Anda di halaman 1dari 9

Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006 Sari Pediatri, Vol. 8, No.

1, Juni 2006: 75 - 83

Vulvovaginitis pada anak


Sudung O. Pardede

Vulvovaginitis merupakan masalah ginekologi yang paling sering ditemukan pada anak
dan remaja, tetapi umumnya masih kurang mendapat perhatian di kalangan dokter
spesialis anak. Vulvovaginitis dapat disebabkan infeksi bakteri, virus, jamur, protozoa,
cacing, benda asing, trauma, reaksi alergi, atau merupakan bagian dari penyakit sistemik.
Vulvovaginitis bakterialis dapat berupa vulvovaginitis non spesifik dan spesifik.
Vulvovaginitis non spesifik biasanya terjadi pada pasien dengan higiene perineum yang
buruk, dan vulvovaginitis bakterialis spesifik terutama disebabkan Gardnerella vaginalis.
Pengeluaran sekret vagina sering merupakan gejala klinis yang membawa anak berobat
ke dokter. Gejala lain vulvovaginitis adalah pruritus, sering berkemih, disuria, atau
enuresis. Dalam tata laksana vulvovaginitis, perlu diperhatikan higiene perineum, tidak
mengenakan pakaian yang ketat, menggunakan sabun yang lunak, dan memelihara vulva
tetap bersih, sejuk, dan kering. Pengobatan vulvovaginitis tergantung pada penyebabnya.
Vulvovaginitis bakterialis dapat diterapi dengan antibiotik seperti amoksisilin atau
sefalosporin. Infeksi jamur diterapi dengan anti jamur imidazol, mikonazol, klotrimazol,
dan nistatin. Vulvovaginitis trikomonads diterapi dengan metronidazol. Krim estrogen
topikal atau salep polisporin dapat membantu.

Kata kunci: vulvovaginitis, spesifik, nonspesifik, leukorhoe

V
ulvovaginitis merupakan masalah ginekologi melaporkan bahwa 50% anak normal pernah
yang paling sering ditemukan pada anak dan mengalami iritasi genitalia dan 30% dengan ke-
remaja. 1-6 Meskipun kelainan ini sering merahan vagina.5 Anak dengan gejala vulvovaginitis
ditemukan, umumnya masih kurang mendapat sering dicurigai dan didiagnosis sebagai infeksi saluran
perhatian di kalangan dokter spesialis anak1,2 dan kemih karena pada urinalisis sering ditemukan
jarang dibicarakan pada pertemuan ilmiah bidang leukosituria,1,2 sehingga pemeriksaan vulva pada anak
kesehatan anak. Insiden vulvovaginitis pada anak sulit hendaknya rutin dilakukan.4
diketahui dengan pasti,3 meskipun menurut Altchek, Vagina merupakan media yang baik bagi kuman
hampir semua anak perempuan pernah mengalami dan anak sangat rentan terhadap vulvovaginitis.
vulvovaginitis minimal satu kali.4 Jaquiry dkk., 1999 Jaringan vulva yang lunak mudah mengalami iritasi
dan posisi anatomi vulva yang berdekatan dengan anus
merupakan faktor yang mempermudah perpindahan
kuman dari anus ke daerah vulvovaginal. Vulva pada
Alamat korespondensi: anak tidak mempunyai alat protektif seperti labia yang
Dr. Sudung O. Pardede, Sp.A(K).
Divisi Nefrologi. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Jl.
tebal dan rambut pubis seperti pada dewasa. Labia
Salemba no. 6, Jakarta 10430. mayora akan terbuka jika anak jongkok sehingga
Telepon: 021-3915179. Fax.021-390 7743. jaringan di dalam cincin himen yang sensitif akan

75
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

mudah terpapar. 1,2 Selain itu, higiene perineum yang glikogen sebagai substrat dan meningkatkan produksi
buruk, kebiasaan cebok dari belakang ke depan, asam laktat dan asam asetat yang menyebabkan
penggunaan alat toilet duduk, kebiasaan bermain di lingkungan asam dengan pH 3,5-5,0. Dengan
tanah, dan menggaruk daerah vulva dengan jari kotor demikian, bakteri komensal terutama laktobasilus
merupakan faktor yang mempermudah terjadinya sangat penting sebagai mekanisme pertahanan normal
infeksi vulva.4 Masturbasi juga turut berperan dalam dalam vagina.7
terjadinya vulvovaginitis meskipun sangat jarang. 1,2 Epitel skuamosa mukosa vagina sangat sensitif
Manifestasi klinis vulvovaginitis sangat bervariasi, terhadap hormon steroid. Pada kadar estrogen yang
dapat berupa disuria, rasa ingin berkemih (frequency), rendah, epitel menjadi atrofi dan tipis sehingga mudah
vaginal discharge, eritema, dan pruritus. Iritasi diinvasi kuman. Vulvovaginitis berulang biasanya akan
vulvovaginal pada anak lebih mudah terjadi karena berhenti apabila anak memasuki usia remaja dan pH
tidak adanya bantalan lemak labia dan rambut pubis vagina menjadi lebih asam. 1,2
yang melindungi genitalia eksterna. 1,2,4

Flora normal vagina


Fisiologi vagina
Berbagai flora normal dapat ditemukan dalam vagina
Pada neonatus, vagina biasanya steril dengan pH yang antara lain: Lactobacillus doderlein, Bacteroides fragilis,
alkali,6 dan dapat ditemukan pengeluaran sekret vagina Enterobacteriaceae, Neisseria sikka, Streptokokus sp.,
yang transient, fisiologis, berwarna putih susu yang Stafilokokus sp, difteroid, mikoplasama, Gardnerella
terjadi karena stimulasi estrogen maternal terhadap vaginalis, Ureaplasma urealitikum, Candida albicans,
vagina. Kadang-kadang dapat terlihat darah baik secara dan beberapa kuman aerob dan anaerob.7
mikroskopis atau makroskopis yang berasal dari
perdarahan endometrium karena efek estrogen. Himen
dapat menonjol disertai pembesaran kelenjar Penyebab vulvovaginitis
mammae.4
Pada bayi usia 3-6 minggu, terdapat penurunan Penyebab vulvovaginitis pada anak antara lain 4
efek estrogen maternal, disertai dinding vagina yang 1. Infeksi bakteri
menjadi tipis, halus, dilapisi oleh sel epitel kuboid, dan - non spesifik, campuran beberapa bakteri
mudah mengalami laserasi oleh trauma. Selain itu - spesifik: -non gonorhoe yang dapat berasal
mukosa vagina belum mengandung glikogen dan dari farings, kulit telinga, saluran kemih, dan
Lactobacillus doderlein, pH yang netral, dan me- usus, (Streptococcus hemolyticus grup A,
ngandung lebih sedikit antibodi dibandingkan dengan meningokokus, shigela); Gardnerella vaginalis
remaja dan dewasa. Vulva, labia, kelenjar endoservikal, - gonorhoe
dan fundus uterus belum berkembang, dan klitoris 2. Infeksi oleh mikroorganisme lain
tampak normal atau sedikit membesar.4,6 - kandida, trikomonas, amuba dan kistosomasis
Pada masa perkembangan remaja, terjadi per- 3. Infestasi cacing: enterobiasis (pinworm)
tumbuhan rambut pubis, penebalan lapisan lemak 4. Faktor fisik lokal
pada labia sehingga labia membesar. Kelenjar - benda asing
endoservikal juga akan membesar. Peningkatan - trauma: fisik, kimiawi, suhu
estrogen pada masa pubertas akan menimbulkan - kelainan ginekologi: neoplasma, polip,
perubahan fisiologis pada mukosa vagina termasuk perlengketan labia
pH dan flora bakteri serta perubahan epitel vagina - kelainan urologi: prolaps uretra, ureter
menjadi sel epitel skuamosa, dan menyebabkan ektopik, enuresis
penebalan vagina sehingga membuat vagina mem- - kelainan rektal: fistula kongenital, fisura
punyai rugae, lebih panjang, lebih lebar dengan perineum, pruritus
adanya forniks, serta meningkatkan proliferasi sel - pembalut: ruam popok, leotards, ballet bottom
superfisial yang kaya glikogen.6,7 Laktobasilus dan dancers
flora bakteri normal vagina akan menggunakan - reaksi kontak: iritan, alergi

76
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

5. Penyakit sistemik dengan manifestasi ke vulva disertai eritema vulva, dan umumnya perjalanan
- campak, demam skarlet, cacar air, difteria penyakit lebih lama daripada vaginitis. Vaginitis
- tipus abdominalis, disentri ditandai dengan pengeluaran sekret vagina tanpa
- kelainan darah atau blood dyscrasia disertai disuria, pruritus, atau eritema vulva.
- abses pelvis, penyakit inflamasi pelvis Vulvovaginitis merupakan gabungan gejala keduanya.
6. Penyakit kulit vulva Meskipun ada berbagai penyebab vulvovaginitis pada
- dermatitis seborhoika, psoriasis, dermatitis anak, tetapi penyebab yang paling sering adalah
atopi, ptiriasis, liken sklerosus higiene perineum yang buruk, infeksi kandida, dan
- kondiloma akuminata, herpes simpleks, benda asing.1,2,8 Perlu diketahui bahwa infeksi pada
moluskum kontagiosum vagina, serviks, uterus, tuba Fallopi, dan saluran
- infeksi bakteri kemih dapat menimbulkan gejala yang hampir sama
- tinea, kandida, intertrigo seperti disuria, pruritus vulva, dan meningkatnya
- pedikulosis, skabies cairan yang dikeluarkan vagina. 4
7. Sifilis dan penyakit kelamin Pierce dan Hart (1992) melaporkan manifestasi
8. Psikosomatis klinis vulvovaginitis yang sering ditemukan yaitu
kemerahan genitalia (84%), rasa nyeri (54%),
Jaquiery dkk. 1999 melaporkan bahwa sebagian pengeluaran sekret (discharge) (52%), disuria dengan
besar (80%) penyebab vulvovaginitis adalah non atau tanpa frequency (51%), gatal-gatal (40%), adanya
infeksi, seperti higiene yang buruk, trauma, iritasi zat sekret (33%), nyeri abdomen (26%), perdarahan
kimia, obat-obatan (antibiotik topikal, krim korti- vaginal (19%), perianal yang kotor (18%), dan lesi
kosteroid dan hormon, kemoterapi), dermatitis kontak, kulit spesifik (14%).9
kelainan kulit, dan benda asing.5 Disuria merupakan gejala vulvovaginitis yang
sering ditemukan. Demetriou dkk. (1982) melaporkan
bahwa 41% disuria disebabkan vaginitis, 25%
Manifestasi klinis disebabkan kelainan lokal, dan 17% disebabkan infeksi
saluran kemih. 10 Jika memungkinkan perlu dibedakan
Manifestasi klinis vulvovaginitis sangat bervariasi dan vulvitis primer disertai vaginitis sekunder dari vaginitis
tergantung pada penyebabnya. Pada anak besar dapat primer dengan vulvitis sekunder. Vulvitis primer lebih
ditemukan rasa nyeri, gatal, rasa terbakar di sekitar sering ditemukan, biasanya etiologinya tidak spesifik,
vulva, yang timbul secara intermiten atau terus dan berkaitan dengan higiene yang buruk. Pada biakan
menerus, serta disuria jika urin mengenai daerah vulva vagina ditemukan campuran beberapa kuman.
(disuria vulva). Keluhan ini sering kurang diperhatikan Vaginitis primer lebih jarang dan biasanya etiologinya
sehingga tanda klinis yang menonjol adalah efek spesifik.4
sekunder akibat garukan, infeksi sekunder, edema,
maserasi, ekskoriasi, dan efek pengobatan. 4,8
Leukorhoe merupakan manifestasi klinis vulvo- Diagnosis
vaginitis yang sering ditemukan, tetapi perlu diingat
bahwa leukorhoe dapat fisiologis. Leukorhoe fisiologis Diagnosis vulvovagintis ditegakkan berdasarkan
merefleksikan kadar estrogen dalam darah, yang sering anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
terlihat berupa bercak kekuningan pada celana atau penunjang. Anamnesis dapat diperoleh dari orangtua,
sekret yang jernih, putih atau mukoid, tidak berbau, babysitter, saudara kandung, atau pasien sendiri. Perlu
tidak disertai pruritus, vulva tidak meradang, dan ditanyakan kapan gejala timbul, apakah ada gejala
secara mikroskopis tampak basil Doderlein. 7 kelainan saluran nafas, saluran kemih, infeksi kulit,
Pengeluaran sekret vagina yang patologis sering enuresis, diare, nyeri abdomen, trauma, pakaian yang
merupakan gejala primer vaginitis, vulvitis, atau dikenakan, bau, dan lain-lain. Selain itu, perlu ditanya
vulvovaginitis yang membawa anak berobat ke apakah terdapat gatal, rasa terbakar, leukorhoe,
dokter. Pruritus, sering berkemih, disuria, atau perdarahan, bau tidak enak, disuria, dan nyeri pada
enuresis dapat merupakan gejala vulvovaginitis. waktu defekasi, serta bagaimana pengobatan se-
Vulvitis biasanya ditandai dengan disuria dan pruritus belumnya dan hasilnya.4

77
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

Pada pemeriksaan pasien perlu dilihat pakaian, mempermudah terjadinya dermatitis kontak terhadap
celana dalam, dan popok. Pada pemeriksaan vulva, analgesik atau antihistamin topikal, maupun obat lain
dicari tanda garukan, cairan vagina, warna dan bau seperti neomisin, paraben, dan thimerosol. 4
cairan. Pada vulva tampak tanda radang dan edema. Pada biakan kuman vagina biasanya terdapat
Dengan jari telunjuk dan jempol, labia dibuka untuk gabungan antara difteroids, stafilokokus, streptokokus,
melihat himen. Kadang-kadang diperlukan colok dan organisme koliform. Ada juga kuman yang
dubur untuk memeriksa benda asing dalam vagina, biasanya terdapat dalam keadaan normal tetapi
serviks, atau tumor pelvis. Kemungkinan adanya potensial menjadi patogen seperti Gardnerella
cacing enterobius (kermi) diperiksa dengan usapan influenzae dan bakteri anaerob.4 Vulvovaginitis non
perianal. 4,8 spesifik dapat menyebabkan infeksi kronis yang
Pemeriksaan leukosit esterase dengan dipstik mengakibatkan gangguan psikologis pada anak
merupakan pemeriksaan skrining yang cepat dalam maupun orangtua.1,2
menegakkan diagnosis vaginitis dan servisitis.
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi trikomonas, b. Vulvovaginitis spesifik
kandida, dan vaginosis bakterial, serta infeksi oleh
gonokokus dan klamidia.1,2 Biakan sekret vagina, Vulvovaginitis bakterial spesifik pada anak terutama
sitologi, dan vaginoskopi perlu dilakukan untuk disebabkan oleh Gardnerella vaginalis (Corinebacterium
evaluasi vulvovaginitis, namun pada kebanyakan kasus vaginalis, Hemophyllus vaginalis). Organisme lain yang
vulvitis primer nonspesifik tidak diperlukan vagi- dapat menyebabkan vulvovaginitis spesifik adalah
noskopi. Vaginoskopi biasanya diperlukan pada enterokokus, Shigela fleksneri, Shigela sonnei, dan
vulvovaginitis persisten atau berulang, perdarahan bakteri anaerob seperti peptokokus, peptostrep-
vagina, kecurigaan terhadap benda asing, neoplasma, tokokus, Veillonella parvula, eubakterium, propioni-
atau anomali kongenital.4,8 bakterium, dan spesies bakteroides. Selain bakteri,
vulvovaginitis dapat juga disebabkan oleh kandida,
protozoa, helmintes, dan virus.1,2 Kuman dari urin
1. Vulvovaginitis bakterialis dapat memasuki vagina melalu urin yang merembes
dan menyebabkan vaginitis. Diagnosis vaginitis
a. Vulvovaginitis non spesifik bakteral spesifik non gonorhoe memerlukan biakan,
tetapi sulit menyingkirkan kemungkinan kontaminasi
Sebagian besar (70%) vulvovaginitis pada anak meskipun dengan vaginoskopi.4
merupakan vulvovaginitis primer non spesifik dan Gonorhoe merupakan penyakit seksual yang paling
biasanya terjadi pada pasien dengan higiene perineum sering pada anak dan biasanya menyebabkan vaginitis
yang buruk. Sekitar 68% vulvovaginitis pada anak sedangkan pada dewasa menyebabkan endoservisitis.
disebabkan oleh bakteri koliform yang berasal dari Gonorhoe pada anak biasanya berasal dari ibu atau
feses. Bakteri lain yang juga sering sebagai penyebab sexual abuse. Farings, rektum, dan vagina bayi dapat
vulvovaginitis non spesifik adalah streptokokus dan terinfeksi jika kontak dengan sekret vagina yang
stafilokokus koagulase positif. terinfeksi sewaktu melalui jalan lahir. Gonorhoe dapat
Pakaian yang ketat seperti jeans, popok dari bahan asimtomatik meskipun biasanya terdapat sekret vagina
karet atau plastik, bahan kimia, kosmetik, sabun atau yang putih, kuning, atau kehijauan, berbau, dan
deterjen yang digunakan untuk mandi atau laundri disuria. Pada genitalia tampak eritema labia, dan iritasi
dapat menimbulkan iritasi dan vulvovaginitis non uretra. Pada keadaan kronik, sekret vagina biasanya
spesifik.1,2 Pada pemeriksaan vulva didapatkan eritema sedikit dan cair. Gonorhoe ditegakkan jika didapatkan
hingga edema, ekskoriasi, dan infeksi sekunder. Dapat diplokokus gram negatif oksidase positif, dan perlu
ditemukan sisa tinja di sekitar anus, smegma di sekitar dilakukan biakan dan mencari sumber infeksi.4,6
klitoris dan labia minora. Sekret yang keluar biasanya Gardnerella vaginalis jarang menyebabkan vaginitis
berwarna coklat atau kehijauan dan berbau busuk, pada anak. Pada neonatus infeksi biasanya berasal dari
dengan pH vagina antara 4,7 – 6.4 Adanya iritasi dan jalan lahir dan jarang berkembang menjadi sistemik.
kehilangan jaringan atau denudasi vulvovaginal akan Kuman ini lebih menyukai vagina estrogenik. Masa
mempermudah absorbsi obat topikal sehingga inkubasi 5-10 hari. Jumlah sekret vagina bervariasi,

78
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

dengan pH 5-6. Biasanya ditandai dengan rasa gatal, 3. Vulvovaginitis oleh cacing
seperti terbakar, dan inflamasi vagina.4
Vulvovaginitis berulang dapat disebabkan cacing
Enterobius vermikularis (pinworms), dan terjadi pada
2. Vulvovaginitis oleh mikroba lain 20% pasien yang terinfeksi cacing ini. Cacing betina
akan meletakkan telurnya di sekitar anus. Pasien
Kandida albikans dalam vagina dapat bersifat saprofit biasanya mengeluh gatal-gatal sehingga menggaruk
atau patogen menyebabkan vulvovaginitis. Diper- daerah yang gatal pada malam hari.1,2,8
kirakan sekitar 80-95 % vulvovaginitis disebabkan oleh
Candida albicans. Jamur lain yang menyebabkan
vulvovaginitis antara lain Torulopsis glabrata, kripto- 4. Vulvovaginitis oleh faktor fisik
kokus, dan sakaromises.6,7 Vulvovaginitis kandidiasis
biasanya dicurigai jika terdapat kandidiasis muko- Benda asing pada vulva dapat menyebabkan vulvo-
kutaneous kronik.1,2,8 Beberapa faktor predisposisi vaginitis yang biasanya ditandai dengan perdarahan
terjadinya vulvovaginitis kandidiasis adalah pemakaian vagina, sering ditemukan pada umur 3-8 tahun.
antibiotik terutama sefalosporin dan ampisilin, diabetes Sekitar 1-4% perdarahan vagina pada anak dan
melitus, obesitas, pemberian kortikosteroid dan 18% pada umur prapubertas disebabkan benda
imunsupresan, penyakit imunodfisensi, keganasan, asing. 1,2,4 Adanya benda asing dicurigai jika
kelainan darah (anemia aplastik, leukemia, agranu- terdapat sekret vagina berdarah disertai bau tidak
lositosis), endokrinopati (hipotiroidisme, hiper- enak; perdarahan dapat persisten dengan jumlah
tiroidisme, penyakit Addison, hipoparatiroidisme), yang banyak. Pemeriksaan radiologi dan ultra-
anemia defisiensi besi, glukosuria renal, pankreatitis, sonografi dapat membantu mencari benda asing.
1,2
hipersensitivitas dan reaksi alergi, pakaian ketat dari Benda ini tidak dapat dideteksi dengan colok
nilon, penggunaan alat toilet terinfeksi, trauma vagina dubur dan foto X-ray, dan tidak sembuh dengan
dan vulva, malabsorbsi, higiene perineum yang buruk, obat. 4
dan lain-lain. Infeksi kandida sering dikaitkan dengan Trauma pada anak sering terjadi karena terjatuh
ruam popok. Vulvovagintis kandidiasis sering ditandai atau luka saat bermain, dan terlihat dengan adanya
dengan pruritus, rasa terbakar, vulva dan vagina yang ekimosis pada vulva atau perineum. Meskipun tidak
eritematous, ekskoriasi atau fisura perianal, dermatitis ada luka luar, dapat ditemukan perdarahan vagina
papulopustular perianal, dan sekret vagina yang putih karena laserasi, atau perdarahan karena luka trans-
kental yang kadang-kadang berbentuk plak yang vaginal hingga kandung kemih, rektum, atau rongga
menempel pada dinding vagina. 6,7 peritoneum. Jika terdapat tanda trauma, perlu
Trikomonas vaginalis adalah protozoa flagelata dipikirkan kemungkinan kejahatan seksual. Laserasi
anaerob dan satu-satunya spesies trikomonas yang vulva kecil dapat ditatalaksana dengan kompres dingin
patogenik pada urogenital dan menyebabkan triko- untuk menghentikan perdarahan. Perdarahan yang
moniasis Trikomonas lebih menyukai vagina yang persisten atau banyak harus diperiksa lebih lanjut
estrogenik. Diperkirakan 2,5–5% neonatus yang untuk menghentikan perdarahan. 4,8
ibunya terinfeksi trikomonas akan tertular trikomonas. Kelainan saluran kemih seperti enuresis, prolaps
Penyakit ini dapat tertular melalui pemakaian handuk uretra, dan ureter ektopik akan menyebabkan
yang mengandung organisme ini. Pada dewasa, pengeluaran urin persisten yang dapat menimbulkan
penyakit ini sering ditularkan melalui kontak seksual. vulvitis. Kelainan kongenital seperti fistula antara
Manifestasi klinis dapat asimtomatik atau berupa rektum dan vagina atau vesika urinarius dapat juga
pengeluaran sekret vagina yang berbau dengan pH 5- menyebabkan infeksi vulva.4 Ruam popok biasanya
7, dapat ditemukan tanda vaginitis, vulvitis, uretritis, terjadi pada umur sekitar 3 bulan. Dalam popok,
dan disuria dengan piuria tanpa bakteriuria. Diagnosis bakteri dari tinja akan bereaksi dengan urin mem-
perlu dikonfirmasi dengan menemukan trikomonas bentuk amonia dan iritan lain. Pada vulva tampak
pada pemeriksaan mikroskop. Meskipun trikomoniasis eritema, erosi, vesikulasi, dan infeksi. Kandidiasis
sangat jarang, perlu dipikirkan pada vaginitis rekuren sekunder sering juga terjadi yang tampak berupa
atau resisten.4,6,7 papula dan pustula.4

79
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

5. Penyakit sistemik bermanifestasi ke Dermatitis seborhoika memberikan gambaran


vulva berupa efloresensi eritematosus, berminyak, berbatas
tegas, yang dapat ditemukan di wajah, kepala, dada,
Beberapa penyakit sistemik dapat bermanifestasi di dan daerah lipatan di seluruh tubuh. Dapat me-
vulva menyebabkan vulvovaginitis, antara lain campak, nyebabkan fisura pada vulva yang disertai infeksi
scarlet fever, cacar air, difteria, tifus abdominalis, sekunder. Infeksi sekunder karena kuman dan jamur
sindrom disentri, kelainan darah, penyakit inflamatori menyebabkan rasa nyeri, pruritus, disuria, dan
pelvis, dan granulomatous bowel diseases. 4 perdarahan vagina. Fase akut memberikan respons yang
baik dengan larutan Burrow (larutan aluminium
asetat). Faktor yang dapat menyebabkan eksaserbasi
6. Penyakit kulit vulva harus dihindari seperti pakaian yang ketat atau yang
terbuat dari karet. Antibiotik atau anti jamur sistemik
Lesi Molluscum contagiosum yang disebabkan virus diberikan jika ada infeksi sekunder. 1,2 Dermatitis
Molluscum contagiosum atau poxvirus tampak berupa kontak ditandai oleh lesi yang sesuai dengan bentuk
kelainan papul yang umbilicated. Lesi pada vulva terjadi iritan. Vulva akan tampak eritematous, edema, kadang-
melalui autoinokulasi atau kontak dengan pasien yang kadang disertai vesikel atau pustula. Dermatitis kontak
terinfeksi. Masa inkubasi 2 – 7 minggu. Diagnosis kronik tampak berupa likenifikasi atau penebalan kulit,
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan mikroskop dengan dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur.
menemukan badan inklusi virus yaitu badan moluskum Beberapa penyebab yang sering ditemukan antara lain
di dalam pusat inti. Terapi adalah menghilangkan lesi sabun, bedak, obat topikal, busa sabun mandi, kertas
biasanya dengan kuret, kriosurgeri, atau elektrokauter.1,2 toilet, rubber, pakaian. Tata laksana adalah dengan
Virus Herpes simpleks yang menyerang vulva menghindari iritan, kompres dengan larutan Burrow
adalah tipe 1 dan 2. Meskipun tidak spesifik, tipe 1 selama fase akut. Dapat diberikan kortikosteroid lunak
lebih sering menyerang daerah genital dan tipe 2 lebih secara topikal seperti hidrokortison 0,5-1%. 1,2
sering mengenai fasial-oral. Lesi biasanya berupa papul Dermatitis atopi ditemukan pada 3% anak dan
yang berubah menjadi vesikel. Diagnosis defenitif biasanya pasien menderita riwayat atopi. Lesi valvular
ditegakkan dengan biakan virus atau menemukan virus ditandai dengan pruritus, eritema, papula, vesikel, dan
dengan mikroskop elektron. Pemberian asiklovir krusta. Pruritus akan menyebabkan pasien menggaruk
topikal akan menurunkan shedding virus dan yang menyebabkan ekskoriasi, dapat disertai infeksi
mempercepat penyembuhan. 1,2 sekunder oleh bakteri atau jamur. Antihistamin
Impetigo biasanya disebabkan Staphyllcoccus aureus diberikan untuk menghilangkan pruritus. Dapat juga
grup II tipe 71, yang dapat berasal dari ibu atau orang diberikan sabun lunak dan lubrikan, kortikosteroid
lain yang kontak dengan pasien. Impetigo sering topikal, dan infeksi diobati dengan antibiotik dan
mengenai vulva dan periumbilikal dengan lesi yang antijamur. 1,2 Psoriasis vulva tampak berupa lesi papul
menjadi krusta. Pengobatan dengan antibiotik dan jika violaseus atau plak yang tebal, lengket, berwarna
terapi tidak adekuat dapat terjadi penyebaran infeksi.1,2 keperakan, biasanya berupa scaly patches dan umumnya
Intertrigo dapat terjadi pada daerah genitokruris yang terdapat pada mons pubis. Lesi vulva diterapi dengan
sering mengalami pergesekan dan lembab, umumnya krim kortikosteroid dan antibiotik, serta me-
terdapat pada orang gemuk. Lesi tampak mengalami nanggulangi pruritus.2 Liken sklerosus adalah kelainan
kemerahan dan maserasi. Pengobatan dilakukan atropik kronik berupa papul kecil berdiameter
dengan higiene yang baik dan kombinasi emolien beberapa milimeter, berwarna merah jambu, dengan
dengan kortikosteroid.1,2 Folikulitis dapat terjadi puncak yang rata, dapat disertai vesikel dan bula yang
spontan atau sekunder yang ditandai dengan erupsi menyebar ke atas vulva dan disertai perdarahan. Lesi
papulopustular akibat inflamasi folikel rambut. Pustula pada anogenital sering terlihat seperti angka delapan
biasanya berukuran 2-10 mm. Infeksi ini sering atau jam gelas. Onset pada anak biasanya terjadi
disebabkan oleh Staphyllcoccus aureus meskipun dapat sebelum umur 7 tahun dan pernah dilaporkan pada
juga disebabkan Pseudomonas aeruginosa. Kelainan ini bayi umur beberapa minggu. Penyebab penyakit ini
diterapi dengan larutan povidon iodine topikal dan belum diketahui tetapi diyakini merupakan kelainan
antibiotik sefalosporin atau eritromisin.2 imunologis. Diagnosis pasti ditetapkan dengan biopsi.

80
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

Pengobatan biasanya simtomatik dengan emolient dan Sindrom Stevens-Johnson merupakan bentuk
kortikosteroid topikal. Dapat juga diberikan estrogen eritema multiformis yang menyebabkan kelainan pada
dan androgen topikal, tetapi obat ini dapat me- genitalia, kulit, mukosa, dan mata, yang ditandai
nyebabkan perdarahan vagina dan pembesaran klitoris. dengan masa prodormal 1-14 hari berupa demam,
Terapi dapat juga dilakukan dengan vaporisasi laser nyeri kepala, nyeri tenggorokan, dan malaise.
dan terapi bedah. 1,2 Liken planus vulva ditandai dengan Umumnya penyakit ini disebabkan alergi obat. 2
lesi vulva berupa papula violaseus yang dapat Nekrolisis epidermal toksik biasanya terjadi karena
merangsang leukoplakia. Lesi biasanya gatal dan dapat alergi obat dengan manifestasi klinis yang hampir sama
disertai ekskoriasi, maserasi, dan sering terjadi dengan sindrom Steven Johnson. Kurang lebih 20-
eksaserbasi atau rekurensi. Diagnosis ditegakkan 30% pasien akan meninggal jika penanganan tidak
dengan biopsi. Tata laksana adalah dengan pemberian adekuat. 2 Penyakit Crohn merupakan penyakit
kortikosteroid intralesi dan antihistamin untuk granulomatosa kronik yang mengenai saluran cerna,
menanggulangi pruritus. Perlu pemantauan dan dan pada 24% terdapat kelainan ginekologi. Lesi di
evaluasi histologis terhadap kemungkinan karsinoma vulva tampak dalam dan multipel berupa eritema,
sel skuamosa. 1,2 Liken simpleks kronikus (neuro- edema, ulkus, dan infeksi sekunder. Antibiotik dan
dermatitis) merupakan kelainan kronik dengan lesi steroid merupakan terapi primer terhadap kelainan
likenifikasi berbentuk plak yang menyebabkan saluran cerna, sedangkan lesi vulva diterapi dengan
pruritus, sehingga pasien menggaruk kulit di daerah steroid topikal dan antibiotik sistemik. 1,2 Penyakit
vulva dan menyebabkan inflamasi, ekskoriasi, dan Bechet merupakan penyakit organ multisistem yang
fisura. labia tampak hiperemis dan edema. Keadaan kronik akibat vaskulitis oklusif, ditandai dengan ulkus
ini jarang ditemukan pada anak. Pengobatan adalah aptosa berulang di mulut dan genitalia, uveitis,
dengan antihistamin dan kortikosteroid topikal atau vaskulitis kutaneus, sinovitis, dan meningoensefalitis.
intralesi misalnya triamsinolon. 1,2 Ulkus genitalia seperti vulvovaginitis ditemukan pada
Human papilomavirus dapat menyebabkan 58-78%. Kelainan tampak berupa lesi makular
infeksi vulva. Human papilomavirus terdiri dari kemerahan dan nyeri. Terapi biasanya simtomatik
beberapa serotipe dan yang sering menyebabkan dengan anestesi lokal lidokain. Steroid intralesi dapat
kelainan pada anogenital adalah tipe 6, 11, 16, dan digunakan pada ulkus simtomatik, dan pada kasus
18. Pengobatan biasanya simtomatik, tergantung berat dapat diberikan kolkisin atau metotreksat.1,2
pada gejala dan tanda klinis. 2 Ulkus aptosa pada
daerah genital biasanya berukuran 1-10 mm. Ulkus
ini dapat berulang dan hilang dalam 7-10 hari. Beberapa keadaan yang mempermudah
Penyebabnya belum diketahui, dan pengobatan terjadinya vulvovaginitis
biasanya dengan kortikosteroid topikal dan bila perlu
diberikan anestesi topikal. 2 Malassezia furfur Kista vagina sangat jarang dan umumnya ditemukan
disebabkan oleh Pitirosporum orbiculare dan tampak secara kebetulan. Kista ini berasal dari duktus Wollfian
sebagai makula pada muka dan area genitalia. atau duktus Mulleri atau kista inklusi epitelial. Terapi
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan hypha dan tergantung pada lokasi kista, biasanya diobservasi dan
spora pada sediaan dengan KOH 10%. Kelainan ini reseksi dilakukan jika kista menjadi simtomatik.2,6
diterapi dengan imidazol topikal. 1,2 Kista duktus Gartner merupakan bagian rudi-
mener duktus Wolffian. Pada perempuan duktus
akan mengalami regresi lengkap, namun dapat
7. Vulvovaginitis yang berhubungan menetap di sepanjang dinding anterolateral vagina.
dengan penyakit lain Tindakan reseksi dilakukan tergantung pada gejala
yang timbul. 2,6
Pada eritema multiformis, terdapat juga lesi pada Klitoritis sering disebabkan oleh kuman yang sama
genitalia berupa ulkus selain lesi pada telapak tangan, dengan penyebab vulvovaginitis. Klitoritis dapat
kaki, dan bagian tubuh lainnya. Lesi biasanya menetap disertai adhesi klitoris,1 pruritus, dan tanda garukan
kira-kira 1 minggu, dan biasanya terjadi karena alergi pada genitalia anterior.2 Terapi dilakukan dengan
obat atau gejala yang mendahului herpes simpleks. 2 kompres hangat dan retraksi klitoris. Jika sudah

81
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

mengganggu, dapat diberikan krim estrogen pada mengenai kebiasaan berkemih dan buang air besar yang
malam hari selama 1-2 minggu dan sangat efektif baik, serta menjauhkan tinja dari daerah vulvovaginal.
dalam memisahkan perlengketan.2 Vulvovaginitis berulang diterapi dengan antibiotik
Adhesi labia disebut juga dengan aglutinasi labia, sistemik seperti amoksisilin atau sefalosporin. Krim
fusi labia, fusi vulva, sinekie vagina, koalesens labia estrogen topikal atau salep polisporin sangat membantu.1,2
minora, oklusi vestibulum vagina, dan gynsatresia, Lesi yang akut, berair, vesikular, dan dermatitis
ditandai dengan perlengketan labia minora pada garis pruritus, diterapi dengan kompres dengan larutan
tengah di daerah inferior klitoris, biasanya asim- Burrowi, NaCl fisiologis, air bersih, atau larutan
tomatik, dan umumnya terdapat pada anak < 6 tahun. kompres lainnya selama 20-30 menit setiap 3 jam atau
Perlengketan labia minora dapat menimbulkan lebih. Pemberian bedak harus dihindari. Pemakaian
vulvovaginitis subklinis dan biasanya tidak berbahaya. sabun hendaknya dihindari karena dapat menyebabkan
Perlengketan ini dapat disebabkan inflamasi lokal inflamasi. Infeksi kulit perlu diterapi dengan antibiotik
seperti infeksi, trauma lokal, iritasi, dan keadaan sistemik. Biasanya fase akut akan mengalami perbaikan
hipoestrogenik. Adhesi labia perlu dibedakan dengan dalam 2-3 hari. Jika tidak terjadi perbaikan, perlu
jaringan parut labia minora, himen imperforata, dilakukan reevaluasi, karena dapat terjadi reaksi
hipertrofi klitoris, dan interseksualitas. Penumpukan berlebihan terhadap pengobatan, sabun, air hangat,
urin dalam vagina dan vulvovaginitis merupakan faktor wool, dan infeksi sekunder yang menimbulkan
penyebab infeksi saluran kemih berulang. Gejala klinis perburukan. Setelah fase akut mengalami perbaikan,
saluran kemih biasanya terdapat pada 20-40% pasien.4 dapat dilanjutkan dengan obat topikal seperti
Pengobatan terpilih adalah krim estrogen topikal pemberian lotion antipriritus atau iodohidroksikuin
selama 1-2 minggu dengan efektivitas 90%.2,6 Perlu dengan krim hidrokortison. Ointment atau pasta
dihindari pemberian krim lebih dari 3-4 minggu untuk sebaiknya dihindari sebab dapat menyebabkan oklusi
mencegah absorbsi sistemik yang dapat menimbulkan kulit. Untuk tindakan pencegahan, vulva dibersihkan
pembesaran payudara.4 Pemisahan mekanis dianjurkan dengan hati-hati 2 kali sehari dengan sabun
jika perlengketan tampaknya mudah dipisahkan dan nonmedicated dan non perfumed serta membersihkan
tidak menyebabkan trauma. 2,6 smegma. Dengan adanya iritasi seperti pada dermatitis
Hipertrofi labia minor jarang ditemukan. Kelainan atopi, sabun dan air hangat hendaknya dihindari.
ini dapat unilateral atau bilateral, simtomatik atau Idealnya, vulva harus dibersihkan segera setelah buang
asimtomatik. Pasien sering mengeluh adanya iritasi air besar dengan membersihkan dari depan ke
atau rasa tidak nyaman ketika berjalan, berkendara, belakang. Mengenakan pakaian hendaknya mem-
atau bersepeda. Pada hipertrofi labia yang simtomatik, perhatikan sirkulasi udara dan hindari bahan yang
dilakukan eksisi jaringan dan selama operasi dilakukan menimbulkan panas dan mencegah penguapan. Vulva
pemasangan kateter Fowley. Pada jenis yang asim- dijaga agar tetap bersih, sejuk, dan kering. 4 Pada
tomatik tidak ada terapi khusus tetapi perlu penjelasan vulvovaginitis nonspesifik persisten atau berulang, jika
kepada pasien atau orangtua. 1,2 vaginoskopi tidak menunjukkan kelainan, perlu
dipertimbangkan pemberian estrogen topikal jika tidak
ada masalah dengan pubertas prekoks. Setelah 2-3
Pengobatan minggu, keadaan ini akan menyebabkan penebalan
dinding vagina, pH yang asam, dan dapat menyem-
Leukorhoe fisiologis biasanya tidak memerlukan buhkan vaginitis bakterialis non spesifik. 4
pengobatan karena akan sembuh sendiri, tetapi perlu Pada vulvovaginitis gonorhoe, antibiotik meru-
memberikan pengertian kepada pasien atau orangtua pakan pengobatan yang efektif, dan diberikan
bahwa keadaan ini bukan penyakit infeksi. Selain itu perlu seftriakson 25-50 mg/kgbb intramuskular atau
perhatian terhadap higiene perineum, dan menggunakan intravena dosis tunggal. 6 Vulvovaginitis oleh Gard-
pakaian yang tidak ketat dan tidak menghalangi nerella vaginalis diterapi dengan metronidazol,
penguapan. 7 Dalam tata laksana vulvovaginitis non ampisilin atau sefalosporin oral, dan dapat juga dengan
spesifik, perlu dijaga higiene perineum, tidak mengenakan sulfonamid vaginal. 4 Terapi terpilih untuk vulvo-
pakaian yang ketat, menggunakan sabun yang lunak, dan vagintis oleh Shigela fleksneri dan Shigela sonnei adalah
memelihara vulva tetap kering. Pasien perlu diberitahu antibiotik sistemik. 1,2 Untuk vulvovaginitis kandidiasis,

82
Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006

anti jamur seperti imidazol, mikonazol, dan klotri- Daftar Pustaka


mazol lebih efektif dibandingkan nistatin, sehingga
obat ini telah menggantikan nistatin sebagai obat 1. Sanfilippo JS. Vulvovaginitis. Dalam, Behrman RE,
pilihan pada kandidiasis. Angka kesembuhan (cure rate) Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan III VC, pe-
dengan pemberian 7 hari mencapai 86-94%. Pem- nyunting, Nelson Textbook of Pediatrics, edisi ke-14,
berian klotrimazol dosis tunggal atau 3 hari mem- W.B. Saunders, Philadelphia, 1992, h. 1385-8.
berikan hasil yang memuaskan.7 Pengobatan topikal 2. Sanfilippo JS. Vulvovaginitis. Dalam: Behrman RE,
dapat dilakukan dengan pemberian krim imidazol atau Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Text-
klotrimazol,2,8 dan butokonazol (derivat imidazol).7 book of Pediatrics, edisi ke-17. Saunders, Philadelphia,
Vulvovaginitis trikomoniasis diterapi dengan metro- 2004. h. 1828-32
nidazol sebagai obat terpilih dengan dosis 10-30 mg/ 3. Postlethwaite RJ, Dickson A. Common urologic prob-
kgbb per hari dibagi 3 dosis selama 5-8 hari.4,6,7 Jika lems. Dalam: Webb N, Postlethwaite RJ, penyunting.
terdapat benda asing, benda asing tersebut harus segera Clinical pediatric nephrology, edisi ke-3. Oxford Medi-
dikeluarkan. Benda lembut seperti kain atau kertas cal Publications, Oxford, 2003. h. 227-58.
dapat dikeluarkan dengan melakukan irigasi vagina 4. Altchek A. Vulvovaginitis, vulvar skin disease, and pel-
dengan cairan salin hangat.7 Meskipun kadang-kadang vic inflammatory disease. Pediatr Clin N Am, 1981;
benda ini dapat dikeluarkan dengan aplikator khusus, 2:397-432.
vaginoskopi tetap diperlukan untuk melihat benda 5. Jaquiery A, Stylianopoulus A, Hogg G, Grover S. Vul-
yang lain.4 Pemberian hidrokortison atau antihistamin vovaginitis: clinical features, aetiology, and microbiol-
dapat mengurangi proses peradangan. Kadang-kadang ogy of the genital tract. Archs Dis Child 1999; 81:64-7.
diperlukan antibiotik sistemik terutama jika terjadi 6. Brown MR, Cartwright PC, Snow BW. Common of-
infeksi sekunder.7 fice problems in pediatric urology and gynecology.
Pediatr Clins N Am. Pediatric Urology. 1997; 44:1091-
115.
Penutup 7. Rosenfeld WD, Clark J. Vulvovaginitis and cervicitis.
Pediatr Clin N Am, 1989; 3:489-511.
Vulvovaginitis pada anak perlu mendapat perhatian 8. Savage JM, Postlethwaite RJ, Symptoms and signs of
karena hampir semua anak perempuan pernah childhood renal tract disease. Dalam: Postlethwaite RJ,
menderita penyakit ini. Vulvovaginitis dapat disebab- penyunting. Clinical pediatric nephrology, edisi ke-2.
kan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing, Butterworth Heinemann, Oxford, 1994. h. 75-88.
trauma, ataupun benda asing. Vulvovaginitis dapat juga 9. Demetriou E, Emans SJ, Masland RP. Disuria in ado-
merupakan bagian dari penyakit sistemik atau infeksi lescent girls: urinary tract infection or vaginitis. Pediat-
lain. Pengobatan vulvovaginitis tergantung pada rics 1982; 70:299-301.
penyebabnya, tetapi menjaga higiene perineum 10. Pierce AM, Hart CA. Vulvovaginitis: causes and man-
merupakan hal yang sangat penting. agement. Archs Dis Child 1992; 67:509-12.

83

Anda mungkin juga menyukai