Seminar Proposal A4 Fix-1
Seminar Proposal A4 Fix-1
DISUSUN OLEH
KELOMPOK A4 :
1. Maya Resky Amelia
2. Mentari Saputri
3. Mutiara Rahmadania
4. Rizky Billi P
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
seminar proposal. Seminar Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki proposal ini. Akhir kata kami berharap semoga proposal tentang
istirahat tidur untuk dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………................................................................. 2
B. TUJUAN PENULISAN.................................................................... 4
D. MANFAAT.........................................................................................13
A. KONSEP DASAR............................................................................ 18
B . K O N S E P D A S A R A S K E P ............................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep istirahat dan
tidur, antara lain definisi istirahat dan tidur, fungsi istirahat dan tidur, mekanisme tidur,
tahaptahap tidur, kebutuhan istirahat dant i d u r b e r d a s a r k a n u s i a , f a k t o r
y a n g m e m p e n g a r u h i p e m e n u h a n kebutuhan istirahat dan tidur. Dan
menjelaskan masalah yang seringd i t e m u k a n p a d a k l i e n g a n g g u a n
i s t i r a h a t d a n t i d u r b e s e r t a a s u h a n keperawatannya.
4
C. RUANG LINGKUP
D. Manfaaat
- mahasiswa mengetahui dasar teori tentang konsep istirahat dan tidur
yangkuat sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada
klien
- .Laporan seminar ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terutama pada pasien kanker dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan aktivitas istirahat (tidur )
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Definisi Istirahat dan Tidur
2. Fungsi Tidur
3. Mekanisme Tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang arau berkurang dan akan
kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang
dihadapi.
7
Makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya
waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut
sebagai Irama Sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral
anterior hypothalamus.
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan penyesuain terletak pada
substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur.
Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan hubungan terdapat bagian rostral
madulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.
Tidur dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1. Rapid Eye Movement (REM)
2. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 3 stadium lalu
diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terdiri
secara bergantian antara 4 – 7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16 – 20
jam/hari, anak-anak 10 – 12 jam/hari, kemudian menurun 9 – 10 jam/hari pada umur
di atas 10 tahun dan kira-kira 7 – 7,5 jam/hari pada orang dewasa.
Tipe NREM dibagi dalam tiga stadium yaitu :
1. Tidur Stadium 1 (N1)
Stadium ini merupakan antara tahap terjaga dan tahap awal tidur. Saat
seseorang mulai mengantuk, perlahan-lahan kesadaran mulai meninggalkan
dirinya. Stadium ini disebut juga dengan Downiness, yaitu tahap ketika pikiran
kita melayang-layang tak menentu tetapi masih menyadari kondisi di sekeliling
sehingga merasa belum tidur.
Stadium ini hanya berlangsung 3 – 5 menit dan mudah sekali
dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa,
beta, dan kadang gelombang teta dengan amplitudo yang rendah. Tidak
didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks K.
2. Tidur Stadium 2 (N2)
Tak lama kemudian, kita akan semakin dalam tertidur dan masuk ke tidur
fase stadium N2. Gelombang otak lambat masih menjadi latar, tetapi sesekali
muncul gelombang khas berupa gelombang Sleep Spindle, gelombang verteks dan
kompleks K. Pada stadium ini, tidur semakin sulit dibangunkan. Kita baru akan
bangun dengan sentuhan atau panggilan yang berulang-ulang. Stadium tidur
kedua adalah tahap tidur terbanyak, kira-kira 50% dari total tidur satu malam.
3. Tidur Stadium 3 (N3)
Setelah kira-kira 10 menit dalam tahap N2, kita akan masuk ke stadium
tidur yang lebih dalam, yaitu tahap stadium 3 (N3). Stadium ini sering disebutkan
tidur dalam atau tidur Slow Wave. Disebut demikian karena pada stadium ini
gelombang otak semakin melambat (slow wave) dengan frekuensi yang lebih
rendah pula.
Semua tampak teratur pada laporan EEG. Tahap N3 sebelumnya dikenal
sebagai tahap tidur NREM 3 dan 4. Namun, kini digabung menjadi 1 tahapan N3
8
dikarenakan tidak bermakna secara klinis. Gambaran EEG terdapat lebih banyak
gelombang delta simetris antara 25% - 50% serta tampak gelombang Sleep
Spindle.
Dalam stadium inilah hormon pertumbuhan (Growth Hormon) dan
prolaktin dikeluarkan oleh tubuh. Hormon pertumbuhan akan digunakan oleh
tubuh untuk pertumbuhan pada bayi dan perbaikan jaringan yang rusak. Hormon
ini diperlukan untuk mempertahankan keutuhan maupun kemudahan jaringan
tubuh. Sementara prolaktin adalah hormon yang banyak tedapat pada ibu
menyusui. Semakin bagus kualitas tidur ibu menyusui maka semakin tinggi pula
produksi prolaktin.
Stadium tidur ini adalah tahap tidur terdalam. Untuk membangunkan
orang yang tidur terdalam membutuhkan rangsangan yang lebih kuat. Rangsangan
tersebut dapat berupa suara keras dan tepukan di pundak berulang-ulang. Ketika
bangun dari tahap ini, kita tidak bisa langsung sadar sempurna. Diperlukan
beberapa saat untuk memulihkan diri dari rasa bingung dan disorientasi.
Durasi tidur dan kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua kelompok
umur. Berikut pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berdasarkan pada masing-
masing usia :
1. Neonatus
9
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 3 bulan tidur rata-rata sekitar 16 jam
sehari, tidur hampir terus-menerus selama minggu pertama. Siklus tidur umumnya
40 – 50 menit dengan bangun setelah 1 – 2 siklus tidur. Sekitar 50% dari tidur ini
adalah tidur REM yang merangsang pusat otak yang lebih tinggi. Hal ini penting
untuk perkembangan karena neonatus tidak bekerja cukup lama untuk stimulasi
eksternal yang signifikan.
2. Bayi
Bayi biasanya mengembangkan pola tidur malam dengan mimpi buruk dari usia 3
bulan. Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang, namun tidur rata-rata
selama 8 – 10 jam di malam hari dengan waktu tidur total 15 jam per hari. Sekitar
30% dari waktu tidur adalah dalam siklus REM. Bangun umumnya terjadi di pagi
hari, meskipun tidak bisa lagi bayi terbangun di malam hari.
3. Balita
Pada umur 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang
setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Setelah 3 tahun, anak-anak sering
tidak tidur siang (Hockenberry dan Wilson, 2006). Umum bagi balita untuk
terbangun di malam hari. Persentase tidur REM terus menerus. Selama masa ini,
balita mungkin tidak mau tidur pada malam hari karena kebutuhan otonomi atau
takut berpisah dari orang tua mereka.
4. Anak-anak Prasekolah
Rata-rata lama tidur anak prasekolah adalah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20%
adalah REM). Pada umur 5 tahun, anak prasekolah jarang membutuhkan tidur
siang kecuali dalam budaya di mana tidur siang menjadi kebiasaan. Anak
prasekolah biasanya mengalami kesulitan untuk rileks atau menenangkan diri
setelah melewati hari yang sangat aktif dan memiliki masalah dengan ketakutan
tidur, bangun pada malam hari, atau mimpi buruk. Bangun sebentar dan kemudian
terlelap lagi adalah hal yang sering. Pada saat terbangun, anak akan menangis
sebentar, berjalan-jalan, berbicara yang tidak dipahami, tidur sambil berjalan, atau
mengompol.
Jumlah tidur yang diperlukan beurvariasi sepanjang masa sekolah. Anak usia 6
tahun rata-rata tidur 11 – 12 jam semalam, sedangkan anak usia 11 tahun tidur
sekitar 9 – 10 jam. Anak usia 6 atau 7 tahun biasanya akan pergi tidur dengan
beberapa dorongan atau dengan melakukan kegiatan yang tenang. Anak yang
lebih tua sering menolak tidur karena suatu tidak peduli dengan rasa lelahnya atau
kebutuhan untuk bebas.
6. Remaja
10
Rata-rata remaja mendapatkan sekitar 71/2 jam tidur per malam. Tipikal remaja
yang khas dikarenakan sejumlah perubahan seperti kebutuhan sekolah, kegiatan
sosial setelah sekolah, dan pekerjaan paruh waktu yang megurangi waktu untuk
tidur. Waktu tidur yang sering disingkat menghasilkan EDS. Mengurangi kinerja
di sekolah, kerentanan terhadap kecelakaan, masalah perilaku dan suasana hati,
dan meningkatkan penggunaan alkohol adalah hasil dari EDS karena kurangnya
tidur.
7. Dewasa Muda
Kebanyakan orang dewasa muda rata-rata tidur 6 – 8,5 jam per malam. Sekitar
20% dari waktu tidur adalah tidur REM yang tetap konsisten sepanjang hidup.
Tekanan dalam pekerjaan, hubungan keluarga, dan kegiatan sosial sering
mengarah pada insomnia dan penggunaan obat tidur. Kantuk di siang hari
menyebabkan peningkatan jumlah kecelakaan, penurunan produktivitas, dan
masalah interpersonal dalam kelompok usia ini. Kehamilan meningkatkan
kebutuhan tidur dan beristirahat. Insomnia, gerakan tungkai yang periodik,
sindrom kaki gelisah, dan gangguan pernafasan saat tidur merupakan masalah
umum selama trimester ketiga kehamilan.
8. Dewasa Menengah
Selama masa dewasa menengah, total waktu tidur di malam hari mulai menurun.
Jumlah tidur stadium 4 mulai turun, penurunan terus berlanjut seiring dengan
meningkatnya usia. Insomnia sangat umum, mungkin karena perubahan dan stres
pada usia dewasa menengah. Kecemasan, depresi, atau penyakit fisik tertentu
yang menyebabkan gangguan tidur. Wanita menopause sering mengalami gejala
insomnia.
9. Lansia
Perubahan pola tidur sering disebabkan oleh perubahan dalam sistem saraf pusat
yang memengaruhi pengaturan tidur. Penurunan sensorik mengurangi sensitivitas
orang tua terhadap waktu untuk mempertahankan irama sirkadian. (Potter dan
Perry, 2010)
Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung dari obat
umum yang diresepkan. Obat ini mengubah pola tidur dan menurunkan
kewaspadaan di siang hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu
(Schweitzer, 2005). Obat yang diresepkan untuk tidur sering menyebabkan lebih
banyak masalah daripada manfaat. Lansia mengonsumsi berbagai obatuntuk
mengontrol atau mengobati penyakit kronis, dan efek gabungan beberapa obat
bisa sangat mengganggu tidur. Salah satu substansi yang mendukung terjadinya
tidur di banyak orang adalah L-triptofan, protein alami yang ditemukan dalam
makanan seperti susu, keju, dan daging.
2. Gaya Hidup
Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga. Orang yang
mengalami kurang tidur sementara sebagai hasil dari aktivitas malam yang aktif
atau jadwal kerja yang diperpanjang, biasanya akan merasa mengantuk keesokan
harinya. Namun, mereka mampu mengatasi perasaan ini meskipun mengalami
kesulitan melaksanakan tugas dan tetap memperhatikan. Kurang tidur yang kronis
jauh lebih serius dari kurang tidur sementara dan menyebabkan perubahan serius
pada kemampuan untuk melakukan fungsi sehari-hari. Kantuk cenderung paling
sulit diatasi selama melakukan tugas yang menetap (tidak aktif).
4. Stres Emosional
Klien yang berusia lebih tua lebih sering mengalami kehilangan yang mengarah
ke sters emosional seperti pensiun, gangguan fisik, atau kematian orang yang
dicintai. Lansia dan orang yang menalami masalah depresi suasana hati
mengalami penundaan waktu tidur, munculnya tidur REM labih awal, sering
terbangun, meningkatkan waktu total tidur, perasaan tidur buruk, dan bangun
lebih awal.
5. Lingkungan
Seseorang yang cukup lelah biasanya dapat diukur dengan nyenyak, terutama jika
kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latihan yang menyenagkan.
Berolahraga 2 jam atau lebih sebelum tidur memungkinkan tubuh untuk
mendinginkan, mengurangi kelelahan, serta meningkatkan relaksasi. Namun,
kelelahan yang berlebihan yang berasal dari pekerjaan yang melelahkan atau stres
membuat sulit tidur. Ini adalah masalah umum bagi anak-anak sekolah dasar dan
remaja.
Mengikuti kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan tidur yang
baik. Makan besar, berat, dan/atau makanan pedas pada malam hari sering
mengakibatkan gangguan pencernaan yang mengganggu tidur. Kafein, alkohol,
dan nikotin yang dikonsumsi dimalam hari menghasilkan insomnia. Kopi, teh,
cola, dan coklat yang mengandung kafein dan xanthenes menyebabkan keadaan
tidak dapat tidur. Pengurangan secara drastis atau menghindari zat-zat ini
merupakan strategi penting yang bisa digunakan untuk meningkatkan tidur.
Beberapa alergi makanan menyebabkan insomnia. Pada bayi, alergi susu kadang
menyebabkan bangun malam dan menangis atau kolik.
13
Kehilangan atau penambahan berat badan dapat memengaruhi pola tidur. Berat
badan berkontribusi pada apnea tidur obstruktif karena terjadi peningkatan ukuran
struktur jaringan lunak di saluran nafas bagian atas. Berat badan menyebabkan
insomnia dan penurunan jumlah tidur. Gangguan tidur tertentu merupakan hasil
dari diet semi-lapar yang populer di masyarakat peduli berat badan.
1) Insomnia
2) Somnambulisme
3) Enuresis
4) Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak
terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah serangan
mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana
serangan tidur (kantuk) tersebut datang.
Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat
kerusakan genetika sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat
dikendalikan. Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi
pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang
berputar-putar, atau berada di tepi jurang.
Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu
sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut diantarnya jenis
ampetamin.
5) Night terrors
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun
atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan
berteriak, pucat dan ketakutan.
6) Mendengkur
15
pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika
dilewati udara pernapasan.
1.Pengkajian
a) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
b) Imunisasi
c) Kebiasaan/Pola hidup
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku
18
a. Pola tidur & istirahat : pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat
tidur pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi
durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur.
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
19
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Insomnia : gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi
Batasan karakteristik :
- Perubahan afek
- Perubahan konsentrasi
- Perubahan mood
- Sering membolos
- Kekurangan energi
- Konsumsi Alkohol,
- Ansietas,
- Depresi
- Kendala Lingkungan
- Berduka
- Ketidaknyamanan Fisik
- Stresor
Kondisi terkait :
- Perubahan hormonal
- Agens farmaseutika
- Rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
gender dan usia
- Kendala lingkungan
Populasi Beresiko
Ditandai Dengan :
- Demensia
- Narkolepsi
- Mimpi buruk
- Apnea tidur
- Program pengobatan
3. Gangguan pola tidur : interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat
faktor eksternal
Batasan karakteristik :
- Ketidakpuasan tidur
- Kendala lingkungan
- Kurang privasi
Kondisi terkait :
- Imobilisasi
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Ny. L
b. Umur : 48 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Alamat : Desa padang kelapa kec. Semidang alas maras
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
- Keluhan utama
Nyeri perut dibagian bawah,
Ket :
Skore 0: Mandiri
Skore 1: Dibantu sebagian
Skore 2: Perlu dibantu orang lain
Skore 3: Perlu dibantu orang lain dan alat
Skore 4: Tergantung atau tidak mampu
07 april 2021 Lebih dari 8 Jam Kurang dari 3 Sebelum sakit: Nyenyak
Malam jam
Setelah sakit:Tidur tidak
nyenyak, tidur terganggu,
sering tebangun tengah
malam
08 april 2021 Lebih dari 8 Jam Kurang dari 5 Sebelum sakit: Nyenyak
Malam jam
Setelah sakit: Lumayan
nyenyak, sering tebangun
jika terasa nyeri
9 April 2021 Malam Lebih dari 8 Jam Kurang dari 5 Sebelum sakit: Nyenyak
jam
Setelah sakit: Lumayan
nyenyak, sering tebangun
jika terasa nyeri
- Pola eliminasi
Eliminasi Sebelum sakit Selama sakit
- BAB
1. Frekuensi 2x1 Selama di Rumah sakt
2. Warna Kuning belum pernah buang air
3. Bau Khas besar
4. Konsistensi
lembek
- BAK
1. Warna Kuning Kuning
2. Frekuensi 3x1 3x1
3. Bau Khas Khas
4. Jumlah 1000 cc
1500 cc
- Pola kognitif
a. Nyeri
P : makan tidak teratur
Q : seperti tertusuk – tusuk
R : perut bagian bawah
S : skala 6 ( sedang )
T : 10 – 15 menit
b. Panca indra
- Pendengaran baik, penglihatan baik, pengecapan baik,
b. Self ideal
Merasa diperlukan dengan baik oleh perawat dan mendapat perhatian yang baik dari
keluarga
3.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1. Kesadaraan : compos mentis ( sadar penuh )
2. Keadaan umum : lemah
3. TTV
TD : 100/80 mmHg
N : 87 x/m
P : 24 x/m
S : 36,4 C
SpO2 : 70 %
4. Pertumbuhan fisik
TB :
BB :
5. Keadaan Kulit
Inspeksi : tidak ada lesi
Palpasi : turgor kulit elastis
4.Pemeriksaan Penunjang
B. Analisa Data
Data etiologi Problem
- keluarga pasien
mengatakan pasien
sulit tidur dan sering
terbangun
- keluarga pasien
mengatakan pola
tidur pasien berbeda
saat sakit dan
sebelum sakit
DO :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak
meringis
- Nyeri
P : nyeri disebabkan
karena makan tidak
teratur
Q : Nyeri di rasa
seperti di tusuk
tusuk
S : skala nyeri 6
( sedang )
T : lama 10 – 15
menit
- Ttv
TD : 100/80
N : 87 x/m
P : 24 x/m
S : 36,4 c
SPO2 : 90 %
C. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur, inflamasi mukosa lambung d.d mual –
muntah saat makan, nyeri perut di bagian bawah dan badan terasa lemas
D. Intervensi
Nama : Tn H
Umu : 67 thn
Diagnosa Tujuan/kriteria Intervensi Rasional
Gangguan pola Tujuan : Dukungan tidur - Mengetahui
tidur b.d Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi pola adanya pola
kurang control selam 3 x 24 jam pola aktivitas dan tidur yang
tidur tidur membaik - Identifikasi faktor mempengar
Kriteria hasil : penganggu tidur ( uhi
- Keluhan sulit tidur fisik/psikologis) gangguan
menurun - Identifikasi aktivitas
- Keluhan sering makanan dan dan tidur
terjaga menurun minuman yang - Mengetahui
- Keluhan tidak puas menggangu tidur faktor
tidur menurun ( kopi, alcohol, penggangg
- Keluhan pola tidur the ) u tidur
berubah menurun - Modifikasi - Mengetahui
- Keluhan istirahat lingkungan makanan
tidak cukup ( pencahayaan, dan
menurun kebisingan, suhu) minuman
- Kemampuan - Lakukan prosedur yang
beraktivitas untuk menggangu
meningkat meningkatkan tidur
kenyamanan - Mengatur
( pengaturan lingkungan
posisi tidur ) yang
- Sesuaikan jadwal mampu
pemberian obat menunjang
atau tindakan tidur
untuk menujang - Kenyamana
siklus tidur – n dapat
terjaga membuat
- Jelaskan orang
pentingnya tidur mudah
cukup selama mengantuk
sakit - Untuk
- Anjurkan mengurangi
menghindari gangguan
makanan nyeri
/minuman yng - Mengetahui
mengganggu tidur manfaat
dari tidur
yang cukup
- Untuk
mencegah
klien agar
bisa
memilah
makanan /
minuman
yang tidak
menggangg
u tidur
E. Implementasi
Hari/tanggal Implementasi Respon TTD
- ttv - Ttv
TD : 100/80
N : 87x/m
P : 24 x/m
S : 36, 4 c
Spo2 : 90 %
f. Evaluasi
Hari/ tanggal Diagnosa Evaluasi TTD
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
Spo2 : 94 %
A: masalah istirahat dan tidur teratasi
sebagian, nyeri sudah berkurang
P: intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1 Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
termasuk ke dalam kebutuhan fisiologis. Istiarahat dan tidur sebagai salah satu kebutuhan
dasar yang universal, karena semua manusia membutuhkan kebutuhan tidur dan istirahat.
Hal ini mengindikasikan bahwa tidur memiliki peranan yang penting bagi manusia.
Potter & Perry (2005) mengatakan bahwa kebutuhan untuk istirahat dan tidur adalah
penting bagi kualitas hidup semua orang. Namun demikian, tiap individu memiliki
kebutuhan yang berbeda dalam jumlah tidur (Quantity of Sleep) dan kualitas tidur
(Quality of Sleep).
Fungsi dari istirahat dan tidur adalah memperbaiki keadaan fisiologis dan
psikologis,melepaskan stress dan ketegangan, memulihkan keseimbangan alami diantara
pusat-pusat neuron, waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan diri untuk periode
bangun,memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung, mengembalikan
konsentrasi dan aktivitas sehari-hari, menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh,
memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik tubuh. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur antara lain penyakit,
lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet,
merokok, medikasi, motivasi.Sedangkan masalah yang seringkali ditemukan terkait
pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur diantaranya insomnia, parasomnia, hipersomnia,
narkolepsi, apnea saat tidur.
2 Saran
Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition,
2007,Oxford University Press, New York P;11
38
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Penguji
39