SMA-SMA lainnya se-Surabaya. Meski secara pandemi Covid-
19 tidak bisa bertemu secara fisik, kita dapat melakukan komunikasi secara virtual.

Perlu dilakukan pula kegiatan-kegiatan yang mengembangkan dan


mengekspresikan keunggulan budaya Nusantara. Kegiatan tersebut tidak hanya
dalam bentuk tampilan seni budaya tetapi juga kemanusiaan. Kepedulian terhadap
bencana alam , bantuan untuk masyarakat plural adalah bentuk upaya menciptakan
keharmonisan dalam keberagaman.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Al Makin. 2016. Keragaman & Perbedaan : Budaya Dan Agama Dalam Lintas
Sejarah Manusia. Yogyakarta : SUKA-Press

Hermana Somantrie. Konflik Dalam Perspektif Pendidikan Multikulturalisme.


Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 6, Nopember 2011.
Diakses 27 April 2021, dari
https://media.neliti.com/media/publications/120358-ID-konflikdalam-
perspektif-pendidikan-mult.pdf

Ismail Suardi Wekke. Harmoni Sosial Dalam Keberagaman dan Keberagaman


Masyarakat Minoritas Muslim Papua Barat. Jurnal KALAM, Vol. 10, No.2,
Desember 2016. Diakses 26 April 2021, dari
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/KALAM/article/view/3/3

Johannes Risdiyanto, S.E, S.Komp, diwawancarai oleh Sebastian Tjahjono,


Regina Pramesti Nareswari, Stefhanny Rampangele. Hasil Wawancara
Pribadi : 27 April 2021, Group Whatsapp

M. Junus Melalatoa. 1995. Ensiklopedia Suku Bangsa Di Indonesia Jilid A – K.


Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Direktorat
Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan

-----------------------. 1995. Ensiklopedia Suku Bangsa Di Indonesia Jilid L - Z.


Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Direktorat
Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan

Sadiman A.M dan Amurwani Dwi Lestariningsih. 2017. Sejarah Indonesia Kelas
XI Semester 1 Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Nurkholik Affandi. Harmoni Dalam Keberagaman (Sebuah Analisis Tentang


Konstruksi Perdamaian Antar Umat Beragama). Jurnal Komunikasi dan
Sosial Keagamaan. Diakses 27 April 2021, dari
https://media.neliti.com/media/publications/145921-ID-harmonidalam-
keragaman-sebuah-analisis.pdf
Pengelola Web Direktorat SMP. (2021). Indahnya Keberagaman dan Pentingnya
Toleransi Di Indonesia. Diakses 26 April 2021, dari
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/indahnya-keberagaman-dan-pentingnya-
toleransi-di-indonesia/

Priskila Dewi Setyawan. (2012). Upaya Mengatasi Konflik SARA Di Indonesia.


Diakses 26 April 2021, dari
https://www.kompasiana.com/priskiladewisetyawan/55186dc2813311cb669def6d
%20/upaya-mengatasi-konflik-sara-di-indonesia?page=5

Rizkita Darajat. (2021). Penyebab Dan Pengaruh Keberagaman Masyarakat Di


Indonesia. Diakses 26 April 2021, dari https://m.daihatsu.co.id/tips-and-
event/tips-sahabat/detail-content/penyebab-dan-pengaruh-keberagaman-
masyarakat-di-indonesia/

Sekolah Regina Pacis Jakarta. (2020). 5 Manfaat Keberagaman Di Lingkungan


Sekolah. Diakses 26 April 2021, dari https://reginapacis-jkt.sch.id/manfaat-
keberagaman-di-lingkungan-sekolah.html

Seno Aji. (2018). Faktor Geografis Terhadap Keragaman Budaya Indonesia.


Diakses 27 April 2021, dari https://www.ruangguru.com/blog/faktor-
geografis-terhadap-keragaman-budaya-indonesia

Winahyu Adha Yuniati. 2019. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Yang Sederajat
Kelas X Semester 2. Surakarta : Putra Nugraha

http://eprints.umm.ac.id/44190/2/jiptummpp-gdl-hairuzzadi-46924-2-babi.pdf
diakses 26 April 2021

file:///C:/Users/ACER/Downloads/1056-1976-1-PB.pdf diakses 26 April 2021

Anda mungkin juga menyukai