Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGGUNAAN AMBULANS PUBLIC SAFETY


CENTER 119 SICANTIK
DINAS KESEHATAN KAB. LANGKAT

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LANGKAT
Dr. Sadikun Winato, MM
Nip. 196411051190021001

1. Pengertian Ambulans adalah suatu kendaraan atau alat transportasi untuk mendatangi


/ menjemput / membawa / memindahkan korban hidup / pasien dalam
rangka mendapatkan pertolongan / penanganan / tindakan medis baik yang
bersifat gawa tdarurat maupun yang tidak gawat darurat. 
2. Tujuan 1. Pemberian pertolongan pasien gawat darurat pra fasilitas
pelayanan kesehatan ( fasyankes ).
2. Pengangkutan pasien gawat darurat dari lokasi kejadian (pra fasyankes)
kefasilitas pelayanan kesehatan ( transfer primer ).
3. Sebagai kendaraan transportasi rujukan antar
fasilitas pelayanan kesehatan ( transfer sekunder dan transfer tersier ).

3. Kebijakan Instruksi Presiden No 4 Tahun 2013 tentang program BKD aksi


keselamatan jalan disebutkan bahwa setiap kabupaten / kota harus
membentuk PSC
4. Referensi A. Pelaksanakan pembentukan PSC dilaksanakan oleh pemerintah daerah
kabupaten / kota berdasarkan Permenkes no 19 tahun 2016 tentang
sistem penangulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).
B. Pedoman Teknis Ambulans Kemenkes 2019
5. Alat dan Bahan A. Kelengkapan Ambulans
1. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensilunak.
2. Ruangan penderita dipisahkan dengan tempatpengemudi.
3. Tempat duduk dapat diatur / dilipat bagi petugas diruangan
penderita .
4. Dilengkapi sabuk pengaman.
5. Ruangan penderita cukup luas untuk 1 tandu
6. Ruangan penderita cukup tinggi sehingga petugasdapat berdiri
tegak untuk melakukan tindakan.
7. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cmdiatas tempat
penderita.
8. Stop kontak khusus untuk 12 V di ruangan penderita
9. Lampu ruangan secukupnya dan lampu sorot bergerakuntuk
menerangi penderita yang dapat dilipat.
10. Lemari untuk obat dan peralatan.11.Air bersih 20 lt, wastafel dan
penampungan airlimbah.
11. Sirine dua nada
12. Lampu rotator warna merah dan biru..
13. Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasaIndonesia.
14. Peralatan pertolongan gawat darurat

B. Persyaratan Medis
1. Tabung oksigen dengan peralatan untuk minimal 1orang.
2. Peralatan medis P3K.
3. Peralatan resusitasi lengkap bagi orang dewasa dananak / bayi.
4. Suction pump manual dan listrik 12 V DC.
5. Minor surgery set.
6. Obat-obatan gawat darurat dan cairan infussecukupnya.

6. Langkah - langkah PENJEMPUTAN

a) Parkir ambulans tidak jauh dari posko informasi dan pelaporan


b) Operator Call Center PSC menghubungi Supir ambulans untuk mengin
formasikan adanya pasien yang akan dilakukan penjemputan.
c) Supir ambulans menyiapkan ambulans setelah ada informasi dari
Operator call center PSC
d) Supir ambulans menyiapkan diri dengan kelengkapan atribut PSC 119
Dinkes Langkat
e) Operator memberikan informasi identitas, alamat pasien yang akan di
jemput / lokasi kejadian serta kontak sumber informasi
f) Ambulans berangkat bersama perawat pendamping menuju lokasi penj
emputan / lokasi kejadian
g) Selama dalam perjalanan menuju faskes rujukan didalam ambulans ha
nya boleh ada supir ambulans, Petugas kesehatan dan pasien serta satu
orang pendamping pasien ( Keluarga / polisi )
h) Ambulans menuju lokasi penjemputan / lokasi kejadian hanya boleh m
engunakan lampu rotator.
i) Ambulan hanya boleh menghidupkan sirene selama dalam perjalanan
menuju fasilitaskesehatan disaat arus lalu lintas padat.
j) Posisikan Ambulans dekat dengan lokasi kejadian/pasien dengan tetap
menjaga keamanan sekelilingnya

PEMINDAHAN PASIEN KE DALAM AMBULANS


a) Parkir ambulans sedekat mungkin dengan rumah pasien / lokasi
kejadian yang akan dijemput
b) Pasien harus sudah diperiksa kondisinya.
c) Lakukan prosedur penanganan gawat darurat jika dibutuhkan,
distabilisasi dan kemudian baru dipindahkan ke ambulans.
d) Pada kasus tertentu yang tidak memungkinkan intervensi di tempat,
seperti lokasi yang berbahaya atau pasien memerlukan prioritas tinggi,
maka pemindahan dapat dilakukan terlebih dahulu.
Jika curiga cidera spinal, stabilisasi harus segera dilakukan. Cervical
collar harus terpasang dan pasien
e) Lakukan Imobilisasi dengan spinal board.

STABILISASI
Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum
dipindahkan.

1. Stabilisasi meliputi:
a. Perawatan luka dan cidera lain.
b. Fiksasi benda yang menusuk.
c. Pemasangan balut dan bidai.
d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh.
e. Alat pengangkut harus terfiksir kepada pasien dengan baik.
f. Tali pengikat diletakkan minimal di tiga tempat:
- Setinggi dada.
- Setinggi pinggang atau panggul.
- Setinggi tungkai.
- Jika ada tali tambahan, diikatkan secara menyilang di dada.
2. Pada prinsipnya pemindahan harus dilakukan secepat mungkin
mengingat kondisi pasien, sehingga perhitungkan waktu yang
dibutuhkan.

TRANSPORTASI PENENTUAN TUJUAN


1. Pasien kritis atau tidak stabil harus dipindahkan ke RS dengan fasilitas
gawat darurat terdekat
2. Termasuk dalam kategori di atas adalah:
a. Henti nafas atau henti jantung
b. Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi
c. Kejang berulang atau sedang terjadi
d. Trauma mayor
e. Amputasi
f. Pasien luka bakar
g. Persalinan iminen
h. Suspek infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan nyeri
dada hebat
3. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya
atau berdasarkan keputusan chief ambulans

SEBELUM BERANGKAT
1. Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut:
a. Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Pastikan
ikatan pada alat pengangkut tidak menyebabkan pasien kesulitan
bernafas. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien mendapatkan
pertukaran udara yang cukup.
b. Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulans.
2. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi
dengan meletakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah
matras.
3. Longgarkan pakaian yang ketat.
4. Periksa perban, balut dan bidai.
5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien.
Mereka harus ditempatkan di kabin
6. pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak
mempengaruhi proses perawatan pasien.
7. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan
barang tersebut aman di ambulans.
8. Jika memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
9. Tenangkan pasien. Ucapkan kata-kata yang menenangkan.Berikan
senyuman.

SELAMA PERJALANAN
1. Lanjutkan perawatan kegawat-daruratan yang dibutuhkan.
2. Gabungkan informasi tambahan pasien.
3. Monitoring terus vital sign dan catat.
4. Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda.
a. Kriteria kasus di bawah ini memerlukan pemberitahuan
b. Henti jantung
c. Henti nafas
d. Trauma mayor
e. Suspek CVA/stroke
f. Amputasi
g. Suspek MI pada pasien lebih dari 40 tahun
h. Kejang yang sedang berlangsung atau berulang
i. Persalinan iminen
j. Luka bakar berat
k. Kriteria lain sebagaimana diputuskan oleh kru ambulans
5. Persiapkan peralatan tambahan
a. Baskom atau kantung muntah jika pasien muntah.
b. Suction jika terjadi aspirasi
c. Papan RJP jika terjadi gagal nafas atau gagal jantung
6. Tenangkan emosi anda dan emosi pasien
7. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara
mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara
mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.
8. Jika terjadi henti jantung, RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulans
berhenti. Pastikan fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.

SAMPAI DI TEMPAT RUJUKAN


1. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, jangan terburu-buru
menurunkan pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas ambulans
sampai ada petugas yang siap mengambil alih.
2. Dampingi petugas yang akan mengambil alih
a. Berikan laporan anda secara lisan
b. Serahkan barang pribadi pasien
c. Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
3. Kembalikan peralatan ambulans ke tempat semula
4. Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis. Sebaiknya
cari tempat yang tenang untuk melakukan ini.

MENGAKHIRI PANGGILAN SAAT DI RUMAH SAKIT


1. Bersihkan dengan cepat kompartemen pasien menggunakan sarung
tangan industri
a. Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang mengering di
lantai
b. Periksa perlengkapan yang terkena percikan
c. Masukkan kain yang digunakan untuk membersihkan tadi ke kantung
merah
d. Buang sampah medis, termasuk perban dan pembalut yang sudah
terbuka tapi belum digunakan
e. Bersihkan kotoran non medis lain, seperti remah-remah roti, air,
lumpur atau debu.
f. Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada
2. Tutup aliran tabung oksigen
3. Kru ambulans tidak perlu berlama-lama di RS

DALAM PERJALANAN KEMBALI


1. Kabarkan lewat radio bahwa ambulans dalam perjalanan kembali dan
bahwa anda siap (atau tidak siap) untuk pengiriman selanjutnya
2. Selalu isi ulang bahan bakar hingga penuh

TIBA DI TEMPAT
- Lakukan prosedur pemeriksaan ambulans seperti biasa
7. Diagram Alir -
8. Hal-hal yang perlu 1. Kondisi kelayakan ambulans
diperhatikan 2. Kelengkapan Alat pemeriksaan
3. Kelengkapan BHD
4. Manajemen resiko klinis
9. Unit Terkait 1. TNI / Polri
2. BPBD Kabupaten Langkat
3. Rumah Sakit
10, Dokumen Terkait 1. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai