Anda di halaman 1dari 2

Pemerintah Siapkan Infrastruktur untuk Percepat Investasi dan Pemerataan

Pembangunan Ekonomi
Image not found or type unknown

Pemerintah berkomitmen mewujudkan transformasi ekonomi yang salah satu pilarnya fokus pada
pembangunan infrastruktur. Hal ini penting dalam rangka mempercepat investasi dan pemerataan
pembangunan ekonomi.

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo menerangkan, sektor kawasan pada dasarnya memiliki potensi besar
untuk dikembangkan.

"Agenda pembangunan selanjutnya pun dikaitkan dengan pembangunan kawasan, terutama di luar Pulau
Jawa," sambung Wahyu dalam acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Dampak Pembangunan
Infrastruktur dalam rangka Mempercepat Investasi dan Pemerataan Pembangunan Ekonomi, Senin (23/9) di
Jakarta.

Sampai dengan tahun 2018, lanjut Wahyu, investasi dari 13 Kawasan Industri (KI) mencapai Rp250,7 T.

Adapun untuk Kawasan Industri Kendal didorong untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal.

“Saat ini sedang dalam tahap fasilitasi dan evaluasi pengusulan pembentukan KEK baru yaitu di wilayah
Kendal, Likupang dan Singhasari,” papar Wahyu.

Pada Kawasan Industri Kendal tersebut juga telah dilakukan link and match program pendidikan vokasi
dengan kebutuhan industri melalui Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu.

Sementara khusus mengenai KEK, Wahyu menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 12 KEK. 10 di antaranya
sudah beroperasi sedangkan 2 lainnya (KEK Sorong dan KEK Tanjung Api-Api) diupayakan segera
beroperasi di tahun ini.

"Selain itu, masih ada beberapa usulan-usulan KEK yang saat ini tinggal menunggu ditandatangani oleh
Presiden,” sambungnya.

Wahyu pun mengatakan bahwa yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah adalah tentang penyiapan
infrastruktur di luar KEK tersebut.

"Selain mengembangkan KI dan KEK, Pemerintah saat ini juga sedang menyiapkan infrastruktur Ibu Kota
Negara (IKN), Pengembangan Kawasan Kota Baru dan Percepatan Kebijakan Satu Peta (PKSP)," kata
Wahyu.

Sesuai amanat RPJMN 2015-2019 serta arahan Directive Presiden, sampai dengan tahun 2019 telah
dilaksanakan tahap implementasi pembangunan 2 (dua) Kota Baru yaitu Kota Baru Tanjung Selor dan Sofifi.

Kemudian untuk Program Prioritas PKSP, kompilasi secara keseluruhan telah mencapai 99%. Saat ini
tinggal 1 peta tematik yang belum tersedia.

Sebagai informasi, pembangunan infrastruktur di Indonesia memberikan hasil berupa peningkatan performa
daya saing dan perbaikan performa logistik.
Pada 2018, daya saing infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-52, membaik jika dibandingkan
tahun 2010-2013 yang berada pada peringkat 70-an.

Indeks performa logistik Indonesia juga mengalami peningkatan, dari kisaran 2,7 pada tahun 2010, menjadi
kisaran 3,1 di tahun 2018. Indeks ini memperhitungkan aspek dukungan infrastruktur bagi logistik. (kun/iqb)

***

Anda mungkin juga menyukai