Laporan Ilmu Kayu
Laporan Ilmu Kayu
LATAR BELAKANG
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, berasal dari
bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan
teknologi. Kayu merupakan suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan
pohon-pohon di hutan, yang merupakans bagian dari pohon tersebut, setelah
diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk
tujuan penggunaan, baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu
bakar. Pemilihan dan pemanfaatan kayu yang tepat harus didasari oleh sifat-sifat
yang dimiliki oleh kayu yang akan digunakan (Dumanauw, 1990).
Komponen kimia di dalam kayu, mempunyai arti yang penting karena
menentukan kegunaan suatu jenis kayu. Dengan mengetahui komponen kimia
kayu, kita dapat membedakan jenis-jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan
sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu.
Selain itu, dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu sehingga
didapat hasil yang maksimal (Dumanauw, 1990).
Zat ekstraktif merupakan komponen kimia kayu yang mudah telarut dalam
pelarut organik netral. Kelompok zat ekstraktif dengan sifat kimia tertentu dapat
dilarutkan atau diisolasi dengan pelarut yang memiliki kepolaran berbeda. Zat
ekstraktif bersifat polar seperti tannin, flavonoid, lignan, stilbene dan tropolone
akan terlarut dalam pelarut polar, sedangkan zat ekstraktif non polar seperti
lemak, lilin dan resin akan terlarut dalam pelarut non polar (Sjostrom, 1991).
Kelarutan kayu menunjukkan tingkat kelapukan kayu pada larutan tertentu
sehingga ada beberapa unsur kayu yang ikut larut dalam larutan. Beberapa larutan
yang dipakai pada kelarutan kayu antara lain kelarutan dalam alkohol benzena,
kelarutan dalam air dingin dan kelarutan dalam air panas. Menurut Dewan
Standardisasi Nasional (1989), kelarutan dalam air dingin menyatakan banyaknya
komponen yang larut dalam air dingin, meliputi garam-garam anorganik, garam
organik, gula, siklitol, gum, pecktin, galaktan, tannin dan pigmen. Kelarutan
dalam air panas menyatakan banyaknya komponen yang larut dalam air panas,
meliputi garam-garam organik, garam-garam non organik, gula siklitol, gum,
galaktan, tannin, pigmen, polisakarida dan komponen lainnya yang terhidrolisis.
Kelarutan dalam alkohol benzena adalah zat terekstraksi oleh alkohol benzena
sebagai pelarut, dilakukan pada titik didih pelarut dalam waktu tertentu.
Tujuan dilakukan praktikum ini untuk mengetahui kimia kayu yang terdiri
dari tiga praktikum yaitu cara uji kelarutan air dingin yang memiliki tujuan untuk
menentukan dan mengetahui kelarutan air dingin beberapa jenis kayu, cara uji
kelarutan air panas yang memiliki tujuan untuk menentukan dan mengetahui
kelarutan air dingin dan kelarutan air panas beberapa jenis kayu, dan cara uji
kelarutan dalam alkohol benzena yang bertujuan untuk menentukan dan
mengetahui kelarutan alkohol benzena beberapa jenis kayu.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kelarutan air panas adalah:
1. Contoh uji kering udara, digunakan sebagai sampel yang akan diamati
2. Air suling, digunakan untuk melarutan dan menyaring sampel
3. Kertas saring, digunakan untuk menyaring sampel saat divakum
2.2.3 Kelarutan Etanol Benzena
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kelarutan etanol benzena
adalah:
1. Gelas saring, digunakan untuk menyaring sampel
2. Kertas saring, digunakan untuk menyaring sampel
3. Alat soxhlet, digunakan untuk mengekstraksi senyawa
4. Batu didih, digunakan untuk mendidihkan larutan etanol benzena
5. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume suatu cairan
6. Desikator, digunakan untuk menormalkan suhu
7. Oven, digunakan untuk mengeringkan sampel
8. Timbangan digital, digunakan untuk menimbang sampel
9. Gegep, digunakan untuk menjepit gelas saring dari dalam oven
10. Benang katun, digunakan untuk mengikat gelas saring dan kertas saring
Keterangan:
X = Kelarutan air dingin dan kelarutan air panas, dinyatakan dalam persen
A = Berat contoh uji kering udara sebelum diekstrak dengan air dingin dan air
panas, yang dinyatakan dalam gram
B = Berat contoh uji kering udara setelah diekstrak dengan air dingin dan air
panas, yang dinyatakan dalam gram
D
X (%) = A ×100 %
Keterangan:
X = Kelarutan dalam alkohol benzena, dinyatakan dalam persen
D = Berat ekstraktif yang hilang (B – C), dinyatakan dalam gram
A = Berat contoh uji kering udara, dinyatakan dalam gram
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Dokumentasi