PENDAHULUAN
Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi
atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang
akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat
yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses
dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya
manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus
dipikirkan secara sungguh-sungguh.
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas
karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas
perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi
pembentukan karakter seseorang. Menurut Freud kegagalan penanaman
kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah
di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam
mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak
dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, 1968).
Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia.
Selain sepuluh tanda-tanda jaman tersebut, masalah lain yang tengah dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini
terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang
memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Padahal,
pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan.
Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi
pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek
otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”).
Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan
acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan
seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-
otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat.
SASARAN PROGRAM
Membantu pemerintah dalam upaya Pembangunan Nasional dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menunjang aktualisasi program-program pemerintah dalam bidang
pendidikan, ekonomi, kepemudaan, sosial dan budaya .
Program Rumah Baca dan Pusat Belajar “rumahSALAM” merupakan salah satu projek pilot
yang bertujuan untuk menyediakan sebuah tempat yang menyenangkan dan aspiratif bagi
anak-anak dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, menjadi wahana
pencurahan kreatifitas, serta peningkatan rasa berbagi di kalangan anak-anak. Rumah Baca
akan menyediakan buku-buku berkualitas dan mengasyikkan bagi anak-anak untuk
menuntaskan rasa ingin tahu mereka, sekaligus menciptakan suasana belajar yang jauh dari
kesan monoton dan membosankan.
Program ini terutama ditujukan kepada anak-anak usia 7-15 tahun yang berada di situasi
ekonomi yang kurang menguntungkan. Tidak hanya membuka kesempatan bagi anak-anak
untuk dapat mengenyam pendidikan yang menyenangkan, Rumah Baca ini akan
mempersiapkan masyarakat sekitar untuk dapat mengelola sendiri Rumah Baca ini, sehingga
mereka bisa ikut serta dalam pendidikan anak-anak mereka meskipun berada di tengah situasi
ekonomi yang tidak menguntungkan. Dalam tiap kurun waktu tertentu, sebuah Rumah Baca
dan Pusat Belajar yang baru akan didirikan di sebuah daerah yang dianggap membutuhkan,
sehingga pada akhirnya masyarakat kita akan mulai bergerak dengan sendirinya untuk
menjalankan program ini dari mereka dan untuk mereka sendiri.
Tujuan program
3. Melibatkan masyarakat dalam mendukung program dalam hal pembinaan dan pendanaan
Uraian program
Tingkat anak putus sekolah di Indonesia menempati ranking 6 di dunia menurut laporan
UNESCO dimana 150.000 diantaranya menjadi anak jalanan (anjal). Hasil penelitian BPS DKI
Jakarta tahun 2002 menunjukkan mayoritas anak putus sekolah dikarenakan mahalnya biaya
sekolah, dan hasil penelitian UNICEF tahun 2002 menunjukkan mayoritas anak jalanan tidak
bisa bersekolah dikarenakan kurikulum sekolah yang kaku, dari hasil pemelitian diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah anak jalanan dapat dikurangi jika biaya sekolah murah dengan
kurikulum yang fleksibel.
Di sisi lain penanggulangan anjal melalui rumah singgah masih belum optimal sama halnya
dengan konsep panti asuhan yang masih tradisonal yang integrated, unsustainable, bersifat
massal dan kurang melibatsertakan masyarakat.
Atas dasar kekeurangan optimalnya kedua konsep diatas Yayasan Nurani Insan Mulia
berusaha untuk mengintegrasikan program penanganan anak jalanan berupa konsep
perkawinan konsep rumah singgah dengan panti asuhan plus tersedianya diklat, magang,
modal kerja bahkan penyaluran kerja, plus pelayanan lebih khusus dibandingkan panti asuhan
atau rumah singgah.
Untuk dapat bereksistensi dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal maka pihak
Yayasan ikut melibatkan masyarakat terutama para donatur dan muzzaki yang peduli dalam
membantu memberdayakan anak jalanan menjadi lebih produktif.
Tujuan program
Uraian program
Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada sekitar tahun 1998 telah memberikan
dampak yang cukup besar. Banyak terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga
ditutupnya perusahaan-perusahaan bersekala besar.
Sektor yang paling terpukul terutama adalah sektor konstruksi, manufaktur, dan perbankan,
sehingga melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengangguran
melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang
atau 20 persen lebih dari angkatan kerja, meningkat mencapai sekitar 50 persen dari total
penduduk. Pada akhir tahun 1998, angka Akibat PHK dan naiknya harga-harga dengan cepat,
mengakibatkan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan mencapai 24,2%, artinya hampir
50 juta penduduk dari total sekitar 200 juta jatuh di bawah garis kemiskinan akibat krisis
ekonomi.
Pendekatan yang paling sukses untuk mengurangi kemiskinan adalah berdasarkan pada
kerangka kebijakan keseluruhan yang memperkuat pertumbuhan ekonomi, dengan tekanan
pada sektor yang memberikan pekerjaan untuk penduduk miskin. Untuk menjamin
pertumbuhan ekonomi menguntungkan masyarakat yang tidak beruntung, kebijakan harus
menggunakan investasi yang tepat di sumber daya manusia seperti pendidikan keterampilan
hidup, kesehatan , dan lain-lain.
Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu solusi yang ditawarkan Yayasan Nurani Insan
Mulia demi meminimalisir masalah sosial yang timbul. Program pemberdayaan ini berkisar
pada pengembangan usaha-usaha rumah tangga seperti : Pembuatan sabun colek, Cukur
rambut, Kerajinan tas, Souvenir
Peserta akan diberikan pendampingan, mulai dari pendampingan berusaha, sampai pada
pendampingan secara kontinue kegiatan keagamaan guna membentuk akhlaq dan moral yang
baik.
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Program Program
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dan sampaikan. Besar harapan kami semua pihak dapat
membantu dan berkontribusi dalam wadah perjuangan ini. sekecil apa pun pengorbanan
yang kita keluarkan dalam perjuangan menegakkan kebenaran ini, akan besar arti dan
manfaatnya bagi eksistensi perjuangan ini dan sungguh itu merupakan bentuk
perniagaan kita dengan Rabb Yang Maha Kaya, Allah SWT yang menjanjikan surga
untuk membalas siapa saja yang melakukannya
Syukron Jazakumullah Khairal jaza, semoga Allah senantiasa meneguhkan pijakan kaki
kita dan meringankan ayunan langkah kaki untuk senantiasa bergerak dalam kebaikan.
Mengetahui
Yayasan Nurani Insan Mulia
Yayasan Nurani Insan Mulia, dirintis oleh beberapa orang yang concern dengan masalah sosial
dan pendidikan anak & remaja. Mulai menggulirkan program di bulan Juli 2006 yakni pendirian
TK Islam Terpadu dan Taman Pendidikan Qiraati “Darussalam Global” .
Selanjutnya program khusus Remaja diantaranya Mentoring dan Tafakur Alam juga sangat
diminati oleh kalangan pelajar di Kabupaten Bekasi. Dalam momen tertentu semisal Hari Anak
Nasional kita juga menyelenggarakan Kegiatan Kreatifitas untuk Anak, Bulan Ramadhan juga
menjadi perhatian kita dengan menyelenggarakan program Sambut Ramadhan, Buka Puasa
Bersama dan Pesantren Kilat.
Disamping itu program sosial juga sudah mulai digulirkan diantaranya “Tebar Hewan Qurban
1427H” dan Santunan Anak Jalanan dan Dhuafa.
SUSUNAN KEPENGURUSAN
Yayasan Nurani Insan Mulia
Dewan Pembina :
1. Ir. Samidi, MM
2. H. Eko Wihandoko
Dewan Pengawas :
1. Dana
2. Agus Sudiasmoro, SE
Pengurus Harian :
Ketua Umum : M. Rofiqul Ghodiy
Sosial : Suswoyo
Pardi
Paiman
Kepemudaan : Laksito
Fahrul