Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

“Penggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi dalam


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada
materi Barisan dan Deret Aritmatika di MTsN 3 Medan”

Disusun Oleh: Kelompok 1


Aulia Turrizqiya (0305173191)
Filtra Wahyudi Koto (0305171044)
Lilis Sri Wahyuni (0305173186)
Nurjannah Dalimunth (0305173212)

Dosen Pengampu: Drs. Isran Rasyid Karo-Karo, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya
saya dapat menulis dan menysun proposal ini. Salawat dan salam kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang membawa risalah Islam sebagai petunjuk dan rahmat bagi
semesta alam sehingga dapat menyelamatkan kehidupan di dunia maupun di akhirat
nanti.

Dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Metode Penelitian Tindakan
Kelas yang berjudul “Proposal Penelitian”. Dalam pengerjaan dan penyusunan
makalah ini, kami mengambil sumber dari berbagai buku. Tentunya proposal yang
kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari gaya bahasanya, penulisannya
ataupun pembahasannya. Oleh karena itu kami meminta maaf sebesar-besarnya
kepada pembaca jika terdapat banyak sekali kekurangan dalam penulisan proposal
ini. Pada akhirnya, kelak kami harapkan proposal yang kami selesaikan ini dapat
memberi manfaat utamanya bagi penulis. Penulisan proposal ini bermaksud untuk
memudahkan dan menambah wawasan kita tentang penulisan proposal.

Disadari sepenuhnya proposal ini masih banyak kekurangan yang mungkin


belum lengkap. Kami harap kritikan dan masukan demi mewujudkan kesempurnaan
makalah ini. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Dengan demikian kami harap
semoga makalah ini dapat membawa hal positif bagi kita semua.

Medan, April 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Metode Pembelajaran Demonstrasi....................................................................... 5
B. Kemampuan Berpikir Kreatif................................................................................ 7
C. Barisan dan Deret Aritmatika................................................................................ 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ................................................................................................ 10
B. Subyek Penelitian ............................................................................................... 10
C. Data dan Sumber Data ........................................................................................ 10
D. Jenis Penelitian .................................................................................................... 11
E. Langkah-Langkah Penelitian .............................................................................. 11
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 15
G. Analisis Data ....................................................................................................... 26
H. Instrument penelitian ........................................................................................... 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 18
Lampiran ....................................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Programme for International Student Assesment (PISA) dan Trends
International Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan program penilaian
internasional yang memiliki salah satu tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
berusia 15 tahun dalam bidang matematika. Berdasarkan penelaahan yang dilakukan
oleh Zulkardi, dkk diperoleh bahwa, siswa Indonesia memiliki hasil PISA yang
rendah selama empat kali menjadi negara peserta. HasilPISA terbaru pada tahun 2012
menunjukkan bahwa siswa Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara
peserta .
Kemampuan matematika siswa Indonesia yang rendah berdasarkan
penelaahan hasil PISA dan TIMSS, menimbulkan pertanyaan mengenai proses
pembelajaran matematika di Indonesia. Freudenthal menyatakan proses belajar siswa
akan terjadi ketika pengetahuan yang sedang dipelajari bermakna (Wijaya, 2012: 31).
Sementara, proses pembelajaran yang ada di Indonesia kurang menekankan
kebermaknaan konsep. Pembelajaran matematika masih banyak yang bersifat
tradisional atau konvensional, dengan dominasi metode ceramah dan peran aktif guru.
Hal ini didasari beberapa observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Hasratudin saat observasi proses pembelajaran di sekolah-sekolah SMP di Medan
menyatakan bahwa,
“Proses pembelajaran yang berlangsung adalah satu arah dan kurang melibatkan
interaksi dan aktivitas mental siswa dengan guru. Guru lebih aktif memberikan
informasi atau menjelaskan materi yang diikuti dengan penulisan rumus dan
pemberian contoh soal yang dikerjakan bersama dengan dominasi guru, kemudian
diakhiri dengan pemberian latihan.”

1
Hasil observasi yang dilakukan oleh Hasratudin menunjukkan bahwa
pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung mudah melupakan konsep
matematika yang telah dipelajari dan tidak mengetahui manfaat dari konsep tersebut.
Siswa hanya sekedar membaca kemudian menghafalkan materi. Proses pembelajaran
matematika yang kurang bermakna, juga terjadi di MTs Negeri 3 Medan
Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII juga menunjukkan hal
serupa.Sebagian besar siswa mengaku belajar matematika dengan menghafalkan
rumus dan istilah asing, sehingga saat mengerjakan soal, siswa terbiasa
menyelesaikan dengan langkah-langkah pengerjaan rutin sesuai rumus. Akibatnya
siswa kesulitan menyelesaikan soal apabila menemukan sedikit perbedaan, walaupun
soal tersebut sebenarnya mengukur kemampuan yang sama.
Data yang diperoleh peneliti melalui dokumentasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) di MTs Negeri 3 Medan kelas VIII memperkuat hasil
wawancara tersebut. Berdasarkan studi dokumentasi, diketahui bahwa pembelajaran
yang disusun cenderung konvesional, sehingga kurang menekankan kebermaknaan
konsep. Hal ini dapat dilihat dari dominasi metode ceramah pada setiap pertemuan
pembelajaran. Selanjutnya, pemakaian satu buku sumber memberi kecenderungan
kesamaan antara contoh soal dengan latihan soal yang diberikan, sehingga dapat
menghambat produktivitas berpikir siswa seperti yang telah dipaparkan sebelumnya
Kemampuan awal matematika juga berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa. Hal ini didasarkan pada sifat hirarkis dari materi-
materi matematika. Materi dalam pembelajaran matematika berupa konsep-konsep
yang saling berkaitan sehingga untuk mempelajari suatu konsep matematika
dibutuhkan kemampuan awal matematika yang baik berkaitan dengan konsep
tersebut.
Melihat berbagai permasalahan yang ada dalam pembelajaran matematika di
sekolah, peneliti tergerak untuk melakukan penelitian terkait masalah tersebut.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara Metode
demontrasi dengan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif pada
siswa kelas VIII SMP yang terangkum dalam penilitian dengan judul “Penggunaan

2
Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi
Barisana Dan Deret Aritmrtika Siswa Kelas VIII MTs Negeri Medan”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat disusun berdasarkan uraian latar belakang dan
batasan masalah sebelumnya adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh gabungan (interaksi) yang signifikan antara
pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa?
2. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh
pembelajaran melalui Metode Demontrasi dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menelaah :
1. Ada atau tidaknya pengaruh gabungan (interaksi) secara signifikan antara
pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh
pembelajaran melalui metode Demontrasi dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki manfaat bagi guru, siswa, kepala sekolah,
peneliti, peneliti lain dan pendidikan matematika di Indonesia. Rincian manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru, pembelajaran dengan Metode Demontrasi dapat dijadikan
alternatif dalam pembelajaran matematika. Penggunaan Metode Demontrasi
dalam pembelajaran dapat dijadikan guru sebagai media yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif siswa.

3
2. Bagi Siswa, pembelajaran dengan Metode Demontrasi akan memberikan
motivasi siswa dalam belajar matematika. Siswa menjadi tertarik dengan
matematika dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir
kreatif dan sikap siswa juga diharapkan dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran ini, karena siswa bebas menggunakan cara untuk menemukan
solusi dari permasalahan realistik yang disajikan. Pemikiran siswa saat proses
menemukan solusi akan membuat konsep matematika yang didapat akan
bertahan lebih lama, karena siswa terlibat langsung pada proses pencarian
konsep.
3. Bagi Peneliti, penelitian ini memberikan jawaban bagi peneliti tentang
bagaiamana perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan sikap
kreatif siswa melalui pembelajaran dengan metode demontrasi dengan
pembelajaran konvensional, serta memberikan temuan-temuan penelitian
yang nantinya dapat dijadikan dasar implementasi pembelajaran dengan
Metode Demontrasi di sekolah-sekolah di Indonesia.

4
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Metode Pembelajaran Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang elavan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak didik suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan (Rahman Johar & Latifah Hanum, 2016: 117).
Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran. Demonstrasi merupakan praktik yang diperagakan
kepada peserta didik karena itu demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan:
a. Demonstrasi proses yang digunakan untuk memahami langkah demi langkah
b. Demonstrasi hasil untuk memperhatikan atau memperagakan hasil dari suatu
proses
Adapun tujuan penggunaan metode demonstrasi dalam kaitan pembelajaran
adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar,
cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran
kelas (Darmadi, 2017: 186).
Sebagian hasil metode pembelajaran demonstrasi dilanjutkan dengan praktik
oleh peserta didik akan mempengaruhi pengalaman belajar langsung setelah melihat,
melakukan dan merasakan sendiri. Demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Darmadi, 2017: 119).
Kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.

5
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki
melalui pengamata dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek
sebenarnya.
Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan (Rahman Johar & Latifah Hanum: 119)
Menurut hasibuan dan Mujiono (Darmadi: 189-190) langkah-langkah metode
pembelajaran demonstrasi adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan dengan jelaskecakapan dan atau keterampilan apa yang yang
diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar
dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk
mencapai tujuan yang dirumuskan.
3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bias didapat dengan mudah,
dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak
gagal.
4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,
sebaliknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu
supaya tidak gagal pada waktunya.
6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan dan komentar
selama dan sesudah demonstrasi.
7) Selama demonstrai berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa
b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik

6
c. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya

B. Kemampuan Berpikir Kreatif


Menurut Perkins (Muhammad Iqbal Harisuddin, 2019: 9) menyatakan bahwa
berpikir kreatif melibatkan banyak komponen diantaranya berpikir kreatif lebih
banyak bergantung kepada motivasi instrinsik daripada ekstrinsik. Hal ini juga
dikemukaakan oleh Marzano (Muhammad Iqbal Harisuddin, 2019: 9), ia mengatakan
seseorang yang berpikir kreatif akan melakukan sesuatu karena dorongan internal
yang akan menjadikan seseorang proaktif sehingga pikirannya mampu berkelana
menembus batas-batas.
Kemampuan berpikir kreatif adalah kapasitas siswa untuk memecahkan
masalah yang diawali dengan adanya sikap kepekaan terhadap timbulnya masalah,
lalu merumuskan hipotesis, menguji hipotesis dan menemukan alternative pemecahan
masalah dengan cara mengkombinasiakn beberapa elemen mental untuk melihat
subjek dari perspektif baru, dan untuk membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih
konsep yang ada dalam pikiran (Julia & Isrok’atun & Indra Safari, 2018: 110).
Menurut Guilford, Torrance dan Evans (Maulana, 2017: 17) yang menjadi
karakteristik dasar tentang berpikir kreatif, yaitu:
a. Problem sensitivity (kepekaan terhadap masalah) adalah kemampuan
mengenal adalnya suatu masalah atau mengabaikan fakta yang kurang sesuai
(misleading fact) untuk mengenal masalah yang sebenarnya.
b. Fluency (kefasihan atau kelancaran) adalah kemampuan membangun ide
secara mudah, tanpa hambatan yang berarti.
c. Flexibility (keluwesan atau kelenturan) mengacu pada kemampuan mengubah
ide penyelesaian sehingga bias menjadi lebih beragam
d. Originality (keaslian) adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang
tidak umum atau luar biasa, menyelesaikan masalah dengan cara yang tidak
umum atau tidak baku atau menggunakan sesuatu atau memanfaatkan situasi
dengan cra yang tidak umum.
e. Elaboration (keterperincian atau elaborasi) yaitu hasil dari berbagai implikasi.

7
Berpikir kreatif merupakan kecenderungan untuk berpikir dan bersikap
dengan cara yang kreatif terhadap matematika. Dalam hal ini, Sumarno
mengidentifikasikan ciri-ciri orang yang kreatif sebagai berikut:
1) Terbuka terhadap pengalaman baru, fleksibel dalam berpikir dan merespons
2) Toleran terhadap perbedaan pendapat
3) Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan
4) Menghargai fantasi: kaya akan inisiatif; memiliki gagasan yang orisinal
5) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
6) Memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik; percaya diri dan
mandiri
7) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar; tertarik kepada hal-hal yang abstrak
8) Kompleks, holistic dan mengandung teka-teki; mempunyai minat yang luas
9) Berani mengambil resiko yang d iperhitungkan; memilki tanggung jawab dan
komitmen kepada tugas
10) Tekun dan tidak mudah bosan; tidak kehabisan akal dalam memecahkan
masalah
11) Peka terhdap situasi lingkungan sekitarnya
12) Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari masa lalu. (Maulana,
2017: 19)

C. Barisan dan Deret Aritmatika


Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih
yang tetap antara satu suku barisan yang berurutan.
Secara matematis, pada barisan aritmatika berlaku:
, dengan
Harga konstan pada definisi tersebut disebut beda barisan aritmatika, dan
biasanya dilambangkan sebagai b.

8
Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika
naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan aritmatika itu disebut barisan
arimatika turun.
Rumus mencari suku ke-n:
( )
Dimana:
a = suku pertama
b = beda
= suku ke-n
Deret aritmatika adalah jumkah suku ke-n dari barisan aritmatika. Deret
aritmatika merupakan pembahasan mengenai jumlah suku-suku berurutan tersebut.
Rumus mencari jumlah suku ke-n:

( ( ) )

9
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 3 MEDAN. Lokasi tersebut dipilih
karena tempat penulis melakukan aktifitas mengajar sehari- hari, sehingga
memudahkan dalam melakukan penelitian.
a. Waktu Penelitian
Waktu penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan pada semester ganjil
tahun ajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yaitu,
siklus I pada tanggal 12 dan 14 Maret dan siklus II pada tanggal 24 April
2020.
b. Siklus PTK
PTK ini dilakukan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti
prosedur yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan kemampuan
menggunakan media gambar.

B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelasVIII MTsN 3 Medan, yang berjumlah 28
siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 16 siswa perempuan. Mata pelajaran
yang menjadi sasaran penelitian adalah mata pelajaran Matematika kelas VIII
khususnya pada materi barisan dan deret aritmatika.

C. Data dan Sumber data


a. Jenis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dan dianalisis bukan dalam
bentuk angka-angka melainkan dideskripsikan dengan kata-kata. Hasil wawancara

10
terhadap guru dan siswa, hasil observasi aktivitas guru, dan hasil catatan lapangan
merupakan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil
perhitungan angka-angka. Data kuantitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan
hasil tes evaluasi siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan media
gambar.
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari siswa kelas VII MTsN 3 Medan. untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis puisi setelah
menggunakan media gambar dan bagaimana proses pembelajaran deret aritmatika.

D. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Darsono dkk,
dalam Manajemen Penelitian Tindakan Kelas menjelaskan bahwa seorang peneliti
bukan sebagai penonton tentang apa yang dilakukan guru terhadap muridnya, tetapi
bekerja secara kolaboratif dengan guru mencari solusi terbaik terhadap masalah yang
dihadapi. Selain itu dalam penelitian tindakan kelas dimungkinkan siswa secara aktif
erperan serta dalam melaksanakan tindakan.

E. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang peneliti laksanakan dalam penelitian ini yaitu
penelitian ini direncanakan akan menggunakan dua siklus, yang mana siklus tersebut
fungsinya adalah untuk melihat perubahan dari hasil kreativitas belajar siswa. Bila
dengan dua siklus siswa belum tuntas dalam belajar maka penelitian ini akan
dilaksanakan dengan siklus selanjutnya agar kreativitas siswa akan lebih baik lagi.
Menurut Kusnandar (2008: h. 4), Langkah-langkah pokok yang digunakan
dalam penelitian yang harus ditempuh pada siklus pertama pada siklus berikutnya
sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengamatan

11
4. Refleksi.

Adapun penjelasan dari proses penelitian pada siklus yang akan dilaksanaan
adalah sebagai berikut:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Sebelum melakukan PTK, terlebih dahulu penulis menyusun rencana yang
harus dilakukan. Perencanaan merupakan tahap awal yang harus dilakukan penulis
sebelum melakukan pembelajaran. Rencana pembelajaran harus dibuat untuk satu
siklus berdasarkan analisis permasalahan yang dihadapi. Pada saat menyusun
perencanaan maka yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan langsung ke sekolah untuk melihat permasalahan.
b. Membuat RPP sesuai dengan materi ajar yang akan diajarkan.
c. Mempersiapkan materi pembelajaran.
d. Mempersiapkan langkah-langkah strategi pembelajaran Demonstrasi
e. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan materi dalam
menggunakan strategi Demonstrasi
f. Mempersiapkan cara mengevaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa tentang materi.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini antara lain:
a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah
dan kemudian berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
b. Guru menyiapkan siswa untuk belajar dan memotivasinya.
c. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok.
d. Guru mengajar menggunakan media yang telah disediakan.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa kepada hal-hal yang belom jelas
terkait materi yang diajarkan.

12
f. Membagi pada masing-masing kelompok.
g. Menjelaskan tujuan dan petunjuk pengerjaan LKS.
h. Memberikan kesempatan kepada siswa kepada hal-hal yang belum jelas
terkait petunjuk LKS.
i. Meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada di LKS.
j. Mengarahkan masing-masing kelompok dalam mengerjakan LKS.
k. Membimbing siswa dalam mengerjakan LKS.
l. Menunjuk salah satu kelompok untuk mempersentasikan jawaban LKS.
m. Meminta kelompok lain untuk membandingkan jawaban LKS kelompoknya
dengan kelompok penyaji.
n. Memberi penguatan terhadap hasil diskusi.
o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih
kurang jelas dari materi yang dipelajari.
p. Guru bersama-sama membuat kesimpulan mengenai materi yang telah
didiskusikan dan setelah itu guru menutup pelajaran.
q. Guru memberikan post tes siklus I kepada siswa dan siswa diberi waktu untuk
mengerjakannya.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pada tahap setiap tindakan dan perubahan dianggap penting dijadikan sebagai catatan
observasi, sehingga diperoleh data untuk dijadikan bahan refleksi. Tahap ini
dilakukan untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas sesuai dengan yang telah
dirancang.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan yaitu untuk menyimpulkan ketuntasan ataupun
ketidaktuntasan siswa dalam proses belajar mengajar apakah siklus berikutnya atau
tidak.
Siklus II
Siklus ini dilakukan karena dalam siklus I siswa belum tuntas untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini adalah rincian siklus II:

13
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran yang
dilakukan disesuaikan dengan siklus pertama. Langkah-langkah dalam melakukan
perencanaan di siklus ke II ini adalah sebagai berikut:
a. Mengedintifikasi permasalahan yang ada di siklus I.
b. Merencanakan RPP, sebagai indikator pencapaian hasil belajar siswa.
c. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru mengulang pelajaran di siklus I
b. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah
dan kemudian berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
c. Guru menyiapkan siswa untuk belajar dan memotivasinya.
d. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok.
e. Guru mengajar menggunakan media yang telah disediakan.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa kepada hal-hal yang belom jelas
terkait materi yang diajarkan.
g. Membagi pada masing-masing kelompok.
h. Menjelaskan tujuan dan petunjuk pengerjaan LKS.
i. Memberikan kesempatan kepada siswa kepada hal-hal yang belum jelas
terkait petunjuk LKS.
j. Meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada di LKS.
k. Mengarahkan masing-masing kelompok dalam mengerjakan LKS.
l. Membimbing siswa dalam mengerjakan LKS.
m. Menunjuk salah satu kelompok untuk mempersentasikan jawaban LKS.
n. Meminta kelompok lain untuk membandingkan jawaban LKS kelompoknya
dengan kelompok penyaji.
o. Memberi penguatan terhadap hasil diskusi.
p. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih
kurang jelas dari materi yang dipelajari.

14
q. Guru bersama-sama membuat kesimpulan mengenai materi yang telah
didiskusikan dan setelah itu guru menutup pelajaran.
r. Guru memberikan post tes siklus II kepada siswa dan siswa diberi waktu
untuk mengerjakannya.

3. Tahap Pengamatan
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap hasil dari
pelaksanaan tindakan (penilaian hasil tes siklus II). Tahap pengamatan ini bertujuan
untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun guna
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan menghasilkan perubahan dengan
keinginan.

4. Refleksi
Hasil kesimpulan data dari siklus II ini merupakan acuan yang akan dilakukan
untuk melanjutkan proses perencanaan siklus berikutnya, yaitu siklus III. Apabila
hasil tidak memuaskan maka dilaksanakanlah siklus ke III. Begitu seterusnya sampai
hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan. Proses pelaksanaan siklus III
sama dengan siklus-siklus sebelumnya. Bila hasil belajar siswa setelah melakukan
beberapa siklus tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka peneliti gagal
dalam memilih strategi pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan kreativitas
siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:
1. Tes
Tes berusaha untuk mengukur apakah seseorang individu sudah belajar. Tes
ini untuk mengukur tingkat performa individu pada suatu waktu setelah
belajar. Pemberian tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu
tes awal (sebelum pemberian tindakan, tes hasil belajar tindakan I (setelah

15
setelah selesai siklus I) dan tes hasil tindakan II (setelah selesai siklus II) yang
berbentuk pilihan ganda.
2. Observasi
Observasi, yaitu yang dilakukan peneliti menggunakan pengamatan langsung
obyek dan aktifitas dalam proses pelaksanaan strategi Demonnstrasi .
Pengamatan terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari awal
tindakan sampai berakhirnya pelaksanaan tindakan. Observasi dimaksud untuk
mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan
yang sesuai dengan yang dikehendaki.
3. Wawancara
Yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan dan perkembangan
siswa dalam belajar terutama pada mata pelajaran Matematika materi Barisan
dan Deret Aritmatika di MtsN 3 kelas 8.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya strategi
yang digunakan dalam mata pelajaran Matematika materi Barisan dan Deret
Aritmatika. Adapun teknik analisis datanya yaitu:
1. Penilaian Rata-Rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan
jumlah siswa kelas tersebut, sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini
didapat dengan mengunakan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, dkk, 2010: 203-
205):

Dengan:
X : Nilai rata-rata

16
∑ : Jumlah semua nilai siswa
N : Jumlah siswa

2. Penilaian Ketuntasan Belajar


Jika persentasi Ketuntasan belajar mencapai 80% untuk tiap aspeknya. Untuk
menghitung persentasi ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P ∑

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan
sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.
Hasil analisis juga digunakan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran.2 Siswa
dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut telah mencapai skor 75 dari materi yang
diajarkan, sesuai dengan KKM (Kritera Ketuntasan Minimal) yang telah diterapakan
di kelas tersebut untuk mata pelajaran Matematika adalah 75 dari jumlah soal yang
diberikan.

H. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen yaitu :Melalui Angket
Untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa sebelum dan sesudah metode
demonstrasi, peneliti menggunakan angket. Angket ini terdiri dari seperangkat
prinsip-prinsip kreativitas yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

17
BAB IV
KESIMPULAN

Penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada


penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi
dan situasi sehinggadiperole hasil yang lebih baik.
Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati
sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan
dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas tersebut.
Didalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII MTsN 3
Medan dengan jumlah 28 siswa dimana yang diliti berupa tingkat kemampuan
berpikir kreatif siswa pada materi barisan dan deret aritmatika.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya


Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish
Julia, dkk. 2018. Proseding Seminar Nasional “Membangun Generasi Emas 2045
yang Berkarakter dan Melek It” dan Pelatihan “Berpikir Suprarasional”.
Sumedang: UPI Sumedang Press
Iqbal Harisuddin, Muhammad. 2019. Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi
Belajar Siswa
Kusnandar. 2008. Langkah Model Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang
Profesional Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Maulana. 2017. Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan Berpikir
Kritis-Kreatif. Sumedang: UPI Sumedanf Perss
Rahman Johar, Rahman dan Hanum, Latifah. 2016. Strategi Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Deepublish
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya;Percetakan
Insan Cendekia
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaarn Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu

19

Anda mungkin juga menyukai