Anda di halaman 1dari 7

A.

LATAR BELAKANG GERAKAN NON-BLOK

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, tepatnya di era 1950-an negara-negara di


dunia terpolarisasi dalam dua blok, yaitu Blok Barat di bawah pimpinan Amerika
Serikat dan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet. Pada saat ini terjadi,
pertarungan yang sangat kuat antara Blok Barat dan Timur, era ini dikenal sebagai
sebagai era perang dingin (Cold War) yang berlangsung sejak berakhirnya Perang
Dunia II hingga runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1898. Pertarungan antara Blok
Barat dan Timur merupakan merupakan upaya untuk memperluas sphere of
interest dan sphere of influence. Dengan sasaran utama perebutan perebutan
penguasaan atas wilayah-wilayah potensial di seluruh dunia.

Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia
III atau Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I
dan Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut,
Indonesia menentukan sistem politik luar negeri bebas aktif. Prinsip
kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan
sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena itu, mereka sepakat
untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak memihak Blok Barat
ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya disebut kelompok negara-
negara Non Blok.

B. Berdirinya Gerakan Non Blok

Dengan dipelopori oleh lima pemimpin negara Indonesia, India, Pakistan, Burma
dan Srilanka. Terselenggaralah sebuah pertemuan pertama di Kolombo (Srilanka)
pada April 28 April-2 Mei 1952, dilanjutkan dengan pertemuan di Istana Bogor
pada 29 Desember 1954. Dua konferensi di atas merupakan cikal bakal dari
terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada 18 April-25
April 1955 yang dihadiri oleh wakil dari 29 negara Asia dan Afrika

Namun, Gerakan Non-Blok dicetuskan antara lain oleh Ir.Soekarno dari


Indonesia. KAA di Bandung merupakan proses awal lahirnya GNB. Tujuan
diselenggarakannya KAA adalah mengidentifikasi dan mendalami masalah-
masalah dunia pada waktu itu dan berusaha memformulasikan kebijakan bersama
negara-negara yang baru merdeka tersebut pada tataran hubungan international.
Lalu selanjutnya, pembentukan organisasi Gerakan Non-Blok dicanangkan dalam
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beogdad, Yugoslavia pada tanggal 1-6
September 1961 yang dihadiri oleh 25 negara dari Asia dan Afrika. Dalam KTT 1
tersebut, negara-negara pendiri GNB berketetapan untuk untuk mendirikan suatu
gerakan dan bukan suatu organisasi untuk menghindarkan diri dari implikasi
birokratik dalam membangun upaya kerjasama diantara mereka. Pada KTT 1 ini
juga ditegaskan bahwa GNB tidak diarahkan pada suatu peran pasif dalam politik
Internasional, tetapi untuk memformulasikan posisi sendiri independen yang
merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.

Faktor Pendorong berdirinya GNB

Berdirinya GNB di dorong oleh beberapa hal yaitu :

1. Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan
Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di
dunia.
2. Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara
berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3. Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph
Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal
Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
4. Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di
Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
5. Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar
PBB, yaitu: Presiden Soekarno (Indonesia), PM Jawaharlal Nehru
(India),Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), dan, Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).
Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai tujuan, antara lain:
1. meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan dua blok
adidaya yang bersengketa;
2. mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai;
3. mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis
4. menentang kolonialisme, politik apartheid, dan rasialisme
5. memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas
dasar persamaan derajat;
6. meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Non
Blok
7. menggalang kerja sama antara negara berkembang dan negara maju
menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.
Visi dari gerakan Non Blok :
Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya relevansi GNB setelah
berakhirnya perang dingin dan ketetapan hati untuk meningkatkan kerja sama
yang konstruktif serta sebagai komponen integral dalam arus utama
(mainstream) hubungan internasional.

Arah Gerakan Non Blok yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi
internasional dalam mengisi kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui
cara-cara politik yang menjadi ciri yang menonjol dari Gerakan Non Blok
sebelumnya.

Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi negara-


negara anggota melalui peningkatan kerjasama Selatan-selatan.Pasca
pelaksanaan KTT tersebut, GNB dianggap telah mampu mendapatkan kembali
kekuatan, keteguhan, serta kejelasan terkait tujuan-tujuannya yang murni.
Asas Gerakan Non Blok
1. GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam blok
dunia yang saling bertentangan.
2. GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang
berkembang yang gerakannya tidak pasif.
3. GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di semua tempat,
memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme,
neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan zionisme.

Keanggotaan GNB
Pada waktu berdirinya, GNB hanya beranggota 25 negara. Setiap
diselenggarakan KTT anggotanya selalu bertambah, sebab setiap negara dapat
diterima menjadi anggota GNB dengan memenuhi persyaratan. Adapun
syarat menjadi anggota GNB adalah sebagai berikut:
1. Menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai
2. Mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional
3. Tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni
Soviet.

Bentuk Organisasi Gerakan Non Blok


Di dalam Gerakan Non Blok tidak terdapat struktur organisasi yang mengurus
kegiatan di berbagai bidang karena Gerakan Non Blok bukan merupakan
lembaga. Gerakan Non Blok mengandalkan perjuangan pada kekuatan moral.
Satu-satunya pengurus dalam Gerakan Non Blok adalah ketua. Ketua Gerakan
Non Blok dijabat oleh kepala pemerintahan negara yang menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok. KTT Gerakan Non Blok
dihadiri oleh para kepala pemerintahan dan kepala negara anggota Gerakan
Non Blok.

Peran Indonesia dalam gerakan non blok dilaksanakan dalam beberapa pertemuan.
Pertemuan Gerakan Non Blok ini berlangsung tiga tahun sekali. Setelah
pelaksanaan konferensi, kepala pemerintah ataupun kepala negara tuan rumah
konferensi akan dijadikan sebagai ketua gerakan dengan masa jabatan selama tiga
tahun. Di bawah ini terdapat beberapa pertemuan Gerakan Non Blok :

 KTT I bertempat di Belgrade pada tanggal 1 September 1961 – 6


September 1961
 KTT II bertempat di Kairo pada tanggal 5 Oktober 1964 – 10 Oktober
1964
 KTT III bertempat di Lusaka pada tanggal 8 September 1970 – 10
September 1970
 KTT IV bertempat di Aljir pada tanggal 5 September 1973 – 9 September
1973
 KTT V bertempat di Kolombo pada tanggal 16 Agustus 1976 – 19 Agustus
1976
 KTT VI bertempat di Havana pada tanggal 3 September 1979 – 9
September 1979
 KTT VII bertempat di New Delhi pada tanggal 7 Maret 1983 – 12 Maret
1983
 KTT VIII bertempat di Harare pada tanggal 1 September 1986 – 6
September 1986
 KTT IX bertempat di Belgrade pada tanggal 4 September 1989 – 7
September 1989
 KTT X bertempat di Jakarta pada tanggal 1 September 1992 – 7
September 1992
 KTT XI bertempat di Cartagena de Indias pada tanggal 18 Oktober 1995 –
20 Oktober 1995
 KTT XII bertempat di Durban pada tanggal 2 September 1998 – 3
September 1998
 KTT XIII bertempat di Kuala Lumpur pada tanggal 20 Februari 2003 – 25
Februari 2003
 KTT XIV bertempat di Havana pada tanggal 11 September 2006 – 16
September 2006
Peran Indonesia Dalam GNB

Adapun langkah yang ditempuh Indonesia dalam meningkatkan peranan di GNB


adalah :

a. Meningkatkan kerjasama antar negara-negara anggota Gerakan Non Blok


Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia pada masa perkembangan Gerakan
Non Blok adalah dengan cara meningkatkan keeratan kerja sama yang telah
dibangun antar sesama negara anggota GNB, terutama dalam perkembangan
kerjasama di bidang teknik dan ekonomi. Hal tersebut merupakan perwujudan
kerjasama Selatan-Selatan yang melibatkan negara-negara maju maupun
lembaga-lembaga keuangan internasional.
b. Berperan dalam penyelesaian masalah-masalah ekonomi internasional
Indonesia juga berperan dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah
dalam hubungan ekonomi internasional yang berperan dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan. Peran Indonesia tersebut salah satunya
diwujudkan dengan meningkatkan dialog Utara – Selatan berdasar pada
kepentingan dan tanggung jawab bersama, semangat kemitraan, saling
ketergantungan, serta saling memberi manfaat.
c. Menjadi Pemimpin Gerakan Non Blok
Sejak tahun 1992 hingga tahun 1995, Indonesia mendapat kepercayaan untuk
memimpin organisasi GNB tersebut, yaitu dengan terpilihnya Soeharto yang
saat itu merupakan presiden Republik Indonesia ke-2 menjadi Sekretaris
Jendral (SekJen) Gerakan Non Blok. Indonesia menjadi negara yang selalu
setia serta komitmen terhadap prinsip serta aspirasi Gerakan Non Blok.
Berbagai prestasi telah diraih Indonesia selama memimpin organisasi dunia
tersebut, diantaranya adalah :
1. Pada masa kepemimpinannya di GNB adalah Indonesia telah mampu
membawa organisasi tersebut dalam menentukan arah serta menyesuaikan
diri terhadap adanya perubahan-perubahan yang terjadi secara dinamis,
yaitu dengan cara melakukan penataan kembali prioritas-prioritas lama
organisasi dan menentukan adanya prioritas-prioritas baru serta
menetapkan pendekatan dan orientasi yang baru pula.
2. Indonesia telah dianggap telah memberikan warna yang baru bagi
organisasi tersebut, diantaranya adalah dengan menitikberatkan kerjasama
pada pembangunan ekonomi yaitu dengan menghidupkan kembali dialog
antara negara-negara selatan.
3. Indonesia telah dipercaya untuk membantu menyelesaikan pertikaian atau
konflik regional di beberapa negara seperti kamboja, sengketa yang terjadi
di laut cina selatan, serta gerakan separatis Moro di Philipina.
4. Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) GNB yang ke-110 di Jakarta dan Bogor pada 1 hingga 7 September
1992. Dalam KTT tersebut telah berhasil merumuskan suatu kesepakatan
bersama yang dikenal dengan “Pesan jakarta.” Yang di dalamnya
terkandung visi dari Gerakan Non Blok, yaitu

Pada tahun 1990, lebih tepatnya setelah keruntuhan Uni Soviet, Gerakan Non
Blok lebih memperhatikan kerjasama dalam bidang politk, ekonomi dan
pembangunan negara. Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok tersebut bertahan
dan berlanjut sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai