Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu

keadaan dimana tekanan darah seseorang ≥140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau

≥90 mmHg (tekanan diastolik) menurut Joint National Commite (JNC VII) on

Prevention Detection, Elevation and Treatment of High Pressure VII, 2003.

Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang

terus-menerus tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung,

dan kerusakan ginjal [CITATION Nov13 \l 1033 ]. Dampak terburuk yang

mengakibatkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi adalah kematian

(World Health Organization/ WHO, 2013).

WHO (2015) menyebutkan jumlah penderita hipertensi tahun 2015 sekitar

1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi dan akan terus meningkat

seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah. Data Riset Kesehatan Dasar

tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di

Kalimantan Selatan (44.1%), dan Jawa Barat menempati urutan ke-2, sedangkan

terendah di Papua sebesar (22,2%). Jumlah kasus hipertensi di Indonesia

1
2

sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat

hipertensi sebesar 427.218 kematian (Riset Kesehatan Dasar, 2018). Pada tahun

2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang kasus hipertensi (2,46 % terhadap

jumlah penduduk ≥ 18 tahun). Penemuan kasus tertinggi di Kota Cirebon (17,18

%) dan terendah di Kabupaten Pangandaran (0,05%) (Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, 2016).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat tahun 2017-2019 didapatkan

bahwa penyakit hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu di tahun

terakhir 2019 didapatkan data yang ditemukan sebesar 56.034 penderita hipertensi

dan jumlah penderita hipertensi yang telah berobat dan dilayani oleh tenaga medis

sebesar 36.426 penderita. Puskesmas yang terdaftar di Kabupaten Bandung Barat

berjumlah 32 Puskesmas, dari semua yang ada menunjukkan bahwa Puskesmas

Batujajar menduduki peringkat pertama untuk penyakit hipertensi pada tahun

2019 dengan jumlah 13.136 penderita dengan nilai persentase sebesar 54,24%

(Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, 2019).

Kejadian hipertensi dapat memliki tanda dan gejala. Gejala yang sering

muncul pada penderita hipertensi adalah sakit kepala, kadang-kadang terasa nyeri

pada dada, gelisah, kelelahan, sesak nafas dan penglihatan yang kabur (Kowalak,

2011; Khasanah, 2012 ; Nurarif, 2015). Hipertensi dapat dicegah dengan

menghindari faktor penyebab terjadinya yaitu dengan mengatur pola makan, dan

melakukan gaya hidup sehat. Seseorang dapat melakukan upaya untuk

menurunkan tekanan darah dengan menghilangkan kebiasaan dari mengkonsumsi


3

makanan yang tinggi garam, stress, merokok, jarang berolahraga dan minum-

minuman alkohol [ CITATION Sun15 \l 1033 ]. Salah satu untuk menyeimbangkan

tekanan darah adalah dengan melakukan perilaku aktivitas fisik secara rutin.

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran

tenaga dan energi yang dihasilkan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya

[ CITATION Fat10 \l 1033 ] . Munawarah (2017) menyatakan perilaku untuk

melakukan aktivitas fisik saat ini cenderung berkurang, hal ini didukung oleh data

Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Indonesia (2018) yang menyatakan

saat ini 33,5% masyarakat berusia lebih dari 10 tahun kurang melakukan aktivitas

fisik (Riset Kesehatan Dasar/ RISKESDAS, 2018).

Kurangnya aktivitas fisik juga dikatakan oleh Sunnybrook Health Sciences

Center Canada (2010) yang menyebutkan bahwa wanita pada usia 20 tahun tidak

aktif melakukan aktivitas fisik dan akan kembali aktif beraktivitas pada usia 30

tahun dan 50 tahun. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian

Mannan (2013) yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang kurang berisiko

2,67 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan yang sering beraktivitas

fisik/olahraga. Pernyataan ini menunjukkan bahwa olahraga dan aktivitas fisik

dapat membantu menurunkan tekanan darah (Mannan, 2013 dalam Anggraeny;

Wahiduddin, & Rismayanti, 2014).

Intesitas saat melakukan aktivitas fisik dalam sehari minimal 30 menit

berturut-turut atau akumulasinya (misalnya, 10 menit pada tiga aktivitas berbeda)


4

setiap hari. Jumlah ideal intesitas aktivitas untuk mengendalikan tekanan darah

harus membuat denyut jantung naik 40-70 denyut melebihi denyut jantung

istirahat atau 60-85% dari denyut jantung maksimum. Aktivitas fisik yang kurang

merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi [ CITATION

Div12 \l 1033 ]. Upaya menurunkan risiko terjadinya hipertensi, seseorang

membutuhkan dorongan atau motivasi untuk melakukan perubahan gaya hidup,

dengan merubah perilaku hidup sehat agar termotivasi terutama dalam melakukan

aktivitas fisik yang rutin setiap minggunya [ CITATION Jat12 \l 1033 ].

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

(Mc.Donald dalam Sardiman, 2014). Keberhasilan motivasi untuk melakukan

sebuah aktivitas fisik diharapkan dapat memberikan dorongan dari segi intrinsik

dan ekstrinsik pada pasien, sehingga dapat menentukan arah perbuatan dan

perilaku yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai dan memberi kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya dengan demikian motivasi dapat

mendukung seseorang mengadakan perubahan tingkah laku [ CITATION Okt \l

1033 ].

Health Action Process Approach (HAPA) mengasumsikan peran kunci yang

dirasakan untuk menjadi sehat yaitu membentuk niat untuk mewujudkan serta

memotivasi perubahan perilaku yang berhubungan seperti persepsi, kerentanan

atau harapan hasil sebagai titik awal untuk menstabilkan pembentukan niat,
5

mendukung realisasi perilaku dan pembentukan kebiasaan, serta kemajuan diri

untuk memfasilitasi keseluruhan proses perubahan perilaku. Strategi yang didapat

berupa perencanaan tindakan dengan merencanakan kapan, dimana, dan

bagaimana untuk melakukan dan mengatasi hambatan perencanaan yang

diantisipasi untuk mewujudkan perilaku tersebut, dalam hal ini akan

mempengaruhi motivasi konstekstual dan pribadi yang menghambat atau

mendukung upaya untuk terlibat dalam aktivitas fisik (Schwarzer, 2011;

Maiorana, 2017).

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul kemauan

dan keinginannya untuk melakukan sesuatu sehingga memperoleh hasil atau

mencapai tujuan tertentu [ CITATION Mas14 \l 1033 ]. Dukungan atau motivasi baik

dari keluarga maupun teman diharapkan akan membentuk sikap penderita untuk

memotivasi dirinya menjadi sembuh dan mengontrol agar tekanan darah tidak

meningkat, sehingga penderita hipertensi tidak mengalami kekambuhan, maka

diperlukan motivasi dari penderita yang bersangkutan untuk bertindak agar

penyakit hipertensi tidak kambuh kembali [ CITATION Jat12 \l 1033 ].

Tujuan dengan adanya motivasi dalam melakukan aktivitas fisik pada

penderita hipertensi ini dapat mengubah perilaku penderita, sehingga dapat

menyeimbangkan tekanan darah penderita. Uraian dan fenomena yang didapatkan

di latar belakang dalam literature review ini membuat penulis tertarik untuk
6

membahas dan menganalisis tentang gambaran motivasi penderita hipertensi

dalam melakukan aktivitas fisik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam literature review ini adalah mengetahui gambaran

motivasi penderita hipertensi dalam melakukan aktivitas fisik.

C. Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki tujuan diantaranya:

1. Tujuan Umum

Tujuan literature review ini adalah menganalisis, mensintesis dan

meringkas hasil jurnal-jurnal yang terkait dengan motivasi pada penderita

hipertensi dalam melakukan aktivitas fisik.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi motivasi intrinsik penderita hipertensi dalam

melakukan aktivitas fisik.

b. Mengidentifikasi motivasi ekstrinsik penderita hipertensi dalam

melakukan aktivitas fisik.

c. Mengidentifikasi aktivitas fisik pada penderita hipertensi.


7

D. Manfaat Penelitian

Terdapat manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat secara teoritis

Hasil literature review ini dapat dipergunakan untuk memperkuat teori

mata kuliah keperawatan medikal bedah khususnya tentang motivasi pada

hipertensi dalam melakukan aktivitas fisik.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi STIKes Santo Borromeus

Hasil literature review ini dapat menjadi sarana informasi dan

database sehingga dapat menjadi dasar untuk melakukan pengajaran

dan penyuluhan terkait motivasi penderita hipertensi dalam melakukan

aktivitas fisik kepada masyarakat.

b. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil literature review ini dapat menjadi bahan informasi, tentang

motivasi penderita hipertensi dalam melakukan aktivitas fisik sehingga

dapat menjadi masukan dalam upaya melakukan asuhan keperawatan

khususnya dengan penyuluhan/ promotif.

c. Bagi Penulis

Untuk mendapatkan kemampuan dalam mengaplikasikan teori

serta menambah ilmu pengetahuan dengan peran dan fungsi di bidang

kesehatan untuk mengetahui motivasi apa saja yang dapat


8

meningkatkan aktivitas fisik dalam upaya pengendalian hipertensi bagi

masyarakat dan penderita hipertensi.


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

literature review. Literature review atau kajian pustaka adalah melakukan

pencarian buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian

[ CITATION Nin18 \l 1033 ] . Tujuan dari literature review atau kajian pustaka adalah

menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat

dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan

literatur–literatur yang ada, dan mengisi celah-celah penelitian-penelitian

sebelumnya. Informasi yang dapat diperoleh yaitu buku-buku, ensiklopedia,

jurnal, buku tahunan dan sumber-sumber lain Cooper dalam Cresswell, 2010).

Jenis dan metode yang digunakan para peneliti untuk melakukan literature

review secara umum terbagi menjadi empat [ CITATION Rav19 \l 1033 ]:

1. Traditional Review

Merupakan metode tinjauan pustaka yang paling umum dilakukan para

peneliti, tinjauan pustaka ini dipilih berdasarkan pengetahuan, dan

pengalaman, jenis metode ini mensurvei penegetahuan di bidang mata

pelajaran tertentu dan menawarkan latar belakang yang komprehensif.

9
10

2. Systematic mapping study

Merupakan metode yang sistematis dengan menggunakan tahapan-tahapan

yang telah ditetapkan. Jenis ini mengidentifikasi tren penelitian ke depan

suatu topik penelitian.

3. Systematic literature review

Metode ini berupa mengidentifikasi, menilai, dan menginterpretasi seluruh

temuan-temuan pada suatu topik peneltian, untuk menjawab pertanyaan

penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Tertiary study

Metode ini membahas penelitian yang lebih luas yaitu dengan membahas

satu bidang penelitian.

B. Desain

Penulisan artikel ini merupakan bentuk literature review dari berbagai

penelitian ilmiah yang telah dipublikasikan dan menunjukkan hasil yang relevan

tentang motivasi pada penderita hipertensi dalam melakukan aktivitas fisik.

Tujuan dalam literature review yaitu menyediakan latar/ basis teori untuk

penelitian yang akan dilakukan, mempelajari kedalaman atau keluasan penelitian

yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan praktis dengan pemahaman terhadap apa yang sudah dihasilkan oleh

penelitian terdahulu[ CITATION Oko10 \l 1033 ].


11

Dalam literature review ada 4 tahapan menurut Ramdhani, Amin dan

Ramdhani (2014) yaitu :

1. Memilih topik yang akan direview,

Topik yang dipilih adalah gambaran motivasi pada penderita hipertensi

dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan fenomena dan latar

belakang masalah pada penelitian literature review ini.

2. Melacak dan memilih artikel yang relevan

Literature review ini dilakukan dengan melakukan penelusuran artikel

publikasi pada Pubmed, Sage Pub, Google Schoolar, Springer Open dan

Elsevier dengan kata kunci pertama motivasi, kedua aktivitas fisik dan yang

ketiga adalah hipertensi, sedangkan untuk sintesis jurnal bahasa inggris

menggunakan keyword “motivation”, “physical activity”, dan

“hypertension”. Penelusuran literature dibatasi pada terbitan tahun 2010-

2020 yang dapat diakses dalam format pdf. Artikel yang dipilih adalah hasil

penelitian yang berupa non-eksperimen, deskriptif, cross-sectional, dan

kuantitaif untuk mengetahui tingkat motivasi penderita hipertensi dalam

melakukan aktivitas fisik.

3. Melakukan analisis dan sintesis literatur

Analisis dan sintesis pada literatur ini menggunakan metode PICO

(Problem, Intervention, Comparison, Outcome).


12

4. Mengorganisasi penulisan review

Dalam literatur ini akan mengumpulkan analisis dari masing–masing sumber

menjadi sebuah narasi yang terstruktur dan mendeskripsi hasil untuk

menyusun penulisan review. Artikel yang sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh penulis kemudian dianalisis berdasarkan kriteria inklusi dan

dilakukannya ekstraksi data. Sintesis kemudian dikelompokkan dengan

harapan dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan yang menjadi dasar

dalam masyarakat praktik keperawatan di rumah sakit dan puskesmas

maupun komunitas.

C. Kriteria inklusi dan eksklusi

1. Kriteria Inklusi :

a. Tipe studi

Artikel yang dipilih adalah hasil peneltian dengan desain deskriptif,

kuantitatif, desain cross-sectional, tersedia jurnal full text, dan jurnal

publikasi 2010-2020.

b. Tipe responden

Tipe responden dalam literature review ini adalah klien hipertensi yang

memiliki tekanan darah ≥140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥90

mmHg (tekanan diastolik).

c. Tipe intervensi
13

Intervensi yang dilakukan dalam melakukan aktivitas fisik.

d. Tipe outcome yang diukur

Tingkat motivasi penderita hipertensi dalam melakukan aktivitas fisik.

2. Kriteria eksklusi :

a. Jurnal-jurnal yang publikasi tidak asli

b. Tidak menjawab tujuan dari penelitian

c. Periode jurnal di bawah tahun 2010.

D. Cara Ekstraksi Data

Data-data dari hasil temuan tersebut akan diekstraksi terlebih dahulu untuk

memudahkan penulis dalam proses analisis selanjutnya. Kolom ekstraksi data

terdiri dari kolom :

1. Judul penelitian peneliti, tahun dan sumber publikasi

2. Tujuan

3. Sampel

4. Metode penelitian

5. Hasil penelitian.

E. Sintesis data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang penulis cari adalah

pendekatan secara kuantitatif. Tinjauan pustaka ini menggunakan metode analisa

PICO (Problem, Intervention, Comparison, Outcome). Teknik pencarian

dilakukan dengan menggunakan model PICO.


14

Model PICO adalah sebuah metode pencarian jurnal berdasarkan topik

pencarian, PICO merupakan singkatan dari P (Patient, Population, Problem;

kata-kata yang mewakili pasien, populasi, dan masalah yang diangkat dalam

karya ilmiah yang ditulis), I (Intervention; kata ini mewakili intervensi atau

paparan yang diangkat dalam karya ilmiah), C (Comparison, kata ini mewakili

perbandingan atau intervensi yang ingin dibandingkan dengan intervensi yang

lain), O (Outcome atau hasil yang mewakili target apa yang ingin dicapai dari

suatu penelitian) (Nasution, 2011; Pati, 2017).

Dengan menggunakan model PICO, maka penulis mesintesis

penelitian seperti di bawah ini :

Tabel 2.1
Analisa PICO

P (populatin) Klien dengan Hipertensi

I (intervention) Melakukan aktivitas fisik pada penderita


hipertensi untuk menyeimbangkan tekanan darah

C (comparison) Tidak ada pembanding atau intervensi lainnya.

O (outcome) Tingkat keberhasilan motivasi penderita


hipertensi untuk melakukan aktivitas fisik serta
menerapkannya dan melakukan kegiatan tersebut
dengan rutin.

F. Sampel Penelitian
15

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal-jurnal yang

masuk dalam kriteria inklusi pencarian jurnal. Artikel-artikel yang penulis

telusuri adalah artikel-artikel yang diterbitkan dari tahun 2010-2020. Berikut

diagram alur telaah jurnal dalam literature review sesuai dengan PRISMA

2009 Flow Diaram [ CITATION Moh09 \l 1033 ].

Diagram 2.1
17 Penelitian eksperimen
Alur telaah jurnal
atau tidak memenuhi kriteria
31 Journal Tidak Relevan
inklusi sampel.

Jurnal yang terindetifikasi dari hasil pencarian


selama 2 minggu dari tanggal 27 Maret 2020
Google Scholar 35
Springer Open 1
Pub Med 37
Sage Pub 2
Elsevier 2
(n=76)
59 Penelitian non-eksperimen
dengan kriteria inklusi sampel
28 Journal Relevan dan sesuai

Anda mungkin juga menyukai