LUKMAN AFFANDI
KELAS: XII TKJ 3
NO INDUK: 1831/1427.071
E-MAIL: lukmanaffandi3@gmail.com
E-BOOK ini saya buat dengan penuh rasa syukur dan ucapan banyak terima
kasih. Dengan selesainya tugas ini saya persembahkan E-BOOK ini kepada :
Kedua orang tua saya yang telah mendukung dan membesarkan saya hingga kini.
Nenek dan kakek saya tercinta yang sudah mendukung dan menyekolahkan saya.
Bapak Parwoto selaku Kepaka Sekolah SMKN GUDO.
Bapak Eka Fitri Yulianto selaku guru pembimbing pelajaran Fisika di kelas XII TKJ 3.
Teman-temanku sekalian yang telah membantu saya saat dalam kesulitan dan
membutuhkan bantuan, maka dari itu saya ucapkan banyak terima kasih.
ii
HALAMAN MOTTO
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan E-
Book ini. Rasa syukur saya wujudkan dengan cara mengasah akal budi untuk memanfaatkan
karunia allah SWT dengan sebaik-baiknya.
Hasil belajar bermutu adalah siswa yang sehat, berakhlak mulia dan beretos kerja
tinggi. Dengan penuh rasa syukur saya mengucapkan banyak terima kash kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya kepada saya.
2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang serta mendukung saya.
3. Bapak Eka Fitri Yulianto selaku guru pembimbing Mata Pelajaran FISIKA di SMKN
GUDO.
4. Teman-teman saya tercinta.
Tetapi saya menyadari bahwa E-Book ini masih banyak kekurangan, karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran, agar penyusunan Makalah ini menjadi lebih baik.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan berguna bagi kita
semua............AMIN.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
iv
Rangkuman Materi Fisika : Fisika Modern & Radioaktivitas 1
Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang
mempelajari perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel
subatomik atau gelombang. Pada prinsipnya sama seperti dalam Fisika Klasik,
namun materi yang dibahas dalam Fisika Modern adalah skala atomik atau
subatomik dan partikel bergerak dalam kecepatan tinggi. Untuk partikel yang
bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama dengan kecepatan cahaya,
perilakunya dibahas secara terpisah dalam teori relativitas khusus. ). Fisika Modern
diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa besaran energi suatu benda
yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun bersifat diskrit (kuanta),
sehingga muncullah istilah Fisika Kuantum dan ditemukannya konsep dualisme
partikel-gelombang. “Ilmu Fisika Modern dikembangkan pada awal abad 20,
dimana perumusan-perumusan dalam Fisika Klasik tidak lagi mampu menjelaskan
fenomena- fenomena yang terjadi pada materi yang sangat kecil ”. Fisika modern
secara umum dibagi menjadi dua yaitu teori kuantum klasik/lama dan teori kuantum
modern. Teori kuantum lama didasari oleh konsep dualisme partikel sebagai
gelombang dan gelombang sebagai partikel sedangkan teori kuantum lama dilandasi
oleh persamaan Schroedinger untuk menentukan energi partikel atau electron.
Munculnya Fisika Modern Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi
kebanyakan para ahli fisika, karena model atom seperti bola kecil itu dianggap
masih belum cukup kelihatannya menentang anggapan mengenai struktur dibagian
dalam atom tersebut.
Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan paling penting dan
masyhur dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert Michelson
dan Edward Morley di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western
Reserve University. Percobaan ini dianggap sebagai petunjuk pertama terkuat untuk
menyangkal keberadaan eter sebagai medium gelombang cahaya. Percobaan ini
juga telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoretis revolusi ilmiah kedua.
Albert Michelson dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907 terutama untuk
melaksanakan percobaan ini. Dalam percobaan ini Michelson dan Morley berusaha
mengukur kecepatan planet Bumi terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap
sebagai medium perambatan gelombang cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan
menunjukkan kegagalan pengamatan pergerakan bumi terhadap eter. Ekperimen
Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter.
Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak absolut. Setiap
gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan
kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakikatnya
membandingkan kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi
mengelilingi matahari, juga eksperimen ini memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya
sama bagi setiap pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan
medium material untuk merambat. Eksperimen ini telah meletakkan dasar bagi teori
A. RELATIVITAS
1. Asumsi dari Teori Relativitas
Teori relativitas khusus muncul sebagai cara untuk menjelaskan fakta-
fakta mengenai elektromagnetisme. Sebelum Einstein mengemukakan
persamaan relativitas khusus, ia menggunakan 2 asumsi yang menurutnya
benar dan sangat perlu, yaitu :
a. Asas relativitas
Menurut asas ini, tidak mungkin untuk membedakan satu sistem
dari yang lain jika dua-duanya bergerak dengan kecepatan tetap (tidak
dipercepat). Sebagai contoh, yaitu Adi di dalam sebuah mobil dan
melihat mobil lain lewat jendela, waktu Adi tidak yakin mana yang
bergerak sampai melongok sendiri keluar jendela. Dengan contoh
tersebut dapat dikatakan bahwa semua hukum fisika, baik mekanika
b = jari-jari matahari
dimana :
ZeM = E/c2
Ze M (massa matahari)
G (tetapan gravitasi)
2K = MVo2 MC2 = E (energi foton)
Hasilnya yaitu :
Cahaya tidak berjalan lurus tapi bisa dibelokkan oleh medan
gravitasi, tetapi cahaya yang dapat dibelokkan oleh medan gravitasi
tidak bisa dibuktikan di bumi, sehingga cahaya tetap berjalan lurus
di bumi karena kuat medan gravitasi bumi, sehingga cahaya tetap
keterangan:
P = daya radiasi (W)
Q = energi kalor (J)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang
elektromagnetik cahaya, Ludwig Boltzmann (1844 – 1906) secara
teoritis menurunkan hukum yang diungkapkan oleh Joseph Stefan
(1853 – 1893) dari gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan
Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga sebagai
Hukum Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda
hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat
temperatur termodinamikanya”.
b. Hukum pergesera wien
Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relative dari
spectrum cahaya yang dipancarkan berubah. Ini menyebabkan
Keterangan:
Pemt : daya yang dipancarkan bumi (watt)
TB : suhu permukaan bumi (K)
Misalnya bumi berada dalam kesetimbangan termal maka daya yang
diserap bumi sama dengan daya yang dipancarkan. Dengan demikian
suhu permukaan matahari adalah:
C. FISIKA ATOM
Percobaan Rutherford
Percobaan Bohr
Kelemahan
Model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek
Strack.
5. Model Atom Mekanika Kuantum
Sebelumnya kita sudah membahas tentang dualisme gelombang-
partikel yang menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik
sebagai gelombang maupun partikel. dalam skala atomik, elektron dapat
kita tinjau sebagai gejala gelombang yang tidak memiliki posisi tertentu di
dalam ruang. Posisi sebuah elektron diwakili oleh kebolehjadian atau
peluang terbesar ditemukannya elektron di dalam ruang.
Adapun untuk atom berelektron banyak (terdiri atas lebih dari satu
elektron), energi elektron pada kulit ke-n adalah
Dimana
D. RADIOAKTIVITAS
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini
disebut peluruhan dan inti atom yang tak-stabil disebut radionuklida. Materi
yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom
yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel
menamakan radiasi dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie
meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre
Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan
untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan
bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang
dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga
menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu
atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus
menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa
lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan
radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran
radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas.
Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan
bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal
Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie
melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium).
Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang
radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang
sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip
dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda
Contoh reaksi inti antara lain adalah 7N14 + 2He4 → 8O17 + 1H1 yaitu
inti atom Nitrogen ditembak dengan partikel (2He4) menjadi inti atom
Oksigen dengan disertai timbulnya proton (1H1), inti atom oksigen yang
terbentuk bersifat radioaktif.
a. Hukum Fisika Dalam Reaksi Inti
Dalam reaksi inti juga berlaku hukum-hukum Fisika seperti yang
terjadi pada peristiwa-peristiwa Fisika yang lainnya antara lain berlaku
1. hukum kekekalan momentum
2. hukum kekekalan energi
3. hukum kekekalan jumlah muatan (nomor atom)
4. hukum kekekalan jumlah nukleon (nomor massa)
Sehingga momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti
sebelum reaksi dan sesudah reaksi harus sama.
Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa
inti, yaitu perbedaan jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan
jumlah massa inti atom sesudah reaksi. Menurut Albert Einstein dalam
kesetaraan antara massa dan energi dinyatakan bahwa energi total yang
dimiliki oleh suatu massa sebesar m adalah E = mc2. Apabila semua
massa inti atom dinyatakan dalam sma (satuan massa atom), maka
energi total yang dimiliki massa sebesar 1 sma setara dengan energi
sebesar 931 MeV (1 sma = 1,66 × 10-27 kg, c = 3 × 108 m/s dan 1 eV =
1.6 × 10-19 Joule) Misalnya suatu reaksi inti dinyatakan menurut
persamaan :
A+a→B+b+Q
Besarnya energi yang timbul dapat dicari dengan persamaan :
Q = {(mA + ma) – (mB + mb)} × 931 MeV
keterangan :
2H + 2H → 2He + 2 1H + Q3
3 3 4 1
Atau
Maka
5. Deret Radioaktif
Inti radioaktif tidak selalu meluruh dan menghasilkan inti anak yang
stabil. Seringkali inti anak juga tidak stabil, sehingga terjadi peluruhan
berikutnya yang juga belum tentu stabil. Setelah beberapa kali meluruh,
akan terbentuk inti yang benar-benar stabil. Tahapan-tahapan peluruhan
tersebut akan mengikuti suatu urutan yang disebut deret radioaktif.
Peluruhan yang demikian disebut peluruhan berantai. Dalam proses
peluruhan radioaktif, nomor massa A inti induk akan berubah dengan 4
satuan (peluruhan alfa) atau A tidak berubah (peluruhan beta). Karena itu
nomor massa A dari isotop-isotop anggota peluruhan berantai, pasti
meluruh dengan kelipatan 4. Dengan demikian ada empat deret yang
mungkin dengan nomor massa A, yang dapat dinyatakan dengan rumus 4n,
4n + 1, 4n + 2, 4n +3, dengan n adalah bilangan bulat. Masing-masing deret
radioaktif diberi nama dengan inti induknya. Deret radioaktif 4n + 2 diberi
nama deret uranium. Deret radioaktif 4n + 3 diberi nama deret aktinium.
Deret 4n diberi nama deret deret Thorium dan deret 4n + 1 diberi nama
deret Neptunium.
Tabel 1. Deret Radioaktif Alam
A. Biodata
Nama : Lukman affandi
Tempat, tanggal lahir : Jombang, 05 Nopember 1997
Sekolah : SMK Negeri Gudo
Alamat : Dsn. Bumiharjo Ds. Gudo
Hobi : BERSEPEDA
B. Foto-foto kenangan