OLEH
F. YUNITA INDRIA
859753961
A. Pertumbuhan Fisik/Jasmani
Pada usia 11-12 tahun tinggi anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda,pada usia 12-13
tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan laki-laki,tetapi pada usia
14-15 anak laki-laki akan mengejarnya sehingga pada usia 18-19 tahun tinggi badan laki-laki jauh
dari wanita (lebih tinggi)
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
B. Pertumbuhan Intelektual
Berfikir abstrak adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai
berpikir formal operasional.
Berkembangnya kemampuan berfikir operasional pada masa remaja ditandai dengan 3 hal
penting:
1. Anak mulai mampu melihat (berfikir)tentang kemungkinan –kemungkinan
2. Anak telah mampu berfikir ilmiah,dari mulai merumuskan masalah ,membatasi
masalah ,menyusun hipotesis,mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan
menarik kesimpulan- kesimpulan.
3. Remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
C. Perkembangan Emosional
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan
sendirinya pada usia 18 th.Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan
semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).
KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa
anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya. Sebaliknya Jean
Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah
anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.
Dalam pandangan bahwa vperilaku anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan (herediter)
dikenal dengan mazhab nativisme. Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan
teori tabula rasa. Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui
pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan
berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh (mazhab empirisme).
Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan
maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut oleh kebanyakan ahli
saat ini.
Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat
dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif melawan
pengaruh bukan normatif. Faktor internal, faktor pembawaan sejak lahir yang disebut heredity.
Faktor eksternal, faktor yang berpengaruh terhadap diri individu yang berasal dari
lingkungan(enviromental influences).
1. Pengaruh normatif yaitu jika pengaruh terhadap kebanyakan orang dalam kelompok
tertentu adalah sama
2. Pengaruh non-normatif yaitu peristiwa yang luar biasa yang memberikan pengaruh besar
terhadap kehidupan manusia
Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan
pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang
sangat global:
1. Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan
sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.
2. Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang
melibatkan individu di dalamnya.
3. Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti pengaruh
sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan pemerintahan.
4. Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat
pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan
sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
Dalam pandangan yang konvensional terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi
proses perkembangan anak usia sekolah menengah, yaitu:
1. faktor pembawaan (heredity):yang bersifat alamiah(nature)
2. faktor lingkunan (environment):yang memungkinkan proses pengembangan(nurture)
3. faktor waktu(time):saat tibanya masa peka atau kematangan(maturation)
Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau
the worst of time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu mengatasi
berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan identitasnya yang akan
dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada pada krisis
identitas (identity crisis) yang berkepanjangan.
KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah
A. Perbedaan Kemampuan
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandungdalam diri siswa yang
diperolehnya secara pembawaan ,sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi
kemamnpuan nyata.
Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji,karena
merupakan hasil usaha atau belaja yang bersangkutan.Kermampuan nyata sering disebut juga
prestasi belajar(achievment)
B. Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan
mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the
essentials seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk
memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang
lebih baik dibanding dengan yang lain.
Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996), antara lain:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisiensi dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi
Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu :
1. Biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan,
dalam arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-
terangan(overtly behavior) maupun tersamar(covertly) sebagai hasil dari pengalaman),
2. Psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak
yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol).
3. Operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci dan menemukan
cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain,
Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner.
1. Spearman memperkenalkan teori 2 faktor yaitu: kemampuan guru (general faktor) dan
bakat (specific factor),
2. Guilford mengetengahkan teori multi faktor atau lebih dikenal dengan Guilford'sStructur
of intellect yang memberikan gambaran tentang adanya 150 faktor kemampuan pada
manusia,
3. Howard memperkenalkan teori Multiple intelegences yaitu bahwa manusia terdiri dari 8
intelegensi (bahasa, logis-matematika, tilikan ruang, bodily konesthic, musik, antar pribadi,
intra pribadi, natralist)
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)