Art Kel 1 Xi Ips 3
Art Kel 1 Xi Ips 3
WEBSITE : www.stellamaris.sch.id
E-MAIL : smastelma_sby@yahoo.com
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga dapat
menyusun Artikel Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Keberagaman Suku, Agama,
Ras, Dan Antar Golongan Terhadap Keharmonisan Kehidupan Sosial Di SMAK
Stella Maris” dan dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih atas semua pihak
yang membantu dalam pembuatan artikel ilmiah ini: SMAK Stella Maris, para
guru pendamping produk, serta responder yang tidak terhitung banyaknya.
Terimakasih ditujukan kepada:
1. Suster kepala sekolah Sr. M. Priska Takarini SPM, M.Pd yang telah
memberikan kemudahan dengan memberikan fasilitas dan prasarana
yang mendukung selesainya sebuah produk artikel ilmiah ini.
2. Theresia Widianti S.Pd sebagai koordinator pembimbing produk yang
telah membantu dalam penyusunan produk artikel ilmiah dan
meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya sehingga produk artikel
ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
3. V.A.S Erna Rahayu S.Pd sebagai pembimbing produk yang telah
membantu dalam menyelesaikan produk artikel ilmiah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Dra. Elisabeth Ermawati sebagai pembimbing produk yang telah
membantu dalam menyelesaikan produk artikel ilmiah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga Artikel Ilmiah ini dapat memberikan manfaat, wawasan, dan
pengetahuan yang lebih luas bagi para pembacanya.
Penulis
ABSTRAK
Keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan adalah salah satu
kekayaan Indonesia. Kekayaan yang ada di Indonesia ini juga dimiliki oleh
SMAK Stella Maris. Keberagaman ini berpengaruh besar terhadap keharmonisan
kehidupan sosial SMAK Stella Maris sekaligus menjadi potensi kerawanan
konflik sosial. Dalam keberagaman ini, SMAK Stella Maris sangat perlu dan
wajib menciptakan hidup harmoni supaya mencegah terjadinya konflik atau hal
semacamnya. Hidup harmonis berarti hidup dengan menjaga kerukunan,
senantiasa bertoleransi, saling menghormati satu sama lain, serta saling bekerja
sama dalam menyelesaikan permasalahan.
Setiap suku, agama, ras, dan golongan memiliki keunikan, kelebihan, dan
kekurangan masing-masing. Keanekaragaman suku, agama, ras, dan golongan
tersebut melengkapi kesatuan Indonesia. Jika Indonesia hanya memiliki satu
suku saja, maka terasa kurang lengkap dan miskin budaya. Suku, agama, ras, dan
antar golongan seharusnya semakin memperkaya budaya negeri kita yang
tercinta ini dan jangan sampai memecahkan persatuan yang telah terbina selama
ini.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik SARA,
yaitu seperti belajar mengendalikan emosi, tidak memanggil orang lain dengan
julukan berdasarkan SARA, tidak menghakimi dan berpikiran negatif tentang
suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda. Tidak membanding-bandingkan
antara suku, agama, ras, dan golongan satu dengan yang lainnya. Tidak
memaksakan kehendak orang lain, saling menghormati dan menghargai orang
yang mempunyai suku, ras, agama dan antar golongan yang berbeda. Melakukan
dan memikirkan hal-hal positif secara bersama.
Indonesia adalah negara yang terdiri berbagai macam suku, budaya, etnis,
dan agama dan golongan. Bhineka Tunggal Ika merupakan suatu semboyan yang
menyatukan keberagaman di negara Indonesia, menggambarkan jati diri bangsa
Indonesia yang terdiri dari beragaman suku, ras, agama, dan golongan.
Keberagaman ini tercipta dari sejarah masa lalu bangsa Indonesia, mulai dari
masuknya Hindu-Buddha hingga masuknya bangsa barat ke Indonesia.
SARA menjadi topik sensitif di negara ini dan menjadi salah satu pemicu
konflik. Banyak konflik yang sudah terjadi di Indonesia dikarenakan
keberagaman SARA. Awal konflik bisa jadi satu orang yang mengolok etnis atau
agama seseorang kemudian orang yang tidak terima dan berujung pada
pertengkaran yang juga bisa menimbulkan kekerasan. Dampak buruknya lagi
bila konflik tersebut sudah membawa golongan masing masing, hal tersebut
dapat memperburuk situasi. Masalah tersebut bisa di selesaikan dengan berbagai
cara mulai dari perdamaian kedua belah pihak baik dengan mediasi maupun
tanpa mediasi. Tetapi yang penting adalah bagaimana mengajarkan pendidikan
pascakonflik dan untuk mencegah terjadi hal serupa. Menjaga toleransi dari
keberagaman SARA merupakan hal yang penting bagi bangsa Indonesia untuk
menjaga persatuan dan kesatuan, termasuk dalam SMAK Stella Maris.
Untuk memahami keberagaman dan keharmonisan setidaknya dibutuhkan
kajian dari lingkup yang kecil seperti lingkup SMAK Stella Maris mengenai : 1)
asal usul keberagaman di Indonesia, 2) macam-macam keberagaman dalam
SMAK Stella Maris, 3) contoh kegiatan yang menggambarkan keberagaman,, 4)
pengaruh keberagaman dalam kehidupan sosial, 5) potensi konflik dalam
keberagaman, dan 6) solusi dari konflik agar menciptakan suatu keharmonisan.
Manfaat lainnya dari penelitian ini yaitu untuk belajar agar lebih
menghargai dan menghormati keberagaman yang ada di Indonesia agar
persatuan dan kesatuan Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan
kemerdekaan bangsa tidak terpecah belah. Dengan demikian konflik akan
berkurang sehingga generasi muda terpicu untuk senantiasa menciptakan
keharmonisan dalam negara Indonesia dan juga dalam SMAK Stella Maris.
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan metode penelitian secara
kuantatif dan kualitatif. Metode ini dilandasi oleh tema mengenai keberagaman
yang ada di Indonesia dan juga di SMAK Stella Maris, serta perngaruh
keberagaman tersebut dan potensi konflik mengenai keberagaman SARA.
PEMBAHASAN
Keberagaman ras, suku bangsa, dan agama ini menjadi kekayaan bangsa.
Asal usul keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor kondisi
geografis, letak Indonesia yang strategis, dan kondisi ekologis Indonesia.
1. Letak geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis Iklim
tropis membuat Indonesia hanya memiliki dua musim saja yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Faktor geografis setiap wilayah yang berbeda
mengakibatkan perbedaan kebiasaan hidup, budaya, dan mata
pencahariannya. Mereka yang tinggal di pegunungan biasanya berprofesi
sebagai petani dan cenderung membuat rumah yang hangat. Dan mereka
yang di pantai biasanya berprofesi sebagai nelayan dan rumah mereka
memiliki atas yang tinggi agar tidak kepanasan saat siang hari.
2. Posisi Indonesia yang strategis
Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia yang
menyebabkan negara ini sering menjadi jalur perdagangan dunia sejak
dahulu kala. Pedangang asing yang melewati Indonesia membawa budaya
mereka dan terjadilah akulturasi budaya asing dengan budaya lokal. Sekitar
abad 500SM India dan China datang ke Nusantara dengan tujuan berdagang
serta menyebarkan agama Hindu dan Buddha. Beberapa warga lokal yang
awalnya menganut kepercayaan animisme dinamisme kemudian
terpengaruh dengan ajaran agama tersebut.
Seiring berjalan waktu semakin banyak orang asing yang datang ke
Nusantara dengan tujuan berdagang dan menyebarkan agama mereka.
Seperti yang dilakukan bangsa Arab, Gurajat, dan Eropa. Bangsa Arab
datang menyebarkan agama Islam lebih dulu ke Nusantara dibanding
bangsa Gujarat. Pada awal abad ke-15 bangsa Eropa datang ke Nusantara
untuk mencari rempah. Bangsa Eropa datang dengan misi “Gold, Glory,
Gospel” yang artinya mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan
agama. Diawali oleh datangnya Portugis yang membawa ajaran agama
Kristen-Katolik, lalu Spanyol datang membawa ajaran agama Katolik
Roma, dan Belanda yang membawa ajaran agama Kristen Protestan.
Kebudayaan bangsa India, China, Arab, dan Gujarat berakulturasi
dengan budaya lokal sehingga menciptakan keberagaman budaya dan adat
istiadat . Contohnya budaya Betawi yang merupakan gabungan beberapa
budaya lokal dengan budaya Tionghoa. Bangsa Eropa melakukan
kolonialisme selama lebih dari 500 tahun di Nusantara juga meninggalkan
budaya hidup kebaratbaratan yang masih terasa hingga saat ini.
3. Kondisi ekologis
Ekologi mempengaruhi hubungan antara manusia dan lingkungan.
Dalam hal ini mempengaruhi keberagaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia. Misalnya rumah Hanoi milik suku Papua yang menempati
kawasan pegunungan. Desain rumah Hanoi terbuat dari jerami dan tidak
memiliki jendela dengan tujuan agar tetap hangat. Selain itu ada suku
Baduy yang bangunan rumahnya hanya mengahadap ke utara atau selatan
saja. Tujuannya agar sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan
melalui jendela samping rumah.
Dari data data tersebut dapat dilihat keberagaman yang dimiliki siswa
SMAK Stella Maris. Suku , tempat asal, agama, bahkan karakteristik setiap
siswa satu dengan yang lainnya juga berbeda. Keberagaman yang dimiliki oleh
SMAK Stella Maris ini sangatlah beragam, karena ada siswa yang asalnya dari
Jawa, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua bahkan dari sabang hingga merauke
tersebar dalam lingkungan SMAK Stella Maris.
Konflik merupakan suatu hal yang pasti pernah dialami oleh setiap
manusia dan tak dapat dihindari kemungkinan terjadinya, entah itu konflik
pribadi, konflik antar golongan, baik secara nasional maupun internasional.
Suatu konflik bisa bersifat sementara atau permanen, tetapi konsekuensi kedua
konflik tersebut sama yaitu antara bisa di selesaikan dengan baik atau
menimbulkan kekerasan. Ada banyak jenis konflik yang ada di dunia ini, salah
satunya yang akan dibahas yaitu konflik keberagaman (konflik
multikulturalisme).
Konflik keberagaman dapat disebebkan oleh banyak faktor mulai dari
perbedaan pandangan, gagasan, pendapat atau prinsip, budaya, masyarakat,
ekonomi, maupun agama. Suatu konflik ada yang namanya pelaku utama yang
terdiri dari satu atau lebih individu atau kelompok. Para pelaku konflik tersebut
disebut conflict actors. Conflict actors ini juga yang mengontrol bagaimana
konflik tersebut dapat diselesaikan, apa dalam waktu singkat atau bahkan tidak
bisa di selesaikan.
Dari data yang telah didapat setidaknya ada 2,7% siswa pernah mengalami
konflik keberagaman di SMAK Stella Maris. Responder tersebut mengalami
rasisme semasa kelas 10 dikarenakan ia berkulit sawo matang sehingga
dipandang rendah. Kejadian itu tidak menimbulkan konflik besar karena
responder tidak menghiraukan hal tersebut.
Untuk menyelesaikan suatu konflik ada dua cara yang dapat di lakukan
yaitu dengan menggunakan mediasi atau tanpa mediasi. Apabila pihak yang
berkonflik tidak bisa berdamai dengan musyawarah maka jalan pintas yang dapat
digunakan yaitu menggunakan mediasi. Seorang mediator akan turut campu
tangan dalam masalah tersebut namun sifatnya netral.
Kesimpulan
Dari data yang ada di lapangan ada 43,2% suku Jawa, 40,5% beretniskan
Tionghoa, 2,7% suku Fehan, 2,7% suku Flores, 2,7% suku Minahasa, 8,1%
diantaranya memiliki etnis campuran Jawa dan Tionghoa, serta 2,7% memiliki
etnis campuran Jawa, Ambon, dan Tionghoa.
Adapun data mengenai agama para siswa SMAK Stella Maris yakni
sebanyak 51,3% siswa beragama Katolik, 37,8% siswa beragama Kristen, 8,1%
beragama Kristen protestan, dan 2,7% beragama Buddha. Dan tidak semua juga
berasal dari Surabaya, ada sebanyak 2,7% berasal dari Bali, 2,7% berasal dari
Jayapura, 2,7% berasal dari Banjarmasin, 2,7% berasal dari Madura, dan 2,7%
berasal dari Manado. Sebanyak 5,4% berasal dari Magelang, 5,4% berasal dari
NTT. Serta 75,7% dari Surabaya.
Saran
Al Makin. 2016. Keragaman & Perbedaan : Budaya Dan Agama Dalam Lintas
Sejarah Manusia. Yogyakarta : SUKA-Press
Winahyu Adha Yuniati. 2019. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Yang Sederajat
Kelas X Semester 2. Surakarta : Putra Nugraha
http://eprints.umm.ac.id/44190/2/jiptummpp-gdl-hairuzzadi-46924-2-babi.pdf
diakses 26 April 2021