Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KOMPLEKS

LUH AYU PURNAMI, S.ST.,M.Tr.Keb


Deskripsi Matakuliah

 Cabang ilmu ini memberikan kemampuan kepada


mahasiswa untuk mampu memberikan asuhan
kebidanan pada kasus kompleks meliputi patofisiologi
masalah Ginikologi dan Obstetri dan asuhan
menyeluruh pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, KB dan reproduksi perempuan.
Ginekologi

 Ginekologi merupakan mata kuliah tentang penyakit


kandungan dan permasalahannya pada wanita dalam
siklus kehidupannya. Ginekologi yang dipelajari di
program studi kebidanan antara lain: ruang lingkup
ginekologi, infeksi sistem reproduksi, gangguan
menstruasi, infertilitas, tumor dan kanker sistem
reproduksi, kelainan kongenital sistem reproduksi,
pemeriksaan diagnostik, penanganan penyakit menular
seksual, AIDS dan HIV.
Obstetri

 Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran atau


mata kuliah yang mempelajari yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Ilmu
Obstetri atau yang lebih awam dikenal dengan
Ilmu Kebidanan adalah bagian dari ilmu
kedokteran yang khusus mempelajari segala
persoalan yang bersangkutan dengan kelahiran
bayi. Dengan demikian dapat dikatan bahwa yang
menjadi objek ilmu ini adalah kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan.
Asuhan kompleks pada cabang ilmu
Ginekologi yang meliputi :
 Mioma Uteri  Mioma Geburt
 Kista Ovarium  Endometriosis
 Disfunctional Uterin Bleeding  Kista Bartolini
 Prolapsus Uteri  Bartolinitis
 Hiperplasia Endometrium  Polip Servik
 Tumor Padat Ovarium  Torsi Kista
 Fistula Rectovaginal
Masalah obstetrik dan komplikasi
pada kehamilan dan persalinan
yang umum terjadi. meliputi :
1. Kasus pada fetomaternal
2. Kasus pada obstetric sosial
INFERTILITAS

7
8
 adaIah pasutri yang berhubungan secara teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi dan dimungkinkan bisa terjadi
kehamilan selama 12 bulan, tetapi belum terjadi kehamilan.
 Disebut infertilitas primer bila setelah pernikahan selama 12
bulan atau lebih belum terjadi kehamilan.
 Disebut infertilitas sekunder bila setelah pernah terjadi
kehamilan dan selama 12 bulan berhubungan secara teratur
tanpa menggunakan kontrasepsi belum terjadi kehamilan.
 Bila belum terjadi kehamilan disebut INFERTIL ( primer /
sekunder )1 th, 2 th, 3 th dst . .
 Bila sdh terjadi kehamilan disebut SUBFERTIL ( primer /
sekunder )1 th, 2 th, 3 th dst . .
Syarat2 kesuburan (fertilitas)
9

1. pria dpt m’hasilkan sperma : kualitas, kuantitas & gerakan baik


2. wanita dpt m’hasilkan sel.telur yg sehat
3. sperma dpt masuk vagina – OUE – can.cerv – cav.ut - tuba >< wanita

sel telur hdp 2 X 24 jam


sperma hdp dlm rahim 1 X 24 jam
Kekurang-suburan pria disbbkan :
10

1. impotensi / ejakulasi prekok – epis/hypo


spadia – sperma + ov
2. sumbatan – ok. Infeksi, vasektomi
3. kel.gerakan, (ok infeksi prostat) - >>pekat,
>>encer, obat2 penenang
4. kel.produksi / pematangan – gondongan,
nondescensus / lingk./obat2an, mandi sauna,
varicocele
5. KU<baik, gizi < - obat subur Vit C, E & zink
6. tdk dpt diterangkan
11 Kekurang suburan pd wanita disebabkan :
1. kel.lendir cervix : infeksi, >>pekat, >>asam – shg mesbbkan
grkan sperma <<
2. kel.bentuk rahim : congenital, tumor, polip dll
3. sumbatan saluran akibat : PID, Go – tubektomi
4. endometriosis : externa – smbtn/perlekatan2 di luar tuba
5. kelainan endokrin : - ggn ovarium, adrenal – thiroid – hypo
thalamus / phise

Kekurang suburan pd wanita + pria


1. reaksi immunologic (kekebalan) – zat antibody terhdp sperma
2. kurang pengetahuan pasutri : lbh krg 10 - 15 % infertile tdk diket
sebabnya
Sebab2 Infertilitas & Penyebabnya
12 JENIS PENGOBATANNYA
PRIA Hidrokel, aspirasi / eksisi
varikokel, Ligasi
Berendam air panas, Hindari
cel.dam.ketat, obstruksi vasa / Hindari
epididimis, operasi pintas (go, tbc vas diferen )
oligo zoospermia. FSH & HCG
WANITA Tuberkolosis Tuberkulostatika
Endometriosis -operasi, koagulasi listrik / laser
Myoma uteri. -progesteron, danasol, MPA
spasme tuba -antiprostaglandin
Obstruksi tuba Operasi konservatif
Triosin, amil nitrit
Operasi rekonstruksi, FIV
Ggn ovulasi Pemicuan ovulasi
(C.C, epimestrol, tamoxsifen).
HMG/HCG, FSH, analog / antagonis
Gn RH
PRIA + WANITA Idiopalic Tagit, FIV, IUI, atau langsung
Tdk dpt diobati Adopsi
13

nasehat umum : ovulasi & hub


sexual – gangguannya ( salah
teknik, ggn psiko seksual, ejakulasi
abnormal, kel.anatomik, hypo,
epipasdia
wawancara dengan pasutri
pemeriksaan phisic & alat kelamin
LANGKAH2 YG PERLU DILAKUKAN / PEMERIKSAAN 2 :

I.Pemeriksaan Air Mani


Indikasi : untuk mengetahui fisik gerakan, jumlah &
mutu /btk sperma dalam gelas kaca jangan
ddlm kondom : ≤ 2jam sp lab lbh baik bila diruang
yg disediakan lab. Px : 2x.
AS normal :
1. vol : (5 - 6 ml)
2. jml/ml : > 20 juta
3. motilitas (6-8 jam) : ≥ 70 %
4. btk normal : > 70%
5.Fruktosa : 1200-4500 ug/ml
6. Al ( 0,3 – 0,7 ) tiap LP
Bila fruktosa ( - ) : berarti vesicula & vasa seminalis tdk ada / o.k
kel.kongenital tidak perlu di px.lagi.
Bila fruktosa ( + ): dilanjutkan biopsi testis – utk melihat
spermatogenesis – bisa tahu jg dimana kelainannya.
15
Px Biopsi
16
a. tubulus contortus N/tdk
b. jar interstitial N/tdk
c. spermatogenesis :
spermatogonium N/tdk
cel sertoli N/tdk
spermatocit primer >>/<
spermatid N/tdk
spermatozoon <</>>
MIF

TESTOSTERON
SPERM TRANSPORT
SPERM TRANSPORT
Psbb Oligo / azoospermaa
1.Kel. congenital : sindrom klinefelter, testes (-) , vasa
deferens (-)
2.Acquisita : maldesensus testiculorum, kriptorkhidisme,
a. (perkembangan)
b. Fisik : trauma : kecelakaan / operasi
Sinar x, radioaktif
Panas hidrokel, varikokel, cel. dam ketat, mandi
panas
Testis yg mengalami torsi
c. Infeksi : orkhitis, parotitis, influenza, sifilis
Epididimo orkhitis non spesifik atau go
d. Neoplasia : tumor testes ; seminoma, teratoma
e. Endocrine : ggn poros hypothalamus-hypofise-testes
f. Kimiawi :
antimitosis : metothrexate, busulfan, siklofosfamid
Pemeriksaan Hormon
FSH, LH, Prolaktin, yg diproduksi -kel.hipofisis.
Testosterone diproduksi oleh sel leydig didlm testes

ETIOLOGI & Epidemiologi Infertilitas


1.Persyaratan Kehamilan
• Hub seksual yg normal
• Analisis sperma yg normal
• Ovulasi yg normal
• Uterus & Endometrium yg normal
• Tuba Fallopi yg normal
22

2. Frekuensi
-64 % psbb wanita 21% ovulasi, 15%
tuba, 8% endometriosis, vagina, cervix,
korpus, endometrium 8%
-36 % psbb pria – oligo zoosperma.
Psikogenik 8% idiopathic 15-20%
16 % pria + wanita
20 % endokrinologik
2 % immunologic
10 % pas.usia subur infertile primer
10 % lain sudah punya anak 1/2
3. Etiologi
23
a. ggn hub seksual
b. jml sperma & transportasi yg abnormal
c. ggn ovulasi & hormonal
d. kel tempat implantasi (endmetrium & uterus)
• ggn uterus :
cervix: - yg tdk ramah (antibody sperma)
- yg sdh rusak (amputasi)
- erosi & cervisitis
- retroversi (jarang)
• corpus & endometrium
- kel congenital : mis didelpis
- endometriosis interna
- endometritis tbc
- myona uteri t.u submukosa
- perlekatan uterus & polip
24 e. kel jalur transportasi (tuba)
• hipoplasia congenital
•penempelan fimbrias
•obstruksi tuba : sapingitis, post
abortus nifas, go, tbc, AKDR,
hidrosalfinx, peritonitis pelvis,
appendisitis / salpingitis
•sterilisasi tuba
•spasme tuba (reversible) – triosin
f. ggn peritoneum
g. ggn immunologik
II. Pencatatan SBB
25 • petunjuk tdk langsung ter.: ovulasi
• dr ovulasi – progesterone naik – suhu naik
• grafik bifasik – peningkatan selama > 11 hari – baik
• sblm naik ter.: penurunan – suhu basal nadir – yg
berhub saat terjadinya peningkatan H.LH (LH Surge).

III. Penilaian Siklus Haid


1.SBB 1-6 siklus – kapan ovulasi
2.UMS & UPS
? lendir cervix respon thdp h.progesteron, ? pd can
cervix
3.untuk mengetahui daya penetrasi sperma dalam can
cervix
• Px kadar progesterone darah / pregnandiol urine pd
masa setelah ovulasi – hr ke 5 – 8 ssdh suhu nadir
•Biopsi endometrium utk mengetahui fase luteal
•Px folikulogenesis.pd ovarium dg USG transvaginal
6.Ggn Ovulasi & Hormonal
26 •Konsepsi : harus ada ovum yg dibuahi
•Ovulasi gagal : o.k. amenorrhea / oligomenorea
•Ovarium : sbg penghasil gamet
Sbg endokrin – hormone sex (estrogen & progesterone)
10-15% wanita infertile – gagal ovulasi / bias ovulasi – ttpi
corp.luteum tak tahan lama (28 hr) – disebut fase luteal adekuat
•Ovulasi gagal
primer ovum – ovarium polikistik
sekunder : kelainan poros hypothalamus / fisis
Kelainan pusat opioid & receptor – steroid di
hypothalamus
Tumor / hipofungsi hipofisis
Ggn metabolisme opioid – menyebabkan
Kadar endorphin beta naik – menyebabkan kadar prolaktin naik yg
juga bisa dsbb peny.kronik di ginjal & mamae, obat2 hipnotika &
sedatiwa
Prl naik – menghambat FSH & LH – pd ovarium – anovulasi
•Hipertiroidisme / hipo
•Cushing & Addison
f. Kel. Peritoneum
27
endometriosis – factor infertilitas dgn gejala:
•Dispareunia
Dengan pemeriksaan thd zalir (cairan
peritoneal) dpt ditemukan lesi endometriosis
Endometriosis = anovulasi = ovulasi inadequate
Hasil kadar progesterone turun
PRL, estrogen N / naik
FSH, PGF1a, tromboxan B-2 naik
LH, sel makrofag naik pd lesi ringan / sdg =
infeksi kronik
Plasmin pd lesi yg berat – menurun, proteolitik ,
IgG, M, A
g. Kel. Imunologik
- pd g – kompleks – interaksi ant sperma &
cervix
28

g. Kel. Imunologik
- pd g – kompleks – interaksi ant sperma & cervix

Kadar normal hormone serum SIKLUS OVULATORIK


FASE SIKLUS HAID
Jenis Satuan
Pra Ov Ovulasi Post Ov.
FSH mU1/ml 5-20 15-45 5-12
LH mw/ml 5-15 30-40 5-15
PR1 mg/ml 5-25
E2 pg/ml 25-75 200-600 100-300
P ng/ml <5 5-8 10-30
29 Keadaan sblm ovulasi telah terjadi
1. Rwyt haid : siklus normal & trtr, nyeri ½ siklus
(mittelschmersze), perdrhan / cairan vagina
bertambah, mastalgia ( nyeri payudara ) prahaid
2. Uji Pakis : pd hr 23-28 siklus haid gamb daun pakis
(akibat pengaruh progesterone yg menghambat
estrogen, hr ke 6-22 – bila masih tetap ovulasi). Daun
pakis hilang juga bisa akibat dari darah & semen.
3. SBB : pola bifasik dg tonik (dip) nadir ½ siklus
4. Sitologi vagina / sitologi endocervix.
Adanya perubahan sel2 yg terexfoliasi selama fase
luteal (akbt progesterone).
1/3 lat dd.atas vag.respon trhdp hormone ovarium –
serial
Endocervix – tanpa serial, dg cara indeks kario
piknotik – ovulasi/tdk
30
5. Biopsi endometrium & perubahn fase .: luteal
/sekresi o.k pengaruh progesteron
6. Peneraan Hormon (tera radio imunologik / TRI)
juga bisa dari darah, urin, saliva – FSH, LH, E2,
P.P2
(Tera Imunologik Ewaymatik /TIE)
(Tera Fluoro Imunologik/TFI)
Bisa juga dari urin – semi kuantitatif – LH & E2
7. Laparoskopi – bintik ovulasi /corpus luteum
8. Histeroskopi : lukisan endometrium – bening
kekuningan, sesuai fase luteal
9. Ultra Sono Graphy : memantau prkembangan fol
& menentukan saat ovulasi – secara serial
Histerografi
IV. UMS
32
• Sec. tdk langsung – kadar relative hormone
estrogen & ddlm drh
• Respon can. cerv. thd rgsng hormone dlm brbtk
lendir
• Adakah peradangan / infeksi pd OUE / can.
cerv
- 2 s/d 3 hari sblm nadir / 1-3 ssdh nadir
- Perangsangan hormone estrogen naik –
UMS naik
- Perangsangan progesterone naik – hasil --
UMS turun (estrogen turun)
- Siklus ovulasi – UMS mula2 rendah – pd 5-7
hr sblm nadir – 2 s/d 3 hari sblm ovulasi &
menurun 1-3 hr ssdh nadir
Parameter Buruk Sedang Baik Sangat Baik
33
Jmlh (ml) 0 0,1 0,2 0,3 / >

Daya membnang <1 1-4 5-8 >8


(cm)
Daya mendaun 0 Btk tdk Cab.per1 Cab ke 3
pakis jelas 8 ke 2 8 ke 4
Pemb. OUE Tertutup Trbuka sbgn Terbuka lebar,
Sulit sonde Spt lender, Sprit lender
Kecil Merah jambu, Warna merah
Sonde mdh
Kekentalan Sangat Kental Kental ringan Encer
Kental sedang
Jml sel leu per LPP > 10 6 - 10 1-5 0

0 - 7 : pengaruh estrogen kurang / progesterone tinggi


8 – 12 : pengaruh estrogen nyata, progesterone tdk ada
V. UPS
34

UPS : kemampuan bersenggama pria wanita


(baik/tdk)
Melihat daya penetrasi sperma dlm lendir OUE,
+ 2-3 hr sblm shu nadir (asal tdk ada
leucorrhe/infeksi)
+ 6-12 jam past coital dtng ke klinik, lendir cervix
diambil
– diperiksa adakah sperma bergrk aktif
0 : sperma tdk bergerak
1 : sperma bergerak di tempat
2 : sperma bergerak lambat
3 : sperma bergerak maju,cypal, - normal dlm
cav.ut
VI. Pemeriksaan Kdr Hormon Progesteron
35 I : ? sdh ter.: ovulasi & bgmn fungsi ovarium stlh ovulasi
- 7 hr stlh suhu nadir
* stlh ovulasi , bekas fal.- .: corpus luteum – hslkan
H. progesterone & estrogen

VII. Biopsi Endometrium


Tdk langsung ? ovulasi tlh ter :
• ? corpus luteum mnghasilkan P – endometrium – f.
sekresi
• ? endometrium peka thdp rangsang P
• ? ada kelainan, rdang pd endometrium
• Pd wkt fase sekresi ± 5-7 hr sblm haid yad
• Untuk membandingkan kadar P & E
• Untuk melihat peranan PRL thd kematangan
endometrium
•Dilkk serentak dg hormone drh
36 VIII. Pemeriksaan USG

• melihat > teliti rahim, tuba, ovarium, ada kelainan/tdk


• melihat prtumbuhan fol – saat ovulasi – inseminasi
• USG mell.dd..perut baik jika k.kencing.penuh
• USG mell.vagina – kk.hrs kosong

IX.HSG
I : utk melihat saluran can.cervix,cav.ut.,tuba,? Ada
kelainan atau sumbatan
- pd hr pertama post haid- hamil (-)/sblm ovulasi (9-10
shaid)
- HSG dilkk bila tdk ada infeksi di vagina / pelvis
Keuntungan :
• penyemprotan dpt melepaskan sumbatan2
• zat contrast melemahkan kuman (mgdn yodium)
• zat contrast yg msk rongg perut – msbbkn nyeri di bahu
(dbri anti nyeri sblmnya )
X.LAPAROSCOPI
37 : melihat langsung dg laparoskop
- pd hr ke 10 haid – sal. Terbuka /tdk
- ovulasi / tdk – pd ± 7 hr setelah ovulasi – adanya
corp.lutheum
- diluar haid, adanya kel2 myom, kista,
endometriosis / perlekatan

XI.Px. Hormon2 Pre Testosteron, TSH, T3 & T4 Wanita


PRL naik – ggn. Hipofisis – ovarium terganggu
Testosterone naik – ggn pd adrenal
TSH naik, T3-T4 naik – ggn kel.thyroid

XII.HSSG : Hystero saline salpingo grafi, dg menggunakan


balon catether no 8 saline dimasukan ke cavum uteri &
tuba ,bersamaan dilakukan pemeriksaan USG TRANSVAG,
akan nampak semburan ke cavum abdominal bila ke2 /
salah satu ka / ki tuba falopii paten / berlobang
38 XII.Px. Penetrasi Sperma
I : Pne? UPS tetap abnormal, walau
sdh diperbaiki mutu (UMS)
- 2 – 3 hr sblm nadir

Pri Wanita UPS Keterangan


a
SS Li N -> - Ggn peletakan sperma : vaginisme,ejakulasi
praecok, impotensi?
- inseminasi intraservis / uterine
SS Li Abnormal Mucosa cervix istri tdk ramah, factor immunologic
Penilaian factor suami dilakukan 25 % kel.sperma
(teratosperma)
SD Li Abnormal Mucosa cervix istri tdk ramah, factor immunologic

SS LD Abnormal Penilaian factor suami dilakukan 25 % kel.sperma


(teratosperma)
XIII. Uji Gestogen
39
I : utk mengetahui psbb tdk haid dg kdr PRL normal ? ggn fungsi hipothalamo –
fisis di otak atau tdk
Istri dirangsang utk haid dg hormon P – bila haid – dlm tubuh terdpt h.P yg
cukup (dr ovarium) – tetapi bila tdk haid (tdk ter.:ovulasi) – kmngkn o.k.ggn
hipotalamus fisis. Bila tidak haid – dilanjutkan uji estrogen-gestagen.
Minum h.P 5-10 hr – tunggu selama 7 hr – haid / tdk

XIV. Uji Estrogen – Gestagen


I : utk mengetahui sbb tdk haid (uji gestagen)
? kelainan pd rongga rahim / o.k ggn f.hipotalamo-fisis
+ istri tdk haid (PRL N) – uji gestagen tetap, ada 2 :
1.kel cav.ut (perlekatan)
2.ggn hormone reproduksi (ovarium/hipotalamo-fisis)
+ minum obat estrogen selama 28 hr + h.P pd 5-10 hr terakhir obat pertama (E)
– tunggu 7 hr hasil :
1.tdk haid – kelainan di cav.uteri
2.ter.: haid – ggn kelenjar pbtkn Hor.(ov,hipot-fisis)
+ haid yg ter.: pd uji estrogen – gestagen menunjukkan endometrium respon thd
rangsng – ttp ovarium tdk memberi hor2 tsb. (E & P)
40
XV. Px. H. FSH & LH Wanita
I : utk mengetahui psbb tdk haid (stlh uji estrg-gestgn)
? keggln ovarium / kggln hipotalamo-fisis,
Bila ter.: haid pd (UEG) – diukur kadar H. FSH & LH
• kadar FSH & LH yg tinggi – keggln ovarium – o.k
ovarium tdk peka thd rangsangan FSH & LH dr
hipofisis
• kadar FSH & LH yg rendah / tdk dpt diukur–keggln
hipot fisis dan lebih sering o.k ggn hipotalamus.
Dg adanya FIV – pd infertilitas yg penting
1. AS
2. ovulasi
3. tempat implantasi
4. getah cervix
5. patensi tuba
6. rongga dan cairan peritoneal
INFERTILITAS pd WANITA

 Sudah ≥ 1 th menikah HS tanpa kontrasepsi, ± 7 % pasutri blm terjd khmlan


 Berbagai upaya tlh ditempuh dr sederhana sp IVF, ICSI
 Ternyata msh banyak proses biomelukuler yg blm diketahui
 Nidasi & invasi tropoblast pd awal pertumbuhan embrio banyak factor yg
berperan : fluktuasi h parakrin, reaksi jar lokal antara tropoblas dg decidua,
MMP, protein pelekat
 Factor2 ini hanya terdpt didlm jaringan shg tdk dpt di px didlm serum
 Shg upaya mencari psbb msh secara konvensional yg msh dpt jg menolong
sbgn wnt
1. Anamnese
- Usia 20-24 th fertilitas wnt & pria 100 %
- Usia 30-34 th fertilitas wnt 85 pria msh 100 %
- Usia 35-39 th fertilitas wnt 60 pria msh 95 %
- Usia 40-44 th fertilitas wnt 25 pria 85 %
- Usia 50-59 th fertilitas wnt 0 pria 75-50 %
- Kesulitan pd wnt dsn bkn krna sudah usia lanjut, ttpi o k kualitas &
kemampuan ovum utk dibuahi ber<, shg bila dilakukan EGG DONATION
pd wnt m.se, dpt hamil & khmlanya berlangsung baik
- Secara teori, slm ovarium msh normal, msh mkn
saja terjd khmlan
- Rwyt penyakit, operasi, dpt mbr kmkn psbb
infertilitas : app, peritonitis, salpingitis msbb kel
tuba
- Adakah penyakit : hipo-hipertiroid, hipofisis,
adrenal, DM
- BB (obesitas, kakexia) berpengaruh thd Tx
- Lemak subcutan (enzym aromatase) shg A → E
dan E ↑: menekan secresi FSH & LH jg me
↗kan secresi LH sdg LH ↑menekan aktivitas e.
aromatase , shg A tdk dpt diubah mnjd E
- Pd wnt obes srg dijumpai Insulin Resisten, insulin
memicu sintesis DHEA di adrenal, shg terjd
hiperandrogenemia, → kadar androgen didlm
cairan fol & serum tinggi → atresia fol.
- DHEA mrpkan prekursor sintesis h steroid (E, P,
A), sel2 lemak mnghslkan Leptin (55 aa) yg dpt
menekan produksi neuropeptida γ di hip.us, pdhl
N pep γ dpt me(-)i rasa lapar
- O k wnt obes leptin menekan produksi N.pep.γ
mk psn sll merasa lapar, shg BB mlh ters ber(+)
- Leptin jg memicu secresi FSH & LH, LH yg
↑mnkan e ar. menghambat A → E mk kadar E
me↘
- Kakexia o k malnutrisi kronik msbb tdk terbtknya
lemak & leptin, shg tdk terjd stimuli secresi FSH &
LH, akbatnya terjd anovulasi sp amenore
- Mk pengaturan BB termasuk hal yg penting jg dlm
penanganan infertilitas
 Dg Ax dpt mengetahui adanya kel endokrin :
 Hirsutisme, akne, seborrhea (hiperandrogenemia) kel f. Gld tiroid, galaktorea
(hiperprolaktinemia)
 Pola hdp : alkoholis yg dpt menghambat e.sulfatase & aromatase, shg terjd ggn
hormonal
 Nikotin me(-)i aliran drh org genital & mempercepat penghancuran hormon
 Stress jg mrpkan factor psbb infertilitas, o k memicu secresi CRH/F, yg akan
menekan secresi LH & GH, tapi memicu secresi pro opio melano cortin (POMC)
di sel2 kortex hip.se bag depan
 dibag intermedier hip.se, POMC ini akan dipecah menjd 2 : γ-lipoprotein & β-
endorfin
 Β-endorfin memp efek antignd.pin & antagonis dopamin
 Pd pengguna morfin /mariyuana srg ggn haid
 Ggn HS dpt msbb infertilitas
 Penetrasi P ke vag tdk sempurna, jrg HS, vaginisme
 Wnt srg mencuci vag dg antiseptik → msbb prbhan lendir servix mnjd tdk ramah
thd sperma
 Didlm vag terdpt berbagai mikroorganisme (DODERLEIN / BAIK) yg mnjg vag
bersifat asam utk melindungi infeksi, srg pembersihan dg antiseptik atau parfum2
akan membunuh kuman baik & kuman jahat akan berkembang biak
 CD dianjurkan dr bhn katun, jangan memakai celana panjang terlalu ketat yg
akan menimbulkan suasana lembab
2. Analisa hormonal
- Dikerjakan bila terdpt rwyt /sdg ggn haid, SBB /BBT→ anovulasi, mk bila
siklus haid normal tdk perlu analisa hormonal
- Prolaktin sll berhub dg ggn haid, krn hiper prolaktinemia menggu secresi
GnRH, Gnd.pin shg terjd anovulasi, Prl N (5-25 ng/ml) yg di px pd pg hr (pk
7-10) o k pd siang /sore hr akan meningkat
- P u wnt dg infertilitas hdpnya : stress, psikofarmaka dpt me↗ kadar
prolaktin (30-50 ng/ml) kmkn memakai tranquilizer /hipotiroid
- Bila didptkan kadar Prl diatas N disertai dg /tanpa ggn haid kmkn adanya
prolaktinoma
- Px Gnd.pin sbg informasi psbb ggn haid, px f.tiroid : hipo /hipertiroid msbb
subklinis (srg abortus) namun sdh dpt menimbulkan anovulasi sp amenore
3. Uji Pasca Sanggama (UPS)
- Px sdrhana namun bermanfaat, mengetahui
interaksi antara sperma & lendir servix
- 2-3 hr sblm ovulasi, saat “Spinbarkeit” 5 cm
- Pengambilan lendir servix stlah 2-12 jam (PS)
- UPS (+) bila tampak ≥ 5 sperma/ lpb(LPB = X
400), wlo jrg dikerjakan namun dpt mengetahui
kualitas sperma & f. & keramahan lendir servix
thd sperma
- Bila UPS negatif evaluasi thd analisa sperma,
bila UPS normal psbb infertilitas dr suami (-)
4. Penilaian Ovulasi
- Ov.si :”CONDITIO SINE QUA NON” pembuahan
- Plg mdh dg SBB /BBT, jg utk ST, yg dikerjakan
stiap pg sblm bangkit dr TT, sblm mak-min
- Dg mencatat SBB & menghubungkan ttk2 akan
terlihat gambaran biphasic bila siklusnya
berovulasi & sebaliknya akan monofasic bila
anovulasi, kslhan SBB 20 % msh mkn
berovulasi
- USG TV (tampak pertumbuhan fol sp 18-25 mm
sbntar akan terjd ovulasi & Px h Progesteron
serum
- Secara endokrinologi px : LH & 17 β-E2 darah
diambil stiap hr dr hr ke 10 sp Ovulasi
50
- Saat preovulatorik terjd pe↗ 17 β-E2 & kadar
puncaknya dlm 24 jam (150 - 300 pg/ml), jg T &
17-hidroxiprogesteron (sbg precursor pmbtkn E
& enzym aromatase)
- Kadar E ini msbb secresi LH (LH surge) dr
hip.se, LH msbb berbagai proses biologik didlm
sel telur sp ovulasi
- E2 & LH h yg penting utk dpt terjdnya
ovulasiPengukuran LH penting sekali, o k kadar
yg terlalu ↑(saat induksi ov.si) justru akan terjd
masalah, msbb E → A mlh ovulasi tdk terjd, ok
luteinisasi lbh cepat, corpus luteum cepat
memproduksi P, shg end.um cepat berubah,
nidasi terganggu (end.um blm siap menerima
embryo?)
 Pd ggn idiopatik /psbb blm diket :
 Induksi ov.si dpt diberikan E (feedback +) y i dg adanya pe↗an E2 & LH surge
dpt memicu E2 tubuh wnt sndiri yg akhirnya ovulasi, atau
 Antiestrogen (feedback -) dg diberi CC 50-100 mg mulai hr ke 5-9 sh, mell
“rebound” hip.se akan mengeluarkan Gnd.pin >> yg dpt memicu pertmbuhan fol
→ E2↗ & LH surge
 Bila dg upaya tsb diatas blm terjd secresi Gnd.pin, mk utk folikulogenesis
diberikan Gnd.pin dr luar
5. Pemeriksaan Bakteriologik
- Px dr vag & portio, ditemukanya infeksi dpt
msbb ggn pergerakan tuba, dlm proses
penyembuhan jg dpt terjd perlengketan &
penyumbatan shg mnjd non paten
- Clamidia trakomatis & gonokokus jg srg msbb
penyumbatan tuba, shg saat laparoscopy smbl
mengambil cairan peritonium utk cultur, sdg px
TORCH jg perlu ? Msh >< pndpt, kec ada rwyat
abortus berulang, kel cong perlu px TORCH &
anti pospolipid antibodi (Aca)
6. Analisis fase Luteal
- Wlo terjd folikulogenesis & Ovulasi, namun khmlan
blm jg terjadi, dpt disbb o k tdk adekuatnya
transformasi end.um oleh P spy terjd nidasi,
psbbnya insuffisiensi corpus luteum, shg perlu px P
pd mid f.luteal dg kadar N = 10 ng/ml
- Tx insuffisiesi corpus luteum dg P alamiah (MPA)
bkn P(alillestrenol), yg baik intravag /perrectal dosis
200-400 mg/hr o k terhindar dr mtblsme di usus &
hati, shg tdk terlalu banyak metabolit P beredar
didlm darah, stlh 4 jam akan didptkan kadar P↑dlm
miometrium maupun end.um
- Sdg kadar E2 yg tinggi pd f.luteal jg dpt
menghambat implantasi yg jg srg ditemukan pd
“UNEXPLAINED INFERTILITY”
7. Diagnosis tuba Fallopii
- Makin meningkatnya PMS /STD, mk px tuba jd sangat penting
- Tuba yg tersumbat, ggn hormon, anovulasi mrpkan psbb tersering dr
infertilitas, bbrp cara utk mengetahui kel tuba :
- Uji Insuflasi ; HSG ; Sonografi tuba ;
- Hidrotubasi ; Laporocopy
8. Analisa Sperma
9. In Vitro Fertilisasi (IVF)
Uji Insuflasi
- Dilkkan pd mid 1 sh, CO2 ditiupkan mell can cervicalis direkam dlm
kimograf thd tek uterus
- Perbhan tek yg melintas kedlm cav abd.men menandakan tuba paten, jrg
/sdh tdk dikerjakan o k hslnya krg dipercaya
HSG
- Jg pd mid 1 sh (khmlan -),tdk HS 2 hr sblm HSG
- Oleh SpRad, dg radiopak mel can cervicalis, uterus, & tuba, bila terdapat
speel di cav abd.men dr ke dua tuba → paten /nonpaten 1 /ke 2nya, jrg
dilkkan lg diganti dg laproscopy, tdk boleh pd psn salpingitis
Histero Salin Sono Grafi (HSSG) tuba
- prinsip = dg HSG, ttapi dilihat dg USG
Hidrotubasi
- Prinsip = pertubasi, disini memakai cairan, biasanya
dg Kanamycin 1 gr, Dexametahose 5 mg,
antispasmodik cair (hiocins & metamizol)
Laparoscopy
- Cara yg terbaik utk menilai f.tuba, dilihat secara
langsung dg mnyuntikan metilen blue /indigokarmin
- Sekaligus dpt melihat kel2 didlm cav pert.ium :
- End.sis, perlengketan tuba dg sekitarnya, ovarium

- Biasanya jg ber=an dg histeroscopy, yg dpt melihat


ke2 ostium & permukaan end.um
- Wlo ke 2 tindakan ini sdkt komplikasi, namun
mrpkan tndakan yg invasif, mk ? Awal atau akhir dr
px infertilitas
Analisa Sperma
- Hrs dikerjakan pd thp awal, kuantitas (∑ /cc atau ∑ /ejakulat), kualitas
(motilitas, %se, kecepatan), morfologi (%se yg N & yg tdk) dr spermatozoa,
parameter AS y N :
- Volume 2-5 ml
- Jumlah sperma/ml ≥ 20 jt/ml
- Morfologi N & / tdk N ≥ 80 / ≤ 20 %
- Motilitas > 40 %
- Fruktosa 1200-4500 μg/ml
Bila tdk didptkan fruktosa didlm semen kmkn tiadanya vesikula & vasa seminalis
(kel cong)
IVF
- Fertilisasi antara sperma & ovum (mell OPU) di laboratorium baik sendiri
/ICSI, kmdn dlkkan IUI, rekayasa tehnik tinggi & memerlukan biaya mahal
- Keberhslan 1 siklus 30-35 % & me↗pd IVF berikutnya
- Lebih penting lg bila sll memikirkan bhw psn menginginkan anak tanpa
cacat fisik, mental
- PGD (Pre-implantation Genetik Diagnosis), utk menyeleksi embrio mana yg
baik utk dilkkan transfer, sdg yg tdk baik dimusnahkan /utk riset, disinilah
blm ada kesefahaman dg agamawan, krn smua hrs diberi kesempatan utk
hidup
- Agama tiada menghambat dlm penelitian yg bermanfaat utk manusia,
namun agama mbri aturan yg jelas agar justru tdk menimbulkan
malapetaka, shg sll difikirkan baik & selamat baik didunia maupun di
akherat INSYA’ 4JJI amien
Bayi Tabung
59
Pasutri krng subur ok:
1. wanita ke2 saluran rsk/bentuk
2. Mucosa Servix tidak normal
3. antibody thd sperma dlm tbh istri
4. tdk hamil stlh operasi saluran telur
5. tdk hamil setelah Tx endometriosis
6. suami dg mutu sperma kurang baik
7. tdk diketahui sebabnya.

Syarat2
1.telah dilkkn pengelolaan krng subur
2.tdpt alasan yg sangat jelas
3.sehat jiwa & raga pasutri
4.mampu (mahal)
5.mengerti situasi, FIV-PE (pemindahan embrio)
6.mampu memberi izinin – lewat (informed consent)
7.isteri kurang 38 th
60
FIV – PE – sering disebut bayi tabung – salah
Ok.memang bayi tidak dibesarkan dlm tabung yg
ter.: diluar tubuh manusia hanya fertilisasinya.
Selama 2-3 hari – memblh 8-12 sel (morula/embrio)
.: proses ini sbtulny terjadi didlm saluran telur

ZIFT (Zygote Intra Fallopian Transfer)


Untuk pasutri, syarat (+) – dg ke2/1 salurannya
terbuka
• pemindahan hsl pmbuahan tingkat zygote
kedlm saluran telur dg laparoscopi
• pd. ZIFT 3-4 zygote yg terbaik dipindahkan ke
dalm tuba
• kmngkn hamil > FIV-PE (25-30 %)
GIFT (Gamette Intra Fallopian Transfer) / TAGIT
61 • pasutri tipe lain – tuba terbuka
• stlh induksi ovarium & sperma di cuci campuran gamet2
dlm medium inseminasi dimasukkan ke tuba dg laparoscopi
• angka keberhasilan 40%
a. infertile idiopatik (tdk terjelaskan)
b. endometriosis ringan (umur >35th)
c. sindroma Rokitansky – kuster – hauser (tagit surogasi)
d. tuba 1 dg ovarium kontralatoral
e. infertilitas primer -> 35th
f. oligozoosperma

Syarat :
1. tuba paten
2. uterus & endometrium normal
3. ovarium berfungsi normal
4. sperma minim 50.000/ml
62 FIV
1.Infertilitas primer > 35th gagal dg tagit
2.oklusi tuba bilateral
3.donasi ovum
4.Sindroma Rokitansky – Kuster – Hauser
5.Infertilitas Idiopatik yg gagal dg tagit
6.oligo zoosperma

Syarat :
1. uterus & endometrium normal
2. ovarium masih berfungsi normal
3. sperma minim 50.000/ml
ANALYSA SEMEN

63
TINGKAT KESUBURAN

FARRIS: dasar jumlah spermatozoa motil per ezakulat


semen

1. high fertile : >185 juta spzoa grk aktif


2. relative fertile : 80-185 juta spzoa grk aktif
3. sub-fertile : < 80 juta spzoa grk aktif
4. sterile : tdk tdpt spzoa

MC LEOD :
Fertile :
Infertile :
• jml spzoa < 20 juta / ml
• Yg motil < 40 %
FREUND
64
1. semen normal
• jml spzoa > 20 jt/ml
• vol 1-5 ml
• spzoa motil > 50%
• morfologi spzoa normal > 60%
2. oligo zoospermia
•semua parameter diatas < N
•1&3 N, 4<40% (abnormal>60%)
•1&4 N, 3<30%
•3&4 N, 1<10jt/ml
Beberapa istilah :
1. azoospermia : semen tdk mengandung spzoa
2. aspermia : tdk ada air mani / ejakulat
3. astenospermia : yg grk aktif < 60% (3)
4. teratozoospermia : 4 < 60%
5. cryptospermia : jml sperma < 1 juta/cc
6. hiperzoospermia : jml sperma > 250 jt/cc
Next presentasi selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai