Anda di halaman 1dari 2

Nama : Frida Karina Pasha

No/Kelas : 10/9.9

Kesombongan Bunga Mawar


Di sebuah hutan, tumbuhlah sebuah bunga mawar dan bunga bangkai. Mereka tumbuh
bersebelahan. Berbeda dengan bunga mawar yang sombong akan kecantikannya, bunga bangkai
sangatlah rendah hati walaupun ia merupakan bunga yang dilindungi.

"Hei...lihat! Aku sangatlah cantik, tak ada bunga lain yang bisa mengalahkan
kecantikanku." kata bunga mawar.

"Beruntung betul kamu mawar. Pasti semua orang tertarik melihatmu." saut bunga bangkai

"Tentu! Orang yang melihatku akan langsung terpikat dengan kecantikan ku ini. Lalu
membawaku pulang dan merawatku dengan penuh kasih sayang. Tidak sepertimu yang bau
Ha...ha...ha...ha"

Bunga bangkai yang merasa sedih pun menjawab "Tapi aku kan bunga yang dilindungi."

"Untuk apa dilindungi kalau kamu masih hidup di hutan ini, mau makan pun susah."

Bunga bangkai menangis mendengar perkataan bunga mawar, hatinya sangat sedih.

Suatu hari, seorang anak yang sedang mencari kayu di hutan melihat bunga yang amat
cantik. Bunga itu adalah bunga mawar. Sang anak mendekatinya "Wah...wah...elok betul bunga
ini, aku tidak menyangka ada bunga yang amat cantik di hutan ini." Anak itu lalu memindahkan
bunga mawar ke sebuah wadah dan hendak membawanya pulang.

Bunga mawar sangat senang bisa meninggalkan hutan itu. "Akhirnya aku bisa
meninggalkan hutan ini jadi tidak usah capek capek cari makan." pikir bunga mawar.

"Selamat tinggal bunga bangkai! Aku akan tumbuh dengan semakin cantik somoga kamu juga
ha...ha...ha." kata bunga mawar dengan nada meledek. Bunga bangkai sangat marah, tetapi ia
hanya bisa diam.

Bunga mawar pun tiba di rumah anak itu. Sang anak memindahkan bunga mawar di
sebuah vas bunga yang cantik lalu menyirami bunga mawar. Bunga mawar tampak anggun
dengan vas bunga tersebut. Setiap hari anak itu tak pernah lupa untuk menyirami bunga mawar.
Ia juga memberi pupuk pada bunga mawar.
Suatu hari, anak itu kehabisan kayu bakar. Sang anak pergi ke hutan untuk mencari kayu
bakar. Setelah seharian di hutan untuk mencati kayu bakar, anak itu pun pulang. Betapa kagetnya
bunga mawar melihat anak itu pulang dengan membawa bunga anggrek putih yang jelas lebih
cantik darinya.

Anak itu membawa sebuah vas bunga dan meletakkan bunga anggrek ke dalam vas itu.
Vas bunga anggrek jauh lebih cantik dan mewah dari pada vas bunga mawar. Bunga mawar
sangat kesal lalu berkata, "Apa gunanya vas mewah, aku jauh lebih cantik." bunga anggrek tidak
menghiraukan perkataan bjnga mawar itu. "Kamu terlihat pucat dan tidak berwarna anggrek,
berbeda sekali denganku yang berwarna merah merona. semua orang pasti senang melihatku."
ucap bunga mawar dengan sombongnya. Tetapi anggrek tidak menghiraukan lagi, ia memilih
untuk diam.

Setiap hari, anak itu selalu menyiram dan memberi pupuk bunga anggrek. Bunga anggrek
itu tumbuh dengan sangat cantik. Anak itu selalu mengelap vas bunga anggrek memastikan agar
tak ada debu yang menempel.

Sang anak sangat menyayangi bunga anggrek sampai lupa dengan bunga mawar. Berhari
hari bunga mawar tidak disiram dan diberi pupuk. Bunga mawar menjadi layu dan tidak secantik
dulu. Ia tidak bisa berdiri tegak dan berwarna kecoklatan.

Bunga mawar sangat malu dengan dirinya. Ia sangat menyesal karena telah
menyombongkan diri akan kecantikannya dulu. Ia juga merasa bersalah telah melukai hati bunga
bangkai.

Seperti bunga mawar, tidak seharusnya kita menyombongkan diri karena segala sesuatu
yang kita punya saat ini tidaklah abadi. Bunga mawar memanglah cantik, tetapi tidak seharusnya
ia bersikap sombong. Ia harus tetap rendah hati walaupun dia cantik. Dengan begitu, semua
orang akan senang kepadannya.

Anda mungkin juga menyukai