Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD RIFKY HAEKAL

NPP :

KELAS :

ISU TENTANG PELAYANAN PUBLIK SEBAGAI


IMPLEMENTASI ETIKA PEMERINTAHAN

Dewasa ini, penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih


dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jumlah
aparatur negara, baik secara kualitas maupun kuantitas dipandang belum
memadai. Selain itu, sebagian besar fasilitas pelayanan publik dinilai belum cukup
optimal. Sementara di sisi lain, kebutuhan masyarakat dari hari ke hari semakin
meningkat. Perkembangan sektor publik inilah yang pada akhirnya menuntut
adanya perubahan tata cara dan sikap tindak dalam penyelenggaraan pemerintahan
khususnya dalam hal pelayanan publik. Dalam hal ini, aparatur negara sebagai
penyelenggara pelayanan publik sudah sepatutnya memberikan kinerja optimal
agar dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat.

(menurutku paragraph ini masi bisa dikembangkan terutama lebih


dijelaskan scr spefisik masalah dan kondisi belum sesuai seperti apa yg dinilai
blm optimal)

Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2009, Pelayanan publik


diartikan sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Undang-Undang tersebut
menekankan bahwa aparatur negara sebagai pelaksana pelayanan publik wajib
melakukan tugas pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Sementara di sisi lain, masyarakat sebagai penikmat jasa berhak
mendapatkan pelayanan yang optimal dari para penyelenggara pelayanan publik.

Salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam meningkatkan


kinerja pelayanan publik adalah faktor etika. Pelayanan publik tanpa etika akan
berpengaruh terhadap kepuasan dan kinerja pelayanan aparatur terhadap
masyarakat. Padahal, tingkat kepuasan masyarakat salah satunya diperoleh dari
pelayanan para aparatur negara. Semakin baik pelayanan yang diberikan para
aparatur, semakin tinggi pula tingkat kepuasan masyarakat.

(menurutku jg ini dikasi data atau contoh masalah etikanya yg tjd


dimasyarakat spt apa jd pembaca bisa membayangkan masalah yg di bahas apa,
kasi data atau contoh : evaluasi apa gitu jd bisa jd tolak ukur klo etikka memang
pnting ada dan sngat berpengaruh thdp kepuasan masyarakat)

Namun, permasalahan mengenai etika dalam hal pelayanan publik


seringkali terlupakan. Etika seringkali dianggap sebagai faktor yang kurang
memiliki keterkaitan dengan dunia pelayanan publik. Padahal, dalam literatur
pelayanan publik, etika merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
tingkat kepuasan publik sebagai pihak yang dilayani dan sekaligus tingkat
keberhasilan organisasi sebagai pihak yang melayani. Etika harus selalu
diperhatikan dalam setiap fase pelayanan publik. Jika setiap aparatur memiliki
etika dalam pelayanan publik, organisasi akan mampu mencapai tujuan akhir dari
pelayanan yaitu melakukan tugaspelayanan dengan kinerja terbaik agar dapat
memberikan kepuasan kepada publik. Oleh karena itu, etika sebagai salah satu
elemen penting dalam dunia pelayanan publik harus senantiasa dikembangkan
demi memenuhi harapan publik.

(kenapa kalimat ini ga dibawah aja setelah tuntas bahas pelayanan public,
karena disini awalnya bahas pelayanan public hbs tu moral hbs tu pelayanan
public lg jd ga sistematis, mending ditukar)
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai tugas pemberian layanan dalam
melayani kebutuhan masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Dalam arti sempit, pelayanan publik diterjemahkan sebagai suatu tindakan


pemerintah dalam rangka pemenuhan hak-hak publik dan pelaksanaan tanggung
jawabnya kepada publik dengan pemberian barang dan jasa kepada masyarakat,
baik diberikan secara langsung maupun secara kemitraan dengan swasta ataupun
masyarakat.Sedangkan, dalam arti luas, pelayanan publik diterjemahkan sebagai
pengorbanan atas nama orang lain dalam mencapai kepentingan publik (Perry :
1989). Perrymenitikberatkan konsep pelayanan publik kepada bagaimana elemen-
elemen administrasi publik seperti policy making,desain organisasi, dan proses
manajemen dimanfaatkan untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan publik,
dimana pemerintah merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab.Pada
hakekatnya, tugas pemerintahan adalah tugas pelayanan negara kepada
masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk
melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yangmemungkinkan setiap
anggota masyarakat mengembangkankemampuan dan kreativitasnya demi
mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, sebagai pihak yang memiliki tanggung
jawab, Pemerintah harus mampu menerapkan pelayanan publik yang profesional,
yaitu pelayanan publik yang bercirikan akuntabilitas dan responsibilitas dari
pemberi layanan atau aparatur pemerintah.

(itu yg aku merahin ga dimasukin didaftar pustaka pdhal kamu masukin


sitasi perry:1989)

Kualitas pelayanan publiksudah seharusnya diberikan sesuai dengan


standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Standar
pelayanan merupakan tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Penyelesaian setiap jenis
pelayanan harus dilakukan sesuai konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi
nilai, persepsi dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Di samping itu,
aparatur pemerintah sebagai pelaksana pemberi pelayanan dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam memberikan pelayanan yang optimal termasuk diantaranya
memahami komponen-komponen standar pelayanan berdasarkan Undang-Undang
No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Komponen Standar pelayanan
sekurang-kurangnya harus meliputi empat belas (14) komponen, yaitu dasar
hukum; persyaratan; sistem, mekanisme dan prosedur; jangka waktu penyelesaian;
biaya/tarif; produk pelayanan; sarana,prasarana dan/atau fasilitas; kompetensi
pelaksana; pengawasan internal; penanganan pengaduan, saran dan masukan;
jumlah pelaksana; jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; jaminan keamanan dan
keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman,
bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan evaluasi kinerja pelaksana.

Pelayanan publik profesional yang bercirikan akuntabilitas dan


responsibilitas serta keempat belas komponen standar pelayanan yang menunjang
pelaksanaan pelayanan publik tersebut dapat dijadikanpedoman dalammemenuhi
harapan publik yangmenginginkan pelayanan publik optimal. Namun, selain peran
aktif dari seluruh jajaran pemerintah, optimalisasi pelayanan publik juga
membutuhkan peran serta masyarakat sebagai pihak yang dilayani untuk ikut
ambil bagian dalammengoptimalkan kualitas pelayanan publik. Hal tersebut
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik dimana dalam Pasal 39 ayat 1, 2, dan 3 dijelaskan bahwa peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dimulai sejak
penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian
penghargaan yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan
kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan publik.
Selain itu, masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasan pelayanan publik.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
juga dapat diwujudkan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat.

Permasalahan moral dan etika merupakan hal yang dilematis. Di satu sisi,
pengharapan akan adanya pelayanan publik yang profesional dan akuntabel begitu
besar, tapi di sisi lain, permasalahan moral dan etika bukanlah hal yang mudah
untuk disikapi. Sikap beretika dapat muncul dari kesadaran setiap individu. Sikap
mental yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan etika moral Pancasila
berasal dari setiap pribadi manusia. Banyak pelanggaran moral dan etika yang
pada akhirnya mengesampingkan kepentingan publik. Untuk itu, diperlukan
pembenahan moral dalam rangka memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada
agar beban besar ini bisa berkurang di masa yang akan datang untuk senantiasa
diperbaiki demi mencapai kepuasan publik. Penerapan etika dalam
penyelenggaraan pelayanan publik akan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Etika yang dimulai dari etika terhadap diri sendiri hingga etika dalam konteks
yang lebih luas merupakan suatu pedoman dalam bertingkah laku. Alangkah
indahnya, jika semua warga negara mampu memiliki sikap mental yang
menjunjung prinsip-prinsip beretika, dalam hal pelayanan publik dimana aparatur
sebagai pemberi pelayanan dan publik sebagai penerima pelayanan

(Mungkin solusinya lebih konkrit lagi, missal penanaman pemahaman sejak


dini/pelajar lalu training atau apa yg dpt membuat etika itu penting dimata
pemberi pelayanan, walaupun wtika hrus muncul dri pribadi masing2 tp at least
ada upaya gitu buat meningkatkan hal tsb)

Referensi dimasukin ya soalnya byk yg copas dri internet dan jurnal aku liat
tp sumbernya ga dimasukin..

Anda mungkin juga menyukai