Anda di halaman 1dari 9

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROBIOTIK DARI SALURAN

PENCERNAAN AYAM KAMPUNG GALLUS DOMESTICUS


ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF PROBIOTIC BACTERIA FROM LOCAL CHICKEN
GALLUS DOMESTICUS GASTROINTESTINAL

Heni Mutmainnah1, Risco B. Gobel2, Natsir Djide3, Zaraswati Dwyana2

1. Masiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar, 90915
2. Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar, 90915
3. Dosen Jurusan farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90915
E-mail: henimutmainnah@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul ‘Isolasi dan karakterisasi bakteri probiotik yang berasal dari saluran pencernaan
ayam kampung Gallus domesticus’ telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri probiotik
yang diisolasi dari saluran pencernaan ayam kampung. Mikrobia kandidat probiotik diisolasi dari saluran pencernaan
ayam kampung yang dipelihara secara tradisional dan belum mendapatkan tambahan antibiotik pada pakannya.
Karakterisasi bakteri probiotik meliputi pengamatan morfologi koloni, pengecatan gram, dan uji biokimiawi yang
terdiri dari uji ketahanan terhadap pH, garam empedu, suhu, motilitas, katalase, MR-VP, TSIA, dan uji daya hambat.
Dari saluran pencernaan ayam kampung didapatkan 11 isolat yang menunjukkan karakteristik probiotik. Seluruh
isolat merupakan bakteri gram positif berbentuk batang dan bulat, mampu tumbuh pada medium dengan pH 2,5 dan 3
serta pada medium yang mengandung garam empedu sintetik 1% dan 5%. Semua isolat dapat tumbuh pada suhu 15 oC
dan 45oC serta tumbuh optimum pada suhu 37oC. Berdasarkan uji biokimiawi, ke-11 isolat bersifat non-motil dan
mampu memfermentasi kandungan karbohidrat yang terdapat dalam medium TSIA. Hasil positif pada uji MR
sedangkan pada uji VP semua isolat menunjukkan hasil negatif begitu pula pada uji katalase, semua isolat tidak dapat
mengkatalisis H2O2. Pada uji daya hambat ke-11 isolat mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semua isolat menunjukkan karakteristik
bakteri probiotik.
Kata kunci : Probiotik, bakteri asam laktat, mikroflora, saluran pencernaan ayam, karakterisasi probiotik.

ABSTRACT

The research about ‘ isolation and characterization of probiotic bacteria from local chicken Gallus
domesticus gastrointestinal’ has been done. The candidate of probiotic microbe isolated from gastrointestinal of local
chicken that was raised by traditional method and never get antibiotic on its feed. The characterization of probiotic
bacteria consist of colony morphological, Gram staining, and biochemical test that include pH resistance, bile salt,
temperature, motility, catalase, MR-VP, TSIA, and the inhibition test. From gastrointestinal of local chicken gets eleven
isolates that it show probiotic characteristic. Whole isolates are positive gram bacteria there are bacil and coccus
shape, able to grow on medium with pH 2,5 and 3, and on medium containing bile salts synthetic 1% and 5%. Those
isolates could the growth of temperature 15 oC and 45oC, optimum temperature of 37oC. Based on biochemical test, they
are non motile and able to fermented carbohydrates on TSIA medium. A positive result on MR test and negative result
on VP and catalase test. All these isolates have ability to inhibit bacteria growth of Escherichia coli and
Staphylococcus aureus. From the research we can conclude that all isolates show probiotic bacteria characteristic.

Kata kunci : Isolate probiotic, lacticacid bacteria, microflora, gastrointestinal local chicken, characterization of
probiotic.

1
PENDAHULUAN yang mengkonsumsi hasil ternaknya. Telah dilaporkan
oleh Trisna (2012) bahwa Probiotik dapat
Menurut Fuller (1989), probiotik diartikan meningkatkan kesehatan ternak, meningkatkan
sebagai suplemen pakan yang berisi mikrobia hidup produksi telur, serta dapat menghilangkan sifat
(directed microbials). Mikroorganisme hidup ini bila reservoir AI (Avian influenza) pada unggas (Trisna,
dikonsumsi oleh inang akan memberikan pengaruh 2012).
yang menguntungkan baginya dengan memperbaiki Beberapa penelitiantelah dilakukan mengenai
lingkungan mikrobiota yang ada dalam sistem penggunaan atau pemberian isolat probiotik dari usus
pencernaan. Berdasarkan berbagai defenisi probiotik ayam dewasa yang sehat untuk memperbaiki
oleh peneliti sebelumnya, Kompiang (2009) penampilan ayam dengan hasil yang sangat baik.
menyimpulkan probiotik merupakan mikroba hidup Pemberian probiotik dapat efektif untuk mengurangi
atau sporanya yang dapat hidup atau berkembang pengaruh buruk dari mikroorganisme patogen saluran
dalam usus; dan dapat menguntungkan inangnya baik pencernaan pada ayam (Natalia dan Priadi, 2006).
secara langsung maupun tidak langsung dari hasil Mikroba yang dipilih sebagai kandidat probiotik,
metabolitnya. Substrat dapat mengubah mikroekologi diisolasi dari dalam usus ayam dengan tujuan bahwa
usus sedemikian rupa sehingga mikroba yang mikroba yang diisolasi tersebut merupakan mikroba
menguntungkan dapat berkembang dengan baik. indigenous. Sehingga ketika dicobakan pada ayam,
Probiotik dapat berupa bakteri, jamur atau ragi. isolat probiotik ini berpeluang tumbuh dan berkembang
Tapi yang paling bersifat probiotik adalah bakteri (Raja dalam usus ayam (Kompiang et al.. 2002).
dan Arunachalam, 2011). Menurut Trisna (2012), tidak Lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian yang
semua bakteri baik dapat dijadikan sebagai probiotik, dilakukan oleh Sari (2012), didapatkan 8 isolat yang
salah satu bakteri yang berperan sebagai probiotik menunjukkan karakteristik bakteri probiotik, yang
adalah bakteri asam laktat (BAL). Pada mulanya, diisolasi dari usus halus ayam broiler. Isolat ini
bakteri asam laktat terdiri dari 4 genus yaitu menunjukkan ketahanan terhadap asam dan garam
Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan empedu yang merupakan karakteristik dari bakteri
Streptococcus. Namun demikian, beberapa genus baru probiotik. Menurut Wiyana (2011), ketahanan terhadap
masuk kedalam kelompok bakteri asam laktat menurut asam lambung merupakan syarat penting suatu Bakteri
revisi taksonomik terakhir. Genus Streptococcus Asam Laktat (BAL) untuk dapat menjadi probiotik.
mencakup Enterococcus, Lactococcus, Streptococcus Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada
dan Vagococcus (Surono, 2004). kisaran pH 6,0-8,0 dan tidak dapat bertahan hidup pada
Secara umum bakteri probiotik hidup didalam pH dibawah 2 dan diatas 10.Bakteri Asam Laktat
saluran pencernaan dan bermutualisme dengan tubuh merupakan mikroorganisme fermentatif yang dapat
inangnya, hidup pada pH 2-4, tidak mengakibatkan hal hidup pada kisaran pH yang luas. contohnya
yang negatif pada tubuh, tidak patogen, umumnya Lactobacillus dan Bifidobacteria yang lebih toleran
tidak membentuk spora, saccharolytic, umumnya terhadap pH rendah. Ketahanan BAL terhadap garam
anaerob, tidak mengganggu ekosistem tubuh, hidup empedu juga merupakan salah satu syarat penting
dan tumbuh didalam usus (Fuller, 1989). Asam laktat untuk probiotik.American Type Culture Collection
merupakan senyawa metabolit utama pada fermentasi telah mengisolasi berbagai strain probiotik dari
oleh bakteri asam laktat yang akan menurunkan pH berbagai sumber dan pada umunya bakteri probiotik
pada sekitar saluran usus menjadi 4–5, sehingga tersebut resisten terhadap asam pada pH 3,5 selama 90
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan menit pada suhu 37oC. Strain ini juga mampu tumbuh
E.coli yang membutuhkan pH optimum 6-7. Sejumlah pada medium dengan pH 3,5 yang mengandung 0,2 %
asam volatil yang dihasilkan selama fermentasi juga garam empedu (Chou dan Weimer, 1999 dalam
memberikan efek antimikroba dalam kondisi redoks Yavuzdurmaz, 2007).
potensial yang rendah. Asam asetat dan asam propionat Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi
yang dihasilkan melalui fermentasi heterofermentatif, mikroba kandidat probiotik dari saluran pencernaan
akan berinteraksi dengan sel membran dan ayam kampung (yang tidak mendapatkan antibiotik
mengakibatkan asidifikasi intraseluler dan denaturasi pada pakannya) dengan tujuan untuk mengetahui
protein, sehingga sangat efektif sebagai antimikroba karakteristik bakteri probiotik yang berasal dari saluran
(Surono, 2004). pencernaan ayam kampung Gallus domesticus.
Selain dimanfaatkan sebagai suplemen
manusia, probiotik juga kini banyak dijadikan METODE PENELITIAN
suplemen ternak. Sebagai alternatif untuk
menggantikan penggunaan antibiotik yang banyak Isolasi Bakteri Probiotik
digunakan oleh para peternak ayam (Harimurti, et al., Bagian dalam usus ayam dikerok kemudian
2007). Menurut Budiansyah (2004), pemakaian dimasukkan kedalam tabung erlenmeyer steril dan
probiotika ini tidak mempunyai pengaruh yang negatif diencerkan dengan penambahan larutan NaCl fisiologis
baik kepada ternaknya sendiri maupun kepada manusia steril dengan perbandingan 1:1. Sebanyak 1 mL sampel

2
(isi usus) kemudian diinokulasikan secara goresan pada empedu pada permukaan atas usus. Pengujian
medium MRSA padat dalam cawan petri. Kemudian dilakukan menurut metode Djide dan Wahyuddin
diinkubasi selama 2 – 3 x 24 jam dengan temperatur (2008). Metode ini dilakukan dengan menambahkan
37oC. garam empedu sintetik (ox bile) dengan konsentrasi 1
% dan 5 % pada medium MRSB. Selanjutnya isolat
Pemurnian Kultur Bakteri, Pengamatan Morfologi bakteri diambil dari stok sebanyak 1 ose kemudian
Koloni dan Pembuatan Stok Bakteri diinokulasikan pada medium MRSB – garam empedu.
Tahap awal pemurnian dimulai dengan Diinkubasi selama 2-3 x 24 jam dengan temperatur
memilih koloni tunggal yang tumbuh pada medium 37oC.
MRSA setelah diinkubasi selama 1x24 jam. Ketahanan terhadap garam empedu ditentukan
Selanjutnya mengambil koloni tunggal pada kultur, berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada
kemudian diinokulasikan secara goresan pada medium medium. Hasil positif jika ditandai dengan adanya
MRSA dan diinkubasi pada temperatur 37 oC selama 2 endapan pada dasar tabung dan adanya perubahan
x 24 jam. Koloni dari kultur murni selanjutnya diamati media menjadi lebih keruh dibandingkan sebelum
morfologinya. Pengamatan yang dilakukan meliputi diinkubasi.
bentuk koloni (whole colony), bentuk tepi (edge),
warna (colour) dan bentuk permukaan (elevation). Uji Ketahanan Suhu
Koloni yang sudah diamati morfologinya Isolat bakteri diambil dari stok sebanyak 1 ose
kemudian diinokulasikan pada medium MRSA miring kemudian diinokulasikan pada medium MRSB.
untuk stok bakteri murni dan sebagai persiapan uji Selanjutnya medium yang telah berisi isolat diinkubasi
penelitian lebih lanjut (identifikasi mikroba). pada temperatur 15oC, 37oC, dan 45oC selama 2 x 24
jam. Kemudian diamati apakah terjadi petumbuhan
Pengecatan Gram bakteri pada medium. Hasil positif jika terjadi
Prosedur pewarnaan mengikuti metode pertumbuhan bakteri pada kisaran temperatur tersebut.
Dwidjoseputro (1989) dalam Trisna (2012), pertama-
tama biakan bakteri diambil dari stok dan diratakan Uji Motilitas
diatas kaca benda (preparat) yang telah dibersihkan Sebanyak 1 ose isolat diambil dari stok
menggunakan etanol 70 %. Kemudian difiksasi diatas kemudian diinokulasikan pada medium SIM tegak.
api bunsen lalu ditetesi dengan zat warna kristal violet Selanjutnya diinkubasi pada temperatur 37oC selama 2
selama 1 menit, agar zat warna meresap pada bakteri. x 24 jam. Hasil positif (motil) jika terdapat rambatan –
Preparat kemudian dibilas dengan air mengalir dan rambatan disekitar bekas tusukan jarum ose.
ditetesi dengan larutan iodine kompleks. Kemudian
ditunggu selama 1 menit lalu dibilas dengan air Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
mengalir. Preparat dicuci dengan alkohol asam dengan Isolat bakteri diambil dari stok sebanyak 1 ose
cara mencelupkan kedalam alkohol asam encer. kemudian diinokulasikan kedalam medium TSIA yang
Kemudian ditetesi dengan zat warna safranin, lalu mengandung laktosa, sukrosa, dan glukosa dengan cara
ditunggu 30 detik. Setelah itu dikeringkan dan ditusukkan kedalam medium tersebut hingga mencapai
diperiksa dibawah mikroskop dengan menggunakan bagian tegak (butt). Selanjutnya diambil 1 ose biakan
minyak imersi. dan digoreskan pada permukaan media. Diinkubasi
pada temperatur 37oC selama 2x 24 jam dan diamati
Uji Ketahanan Terhadap Keasaman (pH) perubahan warna yang terjadi pada bagian kemiringan
Ketahanan isolat mikroba terhadap asam dan kedalaman untuk menunjukkan sifat alkali dan
lambung pada saluran pencernaan yang ber pH rendah asam. Perubahan warna medium menjadi kuning
yaitu sekitar 2,5 - 3 dilakukan dengan menambahkan menandakan asam, warna merah menandakan medium
HCl 0,1 N pada medium MRSB (Djide dan menjadi basa, warna hitam menandakan terbentuknya
Wahyuddin, 2008).Isolat bakteri diambil dari stok H2S dan jika medium terangkat menandakan bahawa
sebanyak 1 ose (ose bulat). Kemudian diinokulasikan mikroba tersebut mampu menghasilkan gas.
pada medium MRSB-HCl dan diinkubasi selama 2-3 x
24 jam dengan temperatur 37 oC. Hasil positif ditandai Uji MR (Methyl Red)
dengan terjadinya pertumbuhan bakteri pada medium Sebanyak 1 ose isolat diambil dari stok
yang memiliki keasaman rendah (pH 2,5 – 3). Hasil kemudian diinokulasikan pada medium cair MR-VP.
negatif jika tidak terjadi pertumbuhan mikroba pada Selanjutnya diinkubasi selama 5 x 24 jam pada
medium. temperatur 37oC. Setelah diinkubasi, Methyl-red
ditambahkan sebanyak 5 tetes diatas preparat isolat
Uji Ketahanan Terhadap Garam Empedu bakteri. Hasil positif jika terbentuk kompleks warna
Ketahanan isolat mikroba terhadap garam pink sampai merah yang menandakan bahwa mikroba
empedu digunakan untuk mengkaji kemampuan isolat tersebut menghasilkan asam.
bertahan pada saluran pencernaan yang terdapat garam

3
Uji VP (Voges Proskauer) bakteri asam laktat ditandai dengan adanya zona
Isolat bakteri diambil sebanyak 1 ose dan bening disekitar koloni setelah inkubasi 2-3 hari.
diinokulasikan kedalam medium cair MR-VP Karena bakteri asam laktat akan menghasilkan asam
kemudian diinkubasikan pada temperatur 37 oC selama laktat yang akan bereaksi dengan CaCO3, setelah masa
3 x 24 jam. Setelah diinkubasi kemudian ditambahkan inkubasi 2-3 hari, disekitar koloni yang tumbuh pada
0,2 mL KOH 40% dan 0,6 mL alfanaftol pada masing- media akan terlihat adanya daerah bening akibat
masing isolat lalu dikocok selama 30 detik. Hasil terbentuknya Ca-laktat yang larut dalam media. Salah
positif jika medium berubah warna dari warna kuning satu isolat yang menunjukkan adanya zona bening pada
menjadi lembayung. sekitar koloninya tampak pada gambar 1. Secara
makroskopik morfologi dari ke-11 isolat yang tumbuh
Uji Katalase pada media MRSA ditambah CaCO3 1 % tersebut
Pertama-tama dibuat ulasan bakteri dibuat dapat dilihat pada tabel 1.
pada gelas objek kemudian ditambahkan 2-3 tetes
reagen H2O2 diatas preparat hingga menutupi b
permukaan preparat. Diamati perubahan yang terjadi,
hasil positif jika terbentuk gelembung gas. a

Uji Daya Hambat Terhadap Bakteri Patogen


Untuk mendapatkan isolat bakteri yang
bepotensi baik sebagai bakteri probiotik, maka Gambar 1. Kultur murni isolat K yang menunjukkan
dilakukan pengujian terhadap aktivitas antagonistik adanya zona bening disekitar koloninya.
atau daya hambat terhadap mikroba patogen. Bakteri (a: koloni bakteri, b : zona bening disekitar
patogen yang digunakan yaitu bakteri Staphylococcus koloni)
aureus (bakteri gram positif) dan Escherichia coli
(bakteri gram negatif). Setelah dilakukan pengamatan secara
Langkah awal yang dilakukan dengan makroskopis dan didapatkan kultur murni kemudian
menginokulasikan 1 ose isolat pada medium NA dilakukan pengamatan secara mikroskopis terhadap ke-
(Nutrient Agar) miring. Media yang telah berisi isolat 11 isolat yang menunjukkan karakteristik probiotik.
diinkubasi selama 5x 24 jam dengan temperatur 37 oC. Hasil pengamatan mikroskopik dari ke-11 isolat setelah
Perlakuan yang sama untuk bakteri uji Staphylococcus dilakukan pengecatan gram dan pengamatan dibawah
aureus dan Escherichia coli. Masing- masing isolat mikroskop, menunjukkan bahwa semua isolat
diinokulasikan pada medium NA miring dan diinkubasi merupakan bakteri gram positif yang ditandai dengan
selama 24 jam. Selanjutnya 5 mL air suling steril sel bakteri yang berwarna ungu serta bentuk sel yang
ditambahkan kedalam inokulum dan divorteks agar beragam. Isolat A, B, G, J, dan K berbentuk bulat
koloni bakteri yang menempel pada permukaan (coccus) sedangkan isolat C, D, E, F, H, dan I selnya
medium dapat terlepas dari medium dan homogen berbentuk batang (basil). Surono (2004) menjelaskan
dengan air suling steril. Suspensi air suling – isolat bahwa variasi karakteristik bakteri asam laktat normal
kemudian dipindahkan pada kuvet steril dan terjadi, namun yang mutlak adalah sifatnya sebagai
dilanjutkan dengan pengukuran jumlah sel bakteri gram positif. Selanjutnya dijelaskan bahwa
menggunakan spektrofotometer untuk mendapatkan bakteri asam laktat yang berbentuk batang (rod)
keadaan 25% T pada sampel. tergolong Lactobacillus dan yang berbentuk kokus
Isolat S. aureus dan E. coli diambil sebanyak (cocci), tergolong Lactococcus, Streptococcus,
1 mL dan diinokulasikan pada medium NA dengan Leuconostoc, Enterococcus dan Pediococcus.
metode tuang. Paper disk direndam dalam sampel Contoh isolat gram positif berbentuk batang
selama kurang lebih 10 menit. Kemudian paper disk dan bulat ditunjukkan pada gambar 2.
diletakkan diatas permukaan medium NA yang telah
berisi isolat bakteri patogen, kemudian diinkubasi pada
temperatur 37oC selama 3 x 24 jam. Besarnya aktifitas
antimikroba ditentukan dengan cara mengukur
diameter zona bening disekitar paper disk, dengan
menggunakan jangka sorong.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil isolasi dan inkubasi selama 48 jam a b
didapatkan 11 koloni yang menunjukkan adanya zona
bening disekeliling koloninya. Menurut Gobel (2005) Gambar 2.a : Isolat bakteri gram positif berbentuk
dalam Djide dan Wahyudin (2008) untuk seleksi batang (basil). b: Isolat bakteri gram positif
berbentuk bulat (coccus).

4
Mikroba kandidat probiotik harus mampu medium yang berubah warna menjadi keruh.
bertahan terhadap kondisi ekstrim saluran pencernaan Contohnya tampak pada gambar 3 yang merupakan
mulai dari mulut hingga mencapai usus dan selanjutnya hasil uji terhadap garam empedu.
hidup berkoloni di permukaan usus. Fuller (1989)
menyebutkan persyaratan bakteri asam laktat (BAL)
yang dapat digunakan sebagai agensia probiotik, selain
harus merupakan penghuni tetap jalur pencernaan,
bakteri ini harus memiliki sifat toleran terhadap asam,
empedu dan panas, serta mampu tumbuh dengan cepat c
dan memproduksi asam dalam jumlah yang besar pada a b
jalur intestine. Uji karakteristik isolat probiotik Gambar 3. Pertumbuhan isolat pada medium MRSB +
terhadap pH, garam empedu, dan suhu yang berbeda ox bile 5% (a. Sebelum inkubasi, b. setelah
menggunakan medium MRSB. Pertumbuhan isolat inkubasi 1 x 24 jam, c. endapan isolat pada
ditandai dengan adanya endapan pada medium dan dasar tabung)

Tabel 1. Karakteristik morfologi koloni isolat probiotik dari saluran pencernaan ayam kampung.

Ketinggian
Nama Isolat Bentuk koloni Tepian Warna
permukaan
A Circulair Entire Krem Conveks
B Circulair Entire Putih susu Low conveks
C Circulair Entire Putih Conveks
D Circulair Entire Krem Low conveks
E Circulair Entire Putih Conveks
F Circulair Entire Krem Conveks
G Circulair Entire Krem Low conveks
H Circulair Entire Krem mengkilap Conveks
I Circulair Entire Putih mengkilap Conveks
J Circulair Entire Krem Conveks
K Circulair Entire Putih mengkilap Low conveks
Keterangan : Conveks= Cembung, Low conveks= Agak cembung, Entire= Rata, Circulair = Bulat

Tabel 2. Karakteristik isolat berdasarkan pengecatan gram dan pertumbuhan isolat pada kondisi pH, garam
empedu, dan Suhu yang berbeda.

Karakteristik
Nama ketahanan asam Ketahanan garam Ketahanan suhu
Pengecatan gram
Isolat (pH) Empedu (oC)
Bentuk Gram 2,5 3 1% 5% 15 37 45
A Coccus positif ++ ++ ++ + + ++ ++
B Coccus Positif + + +++ ++ ++ ++ ++
C Basil Positif ++ ++ +++ +++ +++ +++ ++
D Basil Positif ++ ++ ++ + + +++ +++
E Basil Positif ++ ++ ++ ++ +++ +++ +++
F Basil Positif + + +++ ++ +++ ++ +++
G Coccus Positif ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++
H Basil Positif + + ++ +++ ++ +++ +++
I Basil Positif + ++ ++ +++ + +++ +++
J Coccus Positif + ++ + + + +++ ++
K Coccus positif +++ +++ +++ +++ ++ +++ +++
Keterangan :Coccus = bulat, basil = batang; +++ = sangat keruh dan banyak endapan, ++ = keruh dan cukup
banyak endapan, + = tidak keruh dan sedikit endapan.

5
Uji ketahanan terhadap keasaman pada medium TSIA sehingga tampak pada bagian butt
menggunakan dua variasi pH yang berbeda yaitu pH media berubah warna menjadi kuning. Akan tetapi
2,5 dan pH 3, dimana menurut Itoh (1992) dalam tidak semua isolat dapat memfermentasi sukrosa dan
Harimurti, et al. (2007) standar yang digunakan untuk laktosa yang terdapat pada media TSIA yaitu isolat A,
isolat bakteri asam laktat yang dapat digunakan sebagai B, D, dan E sehingga media TSIA pada bagian
agensia probiotik adalah isolat tersebut harus mampu slantnya masih berwarna merah. Sedangkan isolat C, F,
bertahan pada pH 3 selama 2 jam. Sementara itu Drasar G, H, I, J, dan K dapat memfermentasi glukosa,
dan Barrow (1985) menyatakan kondisi pH yang sukrosa, dan laktosa yang terdapat dalam medium
terendah pada saluran pencernaan diperkirakan pada sehingga keseluruhan medium (slant dan butt) berubah
gizzard yang mencapai 2,50. Hasil isolasi bakteri dari warna menjadi kuning.Tidak ada satupun isolat yang
saluran pencernaan ayam kampung menunjukkan ke- menghasilkan H2S yang ditandai dengan tidak
11 isolat mampu bertahan dan tumbuh pada pH 2,5 dan terbentuknya endapan hitam pada dasar media.
pH 3. Tabel 2 menunjukkan ketahanan isolat yang MenurutRaihana (2011) pada proses
berbeda-beda terhadap kondisi keasaman medium. Dari fermentasi pada medium TSIA akan dihasilkan Asam
kesebelas isolat, isolat B, F, dan H tidak dapat tumbuh format yang kemudian dioksidasi sempurna menjadi
dengan optimal pada kedua variasi pH gas hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2) dengan
tersebut.Semetara itu pada uji ketahanan terhadap bantuan enzim formate hydrogenase. Gas H2 bersifat
garam empedu sebagaimana yang terlihat pada tabel 2, tidak larut dalam media sehingga terakumulasi dalam
menunjukkan kesebelas isolat mampu bertahan dan bentuk gelembung udara di sepanjang jalur inokulasi,
tumbuh pada medium yang mengandung garam antara media dan tabung, atau di bagian dasar tabung.
empedu sintetik (Ox Bile) dengan konsentrasi 1% dan Gas H2 tersebut menyebabkan media agar menjadi
5%. Tetapi keseluruhan isolat lebih optimal tumbuh terangkat atau pecah. Berbeda dengan gas CO2 yang
pada medium yang mengandung ox bile dengan bersifat lebih mudah larut dalam media sehingga tidak
konsentrasi 1% dibandingkan dengan konsentrasi 5%. terbentuk gelembung udara di jalur inokulasi.
Uji ketahanan suhu terhadap isolat probiotik Berdasarkan hasil pengamatan dari uji TSIA tidak
menunjukkan laju pertumbuhan yang berbeda pada tiap ditemukan medium yang terangkat atau pecah. Hal ini
variasi suhu, sebagaimana yang terlihat pada tabel 2. menunjukkan bahwa dalam proses fermentasi, isolat
Pada suhu 15oC isolat A, D, I, dan J tidak menunjukkan hanya menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan
pertumbuhan yang optimal. Pada suhu 37 oC semua medium tidak terangkat atau pecah.
isolat dapat tumbuh dengan baik begitu pula pada suhu Karakterisasi isolat probiotik selanjutnya
45oC. Hal ini sesuai dengan penjelasan Surono (2004) dilakukan dengan mengidentifikasi terbentuknya asam
yang menyatakan bahwa suhu optimum untuk campuran pada media Metil Red-Voges Proskauer
pertumbuhan bakteri asam laktat beragam pada setiap (MR-VP). Uji metil red sendiri digunakan untuk
strain. Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya, menentukan adanya produk asam campuran dari
bakteri asam laktat dikelompokkan menjadi dua fermentasi glukosa melalui jalur fermentasi asam
kelompok, yaitu mesofilik (suhu optimum campuran yang umumnya berupa asam laktat, asam
pertumbuhannya 25oC dan suhu maksimumnya 37oC – asetat, asam format, dan asam suksinat. Berdasarkan
40oC) dan termofilik (suhu optimum pertumbuhannya hasil penelitian seperti yang disajikan pada tabel 3,
37oC - 45oC dan suhu maksimumnya 45oC – 52oC. semua isolat menunjukkan hasil positif pada uji MR
selain itu Surono juga menambahkan bahwa yang ditandai dengan terbentuknya warna merah pada
pertumbuhan bakteri asam laktat juga beragam pada media setelah ditambahkan metil red sebagai larutan
setiap strain. Ada yang bersifat psikotrofik (mampu indikatornya. Brown (2001) menjelaskan bahwa warna
tumbuh pada suhu 5oC atau dibawahnya). merah yang terbentuk pada media akibat penurunan pH
Bakteri probiotik menurut Surono (2004) media oleh produk asam dalam jumlah besar yang
memperoleh energinya semata-mata hanya bergantung dihasilkan dari fermentasi glukosa. Hasil uji ini sesuai
pada metabolisme secara fermentatif sehinggapada dengan pernyataan Surono (2004) bahwa dalam proses
penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan isolat fermentasi yang melibatkan bakteri asam laktat
dalam memfermentasi karbohidrat dilakukan uji TSIA mempunyai ciri khas yaitu terakumulasinya asam
dan MR-VP. Berikut data lengkap hasil uji TSIA, MR- organik yang disertai dengan penurunan pH. Sementara
VP , motilitas, dan katalase dari kesebelas isolat itu uji Voges Proskauer digunakan untuk menentukan
disajikan pada tabel 3. kemampuan bakteri tersebut menghasilkan produk
Uji TSIA merupakan uji biokimiawi untuk akhir yang netral (asetilmetilkarbinol) dari fermentasi
mengetahui kemampuan mikroba dalam glukosa. melalui jalur butanediol (Brown, 2001). Pada
memfermentasi glukosa, sukrosa, dan laktosa yang uji VP, ditambahkan reagen Barritt’s A (α-naphtol) dan
terkandung pada medium. Berdasarkan uji TSIA Barritt’s B (kalium hidroksida). Hasil uji menunjukkan
didapatkan hasil positif untuk semua isolat. semua isolat negatif terhadap uji VP. Hal ini terlihat
Sebagaimana yang diperlihatkan pada tabel 3, semua dengan tidak ditemukan adanya cincin merah yang
isolat mampu memfermentasi glukosa yang terdapat terbentuk pada media setelah ditetesi dengan reagen.

6
Tabel 3. Karakteristik isolat hasil uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar), MR-VP (Methyl Red-Voges Proskauer),
motilitas, dan katalase.

Nama Uji TSIA Motilitas Katalase


MR VP
Isolat Slant Butt Gas H2S
A Merah Kuning - - Merah Kuning - -
B Merah Kuning - - Merah Kuning - -
C Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
D Merah Kuning - - Merah Kuning - -
E Merah Kuning - - Merah Kuning - -
F Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
G Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
H Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
I Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
J Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
K Kuning Kuning - - Merah Kuning - -
Keterangan : Slant : lereng pada media, Butt : tegak, MR : Methyl red, VP : Voges proskeur, (-) : negatif

Hasil uji motilitas dari kesebelas isolat halnya antibiotik. Dalam aktivitas proteksi ini juga
kandidat probiotik,sebagaimana yang disajikan pada termasuk memproduksi asam dan hidrogen peroksida
tabel 3diketahui bahwa kesebelas isolat bersifat non (H2O2)(Abun, 2008).
motil. Hal ini terlihat dengan tidak adanya pergerakan Djide dan Wahyudin (2008) menjelaskan
bakteri yang menyerupai rambatan-rambatan akar bahwa reaksi katalase menunjukkan hasil positif bila
disekitar daerah tusukan (inokulasi) dan media tidak terbentuk gelembung udara yang mengindikasikan
berubah menjadi keruh seperti kabut.Menurut Surono terbentuknya gas O2 dan hasil negatif jika tidak
(2004) bakteri probiotik memiliki kemampuan menunjukkan adanya gelembung gas. Hasil uji katalase
biosintesis yang sangat terbatas, sehingga bersifat non terhadap ke-11 isolat menunjukkan hasil negatif untuk
motil. Perolehan energinya semata-mata hanya semua isolat, tidak terdapat gelembung gas pada H2O2
bergantung pada metabolisme secara fermentative yang telah disuspensikan dengan isolat bakteri, tampak
yang dilakukan pada tempatnya. Hasil negatif pada uji pada tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa isolat bakteri
motilitas menunjukkan bahwa bakteri uji tidak asam laktat tersebut bersifat homofermentatif (Djide
memiliki flagella sebagai alat pergerakan. Hasil dan Wahyudin, 2008).
pengujian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Selain hal tersebut diatas, kriteriapenting yang
oleh Sari (2012) dimana kedelapan isolat yang diisolasi digunakan untuk memilih isolat BAL yang akan
dari saluran pencernaan ayam, menunjukkan hasil digunakan sebagai agensia probiotik adalah
negatif pada uji motilitas. kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan
Surono (2004) menyatakan bahwa bakteri bakteri patogen enterik yang menjadi penghuni saluran
asam laktat bersifat non motil dan menghasilkan pencernaan. Harimurti, et al. (2007) menggunakan
berbagai senyawa metabolit lainnya disamping asam Escherichia coli (gram negatif) sebagai indikator
laktat, diantaranya adalah hydrogen peroksida (H2O2), bakteri enterik. Sementara itu Sari (2012)
karena tidak memiliki enzim katalase yang bisa menggunakan bakteri Staphylococcus aureus (gram
memecah H2O2. Oleh karena itu, untuk melakukan positif) sebagai bakteri uji. Escherichia coli dan
karakterisasi bakteri probiotik salah satunya Staphylococcus aureus digunakan sebagai bakteri uji
menggunakan uji katalase. Uji katalase merupakan uji dalam penelitian ini berdasarkan perbedaangramnya.
untuk mengidentifikasi mikroba yang mampu Sebagaimana diketahui, bakteri gram negatif dan
menghasilkan enzim katalase yang digunakan untuk bakteri gram positif memiliki komponen dinding sel
memecah hidrogen peroksida yang terbentuk dari yang berbeda, sehingga dalam proses penghambatan
proses respirasi aerob dan bersifat toksik terhadap pertumbuhannyapun berbeda.
bakteri, menjadi dihidrogen oksida (H2O) dan oksigen Surono (2004) menjelaskan bahwa beberapa
(O2) yang tidak bersifat toksik lagi. Beberapa strain jenis bakteri asam laktat menghasilkan bakteriosin ,
Lactobacillus menghasilkan antibiotik yang dapat suatu peptida yang bersifat antibakteri, toksin yang
membunuh bakteri melalui penjagaannya dari serangan berupa protein yang dapat mencegah pertumbuhan
bakteri yang berbahaya. Cara lainnya adalah melalui bakteri. Adapun hasil pengamatan diameter zona
kerja proteksi dengan menghambat pertumbuhan dan hambat bakteri probiotik terhadap bakteri uji dapat
aktivitas mikroorganisme tanpa membunuhnya seperti dilihat pada tabel 4.

7
Tabel 4. Hasil pengukuran uji daya hambat bakteri probiotik terhadap bakteri patogen Setelah inkubasi selama
1x24 jam dan 2x 24 jam.

Diameter zona hambat


Nama Isolat Staphylococcus aureus Escherichia coli
1 x 24 jam 2 x 24 jam 1 x 24 jam 2 x 24 jam
A 8,16 mm 9,66 mm 6,16 mm 6,83 mm
B 6,66 mm 7,00 mm 6,33 mm 7,00 mm
C 5,83 mm 6,50 mm 6,16 mm 7,50 mm
D 6,00 mm 7,66 mm 6,50 mm 7,00 mm
E 7,00 mm 7,50 mm 6,33 mm 7,16 mm
F 6,33 mm 8,00 mm 6,16 mm 7,33 mm
G 6,33 mm 7,00 mm 7,16 mm 8,00 mm
H 6,16 mm 8,00 mm 6,83 mm 6,66 mm
I 6,16 mm 7,50 mm 6,33 mm 9,33 mm
J 6,83 mm 7,50 mm 6,83 mm 8,00 mm
K 6,66 mm 8,33 mm 6, 55 mm 8,50 mm

Secara umum bakteriosin dihasilkan selama bakteri uji Escherichia coli dan tidak dapat membunuh
masa tumbuh cepat (Exponential growth phase) pada bakteri uji tersebut.
siklus pertumbuhan mikroba, namun nisin dihasilkan Hasil uji daya hambat pada penelitian ini
dalam jumlah besar setelah sel mencapai fase stasioner. sesuai dengan Surono (2004) yang menyatakan bahwa
Nisin merupakan bahan antimikroba yang berperan kebanyakan bakteriosin yang dihasilkan oleh probiotik
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif bersifat bakterisidal yaitu membunuh bakteri dan
termasuk pembentuk spora. Hasil uji menunjukkan bukan hanya menghambat, sebagai akibat dari
bahwa kesebelas isolat mampu menghambat hilangnya kemampuan potensi membran.
pertumbuhan bakteri patogen. Hal ini dapat dilihat
dengan terbentuknya zona bening disekitar paper disk KESIMPULAN
yang sebelumnya telah direndam dalam suspensi isolat.
Akan tetapi menurut Tagg et al. (1976) dalam Surono Hasil isolasi bakteri probiotik dari saluran
(2004) kriteria bakteriosin (antimikroba) yang pencernaan ayam kampung didapatkan 11 isolat.
dihasilkan oleh bakteri gram positif yaitu, suatu jenis Berdasarkan uji fisiologi dan biokimia kesebelas isolat
protein, bersifat bakteriosidal tidak hanya menunjukkan karakteristik probiotik. Keseluruhan
bakteriostatik, mencegah pertumbuhan bakteri sejenis, isolat tersebut tergolong bakteri gram positif dimana
dan mempunyai tempat perlekatan yang spesifik bagi isolat A, B, G, J, dan K selnya berbentuk bulat (coccus)
patogen, yang membedakannya dengan senyawa diduga tergolong Lactococcus, Streptococcus,
antimikroba lainnya. Leuconostoc, Enterococcus dan Pediococcus. Isolat C,
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar D, E, F, H, dan I berbentuk batang (basil) diduga
isolat bersifat bakteriosidal dan sebagian kecil bersifat Lactobacillus.Keseluruhan isolat mampu tumbuh pada
bakteriostatik terhadap bakteri uji. Pada uji daya pH rendah maupun pada konsentrasi ox bile 1% dan
hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, 5% serta pada suhu rendah dan suhu tinggi.Mampu
kesebelas isolat mampu menghambat bakteri uji pada menghambat pertumbuhan bakteri uji Escherichia coli
inkubasi 1x 24 jam dan setelah diinkubasi selama 2x24 dan Staphylococcus aureus.
jam, diameter zona hambat tiap isolat semakin
bertambah dari diameter awal. Hal ini menunjukkan
bahwa tiap isolat bersifat bakteriosidal terhadap bakteri DAFTAR PUSTAKA
Staphylococcus aureus. Isolat A memiliki daya hambat
yang paling baik terhadap bakteri uji Staphylococcus Abun. 2008. Hubungan Mikroflora dengan
aureus dengan diameter zona hambatnya sebesar 8,16 Metabolisme dalam Saluran
mm pada inkubasi 1x24 jam dan bertambah menjadi Pencernaan Unggas dan Monogastrik.
9,66 mm pada inkubasi 2x 24 jam. Hasil uji daya Universitas Padjajaran. Jatinangor.
hambat terhadap bakteri Escherichia coli
menunujukkan bahwa isolat H tidak menunjukkan Brown, A. 2001. Microbiological Applications Lab
pertambahan ukuran diameter zona hambat setelah Manual. 8th Ed. The McGraw-Hill
inkubasi 2x24 jam. Sehingga isolat H tidak bersifat Companies. New York.
bakteriosida akan tetapi bersifat bakteriostatik atau
hanya berperan dalam menghambat pertumbuhan

8
Budiansyah. A. 2004. Pemanfaatan Probiotik dalam Laparatomi di Bangsal Bedah RSUP DR
Meningkatkan Penampilan Produksi M. Djamil Padang. Artikel. Program Pasca
Ternak Unggas. Intitut Pertanian Bogor. Sarjana. Universitas Andalas. Padang.
Bogor.
Raja, B.R. dan Kantha D.A. 2011. Market Potential
Djide, M.N. dan Wahyuddin, E. 2008. Isolasi Bakteri For Probiotic Nutritional
Asam Laktat dan Air Susu Ibu dan Supplements in India. African Journal of
Potensinya dalam Penurunan Kadar Business management. 5 (14) pp. 5418-
Kolestrol Secara In Vitro. 5423.
Majalah Farmasi dan Farmakologi. Vol 12
(3). Sari, R. 2012. Karakterisasi Bakteri Probiotik yang
Berasal dari Saluran Pencernaan Ayam
Drasar, B.S. dan P.A. Barrow. 1985. Intestinal Pedaging. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Microbiology. American Society for Makassar.
Microbiology. Washington.
Shortt, C. 1999. Probiotic Century: Historical and
Fuller, R. 1989. A Review Probiotic in Man and Current Perspectives Trends Food
Animals. Journal of Applied Science Tecnologi. 10: 411-417.
Bacteriology. 66: 365-378.
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan
Harimurti, S., Endang S.R., Nasroedin dan Kurniasih. Kesehatan. Tri Cipta Karya. Jakarta.
2007. Bakteri Asam Laktat dari Intestin
Ayam Sebagai Agensia Probiotik. Animal Trisna dan Wahud N. 2012. Identifikasi Molekuler
Production. 9 (2): 82 – 91. dan Pengaruh Pemberian Probiotik
Bakteri Asam Laktat (BAL) Asal Dadih
Kompiang, I P., D. Zaenuddin, dan Supriyati. 2002. dari Kabupaten Sijunjung Terhadap
Pengaruh Suplementasi Bacillus apiaries Kadar Kolestrol Daging pada Itik Pitalah
atau Torulaspora delbrueckii Terhadap Sumber Daya Genetic Sumatra Barat.
Penampilan Ayam Pedaging. Jurnal Artikel. Universitas Andalas. Padang.
Ilmu Ternak dan Veteriner. 7: 139-143.
Wiyana, A. 2011. Karakteristik Ketahanan Bakteri
Kompiang, I P. 2009. Pemanfaatan Mikroorganisme Asam Laktat Indigenous Kefir
Sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Sebagai Kandidat Bakteri Probiotik Pada
Produksi Ternak Unggas di Indonesia. Kondisi Saluran Pencernaan In Vitro.
Pengembangan Inovasi Pertanian. 2(3): 177 Institut Pertanian Bogor. Bogor.
- 191.
Yavuzdurmaz, H. 2007. Isolation, Characterization,
Natalia, L. dan Adin P. 2006. Sifat Lactobacilli yang Determination of Probiotic
Diisolasi dari Usus Ayam Sebagai Properties of Lactic Acid Bacteria From
Probiotik. Seminar Nasional Teknologi Human Milk. Tesis. Izmir Institute of
Peternakan dan Veteriner. Bogor. Technology.
Raihana, N. 2011. Profil Kultur dan Uji Sensitivitas
Bakteri Aerob dari Infeksi Luka Operasi

Anda mungkin juga menyukai