Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PARTISIPASI 4

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

OLEH
F. YUNITA INDRIA
859753961

PROGRAM STUDI S.1


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
MODUL 3
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
KB 1. Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional

A. Pertumbuhan Fisik/Jasmani
Pada usia 11-12 tahun tinggi anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda,pada usia 12-13
tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan laki-laki,tetapi pada usia
14-15 anak laki-laki akan mengejarnya sehingga pada usia 18-19 tahun tinggi badan laki-laki jauh
dari wanita (lebih tinggi)
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum
1.
berlangsung secara pesat menurun, sangat lambat
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat badan
2. sering kurang seimbang lebih seimbang mendekati kekuatan
tubuh orang dewasa
Munculnya ciri-ciri sekunder Siap berfungsinya organ-organ
3.
reproduksi
Gerak-gerik tampak canggung dan kurang Gerak-geriknya mulai mantap
4.
terkoordinasikan
Aktif dalam berbagai jenis cabang Jenis dan jumlah cabang permainan
5.
permainan yang dicobanya lebih selektif

B. Pertumbuhan Intelektual
Berfikir abstrak adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai
berpikir formal operasional.
Berkembangnya kemampuan berfikir operasional pada masa remaja ditandai dengan 3 hal
penting:
1. Anak mulai mampu melihat (berfikir)tentang kemungkinan –kemungkinan
2. Anak telah mampu berfikir ilmiah,dari mulai merumuskan masalah ,membatasi
masalah ,menyusun hipotesis,mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan
menarik kesimpulan- kesimpulan.
3. Remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan kaidah-
1. mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah logika formal disertai
formal dalam ide-ide atau pemikiran abstrak kemampuannya membuat generalisasi
Kecakapan dasar umum menjalani laju Tercapainya titik puncak
2.
perkembangan yang terpesat
Kecapakan dasar khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu
3. menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan
kecenderungan lebih jelas kemantapannya

C. Perkembangan Emosional
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan
sendirinya pada usia 18 th.Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan
semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).
KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap

A. Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap


Rungan pria lebih peduli terhadap nilai-nilai keadilan dan kejujuran,sedangkan wanita
terhadap nilai-nilai kesejahteraan.KecendePerbedaan profil perkembangan pemikiran sosial
dan moralitas antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Diawali dengan kecenderungan Bergaul dengan jumlah teman yang
ambivalensi keinginan menyendiri dan terbatas dan selektif
keinginan bergaul dengan banyak orang
tetapi bersifat temporer
2. Adanya ketergantungan yang kuat kepada Ketergantungan kepada kelompok
kelompok sebaya disertai semangat sebaya berangsung fleksibel
konformitas yang tinggi
3. Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan
bebas dari dominasi pengaruhorang tua batas-batas kebebasannya mana yang
dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan harus dirundingkan dengan orang
dari orang tuanya tuanya
4. Dengan sikapnya dan cara berpikinya yang Sudah dapat memisahkan antara nilai-
kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau nilai dengan kaidah-kaidah normatif
sistem nilai etis dengan kenyataannya yang universal dari para pendukungnya
dalam perilaku sehari-hari oleh para yang mungkin dapat berbuat keliru atau
pendukungnya kesalahan

B. Perkembangan Pemikiran Politik


Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena
memang keduanya berkaitan erat.
Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali,
sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh
pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.
C. Perkembangan Agama dan Keyakinan
Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan Eksistensi dan sifat kemurahan serta
keadilan Tuhan mulai dipertanyakan keadilan Tuhan mulai dipahami dan
secara kritis dan skeptis dihayati
2. Penghayatan kehidupan keagamaan Penghayatan dan pelaksanaan
sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan kehidupan keagamaan sehari-hari
atas pertimbangan adanya semacam mulai dilakukan atas dasar kesadaran
tuntutan yang memaksa dari luar dirinya dan petimbangan hati nuraninya sendiri
yang tulus ikhlas
3. Masih mencari dan mencoba menemukan Mulai menemukan pegangan hidup
pegangan hidupnya yang definitif

Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa
anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya. Sebaliknya Jean
Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah
anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.
Dalam pandangan bahwa vperilaku anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan (herediter)
dikenal dengan mazhab nativisme. Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan
teori tabula rasa. Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui
pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan
berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh (mazhab empirisme).
Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan
maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut oleh kebanyakan ahli
saat ini.
Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat
dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif melawan
pengaruh bukan normatif. Faktor internal, faktor pembawaan sejak lahir yang disebut heredity.
Faktor eksternal, faktor yang berpengaruh terhadap diri individu yang berasal dari
lingkungan(enviromental influences).
1. Pengaruh normatif yaitu jika pengaruh terhadap kebanyakan orang dalam kelompok
tertentu adalah sama
2. Pengaruh non-normatif yaitu peristiwa yang luar biasa yang memberikan pengaruh besar
terhadap kehidupan manusia
Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan
pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang
sangat global:
1. Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan
sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.
2. Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang
melibatkan individu di dalamnya.
3. Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti pengaruh
sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan pemerintahan.
4. Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat
pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan
sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
Dalam pandangan yang konvensional terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi
proses perkembangan anak usia sekolah menengah, yaitu:
1. faktor pembawaan (heredity):yang bersifat alamiah(nature)
2. faktor lingkunan (environment):yang memungkinkan proses pengembangan(nurture)
3. faktor waktu(time):saat tibanya masa peka atau kematangan(maturation)
Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau
the worst of time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu mengatasi
berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan identitasnya yang akan
dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada pada krisis
identitas (identity crisis) yang berkepanjangan.
KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah

A. Perbedaan Kemampuan
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandungdalam diri siswa yang
diperolehnya secara pembawaan ,sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi
kemamnpuan nyata.
Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji,karena
merupakan hasil usaha atau belaja yang bersangkutan.Kermampuan nyata sering disebut juga
prestasi belajar(achievment)
B. Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan
mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the
essentials seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk
memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang
lebih baik dibanding dengan yang lain.
Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996), antara lain:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2. Efisiensi dalam berbahasa
3. Kecepatan dalam pengamatan
4. Kemudahan dalam mengingat
5. Kemudahan dalam memahami hubungan
6. Imajinasi
Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu :
1. Biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan,
dalam arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-
terangan(overtly behavior) maupun tersamar(covertly) sebagai hasil dari pengalaman),
2. Psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak
yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol).
3. Operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci dan menemukan
cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain,
Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner.
1. Spearman memperkenalkan teori 2 faktor yaitu: kemampuan guru (general faktor) dan
bakat (specific factor),
2. Guilford mengetengahkan teori multi faktor atau lebih dikenal dengan Guilford'sStructur
of intellect yang memberikan gambaran tentang adanya 150 faktor kemampuan pada
manusia,
3. Howard memperkenalkan teori Multiple intelegences yaitu bahwa manusia terdiri dari 8
intelegensi (bahasa, logis-matematika, tilikan ruang, bodily konesthic, musik, antar pribadi,
intra pribadi, natralist)
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)

IQ Persentase dari Populasi Klasifikasi


140 ke atas 1 Genius (jenius)
130-139 2 Very superior (sangat
120-129 8 Unggul
110-119 16 Superior (unggul
100-109 23 Average
90-99 23 Normal
80-89 16 Dull average (mendekati normal)
70-79 8 Borderline (lambat)
60-69 2 Mentally defficient
Dibawah 60 1` Terbelakang

C. Perbedaan dalam Kepribadian


Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis
dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und Drang
(masa angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam pengintegrasian
unsur-unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan,
minum, bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk
mempertahankan hidup.
2. Kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives.
Murray memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
1. Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat
keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain.
2. Needs for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk melakukan
sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin.
3. Needs for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti
teman sebaya, setia kawan.
4. Needs for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan,
menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
5. Autonomy Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri
6. Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
7. Defendance needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
8. Deference needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
9. Needs for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi,yaitu kebutuhan ingin menguasai
lingkungan manusia
10. Exhibition (n Exh), kebutuhan pamer diri.
11. Harmovoidance,kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan
12. Infavoidance,kebutuhan untuk menghindari kegagalan
13. Nurturance,kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan
14. Order, kebutuhan teratur.
15. Play
16. Rejection,kebutuhan untuk menolak orang lain
17. Sentience, kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
18. Sex,kebutuhan membangun hubungan yang bersifat erotis
19. Succorance,kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapat kesulitan
20. Under standing,kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara/hipotesis

Anda mungkin juga menyukai