ELEKTRONIKA
MODUL : TRANSISTOR
DISUSUN OLEH :
Martha Carolin Octaviani Br. Limbong
(20108002)
I. DASAR TEORI
Power amplifiier adalah penguat akhir bagian sistem tata suara yang
berfungsi sebagai sinyal audio yang pada dasarnya merupakan penguat
tegangan dan arus dari sinyal audio yang bertujuan untuk menggerakkan
pengeras suara (loud speaker). Istilah power amplifier merupakan penguat
akhir sehingga tidak dilengkapi dengan pengatur nada, berbeda dengan
istilah amplifier yang didalamnya terdiri dari pengatur nada dan power
amplifier. Power amplifier dapat dibedakan dalam beberapa jenis [1].
Amplifier adalah rangkaian elektronika yang digunakan untuk
memperkuat atau memperbesar sinyal output pada suara. Amplifier dapat
meningkatkan sinyal audio yang berbentuk analog dari sumber suara kecil
sebagai input—nya, digunakan alat tranduser seperti mikrofon yang dapat
mengkonversikan suara menjadi listrik. Sinyal listrik yang bertipr AC atau
arus bolak-balik kemudian diperkuat lagi tegangannya, sehingga menjadi
output menjadi lebih besar. Biasanya, besaran penguatannya disebut gain[2].
Dengan proses demikian, maka speaker dapat mengkonversikan suara
menjad lebih besar. Untuk contohnya, bisa dilihat pada sebuah speaker,
megaphone, dan sebagainya[2].
Power amplifier OT(Output Transfer) merupakan jenis power amplifier
yang menggunakan kopling sebuah transformer OT untuk
menghubungkan rangkaiian penguat akhir dengan beban pengeras suara
(loud speaker). Respon frekuensi power amplifier OT (output transformer)
cenderung berada di range frekuensi audio menengah sehingga untuk
reproduksi suara nada bass tidak bagus. Power amplifier jenis OT ini
memiliki keunggulan terhadap terjadinya short circuit penguat akhir,
sehingga tidak merusak penguat suara (loud speaker)[1].
Power amplifier OTL(Output Transformer Less) merupakan power
amplifier yang tidak menggunakan transformer sebagai kopling rangkaian
power amplifier dengan pengeras suara (loud speaker). Pada jenis power
amplifier ini ada 2 jenis kopling yang digunakan yaitu menggunakan
kopling kapasitor yang berfungsi untuk memblok tegangan DC penguat
dan hanya melewatkan sinyal audio (AC) ke penguat suara (loud speaker),
Tanpa menggunakan kopling kapasitor (direct coupling) power amplifier
jenis ii yang kemudian berkembang menjadi power amplifier OCL(Output
Capasitor Less)[1].
Power amplifier OCL(Output Capasitor Less) merupakan jenis power
amplifier tanpa kopling tambahan antara rangkaian penguat dengan
pengeras suara (loud speaker). Power amplifier ini lagsung
menghubungkan output rangkaian power amplifier OCL memiliki respon
frekuensi yang lebar, sehingga semua range frekuensi audio dapat
direproduksi ddengan baik. Power amplifier OCL memiliki kelemahan,
apabila terjadi short circuit pada bagian akhir power amplifier maka
penngeras suara akan rusak[1].
Power amplifier BTL(Bridge Transfoermer Less) merupakan
penggabungan 2 unit rangkaian power amplifier OTL Atau OCL yang
bertujuan untuk menguatkan sinyal audio dengan dasa yang berbeda secara
terpisah dan memberikannya ke pengeras suara secara bersama sehingga
diperoleh suatu penguatan tegangan yang lebih besar atau minimal 2x
lebih besar dari penggunaan penguatOTL atau OCL biasa[1].
Amplifier adalah suatu komponnnen elektronika yang digunakan untuk
menguatkan daya atau sinyal. Dalam bidang audio, amplifier sebagai
rangkaian yang menguatkan atau meningkatkan sinyal suara pada bagian
inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya[3].
Dengan kata lain, amplifier adalah suatu peralatan elektronika yang
digunakan utuk meningkatkan sinyal audio yang awalnya kecil atau lemah
menjadi kuat. Dengan menggunakan komponen amplifier, maka suara
inputnya yang berdaya kecil akan dikuatkan menjadi daya yang lebih
besar. Misalnya, sinyal audio dari handphone akan dikeluarkan melalui
loudspeaker, sinyal audio dari DVD akan dikeluarkan melalui
soundsystem atau perangkat audio lainnya[3].
Beberapa komponen komponen utama yang menyusun rangkaian
amplifier agar dapat digunakan dalam perangkat elektronika adalah
trafo,ELCO,sanken,tone control[3].
Kelebihan menggunakan amplifier diantaranya mempunyai sifat
menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal input, mampu
menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal input dan output, memiliki
penguatan arus yang tinggi[3].
Kelemahan amplifier sebagai berikut tidak adanya penguatan arus,
masukan tinggi dan ketahan output yang rendah, terjadinya isolasi yang
disebabkan adanya umpan balik positif, transistor sering mengalami
overheat atau terbakar, kerusakan komponen pada bagian catudaya dapat
menyebabkan kualitas suara yang tidak bagus[3].
II. HASIL DATA
A. Rangkaian Inverting Amplifier dengan nilai R2 4,7kΩ
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Irwan Arifin, “Bagian 5 Transistor” [Online]. Available:
http://sunny.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2651/BAGI
AN+5+-+Transisto.pdf [Accessed 24 April 2021].
2. Teknik Elektornika, “Pengertian Transistor dan Jenis-jenis
Transistor” [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-
jenistransistor/ [Accessed 25 April 2021].
3. Gunarta, “Transistor_lilikgunarta_12159” [Online]. Available:
http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/Transistor_lilikgunar
ta_12159.pdf [Online]. [Accessed 25 April 2021].