Anda di halaman 1dari 8

RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN

SISTEM

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle –


SDLC) adalah model untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-
aktivitas lama. Lima tahap dari model ini dijelaskan sebagai berikut.
Terdapat beberapa partisipan yang terlibat dalam pengembangan sistem
ini, yaitu:

1. Profesional sistem. Keterlibatan pihak ini adalah untuk menganalisis


masalah dalam sistem yang ada dan menghasilkan solusi yang tepat.
Pihak ini biasanya merupakan analis sistem, designer sistem, dan
programmers
2. Pengguna Akhir. Pihak ini adalah pengguna utama dari sistem yang
dirancang. Pemenuhan kebutuhan pengguna ini-lah yang merupakan
tujuan utama dari sistem.
3. Pemangku kepentingan. Pihak ini terdiri dari individu yang memiliki
ketertarikan pada sistem teteapi bukan end users/pengguna akhir.

Dalam pengmbangan sistem ini, terdapat pula sebuah komite pengarah


sistem. Komite ini bertugas untuk menyediakan panduan, menyelesaikan konflik,
memeriksa proyek dan menugaskan kewajiban, membuat dan mengalokasikan
anggaran, memeriksa status proyek, dan menentukan apakah proyek ini
sebaiknya dilanjutkan. Komite ini terdiri dari CEO, CFO, CIO, manajemen senior
dari daerah pengguna dan servis komputer, dan auditor internal. Pengembangan
model SDLC ini terdiri dari 5 tahap, tapi di bab ini hanya akan dibahas 2 tahap,
yaitu systems strategy dan project initiation.

STRATEGI SISTEM

Langkah pertama dalam SDLC adalah mengembangkan strategi sistem


yang memerlukan pemahaman mengenai kebutuhan bisnis strategis dari
organisasi. Hal ini diperoleh dari misi perusahaan, analisis tekanan kompetitif
terhadap perusahaan, dan keadaan pasar saat ini. Kebutuhan ini mencerminkan
postif relative perusahaan guna mempertahankan keunggulan strategisnya.

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 1


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

1. Menilai kebutuhan informasi strategis. Perencanaan sistem strategis


melibatkan alokasi sumber daya di tingkat makro yang biasanya akan
memakan waktu dari tiga hingga lima tahun. Kunci input utama dalam
mengembangkan strategi sistem yang tepat meliputi:
 kebutuhan bisnis strategis organisasi
 situasi yang melibatkan legacy system
 umpan balik/saran/kritik dari end user atau pengguna akhir.

2. Kebutuhan bisnis yang strategis. Terdapat beberapa aspek perusahaan


yang memiliki dampak terhadap pengembangan sistem, yaitu:
 Visi dan Misi. System strategy membutuhkan pemahaman tentang
visi manajemen puncak, yang telah membentuk strategi bisnis
organisasi.
 Analisis industri dan kompetensi. Analisis industri ini merupakan
kekuatan pendorong yang memengaruhi industri dan kinerja
organisasi, seperti tren penting, risiko signifikan, dan peluang
potensial. Sedangkan analisis kompetensi merupakan gambaran
lengkap tentang keefektifan organisasi yang terlihat melalui empat
filter strategis: sumber daya, infrastruktur, produk / layanan, dan
pelanggan

3. Sistem warisan. Sistem warisan terdiri atas aplikasi, basis data, dan
proses bisnis yang saat ini sedang berjalam sepenuhnya. Komponen
warisan perlu dipetakan berdasarkan proses bisnis saaat ini untuk
menentukan sejauh mana dukungannya terhadap misi perusahaan.
Evaluasi ini untuk mengembangkan strategi migrasi yang dibutuhkan
untuk perpindahan dari system warisan ke sistem masa depan.
Komponen dari sistem legacy ini kemudian digunakan untuk
mengembangkan sebuah architecture description. Architecture
description ini merupakan sebuah deskripsi formal sebuah sistem
informasi, yang diatur dalam bentuk yang mengidentifikasikan sifat
struktural dari sistem atau bahan bangunan yang membuat keseluruhan
sistem informasi. Bila deskripsi ini bagus maka operasional IT dapat
menjadi efisien, perusahaan dapat membahas isu kritis yang luas dalam
perusahaa, dan peningkatan pengadaan.

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 2


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

4. Umpan balik pengguna akhir. Mengidentifikasi kebutuhan sistem


merupakan hal mendasar dibandingkan hal lainnya. dalam fase ini,
feedback yang ada merupakan masalah yag dipersepsikan ketimbang
modikasi kecil pada sistem. Terdapat 5 tahap di titik ini, yaitu:
 Mengenal masalah. Ketika masalah ini akhirnya dikenali, hal ini merupakan
fungsi dari filosofi manajemen, yaitu
o manajemen reaktif - menanggapi masalah hanya ketika
mereka mencapai keadaan krisis
o manajemen proaktif - waspada terhadap tanda-tanda halus
dari masalah dan secara agresif mencari cara untuk
memperbaikinya
 Mengartikan masalah. Manajer dan pengguna akhir harus menghindari untuk
langsung melompat ke satu definisi dari sebuah masalah, memiliki pemikiran
terbuka dan kumpulkan fakta sebelum memutuskan, dan belajar untuk secara
cerdas berinteraksi dengan para profesional sistem. Proses interaktif antara
manajer/pengguna akhir dan profesional sistem diperlukan untuk sampai
pada definisi masalah yang akurat. Tiga tahap berikutnya dari proses end
user feedback akan melibatkan proses interaktif ini.
 Menspesifikkan obyektif sistem. Tujuan strategis perusahaan dan tujuan
operasional sistem informasi harus kompatibel. Pada titik ini, tujuan hanya
perlu didefinisikan secara umum.
 Menentukan kelayakan dan kontribusi dari proyek. Kelayakan ini akan
melewati ujian TELOS yaitu technical, economic, legal, operational, dan
schedule.
 Menyiapkan proposal proyek formal. Proposal proyek sistem memberikan
manajemen dasar untuk memutuskan apakah akan melanjutkan proyek atau
tidak. Proposal ini merangkum temuan penelitian dan membuat rekomendasi
umum dan menguraikan hubungan antara tujuan dari sistem yang diusulkan
dan tujuan bisnis perusahaan.

5. Rencana sistem strategis. Setelah mengoleksi input sistem, komite


steering dan professional sistem akan memeriksa keuntungan dan
kerugian proposal dari segi benefits, biaya, dan dampak strategis.

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 3


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

Proposal yang diterima ini memiliki potensi terbesar untuk mendukung


obyektif organisasi bisnis dalam biaya terendah.

6. Buat Rencana Tindakan. Langkah selanjutnya adalah mengubah strategi


menjadi tindakan. Alat yang digunakan untuk hal ini biasanya adalah The
Balanced Scrorecard. Alat ini merekomendasikan kepada perusahaan
sebuah penglihatan dalam sudut pandang pembelajaran dan
pertumbuhan (can we continue to improve?), proses internal bisnis (what
mus we excel at?), konsumer (how do we look to our customers?), dan
keuangan (how do we look to our shareholders?). Alat ini juga akan
mencegah keluarnya laporan dan informasi mengenai perusahaan.

INSIASI PROYEK

Insisiasi merupakan sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,


pengorganiasasian, pengelolaan untuk mencapai tujuan proyek. Sedangkan
tahap inisiasi proyek yaitu tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan Tahap Pre-Inisiasi Proyek dan terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:

1. Analisis sistem Masalah bisnis harus dipahami sepenuhnya sebelum


solusi dapat dirumuskan. Analisis yang rusak akan mengarah pada solusi
yang rusak. Analisis sistem adalah proses dua langkah, yaitu: survei
sistem saat ini dan analisis kebutuhan pengguna. Survei sistem saat ini
membantu untuk melihat aspek sistem yang ingin diterapkan ke siistem
baru, membantu perencanaan implementasi sistem baru, dan membantu
penetuan konklusif dari apa yang menyebabkan masalah yang
dilaporkan. Namun surevi ini dapat menghalangi pembentukan ide dan
merupakan jurang dalam penentuannya.

2. Langkah survei. Teknik pengumpulan data ini meliputi observasi,


partisipasi, wawancara, dan pemeriksaan dokumen. Fakta yang
dikumpulkan adalah sumber data dan penyimpanan data, pengguna,
proses, alur data, pengendalian (khususnya audit trail). Volume transaksi,
tingkat kesalahan, biaya sumber daya, kemacetan dan operasi yang tidak
penting.

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 4


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

3. Langkah analisis. Analisis sistem adalah proses intelektual yang


bercampur dengan pengumpulan fakta. Laporan analisis sistem formal,
disiapkan dan disajikanke steering committee yang berisi:
 alasan untuk analisis sistem
 ruang lingkup studi
 masalah yang diidentifikasi dengan sistem saat ini
 pernyataan kebutuhan pengguna
 implikasi sumber daya
 rekomendasi

4. Fase konseptualisasi. Tujuan dari konseptualisasi adalah untuk


menghasilkan beebrapa solusi konseptual alternative yang dapat
memenuhi permintan system yang diifentifikasi pada saat analisis
system. Dengan menyajikan sejumlah alternative ke pengguna , tim
proyek dapat menghindari pemaksaan pengguna satu system baru yang
hanya didasarkan pada pertimbangan sendiri.

EVALUASI DAN PEMILIHAN SISTEM

Titik kritis di SDLC adalah adanya sebuah mekanisme formal untuk


memilih satu sistem dari rangkaian desain konseptual alternatif yang akan
digunakan untuk konstruksi; merupakan sebuah proses pengoptimalan yang
berusaha mengidentifikasi sistem terbaik; dan merupakan proses pengambilan
keputusan terstruktur yang mengurangi ketidakpastian dan risiko. Proses seleksi
ini dilakukan melalui dua langkah yaitu:

1. Studi Kelayakan Terperinci. Langkah ini mirip dengan TELOS, namun


sekarang lebih mendetil dan berorientasi untuk menentukan sebuah
desain sistem yang spesifik.
2. Analisis Biaya-Manfaat Analisis biaya manfaat(cost-benefit analysis)
membantu menejemen menentukan apakah(dan sampai seberapa besar)
manfaat yang dapat diterima dari sistem yang diusulkan akan melebihi
biayanya. Teknik ini secara berkala akan digunakan untuk menaksir nilai
keuangan yang diharapkan dari investasi bisnis. Selanjutnya terdapat dua

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 5


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

metode yang biasa digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat


sistem informasi:
 Metode Net Present Value: mengurangi nilai sekarang biaya dari
nilai sekarang manfaat selama umur proyek. Pilihan optimal
adalah proyek dengan nilai bersih sekarang terbesar.
 Metode Payback: lakukan analisis impas dari total biaya (biaya
satu kali ditambah nilai sekarang dari biaya berulang) dan total
manfaat (nilai manfaat saat ini). Setelah titik impas, sistem
memperoleh keuntungan di masa depan. Pilihan optimal adalah
proyek dengan keuntungan masa depan terbesar.

Setelah melakukan analisis ini, selanjutnya untuk menentukan cara untuk


mengakuisisi sistem tersebut, yaitu dengan:

1. Mengembangkan sistem di perusahaan: akuisisi ini paling bagus untuk


sistem yang perlu memenuhi kebutuhan bisnis yang unik dan eksklusif
2. Pembelian perangkat lunak komersial: akuisis ini paling bagus untuk
sistem yang kemudian diharapkan mendukung "praktik industri terbaik"
3. Campuran dari dua pendekatan pertama: hal ini dilakukan dengan
membuat modifikasi internal, pada tingkat yang berbeda-beda, dari sistem
komersial untuk memenuhi kebutuhan unik organisasi

Selanjutnya adalah pengumumuan sistem proyek terbaru. Bagian ini


sendiri bisa jadi merupakan aspek paling rawan dalam SDLC. Dimana dukungan
end user sangat penting untuk sukses. Untuk melakukan hal ini, perusahaan
harus memastikan bahwa setiap pengguna akhir memahami obyektif dari sistem
dan melihat sistem ini sebagai manfaat potensial dalam menjalankan pekerjaan
mereka, ketimbang sebuah ancaman untuk pekerjaan mereka.

PERAN AKUNTAN DALAM MENGELOLA SDLC

Para akuntan terlibat dalam SDLC karena pembuatan informasi sistem ini
mengambil sumber daya yang siginifikan dari perusahaan memiliki implikasi
terhadap sumber daya keuangan. Kualitas dari sistem akuntansi informasi dan
output dari sistem ini sendiri berada di tangan aktivitas SDLC yang
menghasilkannya. Para akuntan yang terlibat ini bisa menjadi sebuah:

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 6


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

1. Pengguna akhir yang harus menyediakan gambaran jelas atas masalah


dan kebutuhan mereka untuk menjalankan pekerjaan mereka di dalam
perusahaan.
2. Sebagai anggota dari kelompok pengembangan sistem
3. Sebagai auditor yang harus memastikan bahwa sistem ini dirancang
dengan kendali internal dan teknik audit komputer yang sepantasnya.

Peran Akuntan Dalam Strategi Sistem

Peran akuntan dalam systems strategy adalah para auditor yang


harus memeriksa strategi sistem milik organisasi. Perencanaan sistem
yang hati-hati ini merupakan cara yang cost-effective untuk menurunkan
risiko pembuatan sistem yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, tidak
efisien, dan tidak efektif. Oleh karena itu, auditor internal dan external
memiliki ketertarikan tertutup terhadap hasil sistem tersebut.

Peran akuntan dalam desain konseptual

Peran akuntan dalam desain konseptual adalah kepemilikan


tanggung jawab dalam perancangannya. Sedangkan professional sistem
memiliki tanggung jawab dalam sistem fisikal. Bila akuntansi penting tidak
dipikirkan dan tidak dikonseptualkan pada titik ini, maka kemungkinan
akan terlupakan dalam perancangan sistem. Hal ini kemudian dapat
mengarah pada pembuangan waktu yang lebih dan membuat organisasi
terbuka pada potensi kerugian keuangan. Auditabilitas dari sistem juga
tergantung dari karakteristik dalam rancangannya.

Peran akuntansi dalam pemilihan sistem adalah untuk melihat


kelayakan ekonomi. Kelayakan ini adalah perhatian utama akuntan.
Akuntan harus memastikan bahwa:

1.  Hanya biaya yang bisa dihindari yang digunakan dalam perhitungan


manfaat penghematan biaya.
2. Menggunakan suku bunga yang wajar dalam mengukur nilai sekarang
dari arus kas
3. Biaya yang satu kali digunakan dibandingkan dengan biaya yang sering
terjadi akan dilaporkan dengan akurat.

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 7


RMK CH 13 : PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
SISTEM

4. Menggunakan masa manfaat yang realistis dalam membandingkan


proyek yang bersaing
5. Manfaat tidak berwujud diberikan nilai keuangan yang masuk akal.

ANDI ISLAH AMANAH – A031191107 8

Anda mungkin juga menyukai