FSF 307
Oleh :
Tanggal pratikum :
Dhea Ananda
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pratikum Mikrobiologi Farmasi ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Musyirna Rahmah Nasution, M.Si
selaku pembimbing serta dosen Pratikum Mikrobiologi Farmasi yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini di buat agar
pembaca mendapat pengetahuan mengenai Pembuatan Media dan Sterilisasi
serta sebagai tugas di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) Pekanbaru
tahun ajaran 2020/2021. Kami mengucapkan terimakasih atas pertisipasi, bantuan
dan juga dukungan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini jauh dari kata kesempurnaan,
untuk itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kebaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan media dan sterilisasi
Bagaimana cara mensterilkan alat-alat ?
Metode apa saja metode – metode sterilisasi
Bagaimana cara membuat media pertumbuhan mikrooganisme ?
apa saja jenis – jenis medium
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang
digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam medium juga
memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus
berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti
meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10
bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta
bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya
jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner,
dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
4
Media atau medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh
baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat yaitu
mengandung nutisi dasar seperti sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (Fosfor,
Magnesium, Kalsium, Natrium), dan vitamin (Sutedjo, 1991).
Perlu sterilisasi terhadap medium dan alat-alat yang akan digunakan untuk
kegiatan prakatikum Mikrobiologi. Sterilisasi adalah suatu program untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan.Cara
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium Mikrobiologi ialah
dengan pemanasan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka
disebut sterilisasi panas lembab, bila tanpa kelembaban disebut sterilisasi panas
kering atau sterilisasi kering.
5
Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti
medium pertumbuhan mikroba ataupun peralatan laboratorium dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad
renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus bisa membunuh jasad renikyang
paling tahan panas seperti spora bakteri (Fardiaz, 1992).
1. Pemanasan, meliputi:
a. Sterilisasi dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu spiritus
sampai pijar).
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan
170°C – 180°C selama 2 jam.
c. Sterilisasi dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu
100°C.
d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, menggunakan otoklaf dengan
suhu 121°C selama 12 – 30 menit.
2. Penyaringan
Dilakukan terhadap bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (misal:
serum darah, toksin, larutan garam fisiologis) dan tidak dapat disterilkan
6
dengan pemanasan tinggi. Untuk itu digunakan filter bakteri, misalnya
Berkeled filter, Chamberland filter.
3. Sterilisasi Bahan Makanan
Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan cara memasukkan ke
dalam uap air panas selama 1 jam dengan suhu 100°C diulang selama tiga
kali. Cara lain adalah dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf
(Pustekkom, 2005).
Cara kerja:
1. Bungkus rapi alat- alat gelas yang akan disterilkan dengan kertas
pembungkus/aliminium foil
2. Sterilisasi dengan oven :
1). Buka pintu oven,
2). Tempatkan alat ke dalam oven dengan susunan rapi,
3). Tutup pintu oven,
4). Setting suhu Oven : 160-180ºC selama 1-3 jam.
5). Mulai Sterilisasi,
7
6). Setelah selesai, matikan oven,
7). Tunggu beberapa saat sehingga suhu turun,
8). Keluarkan alat dari oven.
8
B. Nutrient Agar (NA)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memotong kecil-kecil dan mencuci daging sapi dengan bersih.
3. Menimbang daging sapi sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram dan gula 10
gram.
4. Merebus daging dengan aquades sebanyak 500 ml hingga mendidih lalu
Menyaring dan mengambil ekstraknya.
5. Mencampur ekstrak daging dengan gula dan agar-agar sambil memanaskan
kembali agar zat tersebut larut sempurna dan campuran menjadi homogen.
6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan kapas, menutup
mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium foil dan plastik tahan panas.
7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.
9
mengandung nutisi dasar seperti sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (Fosfor,
Magnesium, Kalsium, Natrium), dan vitamin (Sutedjo, 1991).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat
yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk dan Wheeler, 1993).
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir, 2009).
Media dibedakan menjadi:
1. Media umum, yaitu media yang dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum.
2. Media pengaya, yaitu dipergunakan dengan maksud “memberikan
kesempatan” terhadap suatu jenis atau kelompok mikroba untuk tumbuh
menjadi cepat.
3. Media selektif, yaitu media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
jenis mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan untuk jenis-
jenis lainnya.
4. Media diferensiasi, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa
atau benda tertentu dengan bantuan mikroba.
5. Media penguji, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa atau
benda tertentu dengan bantuan mikroba.
10
6. Media enumerasi, yaitu media yang dipergunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada suatu bahan.(Suriawiria, 2005).
11
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu
optimum tertentu untuk pertumbuhannya.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah: karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan
sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini.
Oleh karena itu, prinsip dari pada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah
untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.
4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya
5. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmosis akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan
osmosis lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.
Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel.
Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada
tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi,
perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.
6. Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
12
2.4.4. Bahan Pembuatan Media
1. Bahan Dasar
3. Bahan Tambahan
Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
13
larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan
dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.
A. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya
bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media
tersebut yaitu:
1. Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat
pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak,
media miring, dan media lempeng.
14
Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya,
media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media
lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya.
Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau
kapang.Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar
per 1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada
jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara.
Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya
dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain, terutama
bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung
agar-agar rendah.
Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan
tepung agar-agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri,
ragi, jamur dan kadang-kadang juga mikroalga
15
3. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
16
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya: Mac Conkey Agar.
17
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna.
c. Nutrient Agar
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media
pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah
menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu
18
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk
pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
d. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang
berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.
19
MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan
yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi
Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.
20
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan
yang bahannya dapat tumbuh kapang, khamir, dan bakteri. Plate Count
Agar termasuk ke dalam media sintetik karena dalam pembuatan media ini
dapat diketahui komposisinya secara pasti. Media Plate Count Agar bukan
merupakan media non selektif karena media ini tidak hanya ditumbuhi
121oC selama 15 menit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Himedia (2016),
dalam makanan, air, air limbah dan juga dari sampel klinis. Komposisi
Gms / Liter Kasein enzimatik hidrolisat ,Yeast ekstrak, Dextrose, Agar ,pH
21
h. Potato Dextrose Agar (PDA)
khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang,
sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato Dextrose Agar juga bisa
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
3.2 Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca mengerti dan memahami tentang
Pembuatan Media dan Sterilisasi. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil
manfaat dari makalah yang telah kami susun. Kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur
dasar laboratorium. Jakarta: Gramedia.
25
Pratiwi, 2008, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University Press,
USA.
26