OLEH :
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami bisa menyelesaikan paper dengan judul Hak dan Kewajiban Wajib Pajak,
Hak dan Kewajiban Fiskus, Penghindaran Pajak, Rahasia Jabatan, dan Kuasa/Wakil Wajib Pajak
ini dengan tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hak
dan Kewajiban Wajib Pajak, Hak dan Kewajiban Fiskus, Penghindaran Pajak, Rahasia Jabatan,
dan Kuasa/Wakil Wajib Pajak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. I Ketut Sujana, SE., Ak., M.Si., CA
selaku dosen mata kuliah perpajakan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan tugas ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk membuat tugas kami ini menjadi
lebih baik lagi kedepannya.
Denpasar, 2021
Penulis
Daftar isi
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 6
2.1 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak.............................................................................................. 6
2.2 Hak dan Kewajiban Fiskus ...................................................................................................... 15
2.3 Penghindaran Pajak ................................................................................................................. 21
2.4 Rahasia Jabatan ........................................................................................................................ 23
2.5 Kuasa/Wakil Wajib Pajak........................................................................................................ 26
BAB III ....................................................................................................................................................... 30
PENUTUP .................................................................................................................................................. 30
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk Dapat Mengetahui Hak dan Kewajiban Wajib Pajak.
b. Untuk Dapat Mengetahui Hak dan Kewajiban Wajib Pajak.
c. Untuk Dapat Mengetahui Penghindaran Pajak.
d. Untuk Dapat Mengetahui Rahasia Jabatan.
e. Untuk Dapat Mengetahui Kuasa atau Wakil dari Wajib Pajak.
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Fiskus
Hak-hak fiskus yang diatur dalam undang-undang Perpajakan di Indonesia. Hak-hak
fiskus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hak menerbitkan NPWP atau NPPKP secara jabatan.
Hak menerbitkan NPWP dan NPPKP dilakukan secara jabatan oleh Wajib Pajak
atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan diri
atau melaporkan usahanya ke kantor pajak sesuau Pasal 2 ayat (4) UU KUP Hal ini
dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki kantor pajak ternyata
Wajib pajak atau Pengusaha Kena Pajak telah memenuhi syarat untuk memperoleh
NPW atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
2. Hak menerbitkan surat ketetapan pajak.
Berbagai surat ketetapan pajak yang merupakan hak fiskus untuk menerbitkannya
adalah Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar(SKPLB) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Pengertian menerbitkan
surat ketetapan pajak sekaligus juga dalam arti membetulkannya secara jabatan,
sesuai Pasal 16 ayat (1) UU KUP.
3. Hak menerbitkan (Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan)
Dalan hal Wajib Pajak tidak melunasi utang pajak sebagaimana ditentukan
dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar setelah jatuh tempo pembayaran. maka
fiskus mempunyai hak untuk menerbikan Surat Paksa agar Waib Pajak dalam waktu
yang ditentukan, yaitu 2 x 24 jam harus melunasi utang Pajaknya. Apabila dalam
jangka waktu tersebut Wajib Pajak tetap tidak melunasi , maka fikus dapat
menindaklanjutinya dengan menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
Agar terhadap harta kekayaan wajib pajak dilakukan penyitaan guna sebagai jaminan
untuk melunasi utang pajaknya.
4. Hak melakulan pemeriksaan dan penyegelan.
Fiskus untuk melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan
memenuhi kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam laksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dalam Pasal 29 UU KUP Sementara itu,
terhadap penyegelan dilakukan fiskus terhadap tempat atau ruangan tertentu apabila
WP tidak memenuhi kewajiban. Penyegelan dimaksudkan untuk mengamankan atau
mencegah hilangnya pembukuan, catatan catatan, dan dokumen dokumen Iain yang
diperlukan.
5. Hak menghapuskan atau mengurangi sanksi administrasi.
Dalam praktik penerbitan Surat Ketetapan Pajak, tentu dapat terjadi adanya
ketidaktelitian petugas paiak yang dapat membebani WP yang tidak bersalah atau
tidak memahami peraturan perpajakan. Dalam hal yang demikian, maka sanksi
administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terdapat dalam ketetapan pajak
tersebur dapat dihapuskan atau dikurangkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Bahkan,
karena jabatanya pula dan berlandaskan unsur keadilan, Direkiur Jenderal Pajak dapat
mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar.
6. Hak melakukan penyidikan.
Penyidikan terhadap WP dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) tertentu di lingkungan Dircktorat Jenderal Pajak yang diberiwewenang
khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana
diatur dalam Pasal 44 UU KUP
7. Hak melakukan pencegahan.
Hak melakukan pencegahan terhadap WP untuk pergi ke luar negeri didasarkan
pada ketentuan Pasal 29 UU tentang Penagihan Pajak dengan Surart Paksa (UU
PPSP) Pencegahan dilakukan apabila WP atau Penanggung Pajak mempunyai utang
sekurang-kurangnya Rp 100 000.000,00 (seratus juta rupiab) dan diragukan iktikad
baiknya dalam melunasi utang pajak.
8. Hak melakukan penyanderaan.
Hak melakukan penyanderan terhadap WP atau Penanggung Pajak didasarkan
pada ketentuin Psal 33 ayat (1) UU PPSP yaitu apabila masih mempunyai utang pajak
sekurang kurangnya sebesar Rp100.000.000.00 (seratus juta rupiah) dan diragukan
itikad baiknya dalam melunasi utang pajak.
Kewajiban Fiskus
Kewajiban Fiskus yang diatur dalam UU Perpajakan adalah:
b. Kerahasiaan
UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 34 ayat (1), PP Nomor 74 Tahun 2011 Yang wajib
merahasiakan keadaan wajib pajak antara lain :
d. Pengecualian
Pihak yang dikecualikan dari kewajiban merahasiakan keadaan wajib pajak (UU
Nomor 28 Tahun 2007 Ps 34 ayat (2), PP Nomor 74 Tahun 2011). Untuk kepentingan
negara, Menteri Keuangan berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat dan/atau
tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) supaya memberikan keterangan
dan/atau memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak kepada pihak
tertentu yang ditunjuk dalam izin tertulis Menteri Keuangan tersebut dalam hal :
- Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam
sidang pengadilan;atau
- Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan Menteri Keuangan untuk
memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atau instansi
Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam bidang
keuangan Negara.
Pihak yang dapat diberikan Keterangan oleh Pejabat dan Tenaga Ahli yang
Ditunjuk (UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 34 ayat (2a), 539/KMK.04/2000)
Keterangan yang dapat diberitahukan adalah identitas Wajib Pajak dan informasi
yang bersifat umum tentang perpajakan identitas Wajib Pajak meliputi:
2. Nama, alamat dan tanda tangan serta Nomor Pokok Wajib Pajak penerima kuasa.
3. Hak dan kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan yang mencakup
keperluan perpajakan, jenis pajak dan masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun
pajak
Sedangkan syarat bagi penerima kuasa yaitu untuk seorang konsultan pajak dan
karyawan wajib pajak yang diatur dalam pasal 4 PMK-229/PMK.03/2014 adalah:
1. Menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
2. Memiliki surat kuasa khusus dari wajib pajak yang memberi Kuasa.
3. Memiliki NPWP
Apabila dia seorang karyawan wajib pajak maka dia harus memenuhi syarat:
a. Mempunyai sertifikat brevet di bidang perpajakan yang diterbitkan oleh lembaga
pendidikan kursus brevet pajak.
news.ddtc.co.id.(2016, 28 September). Memahami Arti Tax Avoidance. Memahami Arti Tax Avoidance
(ddtc.co.id). Di Akses pada tanggal 3 Maret 2021.
Putranti, Titi Muswati, Wisamodro Jati, Maria R.U.D Tambunan. 2015. Studi Penghindaran Pajak
Kegiatan Jasa Perbankan di Indonesia. https://responsibank.id/media/277207/case-study-responsibank-
indonesia_studi-penghindaran-pajak-kegiatan-jasa-perbankan-indonesia.pdf . Di Akses pada Tanggal 18
April 2021.
Kemenkeu Learning Center. 2017, 29 Desember. Wakil dan Kuasa Wajib Pajak Bagian 1 – Wakil Wajib
Pajak. [video]. https://klc.kemenkeu.go.id/wakil-dan-kuasa-wajib-pajak-bagian-1-wakil-wajib-pajak/ .
Kemenkeu Learning Center. 2017, 29 Desember. Wakil dan Kuasa Wajib Pajak Bagian 2 – Kuasa Wajib
Pajak. [video]. https://klc.kemenkeu.go.id/wakil-dan-kuasa-wajib-pajak-bagian-2-kuasa-wajib-pajak/
Wirawan B. Ilyas, Richard Burton. 2010. Hukum Pajak, Edisi 6. Jakarta : Selemba Empat