FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2021 1. Kriteria Perencanaan Pelabuhan a. Menentukan tujuan dan sasaran pembangunan pelabuhan b. Prediksi lalu-lintas pelabuhan melalui pengumpulan data : bongkar muat,kunjungan kapal, asal dan tujuanperkembangan ekonomi kota,pertumbuhan penduduk, masterplan daerahregional. c. Pengolahan data Menginventarisasi asal dan tujuan barang berikutrute pelayaran Klasifikasi jenis barang Membuat tabulasi jenis barang Membuat grafik dan kecenderungannya Periksa dan pisahkan lonjakan yang bersifatsementara Review pengaruh pasar (market) pada traffic dankecenderungan teknologi Perkiraan pertumbuhan traffic : PDRB,pertumbuhan barang khusus, pertumbuhanhitterland, tinjauan aksesibilitas. Pertimbangan pertumbuhan lokasi,pengembangan industri dan manajemen. d. Menganalisa hasil data dan membuat alternativeskenario optimis, moderat, dan pesimis : Perencanaan dibagi dalam 3 periode : - Jangka pendek ; 5 % - jangka menengah ; 15 % - jangka panjang ; 25 % Prosentase barang dan jasa Prosentase jumlah dan ukuran kapal e. Penelitian luas terhadap kondisi lingkungan :geologi, geoteknik, demografi, sosial budaya. f. Desain bangunan-bangunanpelabuhan hitungan dimensi dandetail) g. Analisa ekonomi kelayakan investasi) Benefit Cost Ratio (BCR) > 1 =menguntungkan Internal Rate of Return (IRR) > sukubunga komersil = menguntungkan Net Present Value (NPV) positif =harga keuntungan investasi h. Memilih alternatif skenario yangpaling menguntungkan, lalusampai ke tahap PelaksanaanPembangunan Pelabuhan.9. Pengelolaan dan pengembanganmanajemen) Pelabuhan :operasional dan pemeliharaan i. Pengelolaan dan pengembanganmanajemen) Pelabuhan :operasional dan pemeliharaan 2. Metode Pengumpulan data danPerumusan Kondisi Perencanaan Pengumpulan data ini dilakukan sejak awal perencanaan sampai ke tahap desain konstruksi. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan melalui cara- cara sebagai berikut : Metode Literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang dilakukan. Metode Observasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara melakukan pencarian data melalui internet untuk mengetahui kondisi lokasi yang sebenarnya dan lingkungan sekitar lokasi. Metode Wawancara, yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara wawancara langsung dengan instansi terkait/ pengelola atau nara sumber yang dianggap mengetahui permasalahan tersebut. Metode Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data atau bahan yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan.
Hinterland, didefinikan sbg daerah penyangga, yg msh dipengaruhi
pelabuhan Kegiatan pelabuhan banyak dipengaruhi berbagai kegiatan ekonomi daerah penyangga. Areal, dapat untuk pengembangan, mudah dicapai degan sistim transportasi yang ada. Kondisi alam, keadaan tanah menentukan konstruksi dermaga, kedalaman perairan, alur pelayaran, kolam pelabuhan, keselamatan, gelombang, pasang surut dan sedimentasi mempengaruhi konstruksi pemecah gelombang dan elevasi dermaga.Navigasi, untuk keselamatan pelayaran meliputi : alur pelayaran, kolam pelabuhan, ruang gerak untuk manuver kapal.Transportasi, terhubung dengan jaringan transportasi jalan raya, jalan kereta api dengan daerah hinterlandnya. Persyaratan Teknis : Standar kapal, untuk menentukan letak dan posisi dermaga pd kedalaman yg memenuhi syarat. Hidrografi, menentukan pada tata letak dermaga, perlu bangunan maritim tambahan/tidak.Manuver kapal, perlu ruang gerak cukup sesuai degan syarat teknis kapal.Keadaan tanah, mempengaruhi pemilihan tipe dan bentuk konstr dermaga, maupun fasilitas lainnya. 3. Kriteria Perencanaan Tambahan a. Alur pelayaran Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang keluar masuk pelabuhan. Penentuan dimensi (lebar dan kedalaman) alur pelayaran dipengaruhi oleh : Karakteristik maksimum kapal yang akan menggunakan pelabuhan Mode operasional alur pelayaran satu arah/dua arah Kondisi bathimetri, pasang surut, angin dan gelombang yang terjadi Kemudahan bagi navigasi untuk melakukan gerakan maneuver 1) Panjang alur Pelayaran Panjang alur masuk dihitung mulai dari posisi kapal mengurangi kecepatan sampai memasuki turning basin area (stopping distance, Sd) adalah : Menurut rekomendasi PIANC, panjang alur minimal untuk kondisi kapal ±10.000 DWT dengan kecepatan maksimum 5 knots, adalah 1× Loa kapal, dengan Loa digunakan dari kapal rencana terbesar. Panjang alur ini akan digunakan juga sebagai panjang minimal dari ujung mulut breakwater hingga turning basin area. 2) Lebar alur pelayaran Penentuan lebar alur dipengaruhi beberapa faktor : Lebar, kecepatan dan gerakan kapal. Lalu lintas kapal dan kedalaman alur. Angin, gelombang dan arus. Belum ada persamaan baku yang digunakan untuk menghitung lebar alur tetapi telah ditetapkan berdasarkan lebar kapal dan faktor – faktor yang ada. Jika kapal bersimpangan maka lebar alur yang digunakan minimal adalah 3 – 4 lebar kapal. 3) Kedalaman alur pelayaran 4) Perhitungan kolam putar (turning basin) Kolam putar (turning basin) dibutuhkan sebagai area untuk manuver kapal sebelum dan sesudah bertambat. Kawasan kolam ini merupakan tempat kapal melakukan gerakan memutar untuk berganti haluan. Area ini harus di desain sedemikian rupa sehingga memberikan ruang yang cukup luas dan nyaman. Dasar pertimbangan perancangan kolam putar: Perairan harus cukup tenang Lebar dan kedalaman perairankolam disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan kapal yang menggunakannya. Kemudahan gerak (manuver) kapal. b. Perencanaan Dermaga Pada perencanaan harus dipertimbangkan semua aspek yang mungkin akan berpengaruh baik pada saat pelaksanaan konstruksi maupun pada saat pengoperasian dermaga. Penggunaan peraturan dan persyaratan-persyaratan dimaksudkan untuk memperoleh desain yang memenuhi syarat keamanan, fungsi dan biaya konstruksi. Persyaratan dari desain dermaga pada umumnya mempertimbangkan lingkungan, pelayanan konstruksi, sifat-sifat material dan persyaratan-persyaratan sosial. Elemen-elemen yang dipertimbangkan dalam perencanaan dermaga antara lain: Fungsi Fungsi dermaga berkaitan dengan tujuan akhir penggunaan dermaga, apakah untuk melayani penumpang, barang atau untuk keperluan khusus seperti untuk melayani transportasi minyak dan gas alam cair. Tingkat kepentingan Pertimbangan tingkat kepentingan biasanya menyangkut adanya sumber daya yang bernilai ekonomi tinggi yang memerlukan fasilitas pendistribusian atau menyangkut sistem pertahanan nasional. Umur (life time) Pada umumnya umur rencana (life time) ditentukan oleh fungsi, sudut pandang ekonomi dan sosial untuk itu maka harus dipilih material yang sesuai sehingga konstruksi dapat berfungsi secara normal sampai umur yang direncanakan. Terlebih lagi untuk konstruksi yang menggunakan desain kayu atau baja yang cenderung untuk menurun kemampuan pelayanannya akibat adanya kembang susut ataupun korosi, maka umur rencana harus ditetapkan guna menjamin keamanan konstruksinya. Kondisi lingkungan Selain gelombang, gempa, kondisi topografi tanah yang berpengaruh langsung pada desain, juga harus diperhatikan pengaruh adanya konstruksi terhadap kualitas air, kehidupan hewan dan tumbuh-tumbuhan serta kondisi atmosfer sekitar. Beban-beban yang bekerja f. Material yang digunakan Faktor keamanan Faktor keamanan berlaku sebagai indeks yang mewakili keamanan desain suatu struktur, bermanfaat untuk mengkompensasikan ketidakpastian dalam desain yang biasanya terjadi akibat kurangnya ketelitian dan human error dalam desain dan pelaksanaan konstruksi Periode konstruksi Biaya konstruksi Biaya perawatan 1) Pemilihan tipe dermaga 2) Perencanaan dimensi dermaga 3) Elevasi dermaga 4) Gaya-gaya yang berkerja pada dermaga c. Perencanaan pembebanan dermaga 1) Pembebanan arah vertikal 2) Pembebanan arah horizontal d. Perencanaan konstruksi atas dermaga (upper structure) 1) Perencanaan pelat precast Perhitungan momen pada pelat Distribusi beban plat pada balok Penulangan pelat 2) Perencanaan balok crane 3) Perencanaan balok 4) Perhitungan poer (pile cap) 5) Perencanaan Bollard 6) Perencanaan Fender e. Perencanaan konstruksi bawah dermaga (lower structure) 1) Pemilihan tiang pancang 2) Perencanaan tiang pancang Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Perhitungan Efisiensi Tiang
Simpang adalah suatu area yang kritis pada suatu jalan raya yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih
Simpang adalah suatu area yang kritis pada suatu jalan raya yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih