Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PRATIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

FSF 307

PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI

Oleh :

Shafira Ilma Burhan 1901072

Tanggal pratikum :

Asisten : Abdul Wahab Amd.Farm

Yulinda Anggraini, S.Farm

Dhea Ananda

Program Studi S1 Farmasi

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Yayasan Univ Riau

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pratikum Mikrobiologi Farmasi ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Musyirna Rahmah Nasution, M.Si
selaku pembimbing serta dosen Pratikum Mikrobiologi Farmasi yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini di buat agar
pembaca mendapat pengetahuan mengenai Pembuatan Media dan Sterilisasi
serta sebagai tugas di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) Pekanbaru
tahun ajaran 2020/2021. Kami mengucapkan terimakasih atas pertisipasi, bantuan
dan juga dukungan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini jauh dari kata kesempurnaan,
untuk itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kebaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.

Pekanbaru, 09 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN


2.1. Definisi Media dan Sterilisasi ................................................ 3
2.2. Cara Mensterillkan Alat ........................................................ 5
2.3. Cara Membuat Media Pertumbuhan Mikroorganisme ........... 8
2.3.1. Pembuatan Media Pertumbuhan .................................. 8
2.4. Media .................................................................................... 9
2.4.1. Manfaat Dan Fungsi Media .......................................... 11
2.4.2. Persyaratan Media ....................................................... 11
2.4.3. Komposisi Media .......................................................... 11
2.4.4. Bahan Pembuatan Media .............................................. 13
2.4.5. Jenis-jenis Media ......................................................... 14
2.4.6. Media Yang Sering Digunakan Secara Umum ............. 17

BAB III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................. 23
3.2. Saran ....................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam melakukan diagnosa mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat
maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari
mikroba baik bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam
mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik
penanaman. Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan
khususnya mikrobia dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi
dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang
terdapat pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam
sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan
(filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut
sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering. Medium
merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau
didalamnya. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme, pertama-tama kita harus
memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang
memberikan hasil baik. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk
menambah pengetahuan cara pembuatan medium dan cara menstrilisasikan medium

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan media dan sterilisasi
 Bagaimana cara mensterilkan alat-alat ?
 Metode apa saja metode – metode sterilisasi
 Bagaimana cara membuat media pertumbuhan mikrooganisme ?
 apa saja jenis – jenis medium

1.3. TUJUAN PENULISAN


 Mahasiswa dapat memahami media dan sterilisasi
 Mahasiswa dapat memahami cara mensterilkan alat – alat
 Mahasiswa dapat memahami metode – metode sterilisasi
 Mahasiswa dapat memahami cara membuat media pertumbuhan
mikroorganisme
 Mahasiswa dapat memahami jenis – jenis medium

1.4. MANFAAT PENULISAN


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Pratikum Mikrobiologi Farmasi. Makalah ini bermanfaat
sebagai sumber pengetahuan bagi pembaca tentang Pembuatan Media dan
Sterilisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Media dan Sterilisasi


Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan
adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium
atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya
mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang
mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat
menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo,
1993).
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus
disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan
tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara
panas (alkalin)) (Hadioetomo, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam
ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel
tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta
untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan
agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek
karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair
pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo,
1993). Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang
diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia
organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk.
Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran

3
plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang
digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam medium juga
memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus
berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti
meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10
bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta
bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya
jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner,
dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).

Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang


tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa,
kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga
merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil,
suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993). PH merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga
kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium
mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium
didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium
masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan
medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994)
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang
hidup. Adanya pertumbuhan mikro menyatakan bahwa pertambahan bakteri masih
berlangsung dan tak sempurnanya proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resikan
dari kehidupan mikroba tak akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis
yang dirancang untuk membersihkan dari mikro organisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya. Mikro organismesangat berbeda, dalam
kelemahannya terdapat berbagai macam agen anti mikroba (Suriawiria, 2005).
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Target metode inaktvasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismennya,
yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane mikroorganisme
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2008).

4
Media atau medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh
baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat yaitu
mengandung nutisi dasar seperti sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (Fosfor,
Magnesium, Kalsium, Natrium), dan vitamin (Sutedjo, 1991).

2.2. Cara Mensterilkan Alat

Perlu sterilisasi terhadap medium dan alat-alat yang akan digunakan untuk
kegiatan prakatikum Mikrobiologi. Sterilisasi adalah suatu program untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan.Cara
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium Mikrobiologi ialah
dengan pemanasan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka
disebut sterilisasi panas lembab, bila tanpa kelembaban disebut sterilisasi panas
kering atau sterilisasi kering.

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:

1. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang


dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan
berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara
panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170 o
– 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk
peralatan gelas).
2. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin).
3. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat
pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain
adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba).

5
Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti
medium pertumbuhan mikroba ataupun peralatan laboratorium dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad
renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus bisa membunuh jasad renikyang
paling tahan panas seperti spora bakteri (Fardiaz, 1992).

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologis,


sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya.
Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari
mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Oleh karena itu, bagi seorang
pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan
media serta teknik penanaman, hal ini semua merupakan dasar-dasar kerja dalam
laboratorium mikrobiologi.

Sterilisasi ialah suatu proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh


mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan medium
yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan-
bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba. Sterilisasi ini
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Pemanasan, meliputi:
a. Sterilisasi dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu spiritus
sampai pijar).
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan
170°C – 180°C selama 2 jam.
c. Sterilisasi dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu
100°C.
d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, menggunakan otoklaf dengan
suhu 121°C selama 12 – 30 menit.
2. Penyaringan
Dilakukan terhadap bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (misal:
serum darah, toksin, larutan garam fisiologis) dan tidak dapat disterilkan

6
dengan pemanasan tinggi. Untuk itu digunakan filter bakteri, misalnya
Berkeled filter, Chamberland filter.
3. Sterilisasi Bahan Makanan
Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan cara memasukkan ke
dalam uap air panas selama 1 jam dengan suhu 100°C diulang selama tiga
kali. Cara lain adalah dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf
(Pustekkom, 2005).

Faktor–faktor yang mempengaruhi sterilisasi pemanasan:


1. Jenis pemanasan, kering atau basah
2. Suhu dan waktu
3. Jumlah organisme yang ada
4. Apakah organisme tersebut memiliki kemampuan untuk membuat spora
5. Jenis bahan yang mengandung organisme yang harus dibunuh
(Gupte, 1990):

Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi.


Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan
dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh
dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan
sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka
setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat
tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah
dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).

Cara kerja:
1. Bungkus rapi alat- alat gelas yang akan disterilkan dengan kertas
pembungkus/aliminium foil
2. Sterilisasi dengan oven :
1). Buka pintu oven,
2). Tempatkan alat ke dalam oven dengan susunan rapi,
3). Tutup pintu oven,
4). Setting suhu Oven : 160-180ºC selama 1-3 jam.
5). Mulai Sterilisasi,

7
6). Setelah selesai, matikan oven,
7). Tunggu beberapa saat sehingga suhu turun,
8). Keluarkan alat dari oven.

2.3. Cara Membuat Media Pertumbuhan Mikroorganisme

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas


campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil
yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga
bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat
kultur murni.
Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan
identifikasi mikroorganisme sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu
media.

2.3.1. Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroorganisme


A. Potato Dextrose Agar (PDA)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengupas kentang dan memotong kecil-kecil dan mencuci kentang dengan
bersih.
3. Menimbang kentang sebanyak 200 gram, agar-agar 20 gram dan gula 20
gram.
4. Merebus kentang dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga mendidih lalu
menyaring dan mengambil ekstraknya.
5. Mencampur ekstrak kentang dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan
kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup
mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.

8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

8
B. Nutrient Agar (NA)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memotong kecil-kecil dan mencuci daging sapi dengan bersih.
3. Menimbang daging sapi sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10
gram.
4. Merebus daging dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu
Menyaring dan mengambil ekstraknya.
5. Mencampur ekstrak daging dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan
kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup
mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

C. Tauge Extract Agar (TEA)


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mencuci tauge dengan bersih.
3. Menimbang tauge sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10 gram.
4. Merebus tauge dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu
Menyaring dan mengambil ekstraknya.
5. Mencampur ekstrak tauge dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan
kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup
mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas

2.4. Media ( Medium )


Media atau medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh
baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat yaitu

9
mengandung nutisi dasar seperti sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (Fosfor,
Magnesium, Kalsium, Natrium), dan vitamin (Sutedjo, 1991).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat
yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk dan Wheeler, 1993).
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir, 2009).
Media dibedakan menjadi:
1. Media umum, yaitu media yang dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum.
2. Media pengaya, yaitu dipergunakan dengan maksud “memberikan
kesempatan” terhadap suatu jenis atau kelompok mikroba untuk tumbuh
menjadi cepat.
3. Media selektif, yaitu media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
jenis mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan untuk jenis-
jenis lainnya.
4. Media diferensiasi, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa
atau benda tertentu dengan bantuan mikroba.
5. Media penguji, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa atau
benda tertentu dengan bantuan mikroba.

10
6. Media enumerasi, yaitu media yang dipergunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada suatu bahan.(Suriawiria, 2005).

2.4.1. Manfaat dan Fungsi Media


Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga
berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan
mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium.
Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. Didalam
laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk
pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan
virulensi dan lain-lain.

2.4.2. Persyaratan Media


Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai
pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu :

1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan bakteri.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

2.4.3. Komposisi Pertumbuhan

1. Tingkat keasaman (pH)


Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0
merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang
dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.

11
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu
optimum tertentu untuk pertumbuhannya.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah: karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan
sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini.
Oleh karena itu, prinsip dari pada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah
untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.
4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya
5. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmosis akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan
osmosis lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.
Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel.
Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada
tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi,
perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.
6. Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

12
2.4.4. Bahan Pembuatan Media

1. Bahan Dasar

 Air (H2O) sebagai pelarut


 Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu
45oC.
 Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih
banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
 Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan
media bagi mikroorganisme autotrof obligat.

2. Nutrisi atau Zat Makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel


yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg
dan unsur pelikan/trace element.

3. Bahan Tambahan

a. Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan


tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan
untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil
metabolisme.
b. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
nontarget/kontaminan.
4. Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media

 Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan

terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai

pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse

untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan

13
larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan

pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan

kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.

 Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati


seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya
 Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta dan daging sapi.
 Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (
B complex).
 Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

2.4.5. Jenis – Jenis Media

Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan
dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.

A. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya
bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media
tersebut yaitu:
1. Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat
pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak,
media miring, dan media lempeng.

14
Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya,
media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media
lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya.
Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau
kapang.Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar
per 1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada
jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara.
Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya
dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain, terutama
bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung
agar-agar rendah.
Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan
tepung agar-agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri,
ragi, jamur dan kadang-kadang juga mikroalga

2. Media Semi Padat


Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar
kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi
kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan
untuk melihat pergerakan mikroba.
Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya.
Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.

15
3. Media cair

Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya

digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak

ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan

mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.

B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya

Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :


1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung,
daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami
dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0
g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.

16
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya: Mac Conkey Agar.

2.4.6. Media Yang Sering Digunakan Secara Umum Dalam Mikrobiologi


a. Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya
(pre-enrichment broth) untuk

Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri


pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial
untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

b. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung


laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan
laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella.

17
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna.

c. Nutrient Agar
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media

pertumbuhan bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah

dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang

digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar–agar hanya sebagai

pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah

menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu

medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–agar yang telah di

panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).

18
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk
pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

d. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang
berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.

e. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)


MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa,
dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi
jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan.

19
MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan
yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi
Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.

f. Trypticase Soy Broth (TSB)


TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi,
dan penumbuhan bermacam mikroorganisme.

Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen


laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri
patogen.

20
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan

asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi

media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.

g. Plate Count Agar (PCA)

Media PCA = Plate Count Agar (PCA) digunakan dalam percobaan

yang bahannya dapat tumbuh kapang, khamir, dan bakteri. Plate Count

Agar termasuk ke dalam media sintetik karena dalam pembuatan media ini

dapat diketahui komposisinya secara pasti. Media Plate Count Agar bukan

merupakan media non selektif karena media ini tidak hanya ditumbuhi

dengan satu macam mikrorrganisme tertentu.

Cara pembuatannya yaitu Ditimbang 5,25gr PCA dan dimasukan ke

dalam Erlenmeyer. Dilarutkan dengan 250 ml aquades, lalu dihomogenkan

dan dipanaskan di hot plate sambil diaduk hingga larutan mendidih.

Ditutup dengan alumunium foil. Disterilisasi dengan autoclave pada suhu

121oC selama 15 menit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Himedia (2016),

Bahwa PCA merupakan media pertumbuhan semua jenis mikroorganisme.

Plate Count Agar digunakan untuk penentuan jumlah mikroorganisme

dalam makanan, air, air limbah dan juga dari sampel klinis. Komposisi

Gms / Liter Kasein enzimatik hidrolisat ,Yeast ekstrak, Dextrose, Agar ,pH

Akhir pada suhu 25 oC

21
h. Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum

yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan

khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang,

dextrose dan jugaagar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan

sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato Dextrose Agar juga bisa

digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan

metode Total Plate Count.

Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga

kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme

pada sample mereka.Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan

jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidayan

jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit

jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar

3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat

terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang


hidup. Adanya pertumbuhan mikro menyatakan bahwa pertambahan
bakteri masih berlangsung dan tak sempurnanya proses sterilisasi.
 Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zzat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya.
 Bahan dasar media yang meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber
oksigen ; Sumber fosfat ; Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace
element).
 Komposisi media terdiri atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor
tumbuh ; Komponen selektif ; Komponen diferensial ; Media buffer.
 Jenis – jenis Media berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi
padat dan semi cair , Media cair ; Berdasarkan Komposisi/susunannya , yaitu
Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non sintesis ; Berdasarkan
Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media diperkaya.
 Jenis – jenis media yang sering digunakan antara lain seperti Nutrient Agar ,
Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS)
Agar , Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
 Sifat – sifat Media yang terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched
media) ; Media diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk
penghitungan sel.
 Membuat media harus sesuai dengan prosedur agar hasil yang diingankan
sesuai.

23
3.2 Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca mengerti dan memahami tentang
Pembuatan Media dan Sterilisasi. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil
manfaat dari makalah yang telah kami susun. Kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya: Bandung.

Khaeruni, A dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar :

Fakultas Pertanian UHO. Kendari.

Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Erlangga : Jakarta.

Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Erlangga : Jakarta.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta

Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R. , 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi,


Gramedia: Jakarta.

Amni U. 2009. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Dian, 2012. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan


Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat , Bandung:Penerbit PT. Citra Aditya
Bakti.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur
dasar laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Harry, 2012“Komposisi Nutrient Agar dan Nutrient Broth dan Kegunaannya” .


Gramedia: Samarinda.

25
Pratiwi, 2008, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University Press,
USA.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.

Vidi, 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta:Binarupa Aksara.

26

Anda mungkin juga menyukai