Anda di halaman 1dari 7

KRITERIA

PERENCANAAN PELABUHAN

DISUSUN OLEH :

ANDRIAN DWI HAKMAR D011 18 1008

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
1. Kriteria Perencanaan Pelabuhan
a. Menentukan tujuan dan sasaran pembangunan pelabuhan
b. Prediksi lalu-lintas pelabuhan melalui pengumpulan data : bongkar
muat,kunjungan kapal, asal dan tujuanperkembangan ekonomi
kota,pertumbuhan penduduk, masterplan daerahregional.
c. Pengolahan data
 Menginventarisasi asal dan tujuan barang berikutrute pelayaran
 Klasifikasi jenis barang
 Membuat tabulasi jenis barang
 Membuat grafik dan kecenderungannya
 Periksa dan pisahkan lonjakan yang bersifatsementara
 Review pengaruh pasar (market) pada traffic dankecenderungan teknologi
 Perkiraan pertumbuhan traffic : PDRB,pertumbuhan barang khusus,
pertumbuhanhitterland, tinjauan aksesibilitas.
 Pertimbangan pertumbuhan lokasi,pengembangan industri dan manajemen.
d. Menganalisa hasil data dan membuat alternativeskenario optimis, moderat, dan
pesimis :
 Perencanaan dibagi dalam 3 periode :
- Jangka pendek ; 5 %
- jangka menengah ; 15 %
- jangka panjang ; 25 %
 Prosentase barang dan jasa
 Prosentase jumlah dan ukuran kapal
e. Penelitian luas terhadap kondisi lingkungan :geologi, geoteknik, demografi,
sosial budaya.
f. Desain bangunan-bangunanpelabuhan hitungan dimensi dandetail)
g. Analisa ekonomi kelayakan investasi)
 Benefit Cost Ratio  (BCR) > 1 =menguntungkan
 Internal Rate of Return (IRR) > sukubunga komersil = menguntungkan
 Net Present Value  (NPV) positif =harga keuntungan investasi
h. Memilih alternatif skenario yangpaling menguntungkan, lalusampai ke tahap
PelaksanaanPembangunan Pelabuhan.9. Pengelolaan dan
pengembanganmanajemen) Pelabuhan :operasional dan pemeliharaan
i. Pengelolaan dan pengembanganmanajemen) Pelabuhan :operasional dan
pemeliharaan
2. Metode Pengumpulan data danPerumusan Kondisi Perencanaan
Pengumpulan data ini dilakukan sejak awal perencanaan sampai ke tahap
desain konstruksi. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan melalui cara-
cara sebagai berikut :
 Metode Literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis
dan metode kerja yang dilakukan.
 Metode Observasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan cara melakukan pencarian data melalui internet untuk
mengetahui kondisi lokasi yang sebenarnya dan lingkungan sekitar lokasi.
 Metode Wawancara, yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara
wawancara langsung dengan instansi terkait/ pengelola atau nara sumber
yang dianggap mengetahui permasalahan tersebut.
 Metode Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data atau bahan yang
diperoleh dari buku-buku kepustakaan.

Hinterland, didefinikan sbg daerah penyangga, yg msh dipengaruhi


pelabuhan Kegiatan pelabuhan banyak dipengaruhi berbagai kegiatan
ekonomi daerah penyangga. Areal, dapat untuk pengembangan, mudah
dicapai degan sistim transportasi yang ada. Kondisi alam, keadaan tanah
menentukan konstruksi dermaga, kedalaman perairan, alur pelayaran,
kolam pelabuhan, keselamatan, gelombang, pasang surut dan sedimentasi
mempengaruhi konstruksi pemecah gelombang dan elevasi
dermaga.Navigasi, untuk keselamatan pelayaran meliputi : alur pelayaran,
kolam pelabuhan, ruang gerak untuk manuver kapal.Transportasi,
terhubung dengan jaringan transportasi jalan raya, jalan kereta api dengan
daerah hinterlandnya. Persyaratan Teknis :
Standar kapal, untuk menentukan letak dan posisi dermaga pd
kedalaman yg memenuhi syarat. Hidrografi, menentukan pada tata letak
dermaga, perlu bangunan maritim tambahan/tidak.Manuver kapal, perlu
ruang gerak cukup sesuai degan syarat teknis kapal.Keadaan tanah,
mempengaruhi pemilihan tipe dan bentuk konstr dermaga, maupun
fasilitas lainnya.
3. Kriteria Perencanaan Tambahan
a. Alur pelayaran
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang keluar masuk
pelabuhan. Penentuan dimensi (lebar dan kedalaman) alur pelayaran
dipengaruhi oleh :
 Karakteristik maksimum kapal yang akan menggunakan pelabuhan
 Mode operasional alur pelayaran satu arah/dua arah
 Kondisi bathimetri, pasang surut, angin dan gelombang yang terjadi
 Kemudahan bagi navigasi untuk melakukan gerakan maneuver
1) Panjang alur
Pelayaran Panjang alur masuk dihitung mulai dari posisi kapal
mengurangi kecepatan sampai memasuki turning basin area (stopping
distance, Sd) adalah : Menurut rekomendasi PIANC, panjang alur
minimal untuk kondisi kapal ±10.000 DWT dengan kecepatan
maksimum 5 knots, adalah 1× Loa kapal, dengan Loa digunakan dari
kapal rencana terbesar. Panjang alur ini akan digunakan juga sebagai
panjang minimal dari ujung mulut breakwater hingga turning basin area.
2) Lebar alur pelayaran
Penentuan lebar alur dipengaruhi beberapa faktor :
 Lebar, kecepatan dan gerakan kapal.
 Lalu lintas kapal dan kedalaman alur.
 Angin, gelombang dan arus.
Belum ada persamaan baku yang digunakan untuk
menghitung lebar alur tetapi telah ditetapkan berdasarkan lebar kapal
dan faktor – faktor yang ada. Jika kapal bersimpangan maka lebar
alur yang digunakan minimal adalah 3 – 4 lebar kapal.
3) Kedalaman alur pelayaran
4) Perhitungan kolam putar (turning basin)
Kolam putar (turning basin) dibutuhkan sebagai area untuk manuver
kapal sebelum dan sesudah bertambat. Kawasan kolam ini merupakan
tempat kapal melakukan gerakan memutar untuk berganti haluan. Area
ini harus di desain sedemikian rupa sehingga memberikan ruang yang
cukup luas dan nyaman. Dasar pertimbangan perancangan kolam putar:
 Perairan harus cukup tenang
 Lebar dan kedalaman perairankolam disesuaikan dengan fungsi
dan kebutuhan kapal yang menggunakannya.
 Kemudahan gerak (manuver) kapal.
b. Perencanaan Dermaga
Pada perencanaan harus dipertimbangkan semua aspek yang mungkin akan
berpengaruh baik pada saat pelaksanaan konstruksi maupun pada saat
pengoperasian dermaga. Penggunaan peraturan dan persyaratan-persyaratan
dimaksudkan untuk memperoleh desain yang memenuhi syarat keamanan,
fungsi dan biaya konstruksi. Persyaratan dari desain dermaga pada umumnya
mempertimbangkan lingkungan, pelayanan konstruksi, sifat-sifat material dan
persyaratan-persyaratan sosial. Elemen-elemen yang dipertimbangkan dalam
perencanaan dermaga antara lain:
 Fungsi Fungsi dermaga berkaitan dengan tujuan akhir penggunaan
dermaga, apakah untuk melayani penumpang, barang atau untuk
keperluan khusus seperti untuk melayani transportasi minyak dan gas
alam cair.
 Tingkat kepentingan Pertimbangan tingkat kepentingan biasanya
menyangkut adanya sumber daya yang bernilai ekonomi tinggi yang
memerlukan fasilitas pendistribusian atau menyangkut sistem pertahanan
nasional.
 Umur (life time) Pada umumnya umur rencana (life time) ditentukan
oleh fungsi, sudut pandang ekonomi dan sosial untuk itu maka harus
dipilih material yang sesuai sehingga konstruksi dapat berfungsi secara
normal sampai umur yang direncanakan. Terlebih lagi untuk konstruksi
yang menggunakan desain kayu atau baja yang cenderung untuk
menurun kemampuan pelayanannya akibat adanya kembang susut
ataupun korosi, maka umur rencana harus ditetapkan guna menjamin
keamanan konstruksinya.
 Kondisi lingkungan Selain gelombang, gempa, kondisi topografi tanah
yang berpengaruh langsung pada desain, juga harus diperhatikan
pengaruh adanya konstruksi terhadap kualitas air, kehidupan hewan dan
tumbuh-tumbuhan serta kondisi atmosfer sekitar.
 Beban-beban yang bekerja f. Material yang digunakan
 Faktor keamanan Faktor keamanan berlaku sebagai indeks yang
mewakili keamanan desain suatu struktur, bermanfaat untuk
mengkompensasikan ketidakpastian dalam desain yang biasanya terjadi
akibat kurangnya ketelitian dan human error dalam desain dan
pelaksanaan konstruksi
 Periode konstruksi
 Biaya konstruksi
 Biaya perawatan
1) Pemilihan tipe dermaga
2) Perencanaan dimensi dermaga
3) Elevasi dermaga
4) Gaya-gaya yang berkerja pada dermaga
c. Perencanaan pembebanan dermaga
1) Pembebanan arah vertikal
2) Pembebanan arah horizontal
d. Perencanaan konstruksi atas dermaga (upper structure)
1) Perencanaan pelat precast
 Perhitungan momen pada pelat
 Distribusi beban plat pada balok
 Penulangan pelat
2) Perencanaan balok crane
3) Perencanaan balok
4) Perhitungan poer (pile cap)
5) Perencanaan Bollard
6) Perencanaan Fender
e. Perencanaan konstruksi bawah dermaga (lower structure)
1) Pemilihan tiang pancang
2) Perencanaan tiang pancang
 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang
 Perhitungan Efisiensi Tiang

Anda mungkin juga menyukai